Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 121919 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Chininta Rizka Angelia
"[Penelitian ini dilatarbelakangi oleh persaingan kompetitif antar produsen yang mendorong produsen untuk menyusun strategi pemasaran demi terserapnya kelimpahruahan produksi. Produsen berupaya menciptakan imaji kebutuhan melalui sistem tanda pada media sosial dengan konsep endorsement. Penelitian ini bertujuan untuk membongkar pemanfaatan sistem tanda pada media sosial yang dilakukan produsen untuk membangkitkan konsumsi. Berbasis teori Masyarakat Konsumsi dari Jean Baudrillard, penelitian ini menggunakan paradigma kritis dan metode analisis semiotika Roland Barthes. Hasil penelitian menunjukkan bahwa produsen menyelipkan aktivitas pemasaran melalui sistem tanda pada foto endorser di Instagram. Temuan lain dalam penelitian ini adalah terdapat relasi saling memasarkan antara produsen dan endorser.

This study's motivated by competitive rivalry among producers which encourage them to develop a marketing strategy for the sake of absorption abundance of production. The producer created artificial need through system of signs on social media. This study aimed to dismantle the use of system of signs on social media that carried producers to raise consumption. According to Consumer Society Theory by Jean Baudrillard, this study used critical paradigm with
Semiotic Analysis Method of Roland Barthes. The result showed that the producer slipped marketing activities through system of signs in endorser's photos on Instagram. Other finding in this study's there's a mutual relationship between producer and endorser. This study's motivated by competitive rivalry among producers which encourage them to develop a marketing strategy for the sake of absorption abundance of production. The producer created artificial need through system of signs on social media. This study aimed to dismantle the use of system of signs on social media that carried producers to raise consumption. According to Consumer Society Theory by Jean Baudrillard, this study used critical paradigm with
Semiotic Analysis Method of Roland Barthes. The result showed that the producer slipped marketing activities through system of signs in endorser's photos on Instagram. Other finding in this study's there's a mutual relationship between producer and endorser., This study‟s motivated by competitive rivalry among producers which
encourage them to develop a marketing strategy for the sake of absorption
abundance of production. The producer created artificial need through system of
signs on social media. This study aimed to dismantle the use of system of signs on
social media that carried producers to raise consumption. According to Consumer
Society Theory by Jean Baudrillard, this study used critical paradigm with
Semiotic Analysis Method of Roland Barthes. The result showed that the producer
slipped marketing activities through system of signs in endorser‟s photos on
Instagram. Other finding in this study‟s there‟s a mutual relationship between
producer and endorser.]
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
T45316
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gandesmita Tresniansi
"ABSTRAK
Media sosial menjadi salah satu media pendukung bagi pemasar untuk beriklan di era saat ini Di Indonesia Instagram merupakan media sosial dengan aktivitas komersil yang sangat tinggi Strategi endorsement oleh non selebritis digunakan oleh pemasar melihat adanya pengaruh signifikan terhadap khalayak Efektivitas seorang endorser non selebritis dapat dilihat dari karakteristiknya yang dibentuk dari elemen kredibilitas atraktivitas dan kekuatan sebagai sumber pesan Akun Instagram milik Mega Iskanti megaiskanti memiliki karakteristik yang memenuhi keseluruhan elemen tersebut menunjukkan bahwa ia merupakan endorser non selebritis yang efektif dalam menyampaikan pesan kepada khalayak Efektivitas tinggi yang dimiliki akun megaiskanti berpengaruh terhadap sikap dan pembentukan asosiasi positif oleh khalayak kepadanya dan merek yang diiklankannya Mega Iskanti pun semakin digemari oleh para pemasar melihat adanya potensi akun tersebut lebih disukai dan diikuti oleh khalayak Sayangnya pada elemen kredibilitas akun megaiskanti masih menunjukkan penulisan yang kurang persuasif sehingga mengakibatkan khalayak sulit terhubung dengan endorser atau mereknya.

ABSTRACT
In this era social media is used as supporting media for advertising In Indonesia Instagram is a social media with the highest number of commercial activities Non celebrity endorsement is one of marketing strategies used by marketers as it has siginificant impact towards audiences Effectiveness of non celebrity endorser is analysable by seeing his her characteristics which is formed by source credibility source attractiveness and source power Mega Iskanti rsquo s Instagram account megaiskanti has characteristics that fulfill all of the elements above showing that she is an effective non celebrity endorser in terms of delivering messages to audience The high effectiveness of megaiskanti influences audiences rsquo attitude and positive association forming towards her and brands she advertised Mega Iskanti becomes one of marketers rsquo favorite endorsers as she is potential to be more likeable and followed by audiences Unfortunately megaiskanti doesn rsquo t perform well on building her credibility with lack of persuasive copywriting that can cause disengagement between audience and endorser or brands.
"
2016
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Estiani
"Dengan filter dan fitur mengedit lainnya, Instagram seringkali dilihat sebagai platform yang memungkinkan pengguna untuk menyempurnakan foto. Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui bagaimana pengguna Instagram usia dewasa dini menggunakan situs jejaring sosial tersebut untuk mempresentasikan diri. Melalui analisis tematik data dari photo-elicitation interview dengan tiga individu berbeda, temuan menunjukkan bahwa pengguna menunjukkan potret diri ideal melalui foto Instagram agar bisa diterima di lingkungan pergaulan. Presentasi diri melalui foto tersebut menunjukkan karakteristik mereka masing-masing, namun juga dibentuk faktor lain di luar diri pengguna.

Armed with filters and photo-editing tools, Instagram is known to have the builtin abilities to idealise images. This research aims to know how early adult users utilise the social networking site to present themselves. Through thematic analysis of data obtained from photo-elicitation interview with three different individuals, findings show that users present an ideal self-image through their Instagram photos based on the motive to be socially accepted. This self-presentation shows their unique characteristics, but is "socialised" by other factors outside themselves.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
S56803
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadya Nariswari Nayadheyu
"ABSTRAK

Tesis ini membahas objektifikasi dan normalisasi tubuh perempuan yang terjadi pada media sosial, khususnya akun Instagram @dramaojol.id. Akun ini tidak hanya dimanfaatkan untuk pembagian informasi terkait dengan transportasi online, namun juga sebagai tempat hiburan dimana tubuh perempuan seringkali diobjektifikasi. Penelitian ini menggunakan paradigma kritis dengan pendekatan kualitatif. Teori objektifikasi Fredickson & Roberts dan teori kekuasaan Foucault digunakan untuk melihat objektifikasi dan normalisasi tersebut. Data dianalisis melalui semiotika sosial Theo van Leeuwen melalui 3 tahap, yakni metafungsi representasi, interaksi, dan komposisi. Hasil yang ditemukan adalah pada metafungsi representasi, perempuan selalu ditempatkan sebagai tujuan (goal), metafungsi interaksi menunjukkan bahwa perempuan ditampilkan kepada khalayak sebagai penawaran (offer), dan metafungsi komposisi perempuan selalu ditempatkan ditengah sebagai fokus utama. Objektifikasi yang sering ditemukan pada akun ini adalah fungibility, penyamaan tubuh dengan obyek lain. Normalisasi dilakukan melalui wacana humor dengan karakteristik oposisi seksual dan non-seksual serta penggunaan teks maskulin melalui naming and androcentrism, double entendres, dan euphemism and taboo.


ABSTRACT

The focus of this study is objectification and normalization of woman's body that happen in social media, particularly @dramaojol.id's Instagram account. This account is not only used as a place to share information regarding to online transportation, but also as a place for recreation where women's body is often objectified. This research is a qualitative research using critical paradigm. Fredickson & Roberts' objectification theory and Foucault's power theory is used to explain the process of objectification and normalization. The data is analysed by using Theo van Leeuwen's social semiotics through 3 steps of analysis, namely metafunction of representation, interaction and composition. The findings are, at the level of representation woman is always placed as a goal. At the level of interaction, woman is presented as an offer to the followers and at composition woman's body is always placed as a focus to be objectified. It is also found that objectification that often happen in @dramaojol.id Instagram account is fungibility, treating the person as interchangeable with objects. Furthermore, normalization is done through humor with characteristics of sexual and non-sexual opposition whereas masculinity is portrayed by naming and androcentrism, double entendres and euphemism and taboo.

"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2018
T51831
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Farah Fauzia Nurul Andiyani
"ABSTRAK
Perkembangan teknologi yang semakin pesat mendukung perkembangan di berbagai bidang, salah satunya dalam bidang periklanan. Penggunaan endorser dalam beriklan pun kian marak dilakukan oleh brand dalam mempromosikan produk mereka, salah satunya melalui Instagram. Hal ini turut dilakukan oleh brand hijab untuk memerkenalkan produknya pada pasar yang lebih spesifik. Brand hijab tersebut menggunakan selebgram, seperti Puteri Hasanah Karunia, Fairuz Sakinah, dan Natasha Farani Attamimi. Ke tiga selebgram ini berasal dari latar belakang serta profesi yang berbeda, di mana akan dibandingkan melalui analisis teori social influence theory, key opinion leaders, source attractiveness, source credibility, dan product match-up.

ABSTRACT
The development of technology increasingly affecting people?s everyday lives, one of the affected field is advertising. Endorser in advertising is also become commonplace by the brand to promote their products, especially through Instagram. It is also participated done by hijab brand for introducing their products to more specific market. The hijab brand use selebgram, like Puteri Hasanah Karunia, Fairuz Sakinah, and Natasha Farani Attamimi. These selebgrams based on three different backgrounds and professions, which is will be compared by analysis through social influence theory, key opinion leaders, source attractiveness, source credibility, and product match-up theoretical.
"
2016
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Isma Dwi Fiani
"ABSTRAK
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh fenomena komersialisasi medium beauty vlog di situs Youtube. Beauty vlog semula merupakan medium konsumen untuk saling berbagi informasi tentang dunia kecantikan, namun pada prakteknya saat ini mulai bergeser menjadi alat pemasaran industri kosmetik. Sebagaimana media yang memiliki tujuan pemasaran pada umumnya, beauty vlog komersial dibuat untuk menciptakan imaji kebutuhan konsumsi melalui sistem tanda. Penelitian ini menggunakan paradigma kritikal konstruktivis dengan teori utamanya adalah Masyarakat Konsumsi dari Jean Baudrillard. Pisau analisis yang digunakan adalah Sosial Semiotic Multimodal SSM . Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa vlogger memanfaatkan tanda-tanda yang membangun makna objektif, amatir, dan personal dan intim . Hal tersebut dilakukan untuk menutupi sifat komersial medium tersebut.

ABSTRACT
This research was based on the phenomenon of beauty vlog commercialization on YouTube site. Beauty vlog was initially used as a medium for consumers to share information about beauty, but is now shifting to a marketing tool for the cosmetics industry. Just like all other marketing oriented media, commercial beauty vlogs are created to generate consumption needs through the use of signal system. According to Cosnumer Society Theory by Jean Baudrilard, this study used critical constructivist paradigm. Using the Sosial Semiotic Multimodal SSM method, this research shows that vloggers are making use of the commercial logics of lsquo objective rsquo , lsquo amateur rsquo and lsquo personal and intimate rsquo . Vloggers create those image to hide the commercial aspect of their content. "
2017
T48089
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Partogi, Luther Yehezkiel
"Pada era digital saat ini, media sosial termasuk Instagram dianggap berpengaruh dalam city branding dan telah menjadi bagian dari keseluruhan strategi pemasaran. Dalam pemasaran media sosial, storytelling menjadi salah satu teknik komunikasi yang digunakan untuk menjelaskan identitas dan cerita unik yang dimiliki oleh brand. Sebagai sebuah city brand resmi dari Jakarta, Plus Jakarta memiliki akun Instagram dengan pengikut yang cukup banyak dan aktif melakukan publikasi yang konsisten dalam bentuk ragam konten mengenai kolaborasi di kota Jakarta. Studi ini berusaha untuk menganalisis bagaimana storytelling digunakan melalui Instagram untuk mengomunikasikan Plus Jakarta kepada audiensnya. Metode yang digunakan dalam studi ini adalah analisis konten kualitatif terhadap dua unggahan konten video akun Instagram @plusjakarta yang memiliki tema “Pemuda Berdaya” karena keduanya menceritakan Jakarta dari perspektif anak muda dan diunggah pada awal kemunculan Plus Jakarta. Adapun pisau analisis yang digunakan adalah empat elemen storytelling (pesan, konflik, karakter, plot) dan enam komponen city brand (presence, place, potential, pulse, people, prerequisites). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kedua konten memenuhi keempat elemen storytelling serta menampilkan hampir semua komponen city brand kecuali presence. Dengan demikian, penggunaan storytelling sebagai cara untuk memasarkan Plus Jakarta melalui media sosial dapat dikatakan sudah dilaksanakan dengan baik.

In the digital era, social media, including Instagram, is considered influential in city branding and has become a part of the overall marketing strategy. In social media marketing, storytelling is a communication technique used to explain a brand's unique identity and story. As an official city brand from Jakarta, Plus Jakarta has an Instagram account with a lot of followers and consistently uploads various content regarding collaborations in the city of Jakarta. This study seeks to analyze how storytelling is used via Instagram to communicate Plus Jakarta to the audience. The method used in this study is qualitative content analysis of two videos from the Instagram account @plusjakarta with the theme “Pemuda Berdaya" because they tell about Jakarta from the perspective of young people and were uploaded at the beginning of Plus Jakarta. The analysis tools used are four storytelling elements (message, conflict, character, plot) and six city brand components (presence, place, potential, pulse, people, prerequisites). The research results show that both contents fulfill the four storytelling elements and display almost all city brand components except presence. Thus, the use of storytelling as a way to market Plus Jakarta through social media can be said to have been implemented well.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Fakhri Rachman
"Adanya perubahan komunikasi pemasaran dari tradisional ke digital membuat pemasar lebih mudah untuk memasarkan produknya. Selain itu, komunikasi pemasaran menggunakan media digital, terutama media sosial diterima baik oleh konsumen. Penelitian ini memiliki tujuan untuk menganalisis pengaruh social media marketing terhadap purchase intention melalui customer relationship pada pengikut akun Instagram Drive-in Senja di DKI Jakarta. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan teknik pengumpulan data berupa survei. Jumlah sampel pada penelitian ini sebanyak 100 orang. Data penelitian dianalisis menggunakan analisis statistik deskriptif dan statistik inferensial yang meliputi analisis regresi linier sederhana, analisis regresi linier berganda dan uji Sobel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa social media marketing memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap purchase intention dengan melalui customer relationship

There is a change in marketing communications from traditional to digital makes marketers easier to sell its products. In addition, the marketing communication through digital media, especially social media is accepted well by the customers. This study aims to analyze the effect of social media marketing on purchase intention through customer relationship on Followers of Drive-in Senja’s Instagram in DKI Jakarta. The research uses social media marketing variable as an independent variable, purchase intention variable as a dependent variable, and customer relationship as a mediator variable. This study uses a quantitative approach with data collection techniques in the form of surveys. The number of samples from this study are 100 peoples. The research data are analyzed using descriptive statistics analysis and inferential statistics which included simple linear regression analysis, multiple linear regression analysis and sobel test. The results show that social media marketing had a positive and significant effect on purchase intention through customer relationship"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Farisha Sestri Musdalifah
"Penelitian ini mengkaji hiperrealitas simbol status yang dilakukan oleh foodographers melalui unggahan foto-foto makanan di Instagram. Foodographers merupakan mereka yang memiliki predikat pada aplikasi direktori restoran nomor 1 di Indonesia, yaitu Zomato. Fenomena unggah foto makanan di Instagram ini dijelaskan melalui pemikiran Jean Baudrillard yang dimulai dari masyarakat konsumeris hingga hiperrealitas. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam dan observasi terhadap empat orang foodographers pengunggah foto-foto makanan di Instagram sebagai informan penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi hiperrealitas simbol status yang dilakukan oleh foodographers melalui unggahan foto-foto makanan di Instagram untuk menaikkan simbol statusnya agar terlihat lebih berkelas. Foodographers sebagai pengunggah foto makanan di Instagram tidak hanya membeli makanan sebagai pemenuhan kebutuhan primer, melainkan juga membeli tanda dan mengondisikan tanda pada makanan agar terlihat berkelas ketika difoto. Lebih jauh lagi, penelitian ini menunjukkan bahwa konsumsi makanan dan unggahan foto makanan di Instagram dilakukan atas hasrat untuk menampilkan eksistensi dirinya pada virtual reality, yaitu media sosial Instagram.

This study examines hyperreality of status symbols performed by foodographers for uploading photos of food to Instagram. Foodographers are those who have predicate on an application of the number one restaurant directory in Indonesia, Zomato. The phenomenon of photo uploading in Instagram is explained with Jean Baudrillard's thought, which started from consumer society to hyperreality. The data were collected through in-depth interviews and observations of four foodographers who constantly upload food pictures in Instagram. The results showed that hyperreality performed by foodographers for uploading photos of food in Instagram to raise their status symbol in order to look classier. Foodographers as food photo uploaders in Instagram not only buy food as their primary fulfillment, but also buy symbols by pointing them out in pictures of food to look classy when photographed. Furthermore, this study shows that the food consumption and food photos uploaded on Instagram as indications of people's desire to display its existence in virtual reality, that is Instagram."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2018
T50074
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurmalita Amelia Nugrahaningsih
"Maraknya hijaber yang bermunculan menciptakan sebuah fenomena yang unik, seperti hijaber syar rsquo;i dan modis. Di satu sisi, dapat mengajak perempuan untuk mengenakan hijab, akan tetapi di sisi lain juga melakukan tindakan-tindakan yang memberikan keuntungan ekonomi pada beberapa pihak. Penelitian ini akan membahas mengenai bagaimana bentuk-bentuk komodifikasi nilai-nilai muslimah dalam media sosial. Metode yang digunakan adalah analisis semiotika Barthes.
Dari penelitian ini diketahui bahwa terdapat mitos kecantikan, tubuh ideal, dan peran-peran domestik pad perempuan, bentuk komodifikasi agama antara hijaber syar rsquo;i dan modis dilakukan dengan cara yang berbeda satu sama lain, serta penggunaan agama sebagai alat untuk memudahkan komodifikasi.

The rise of emerging hijabers creates a unique phenomenon, such as the hijaber syar 39 i and fashionable. On the other hand, it can invite women to wear hijab, but on the other hand also perform actions that provide economic benefits to some people. This research will discuss about how the forms of commodification of muslimah values in social media.
Using Barthes semiotics analysis, this study know that there are beauty myths, ideal bodies, and domestic roles in women, the form of religious commodification between hijaber syar 39 i and fashion is done in different ways from each other, and the use of religion as a means to facilitate commodification.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2017
S68635
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>