Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 148966 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Asti Murdaningsih
"Indonesia sudah mulai mencanangkan penggunaan BBG tahun 1986 untuk transportasi namun sampai saat ini perkembangannya dinilai lambat. Salah satu penyebabnya yaitu harga BBG yang tidak menarik. Maka perlu dilakukan penelitian mengenai harga BBG dengan menggunakan beberapa skenario perhitungan untuk mendapatkan kisaran harga 40 - 50% lebih murah dari harga BBM. Metode penelitian ini yaitu dengan menggunakan 7 Skenario ditinjau dari sumber pembiayaan dan insentif oleh pemerintah serta melakukan perhitungan harga BBG dalam satuan Liter Setara Pertamax dan Pertamax Plus. Dari hasil perhitungan diperoleh harga BBG di SPBG Mother Station untuk semua Skenario masih menarik masyarakat pengguna dan pengusaha kecuali pada pada volume penjaualan 50% yaitu sekitar Rp. 3.140/LSP - Rp. 4.479/LSP, sehingga jika volume penjualan lebih dari 50% maka tidak perlu pembiayaan dan insentif dari pemerintah. Sedangkan harga BBG di SPBG Daughter Station yang menarik yaitu hanya pada Skenario 4 dengan harga Rp. 4.052/LSP - Rp. 4.425/LSP, sehingga masih diperlukan pembiayaan dan insentif dari pemerintah. Harga BBG dalam satuan Liter Setara Pertamax Plus adalah yang paling mahal tetapi masih tidak menarik karena selisih harga yang sedikit dengan premium yaitu Rp 16/LSP dan Rp. 9/LSP untuk Pertamax.

Indonesia has begun to declare the use of CNG for transportation in 1986 but until now the development assessed. One of the factors causing the failure of policy implementation, namely the use of CNG price for transportation that are not competitive. There should be a study of the price CNG for transportation by using several scenarios calculations to get the price range 40-50% cheaper than the price of fuel oil. This research method is by calculating the price of CNG in Liter Equivalent Premium use 7 Scenario of the sources of financing and incentives by the government as well as calculating the price of CNG in units Liter Equivalent Pertamax and Liter Equivalent Pertamax Plus using Scenario 1. From the calculations, the price of CNG in Mother Station for all scenario still interesting fo user and investor except in sales volumes of 50% which is about Rp. 3.140 / LSP - Rp. 4.497/LSP, so if the volume above of 50% it does not need financing and incentives from the government. While the price of CNG in Daughter Station will be interesting only in Scenario 4 at a price of Rp. Rp. 4.052/LSP - Rp. 4.425/LSP, so its necessary to gets financing and incentives from the government. CNG price in units Liter Equivalent Pertamax Plus is the most but its considered unattractive because of the difference price with premium is slightly that is Rp. 16 /LSP and Rp. 9/LSP for Pertamax."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
T45153
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hariandja, Johannes
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
S36546
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Felita Setiawati Haryo Subowo
"Compressed Natural Gas (CNG) menjadi solusi bagi industri yang wilayahnya belum memiliki fasilitas jaringan gas pipa. Beberapa permasalahan yang terjadi di perusahaan penyedia CNG adalah keterlambatan pengantaran dan tingginya biaya distribusi. Disisi lain, sistem alokasi yang diterapkan saat ini belum mempertimbangkan safety stock level yang sesuai. Data untuk penelitian ini disediakan oleh salah satu perusahaan gas di Indonesia. Dalam penelitian ini, desain allocation and scheduling diterapkan untuk mencari kebutuhan truk paling minimum beserta penjadwalan tiap konsumen dengan mempertimbangkan biaya distribusi yang optimal. Metode stochastic safety stock digunakan untuk menentukan nilai persediaan yang ada di konsumen. Optimasi dilakukan menggunakan model integer linear programming. Hasil penelitian menunjukan bahwa pada kondisi deterministik dan stokastik penggunaan 22 truk dengan 6 truk berkapasitas 20 ft dan 16 truk berkapasitas 40 ft merupakan jumlah truk yang optimum.

Compressed Natural Gas (CNG) is a solution for industries whose regions do not have pipeline gas facilities. Some of the problems that occur at CNG providers are delivery delays and high distribution costs. On the other hand, the current allocation system has not considered the appropriate safety stock level. The data for this research was provided by a gas company in Indonesia. In this study, the design of allocation and scheduling is applied to find the minimum number of trucks and scheduling for each consumer by considering the optimal distribution costs. Stochastic safety stock method is used to determine the value of inventory in the consumer. The optimization is done using the integer linear programming model. The results showed that under deterministic and stochastic conditions, the optimum number of trucks was 22 trucks in which 6 trucks with a capacity of 20 ft and 16 trucks with a capacity of 40 ft."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Anis Fuad
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S49193
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adi Surjosatyo
"Salah faktor operasionaJ yang dapat mempengaruhi kinerja motor bensin adalah dilihat dari jenis bahan bakar tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perubahan temperatur gas buang dari motor bensin yang menggunakan bahan bakar yang berbeda yaitu bahan bakar bensin dan gas CNG (Compressed Natural Gas) secara bergantian. Pengamatan ini dilakukan dengan menggunakan sistim dua variabel yaitu variasi beban dan variasi kecepatan, selain itu juga dilakukan pengamatan terhadap penggunaan bahan bakar spesifik dan faktor kelebihan udara. Mesin yang digunakan dalam penelitian ini adalah motor otto 4 langkah.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah: penggunaan bahan bakar CNG akan terjadi penurunan daya bila dibandingkan dengan daya yang menggunakan bahan bakar bensin, serta kenaikan temperatur gas buang. Tetapi sebaliknya untuk penggunaan bahan bakar bensin, temperatur gas buang masih lebih rendah daripada temperatur gas buang yang menggunakan bahan bakar gas, sedangkan untuk bhp pada bahan bakar bensin baik untuk variasi kecepatan (rpm) maupun variasi beban lebih tinggi daripada bhp yang menggunakan bahan bakar gas."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1995
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Vessa Fauziyyah Pratiwi
"PT. XYZ melakukan kegiatan eksplorasi dan produksi minyak dan gas di lepas pantai menggunakan FPSO dengan produksi utama berupa minyak mentah, gas yang dihasilkan diinjeksikan kembali kedalam sumur. Adanya fasilitas kompresor yang dapat menaikan tekanan gas sampai 210 bar, kelebihan gas dapat disimpan di storage sebagai CNG. Penyimpanan gas CNG 10 MMscf, CDTS membutuhkan tangki sebanyak satu unit dengan dimensi 10 m x 10 m. CNG tube skid membutuhkan total skid sebanyak 51 units dengan total dimensi 12,19 m x 41,45 m. Biaya capex CDTS lebih murah $ 700.000 dari CNG tube skid dan biaya opex CDTS $ 62.102 lebih murah dibandingkan CNG tube skid. Ketersediaan lahan di FPSO yang dapat ditempati CNG storage sebesar 20 m2. IRR 11% didapat tarif gas dasar 1,51 USD/MMBtu untuk penjualan 10 MMScfd dan NPV $12.638.398,34 dengan PBP di tahun ke 7. Hasil analisa sensitivitas menunjukan dengan menaikan tarif gas sebesar 100% yaitu 3,011 USD/MMBtu, saat terjadi penurunan laju produksi sebesar 50% maka NPV dan IRR masih dapat diterima.  Harga gas ini layak digunakan untuk penjualan gas di atas FPSO karena tidak melebihi penetapan harga gas di pembangkit sebesar 6 USD/MMBtu.

PT. XYZ engages in offshore oil and gas exploration and production using an FPSO. The primary production focus is crude oil, and any produced gas is reinjected into the well. A compressor facility with the capacity to increase gas pressure up to 210 bar enables the storage of excess gas as Compressed Natural Gas (CNG). For a CNG gas storage volume of 10 MMscf, CDTS requires a single tank with dimensions of 10 m x 10 m. CNG tube skids necessitates a total of 51 skid units with a combined dimension of 12.19 m x 41.45 m. CDTS exhibits capex costs that are $700,000 lower than CNG tube skids, and its opex costs are $62,102 lower as well. The available land on the FPSO for CNG storage is 20 m2. An IRR of 11% yields a base gas rate of 1.51 USD/MMBtu for sales of 10 MMScfd, resulting in an NPV of $12,638,398.34 with a payback period in the 7th year. The sensitivity analysis demonstrates that even with a 50% decrease in production rate, increasing the gas tariff by 100% to 3.011 USD/MMBtu maintains acceptable NPV and IRR values. This gas price is suitable for selling gas above the FPSO as it does not exceed the fixed gas price at the power plant, which is 6 USD/MMBtu."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adi Surjosatyo
"Pelaksanaan Indeksasi Energi didasarkan atas pola pemikiran Konservasi energi BBM (Bahan Bakar Minyak)dan Diversi­kasi Energi Khusus dalam Dasa Warsa mendatang ditetapkan pemamfaatan Energi Alternatif yang salah satunya adalah BBG (Bahan Bakar Gas).
Penelitian dilakukan dengan Study Komperatif terhadap karakteristik Motor Otto 4 langkah dengan BBG dan mencari perbandingan Mixer mana yang lebih baik efisiensinya Mixer (A)Original atau Mixer (B) Buatan.
Penelitian dilakukan dengan mengunakan dua buah Mixer sebagai bahan perbandingan didalam pengujian, yang telah dilakukan dengan test Engine pada berbagai variasi putaran dan beban yang berbeda - beda.
Dari hasil penelitian didapat kesimpulan SBB :
1. Penggunaan mixer (A) dengan BB premium terjadi penambahan daya (BHP) sebesar 42% dibandingkan dengan menggunakan mixer (B).
2. Efisiensi Volumetris pada Mixer (B) mengalami nilai tambah sebesar 32% dibandingkan dengan Mixer (A).
3. Mesin dengan penggunaan BBG, pada mixer (A) terjadi penurunan daya sebesar 3,94% dan sebaliknya dengan penggunaan mixer (B) terdapat kenaikan daya sebesar 15,97%."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1995
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Dedy Novandi
"ABSTRAK
Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas (SPBG) di Indonesia saat ini akan terus
bertambah seiring dengan program pemerintah untuk diversifikasi energi BBM ke
BBG, terutama SPBG Compressed Natural Gas atau disingkat SPBG CNG yang
akan menjadi tempat pengisian gas ke moda transportasi darat baik untuk
transportasi umum maupun pribadi. Untuk itu perawatan SPBG CNG tersebut
harus diperhatikan agar pengisian gas tidak terganggu.
Inspeksi berbasis resiko merupakan metode yang akan diterapkan untuk
mengevaluasi strategi pemeliharaan SPBG CNG dengan menggunakan parameter
dari resiko. Peralatan pipa,tabung penyimpanan CNG dan kompresor akan
dievaluasi dan dikategorikan menjadi empat zona resiko yaitu dapat diterima,
rendah, sedang, dan tinggi. Kemudian pada evaluasi dan struktur hirarki dalam
menggunakan Analytical Hierarchy Process (AHP), empat kriteria; safety, biaya,
nilai tambah dan kelayakan dijadikan untuk perbandingan pengambilan
keputusan. Hasil akhir akan didapat strategi alternative yaitu preventive
maintenance untuk area resiko sedang, corrective maintenance untuk area resiko
rendah dan dapat diterima dan reliability centered maintenance untuk area resiko
tinggi.

ABSTRACT
Compressed Natural Gas filling station in Indonesia will continue to grow in line
with the government program of diversification energy from fossil fuel to gas
fuel, especially compressed natural gas filling station or CNG filling station that
will fill up the gas fuel to the public transportation or private. That was the reason
for the maintenance of the gas filling station should be noticed that the gas filling
is not compromised.
Risk based inspection (RBI) methodology was proposed to evaluate the
maintenance strategy in CNG filling station using parameter of risk. Equipments
in this unit pipe, CNG storage and compressor were evaluated and categorized
into four risk zone, acceptable, tolerable, unsatisfactory and critical based on the
RBI result which covered five levels. To arrange the hierarchic structure on
Analytical Hierarchy Process (AHP) and evaluation, four main criteria safety,
cost, added value and feasibility were defined for pairwise judgments. Finally,
possible alternative strategies; preventive maintenance using in unsatisfactory risk
area, corrective maintenance using in tolerable and acceptable risk area and
reliability centered maintenance were proposed in critical risk area."
Jakarta: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
T41657
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bayu Nurdiansyah
"Penelitian bertujuan untuk mengetahui potensi penggunaan CNG Compressed Natural Gas sebagai bahan bakar transportasi di Kota Semarang dimana potensi didapat dengan cara menentukan kebutuhan menggunakan metoda peramalan dengan menggunakan regresi linier multivariable,menentukan lokasi stasiun pengisian bahan bakar gas dengan menggunakan metoda AHP Analytical Hierarchy Process , menghitung pengurangan emisi gas buang kendaraan setelah dilakukan pengggunaan bahan bakar gas, menghitung keekonomian penggunaan bahan bakar gas untuk pribadi, masyarakat dan bisnis. Hasil penelitian menunjukkan demand penggunaan CNG rata-rata pertahun angkutan kota sebesar 251,3 mmscf/tahun, taksi sebesar 521,7 mmscf/tahun, bus sebesar 125,3 mmscf/tahun dan mobil pribadi sebesar 433,2 mmscf/tahun. Penentuan lokasi didapatkan daerah yang dapat dilakukan pembangunan stasiun pengisian bahan bakar gas yaitu Kaligawe, Pendurungan dan Cangkiran. Pengurangan emisi gas rumah kaca didapatkan bahwa pengurangan emisi yang terbesar adalah gas CO2 kendaraan bus yaitu sebesar 1.778,93 ton/tahun 22,35, sedangkan dari penurunan emisi gas buang konvensional : NOx, HC, CO dan TSP didapatkan penurunan emisi terbesar dihasilkan gas HC mengalami penurunan sebesar 98. Penurunan biaya sosial ekonomi pada emisi gas rumah kaca CO2 equivalen sebesar 7 sedangkan emisi gas buang konvensional penurunan terbesar pada emisi HC mengalami penurunan biaya sebesar 98,77. Pajak karbon terbesar didapatkan taksi dengan rata-rata pertahun sebesar Rp 7.620.928.572,49. Penggunaan bahan bakar gas akan menghemat sebesar Rp 142.500,00 perhari, taksi sebesar Rp 166.250,00, bus sebesar Rp 51.250,00 dan mobil pribadi sebesar Rp 23,750.00 dan dari penghematan tersebut akan mendapat pengembalian modal pennggunaan konveter kit selama 1-3 tahun. Keekonomian pembangunan stasiun pengisian bahan bakar gas skenario pemerintah didapatkan IRR sebesar 17-18 sedangkan skenario BAU mendapatkan IRR sebesar 21-24.

This study aims to understand the usage potential of CNG Compressed Natural Gas as fuel in Semarang which is obtained by determining demand using multivariable linier regression prediction method, determination of gas station location by AHP Analytical Hierarchy Process method, calculation of gas emission decrement after the usage of gas fuel, calculation of economical approach for individual, public and business gas fuel usage. This study shows that the average demand of CNG usage of public transportation is 251.3 mmscf year, taxi is 521,7 mmscf year, bus is 125.3 mmscf year, and personal car is 433.2 mmscf year. Determination of study locations suggests that the development of new gas station should be in Kaligawe, Pendurungan and Cangkringan. The study shows that the largest decrement of gas emission comes from bus rsquo CO2 with 1.778,93 ton tahun 22.35 , ton year, whereas form conventional gas emission NOx, HC, TO and TSP shows that the largest emission decrement from HC decreases 98 . The largest decrement of economical social cost is on green effect gas emission CO2 equivalent is 7 and The largest decrement of economical social cost on conventional gas emission from HC is 98.77 . The largest carbon tax comes from taxi with score of Rp 7.620.928.572,49 yearly average. If it is converted to 100 , the usage of gas will save Rp. 142,500.00 each day, Rp. 166,250.00 on taxis, Rp. 51,250.00 on bus and Rp. 23,750.00 on car. From that thrift, we will get capital return of converter kit usage for 1 3 years. Economical approach of gas station development form Government rsquo s scenario will get IRR 17 18 whereas form BAU will get IRR 21 24."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
T51611
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fanda Vionita
"Salah satu upaya mengatasi permasalahan pola pemakaian listrik yang besar pada waktu beban puncak adalah menyimpan gas ke dalam bejana berupa Compressed Natural Gas (CNG). Penelitian ini mengkaji kelayakan teknis dan keekonomian dari pemanfaatan CNG untuk kebutuhan beban puncak yang mulai dan akan terus digunakan di Indonesia. Tahapan kajian meliputi simulasi, desain teknis, serta perhitungan keekonomian terhadap kapasitas pembangkit 50, 100, dan 200 MW. CNG skid yang dibutuhkan untuk menyimpan gas pada kapasitas tersebut berturut-turut sejumlah 17, 31, dan 61 skid dengan biaya kompresi minimal sebesar $3,95, $3,44, $3,05 per MMBtu. Korelasi antara kapasitas dengan investasi CNG plant adalah CostB=CostA(CapB/CapA)0,80.

To overcome enormous electrical power consumption pattern at peak hours, natural gas is saved in storage as Compressed Natural Gas (CNG). This study examines technical and economical feasibility of CNG peaker which has began and will continue to be developed in Indonesia. Stages include simulation, technical design, and economic calculation for 50, 100, and 200 MW capacity. CNG skid required to store gas in capacity order is 17, 31, and 61 skid with minimum compression fee $ 3.95, $ 3.44, $ 3.05 per MMBtu. Plant capacity and capital investment comply with CostB=CostA(CapB/CapA)0,80 correlation."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S54846
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>