Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 202495 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nurcahya Aswindo
"Diabetes Melitus DM merupakan gangguan metabolik dari berbagai penyebabhiperglikemia kronik dengan gangguan metabolisme karbohidrat lemak danprotein akibat adanya kecatatan sekresi insulin kerja insulin maupun keduanya. Penyakit DM tipe 2 merupakan salah satu penyebab utama kematian atau sekitar2 1 dari seluruh kematian di dunia.
Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan usia riwayat keluarga DM asupan zat gizi gaya hidup dan indeks antropometri terhadap risiko diabetes melitus serta mengetahui faktor risiko dominan terhadap kejadian DM pada Satpol PP di wilayah kerja Kota Administratif Jakarta Timur Tahun 2015.
Penelitian ini merupakan penelitiancross sectional study Variabel dependen dalam penelitian ini adalah diabetes mellitus dan variabel independen adalah usia riwayat keluarga DM asupan karbohidrat lemak protein serat konsumsi gula konsumsi alkohol kebiasaan merokok IMT lingkar pinggang RLPP RLPTB. Pengambilan sampel dilakukandengan teknik simple random sampling Jumlah sampel dalam penelitian inisejumlah 150 responden.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubunganantara asupan karbohidrat pvalue 0 004 asupan lemak pvalue 0 003 RLPP pvalue 0 006 dan konsumsi gula pvalue 0 009 dengan kejadian DM. Faktor risiko dominan kejadian DM pada pegawai Satpol PP di wilayah kerja KotaAdministratif Jakarta Timur tahun 2015 adalah asupan lemak OR 20 538 95 CI 2 573 163 939 asupan karbohidrat OR 2 7 95 CI 1 359 6 233 danRLPP OR 0 39 95 CI 0 176 0 878.

Diabetes mellitus DM is a metabolic disorder of various causes of chronichyperglycemic with carbohydrate fat and protein metabolism disorder caused bydefects in insulin secretion insulin mechanism or both of them DM type 2 is oneof the main causes of death around 2 1 of death in the world.
The main objective of this study was to determine the relation between age family historyof DM nutrients intake life style and anthropometry index to the risk of DM andto determine the dominant risk factor to DM in civil service police unit at East Jakarta in 2015.
The study was a cross sectional study The dependent variablewas diabetes mellitus and independent variables were age family history of DM carbohydrate fat protein and fiber intake sugar and alcohol consumption smoking habit BMI waist circumference waist to hip ratio WHR and waistto height ratio WHtR Simple random sampling was used as a samplingtechnique a required sample size for this study were 150 participants.
The results show that there were significant relationship between carbohydrate intake pvalue 0 004 fat intake pvalue 0 003 WHR pvalue 0 006 and sugarconsumption pvalue 0 009 to DM The dominant risk factors to DM in civil service police unit at East Jakarta in 2015 were fat intake OR 20 538 95 CI2 573 163 939 carbohydrate intake OR 2 7 95 CI 1 359 6 233 and WHR OR 0 39 95 CI 0 176 0 878.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
T45075
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nisa Deyasningrum
"Diabetes mellitus tipe 2 adalah penyakit kronis dimana tubuh tidak bisa menggunakan insulin untuk metabolisme glukosa. Penyakit ini terus menerus bertambah setiap tahun baik pada masyarakat perkotaan maupun pedesaan. Disayangkan, penyakit diabetes mellitus tidak dapat disembuhkan, hanya bisa dikendalikan.
Penelitian ini bertujuan mengetahui faktor dominan terhadap kejadian pre DM dan DM tipe 2 pada Staf Kependidikan FKM UI, Depok. Variabel independen yang diteliti adalah umur, jenis kelamin, riwayat keluarga, asupan zat gizi (energi, karbohidrat, lemak, dan serat), aktivitas fisik, status gizi lebih, lingkar pinggang, dan pengetahuan gizi. Desain studi penelitian yaitu cross sectional dengan analisis chi square. Penelitian dilakukan pada 122 responden dan pada bulan April 2014.
Hasil penelitian menunjukkan 26,2% penderita pre DMDM (Pre DM (17,2%) dan DM (9%)). Variabel yang memiliki perbedaan proporsi yang bermakna dengan kejadian pre DM-DM adalah umur. Faktor dominan adalah riwayat keluarga dan umur. Staf kependidikan FKM UI diharapkan meningkatkan kesadaran untuk melakukan pola hidup sehat baik makan-makanan seimbang maupun olahraga rutin, dan melakukan pengecekan glukosa darah.

Diabetes mellitus type 2 is a chronic disease which the body can not use insulin for glucose metabolism. The disease is constantly increasing every year both in urban and rural communities. Unfortunately, diabetes mellitus can not be cured, only controlled.
This study aims to determine the dominant factor on the incidence of pre-diabetes and type 2 diabetes mellitus in Education Staff at FKM UI, Depok. The independent variables studied were age, sex, family history, the adequacy of nutrients (energy, carbohydrates, fats, and fiber), physical activity, BMI, waist circumference, and nutrition knowledge. The study design is a crosssectional study with a chi-square analysis. The study was conducted on 122 respondents, on April 7 to 25, 2014.
Results showed 26.2% of patients with pre-DM - DM (Pre DM (17.2%) and DM (9%)). Variables that had significant differences in the proportion of the incidence of pre-DM and DM is age. Dominant factor is family history ang age. Education Staff at FKM UI is expected to raise awareness for do healthy lifestyle such as eat balanc meals and exercise regularly, and do a blood sugar check.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S55909
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fitriyani
"LATAR BELAKANG: Diabetes Melitus (DM) merupakan salah satu masalah kesehatan yang besar. Data dari studi global menunjukkan bahwa jumlah penderita Diabetes Melitus pada tahun 2011 telah mencapai 366 juta orang di dunia (IDF, 2011). Salah satu provinsi yang memiliki prevalensi Diabetes yang tinggi adalah Provinsi Banten. Prevalensi DM Provinsi Banten di daerah perkotaan sebesar 5,3% (mendekati angka nasional 5,7%) (Balitbangkes, 2008).
TUJUAN: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan kejadian Diabetes Melitus Tipe 2 di Puskesmas Kecamatan Citangkil dan Puskesmas Kecamatan Pulo Merak, Kota Cilegon.
DISAIN: Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain cross sectional, yang merupakan analisis data sekunder dari data Program Pengendalian Diabetes Melitus Tipe 2 dan Faktor Risikonya di Kota Cilegon. Data dikumpulkan tahun 2011 dan analisis dilakukan tahun 2012.
HASIL: Prevalensi DM Tipe 2 adalah sebesar 4,4%. Variabel yang terbukti memiliki hubungan dengan kejadian DM Tipe 2 adalah aktivitas fisik (p: 0,032). Orang yang aktivitas sehari-harinya ringan memiliki risiko 2,68 kali untuk menderita DM tipe 2 dibandingkan dengan orang yang aktivitas fisik sehariharinya sedang dan berat (OR: 2,68; 95% CI: 1,11-6,46).

BACKGROUND: Diabetes Mellitus is one of big health problems. Global study showed that diabetician in 2011 had reached 336 millions people (IDF, 2011). One of provinces that had high prevalence of Diabetes Mellitus is Banten Province. The prevalence of Diabetes Mellitus in Banten Province in urban areas is 5,3% (approaching the national prevalence 5,7%) (Balitbangkes, 2008).
OBJECTIVE: The objective of this research was to investigate the risk factors that have correlation with Type 2 Diabetes Mellitus (T2DM) in Citangkil Primary Health Care and Pulo Merak Primary Health Care, Cilegon City.
DESIGN: This research was a quantitative research with cross sectional design. It used the secondary data of T2DM and Its Risk Factors Controlling Program in Cilegon City. Data was collected in 2011 and the analyzing was done in 2012.
RESULT: The Prevalence of T2DM was 4,4%. The variabel that have correlation with T2DM is physical activity (p value: 0,032). People who have low intensity in physical activity has 2,68 times probabilty to get T2DM than people who has middle and high intensity in phisycal activity (OR: 2,68; 95% CI: 1,11-6,46).
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Mutia Anggun Sayekti
"Diabetes mellitus merupakan salah satu bentuk penyakit tidak menular dengan prevalensi yang terus meningkat di wilayah Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Selain berdampak pada kualitas hidup individu dan keluarga, diabetes mellitus menjadi masalah kesehatan utama karena berdampak pada banyaknya biaya yang dikeluarkan untuk perawatan kesehatan dan hilangnya produktivitas akibat penyakit.
Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian diabetes mellitus tipe 2 pada pekerja pria. Penelitian ini dilakukan di head office PT. X dengan melibatkan 64 pekerja pria sebagai responden dan dilakukan dari bulan Januari hingga Juni 2013. Variabel yang diteliti adalah umur, riwayat keluarga, aktivitas fisik, asupan energi, asupan protein, asupan lemak, asupan karbohidrat, asupan serat, berat badan berlebih, obesitas sentral, hipertensi, dislipidemia, durasi tidur, stres kerja, dan derajat merokok. Analisis yang digunakan adalah analisis bivariat dengan menggunakan uji chi square.
Hasil analisis menunjukkan variabel yang memiliki hubungan bermakna adalah umur, aktivitas fisik, asupan energi, asupan protein, asupan lemak, berat badan berlebih, obesitas sentral, dan hipertensi.

Diabetes mellitus is one of non communicable diseases which its having continuously increasing prevalence in South East Asia, including Indonesia. Besides its influences in quality of life of people and their family, diabetes mellitus also causes loss of productivity and increases health care cost.
This study was aimed to know the relationship between risk factors and diabetes mellitus type 2 in male employees. There were 64 head office male employees involved in this study which was held in January until June 2013. Variables of this research were age, family history, physical activity, energy intake, protein intake, fat intake, carbohydrate intake, fiber intake, overweight and obese, abdominal obesity, hypertension, dyslipidemia, sleep duration, work related stress, and degree of smoking.This research used bivariate analysis with chi squa re test.
The result of this study showed that age, physical activity, energy intake, protein intake, fat intake, overweight and obese, abdominal obesity, and hypertension was significantly related to type 2 diabetes mellitus.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S47296
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"[Riset ini bertujuan untuk mengidentifikasi prevalensi diabetes mellitus dan hubungannya dengan beberapa factor seperti factor demografis(usia, jeniskelamin, tingkat pendidikan, pekerjaan) dan factor gaya hidup (konsumsi alcohol dan kopi, aktivitas fisik, dan kebiasaan merokok). Studi ini menggunakan metode cross sectional yang telah dilakukan pada bulan Maret 2011 dengan melakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik yang melingkupi pengukuran tekanan darah, pengukuran Indeks Massa Tubuh, dan pemeriksaan penglihatan. Selain itu pemeriksaan laboratorium juga dilakukan untuk menguji sampel darah dan urin.Subjek penelitian adalah warga yang tinggal di Kelurahan Kayu Putih, Jakarta Timur.Analisis hubungan antara factor demografis dan factor gaya hidup dilakukan dengan menggunakan uji chi-square test bilamana syarat terpenuhi. Prevalensi Diabetes Mellitus yang didapatkan adalah 18.2%. Analisa statistic tidak menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara factor terkait dengan diabetes mellitus. Maka dari itu, dapat disimpulkan bahwa prevalensi diabetes mellitus di Kelurahan Kayu Putih, Jakarta Timur cukup tinggi. Usia, jenis kelamin, dan gaya hidup tidak signifikan dalam kejadian diabetes. Namun, tren dalam penelitian ini menunjukkan bahwa diabetes meningkat di antara orang dengan faktor-faktor risiko, The research is aimed to identify the prevalence of diabetes mellitus and its associations with several factors including age, gender, family history, obesity and lifestyle factor (alcohol and coffee consumption, physical inactivity, and smoking habit). A Cross sectional study was done on March 2011 by performing history taking, physical examination (blood pressure, BMI measurement, and visual test) and laboratory examination (blood sample and urine test). Subjects were people living at Kelurahan Kayu Putih, East Jakarta. Associations between demographic factors and life style with diabetes were analysed using chi-square test where appropriate. It was found that the Prevalence of Diabetes Mellitus is 18.2%. Many of the subjects were housewives (46.8%), while the rest are employees (18.2%), unemployed or pension (22.1%), blue-collar workers (3.9%), and entrepreneur (9.1%) and most of the population are Senior high school – university graduated (68.9%).Statistical analysis didn’t find significant relations between demographical factors and life style with diabetes mellitus. In conclusion, the prevalence of diabetes mellitus in Kelurahan Kayu Putih, East Jakarta is considerably high, but factors such as age, gender, background, and lifestyle are not significant in incidence of diabetes. Yet, the number in this study show trend of diabetes was increased among people with these risk factors.]"
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Simamora, Rudy Irianto
"Penelitian ini membahas mengenai hubungan prevalensi TB pada pasien DM pada puskesmas wilayah DKI Jakarta. Penelitian memakai desain cross sectional dan melibatkan subyek penelitian sebanyak 291 pasien DM. Pengukuran status gizi dilakukan melalui indeks massa tubuh (IMT) dan rasio lingkar pinggang pinggul (RLPP). Dari 291 pasien Prevalensi TB pada pasien DM sebesar 35,7%. Hasil dari penelitian ini adalah tingkat kejadian TB paru pada pasien DM terbesar pada status gizi kurang yang diukur dengan IMT yaitu sebesar 82,8% kemudian kejadian terjadinya TB pada DM terkecil pada pasien dengan Obesitas grade II sebesar 16,7%. Pada status gizi berdasarkan RLPP didapatkan pasien dengan status normal yang lebih besar mengalami kejadian terkena TB yaitu sebesar 50.7% dibandingkan dengan pasien obesitas yang positif TB sebesar 25.2%. Kesimpulannya, status gizi kurang berhubungan dengan prevalensi tuberkulosis dengan nilai p <0,001.

The association between Body Mass Index and Ratio of Waist-Hip Line with the Prevalence of Tuberculosis in Patients with Diabetes Mellitus who Have Been Taking Treatment at Community Health Centers in Jakarta. The purpose of this research is to obtain the prevalence of tuberculosis in patients with diabetes mellitus who have been taking treatment at community health centers in Jakarta and its association with nutritional state of the patients using cross sectional design. The number of patients who become the subjects of this research is 291. From 291 patients, 35.7% patients are diagnosed as TB patients. To measure of nutritional state of the patients two measurements are used: body mass index and ratio of waist-hip line. Based on body mass index, the number of patients with obesity who are diagnosed as TB is 82,2%, as the number of patients with obesity grade II state who are diagnosed as TB is 16,7%, and number of patients with under nutrition who are diagnosed as TB is 82.8%. Based on ratio of waist-hip line, number of patients with obesity who are diagnosed as TB is 25.2% and number of patients with normal state nutrition who are diagnosed as TB is 50.7%. As the conclusion, malnutrition status is associated with the prevalence of tuberculosis as the p value < 0,001."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sidabutar, Triulan Agustina
"Diabetes melitus tipe 2 merupakan penyakit tidak menular yang akan meningkat jumlahnya di masa yang akan datang. Tidak hanya kelompok lanjut usia yang terkena diabetes melitus tipe 2 tetapi juga kelompok dewasa muda seperti mahasiswa. Mahasiswa cenderung memiliki gaya hidup yang tidak sehat sehingga berisiko terkena diabetes melitus tipe 2.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pengetahuan mahasiswa tentang faktor risiko, tanda dan gejala diabetes melitus tipe 2. Penelitian ini menggunakan desain deskriptif sederhana. Pengambilan sampel menggunakan purpose sampling pada 106 mahasiswa Politeknik Negeri Jakarta. Instrumen yang digunakan berupa kuesioner berisi data demografi dan 40 pertanyaan.
Hasil yang diperoleh berupa mahasiswa memiliki pengetahuan yang kurang baik tentang faktor risiko, tanda dan gejala diabetes melitus tipe 2. Promosi kesehatan berupa pemberian pengetahuan kepada mahasiswa tentang diabetes mellitus tipe 2 diupayakan segara untuk mencegah dan mengontrol perkembangan diabetes mellitus tipe 2.

Type 2 diabetes mellitus is a non-communicable disease that will be increased for a few years later. Not only elderly can be attached by type 2 diabetes mellitus but also young people like student at university. Students tended to have unhealthy life style that were risky to be attached by type 2 diabetes mellitus.
The main aim of this research was to identify the knowledge of State Polytechnic of Jakarta about risk factor, sign and symptom type 2 diabetes mellitus. This study used simple descriptive design. The sample was collected using purpose sampling towards 106 student of State Polytechnic of Jakarta. The instrument that used was questionnaire containing demography data and 40 questions.
This research result that students have poorly knowledge about risk factor, sign and symptom type diabetes mellitus. Promotion health in giving knowledge about type 2 diabetes mellitus is needed soon to prevent and control type 2 diabetes mellitus.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2012
S43626
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Donny Kristanto Mulyantoro
"Kekurangan gizi pada awal kehidupan (1000 hari pertama) terutama masa prenatal akan memberikan multiple effect yang bersifat irreversible yaitu hambatan pertumbuhan linier yang direpresentasikan oleh pendek, pertumbuhan dan perkembangan organ termasuk pancreas yang direpresentasikan oleh diabetes mellitus dan tumbuh kembang otak yang direpresentasikan oleh kemampuan kognitif. Tingginya pendek pada populasi dewasa dan tingginya penyakit diabates mellitus di perkotaan berdasarkan survei Riskesdas 2007 mengindikasikan bahwa gangguan pertumbuhan linier dan perkembangan organ terjadi secara parallel.
Tujuan penelitian ini adalah untuk menilai apakah pendek usia dewasa mewakili stunting awal kehidupan dalam menjelaskan risiko penyakit diabetes mellitus usia dewasa.
Penelitian ini memanfaatkan data Riset Kesehatan Dasar 2007 dengan disain cross sectional yang mewakili daerah perkotaan di 33 propinsi di Indonesia. Subyek penelitian adalah 12.639 laki-laki dan perempuan berumur 20 - 49 tahun. Penyakit diabetes mellitus ditegakkan berdasarkan kadar gula darah puasa 2 jam post prandial sedangkan hambatan pertumbuhan linier awal kehidupan diukur dengan pencapaian tinggi badan (pendek) di usia dewasa.
Analisis dilakukan 2 level yaitu : (1) melakukan uji bivariat, stratifikasi, multivariat pada kondisi saat ini (subyek dewasa). (2) Melakukan analisis risiko kekurangan gizi awal kehidupan terhadap penyakit diabetes mellitus menggunakan teori dan bukti ilmiah hasil penelitian sebelumnya. Data yang digunakan dalam analisis penelitian ini cukup memadai yang ditunjukkan dengan konsistensi antar variabel dan konsisten dengan hasil penelitian lain.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa proporsi diabetes mellitus sebesar 3,8% dan proporsi pendek sebesar 37,7%. Pendek usia dewasa pada IMT<23 merupakan faktor risiko penyakit diabetes mellitus OR adjusted 1,52 (CI 95% : 1.08-2.12). Bertambahnya umur meningkatkan risiko terkena penyakit diabetes mellitus dengan OR 3,05 (CI 95% : 1,82-5,09) pada umur 30-39 tahun dan OR 7,58 (CI 95% : 4,69-12,27) pada umur 40-49 tahun. Keluarga kaya mempunyai risiko lebih tinggi untuk menderita diabetes mellitus dengan OR 1.90 (CI 95% : 1.36-2.66). Minum minuman berkafein ≥1 x/hr dapat mencegah penyakit diabetes mellitus dengan OR 0,48 (CI 95% : 0,33-0,71).
Kesimpulan penelitian ini adalah pendek usia dewasa pada kelompok IMT < 23 merupakan faktor risiko penyakit diabetes mellitus.

Malnutrition in early life (1000 first day), especially during pregnancy would cause multiple effect which were irreversible, such as obstruction in linear growth were represented by short stature, growth and development of organs, including the pancreas represented by diabetes mellitus, and brain growth is represented by deficiency in cognitive abilities. The high prevalence of short stature in adult and the high prevalence of diabetes mellitus disease in urban population based on Riskesdas 2007 survey data indicated that disruption of linear growth and organ development occured in parallel.
The purpose of this study was to assess whether short stature in adulthood represent stunting in their early life, in order to explain the risk of diabetes mellitus in adult. This study was utilized data from Indonesian Basic Health Research 2007 with a cross-sectional design representing urban areas in 33 provinces in Indonesia. Subjects were 12,639 men and women aged 20-49 years. Diabetes mellitus was diagnosed based on fasting blood glucose levels, 2 hours post prandial, while linear growth retardation in early life is measured by the attainment of height (short stature) in adulthood. Analysis was done in 2 levels:
(1) Worked on bivariate, stratified, multivariate testing on current conditions (adult subjects). (2) Performed a risk analysis of malnutrition in early life towards diabetes mellitus disease using theories and scientific evidence based on previous researches. The data used in this analysis were sufficient, indicated by consistency between variables and consistency with the results of other related studies.
Results of this study showed that the proportion of diabetes mellitus was 3.8% and the proportion of short stature was 37.7%. Short stature in adults with BMI <23 was a risk factor for diabetes mellitus with adjusted OR of 1.52 (CI 95%: 1:08-2:12). Increasing age increased the risk of diabetes mellitus with 3.05 OR (95% CI: 1.82 to 5.09) at the age 30-39 years and 7.58 OR (95% CI: 4.69 to 12.27) at the age of 40-49 years. Wealthier families have a higher risk of developing diabetes mellitus with OR 1.90 (95% CI: 1.36-.66). Drinking caffeinated beverages ≥1 x / day could prevent diabetes mellitus with OR 0.48 (95% CI: 0.33 to 0.71).
Conclusion of this study was short stature in adult with BMI <23 was a risk factor for diabetes mellitus."
Depok: Universitas Indonesia, 2013
D1444
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wahidin
"Dibetes melitus yang ditandai dengan tingginya kadar gula darah diatas 200mg/dL merupakan keadaan klinis yang dapat terjadi akibat gangguan pada produksi dan pengguanaan insulin. Beberapa penelitian menunjukan bahwa angka kejadian diabetes melitus dari tahun ke tahun cenderung meningkat. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan seberapa besar risiko terjadinya kasus diabetes melitus berdasarkan faktor-fktor risiko yang terdapat pada masyarakat. Pengambilan sampel pada penelitian deskriptif kuantitatif ini menggunakan desain cross sectional dan teknik non-probability sampling, (consecutive sampling). Instrument yang digunakan adalah Finnish Diabetes Risk Score (FINDRISC) untuk mengukur risiko diabetes dengan melakukan sedikit modifikasi sebagai penyesuaian. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa terdapat 33,3% responden memiiki risiko sangat rendah, 46,9% responden dengan risiko rendah, 9,4% risiko sedang dan 10,4% risiko tinggi.

Diabetes mellitus is characterized by high blood sugar levels above 200mg/dl is a clinical situation that may occur due to interference with production and insulin pengguanaan. Several studies have shown that the incidence of diabetes mellitus from is continously increased. This study aims to describe how great the risk of diabetes mellitus cases based risk factors contained in the community. Sampling on this quantitative descriptive study using cross-sectional design and non-probability sampling, (Consecutive sampling). Instrument used is the Finnish Diabetes Risk Score (FINDRISC) ​​to measure the risk of diabetes by making a few modifications to the adjustment. These results indicate that 33.3% of respondents coined the very low risk, 46.9% of respondents with low risk, moderate risk of 9.4% and 10.4% of high risk."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
S46411
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadira
"Komplikasi Diabetes Mellitus (DM) sering terjadi akibat kurangnya pengontrolan pola makan dan aktivitas olahraga penderita DM di rumah sehingga menyebabkan kadar gula darah tidak normal. Penelitian ini bertujuan mengetahui gambaran pola makan dan aktivitas olahraga penderita DM di rumah di Kecamatan Turikale, Maros, Sulawesi Selatan. Desain penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan cross sectional menggunakan sampel penderita DM di Kecamatan Turikale, Maros, Sulawesi Selatan sebanyak 111 responden yang dipilih dengan teknik purposive sampling. Instrument yang digunakan adalah kuesioner tentang kesesuaian pola makan dan aktivitas olahraga penderita DM di rumah dengan anjuran (r Alpha = 0,723).
Hasil penelitian ini menunjukkan sebagian besar penderita DM di rumah dalam menerapkan pola makan (62,2%) dan aktivitas olahraga (56,8%) masih belum sesuai dengan yang dianjurkan. Berdasarkan hasil penelitian ini direkomendasikan untuk dilakukan program senam DM dan kampaye makanan sehat, gizi seimbang bagi penderita DM oleh Puskesmas secara berkala untuk menurunkan angka kematian akibat komplikasi DM.

Complications of Diabetes Mellitus DM are often caused by lack of dietary control and exercise activities Those situations lead to an uncontrolled increase of blood sugar level This study aimed to reveal the diet and exercise activities in outpatient DM sufferer at Turikale District Maros South Sulawesi The study design was a descriptive cross sectional approach involving 111 DM patients that were recruited by purposive sampling technique The instrument used was a questionnaire about the suitability of diet and exercise activities along with the recommendation r Alpha 0 723
Results of this study showed the majority of diabetic patients still have not implemented the diet 62 2 and sports activities 56 8 as recommended DM activity program and healthy food campaign with balanced nutrition for people with diabetes need to be programmed by the health center regularly to reduce mortality due to complications of uncontrolled diabetes
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
S46361
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>