Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 121856 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nalagafiar Puratmaja
"Ketidakseimbangan tingkat oksidan dalam tubuh dapat berkembang menjadi berbagai kondisi yang membutuhkan perawatan medis seperti penyakit neurodegeratif, penyakit jantung, dan kanker. Durian (Durio sp.) sebagai buah yang terkenal di kalangan masyarakat Indonesia telah diketahui memiliki efek antioksidan berdasarkan sejumlah penelitian. Pemberian durian dengan manfaat sebagai antioksidan diharapkan dapat menyeimbangkan kadar tersebut. Diketahui bahwa kadar senyawa karbonil dalam plasma dapat digunakan sebagai indikator oksidan yang stabil. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh konsumsi durian terhadap kadar senyawa karbonil pada plasma darah tikus. Jenis tikus Sprague-Dawley digunakan sebagai binatang percobaan dengan berat berkisar antara 100-150 gram. Tikus ini kemudian dibagi ke dalam empat grup. Grup kontrol hanya diberikan makanan standar dan air. Grup A, B, dan C mendapatkan tambahan larutan durian 10 mg/10 ml sebanyak dua kali per hari selama satu minggu (grup A), dua minggu (grup B), dan tiga minggu (grup C). Senyawa karbonil pada plasma diukur menggunakan teknik spektrofotometri. Hasil penelitian menemukan penurunan kadar senyawa karbonil pada grup A dengan kontrol. Temuan pada grup lain tidak dapat dianalisa karena jumlah sampel yang tersisa terlalu sedikit untuk mendapatkan kesimpulan.

Oxidant level imbalance in human body is related to several medical conditions including neurodegenerative disease, heart disease and cancer. Durian (Durio sp.), a famous fruit in Indonesia, is known for having antioxidant effect based on several studies. Administration of durian with its antioxidant effect expected to balance the amount of oxidant. Plasma carbonyl compounds have the capability to act as stable indicator of oxidant. The aim of this study is to investigate the effect of durian to the level of rat?s plasma carbonyl compound. Sprague-Dawley rats were used in this study, weighted between 100-150 grams. The rats then divided into four groups. Control group only received standard feeding and water. Group A, B, and C were given additional treatment with 10 mg/10 ml twice daily of durian solution for one week (group A), two weeks (group B), and three weeks (group C). Plasma carbonyl compound concentration measured under spectrophotometer. Result of this study shows that in-group A there was lower level of plasma carbonyl compound compared to control group. However, the amounts of samples from the other groups were too small. Therefore, the result from the other groups cannot be analysed."
Depok: Universitas Indonesia, 2016
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M. Gilang Edi
"Durian Durio zibethinus merupakan tumbuhan tropis yang terkenal dengan rasa buahnya yang khas dan bentuk yang berduri Terdapat dugaan di masyarakat bahwa mengkonsumsi durian dalam jumlah besar dapat mencetus munculnya penyakit kardiovaskular seperti stroke namun hingga saat ini belum terbukti kebenarannya Studi menunjukkan bahwa durian mengandung senyawa antioksidan dalam jumlah tinggi yang dapat mengurangi stres oksidatif dan berpotensi mencegah berbagai penyakit inflamasi dan degeneratif Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsumsi durian terhadap kadar glutation GSH plasma darah sebagai biomarker stres oksidatif Tiga puluh dua Tikus Sprague Dawley dengan berat 100 150 mg dibagi menjadi 4 grup Grup kontrol hanya diberi makan dan minum ad libitum Grup minggu 1 minggu 2 dan minggu 3 berturut turut diberi 10 ml larutan durian 10 gram 10 ml pada pagi dan siang hari setiap hari per oral selama 1 minggu 2 minggu dan 3 minggu selain makan dan minum normal ad libitum Level GSH plasma diukur dengan metode Ellman menggunakan spektrofotometri Hasil penelitian menunjukkan bahwa dibandingkan dengan kontrol kadar GSH plasma pada minggu 1 dan 2 meningkat sedangkan pada minggu 3 lebih rendah dengan selisih minimal Perbedaan kadar GSH antar grup tidak dapat dianalisis karena populasi sampel pada akhir studi tidak mencukupi.

Durian Durio zibethinus is a tropical fruit famous for its exotic taste and thorny shape There are a notion in the community that excessive consumption of durian can aggravate one rsquo s health and cause cardiovascular diseases which has no evidence yet Durian contains abundant amount of antioxidant beneficial in ameliorating oxidative stress promoting the potential to prevent cardiovascular and degenerative diseases This research aims to understand the effect of durian consumption to plasma glutathione GSH level as a biomarker of oxidative stress The study used 32 Sprague Dawley rats weighted 100 150 mg divided into 4 groups control 1 week 2 weeks 3 weeks treatment Control group was given water and normal diet ad libitum while 1 week 2 weeks 3 weeks group were given 10 ml diluted durian juice 10 gram 10 ml twice in the morning and the afternoon daily per oral with water and normal diet ad libitum for 1 week 2 weeks 3 weeks respectively Level of plasma GSH was measured using spectrophotometry following Ellman 39 s method Result showed increase of plasma GSH level in 1st and 2nd week compared to control while 3rd week level was minimally lower than control value The difference between each group was not statistically comparable due to low n number."
Depok: Universitas Indonesia, 2016
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abraham Yakub
"Penelitian ini membahas tingkat karbonil sebagai penanda dari stress oksidatif di ginjal akibat terpapar oleh hipoksia hipobarik akut interminten. Hipoksia hipobarik rentan terjadi kepada penerbang (pilot) yang sering terpapar oleh kondisi ini. Sebagai salah satu organ penting, ginjal rentan terpapar oleh stress oksidatif akibat hipoksia hipobarik. Penelitian ini menggunakan desain eksperimental. Sampel jaringan yang dipakai adalah jaringan ginjal tikus jantan galur wistar. Sampel ini lalu dikelompokkan ke dalam empat perlakuan dengan perbedaan frekuensi paparan hipoksia hipobarik dari hypoxia chamber dan satu kelompok kontrol. Metode Cayman?s Protein Carbonyl Assay yang telah dimodifikasi oleh departemen biokimia Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia digunakan dalam percobaan ini. Hasil penelitian menunjukkan adanya tingkat perbedaan karbonil yang bermakna antara kelompok perlakuan dan kelompok kontrol (p<0.05). Bedasarkan hasil pada penilitian ini, dapat disimpulkan terdapat peningkatan stres oksidatif secara signifikan pada keadaan hipoksia hipobarik akut intermiten di jaringan ginjal tikus.

This study discussed about carbonyl concentration level as marker of stress oxidative in kidney due to acute intermittent hypobaric hypoxia exposure. Hypobaric hypoxia is prone to occur in aviators (pilots) who usually expose to this condition. As one of important organs, kidney is prone to be exposed by stress oxidative due to hypobaric hypoxia. This study uses experimental design. The sample used in this study was kidney tissue from male rats wistar. This sample then grouped into four different exposed groups which is differed in frequency of hypobaric hypoxia given in hypoxic chamber and a control group. The method used to measure carbonyl concentration was the method from Cayman's Protein Carbonyl Assay Procedure which then modified by biochemistry department Universitas Indonesia. The result from this experiment revealed that there was a significant difference of carbonyl concentration between exposed and control group (p<0.05). This study concluded that there was a significant increase of stress oxidative in acute intermittent hypobaric hypoxia condition in kidney tissue.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Carla Handayani
"Penelitian ini membahas tentang kadar karbonil sebagai penanda dari stress oksidatif di jantung akibat pajanan hipoksia hipobarik. Pada penerbang (pilot) sering mengalami keadaan hipoksia hipobarik karena mereka selalu menemui kondisi tersebut. Jantung, sebagai salah satu organ penting di tubuh sangat rentan terhadap paparan stres oksidatif yang disebabkan oleh hipoksia hipobarik. Pada penelitian ini, teknik penelitian yang dipilih adalah teknik eksperimental. Sampel jaringan yang dipakai adalah jaringan jantung tikus jantan galur winstar. Sampel ini lalu diklasifikasikan ke dalam empat perlakuan dengan perbedaan frekuensi pajanan hipoksia hipobarik dari hypoxia chamber dengan satu kelompok kontrol. Teknik yang digunakan untuk mengukur tingkat karbonil adalah teknik yang digunakan oleh Cayman's Protein Carbonyl Assay dan dimodifikasi oleh departemen biokimia di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan tingkat karbonil yang bermakna antara grup perlakuan dan grup kontrol (p<0.05). Penelitian ini menggambarkan adanya peningkatan stress oksidatif yang bermakna pada keadaan hipoksia hipobarik di jaringan jantung tikus.

This research describes about the level of carbonyl concentration as marker of stress oxidative in the heart because of the exposure of hypobaric hypoxia. Hypobaric hypoxia is vulnerable in aviator (pilot) who usually meets this situation. Heart, as one of important organ in the body is vulnerable to the exposure of stress oxidative because of hypobaric hypoxia state. The technique chosen in this study is experimental method. The sample selected is heart tissue from male rats winstar. This sample then classified into four different exposed clusters with different hypobaric hypoxia frequency in hypoxia chamber and one control group. The technique used to quantify carbonyl concentration is the technique from Cayman's Protein Carbonyl Assay Procedure which then altered by biochemistry department in Universitas Indonesia. The result of this experiment demonstrated that there is a significant difference of carbonyl concentration among exposed and control group (p<0.05). This project illustrates that there is marked increase of stress oxidative in hypobaric hypoxia setting in heart tissue."
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Radhianie Djan
"Pada penelitian ini dianalisis tingkat karbonil sebagai penanda dari stress oksidatif di otak akibat terpapar oleh hipoksia hipobarik. Para penerbang atau pilot, sangat sering ditemukan dalam kondisi hipoksia hipobarik karena seringnya terpapar oleh berbagai macam faktor. Salah satu organ yang penting yang bisa terkena oleh stress oksidatif yang disebabkan karena hipoksia hipobarik adalah otak. Desain peneltian ini dilakukan dengan cara atau metode eksperimental, dimana pada penelitian ini digunakan jaringan otak tikus jantan galur winstar sebagai sampel jaringan. Setelah itu, sampel dikelompokkan menjadi empat perlakuan yang berbeda pada frekuensi pemaparan hipoksia hipobarik dan terdapat satu kelompok kontrol. Pengukuran tingkat karbonil/ oksidasi protein menggunakan metode pengukuran yang diterapkan oleh Cayman's Protein Carbonyl Assay yang telah dimodifikasi oleh departemen biokimia Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Pada hasil penelitian ditemukan adanya perbedaan tingkat karbonil yang bermakna antara empat kelompok yang diberi perlakuan dan kelompok control (p<0,05). Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa terdapat peningkatan yang signifikan pada keadaan hipoksia hipobarik pada jaringan otak tikus.

In this study, there will be a discussion of the level of carbonyl concentration as the stress oxidative marker in the brain because of the exposure to the hypobaric hypoxia. The hypobaric hypoxia situation is often appeared in the pilot or aviator who frequently exposed to this kind of setting (high altitude). Hypobaric hypoxia may leads to the stress oxidative condition which can affect the vital organs particularly brain. In this study, the method used is experimental design and using the sample of brain tissue from male Wistar rats. Furthermore, the rat’s samples were differentiated into one control group and four different groups which exposed to the hypobaric hypoxia condition in each different altitude using the help of hypobaric chamber. In this study, the measurement of protein oxidation (carbonyl concentration) is using the method of Cayman's Protein Carbonyl Assay with several modification from the Universitas Indonesia biochemistry department. The results have confirmed that there is a significant different of carbonyl level in the exposed compared to the control group (p<0.05). As a consequence, we can conclude that in the hypobaric hypoxia situation, there will be an elevation of stress oxidative in the brain tissue."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2011
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nabila Aljufri
"Menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007 Indonesia menunjukkan bahwa penyakit tidak menular (PTM) adalah penyebab utama kematian di Indonesia. Penyakit Kardiovaskuler menjadi penyebab utama dengan 31,9% termasuk hipertensi (6,8%) dan stroke (15,4%).1 Risiko penyakit meliputi makanan. Salah satu makanan yang dipercaya mempunyai hubungan dengan penyakit jantung dan strok adalah durian. Durian (Durio spp.) adalah salah satu buah tropis yang disenangi di regio Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Berita yang beredar dimasyarakat menyatakan bahwa konsumsi durian dalam jumlah besar pada waktu relatif singkat dapat menyebabkan yang efek tidak baik untuk kesehatan. Maka, penelitian ini bertujuan untuk membuktikan apakah konsumsi durian dalam jumlah yang besar dalam waktu yang relatif singkat berpengaruh terhadap kadar kolesterol plasma tikus.
Dalam percobaan ini setiap grup yang terdiri dari grup kontrol maupun intervensi terdiri atas enam ekor tikus. Grup pertama mengkonsumsi durian selama satu minggu, grup kedua diberi intervensi durian selama dua minggu dan grup ketiga diberi intervensi durian selama tiga minggu. Durian yang diberikan dilarutkan dalam air dengan dosis yang sama dengan konsumsi lima buah durian/manusia/hari. Tikus lalu dikorbankan diakhir percobaan dan darahnya diambil untuk mengukur level dari kolesterol menggunakan kit (ST. Reagensia, Indonesia). Riset ini dilakukan dalam periode Juli 2012 sampai April 2013.
Pada minggu pertama, level kolesterol dari enam tikus yang hidup adalah 68,617 + 21,676 mg/dL. Pada minggu kedua experimen, level kolesterol darah dari grup kedua yang terdiri dari tiga ekor adalah 58,534 + 7,528 mg/dL dan grup perlakuan tiga minggu memiliki nilai kolesterol 55,654 + 0,489 mg/dL dengan nilai kolesterol darah dari kontrol keseluruhan sebesar 75,497 + 15,486 mg/dL. Dari percobaan ini, dapat dilihat bahwa terjadi penurunan nilai kolesterol darah. Namun, secara statistik tidak ditemukan perbedaan bermakna (p>0,5). Dapat dilihat bahwa kolesterol tidak meningkatkan level kolesterol darah.
Dari survei literatur, ditemukan bahwa durian tidak mengandung substansi yang berbahaya. Di sisi lain, hasil percobaan menunjukkan tidak ada peningkatan level kolesterol darah bahkan sebaliknya. Studi literature menyatakan bahwa durian mengandung substansi antioxidan yang secara tidak langsung dapat mengurangi level kolesterol darah.

Since long time, Durian (Durio spp.) is appreciated and consumed widely in Southeast Asia countries. However, there is a rumor among people that consuming durian in a relatively great number and in relatively short time could cause dangerous effect such as increase in the blood cholesterol level, heart attack, abortion, or even stroke. Therefore, the aim of this investigation is to test whether the durian consumption in relatively long time could increase the blood cholesterol level.
A number of rats were divided randomly into a group of 6 animals. The first group was fed with durian for 1 week, second group for 2 weeks, and the third group for 3 weeks. The durians were dissolved in water in a dose equivalent to five-durians/ human/day. The rats were sacrificed at the end of each period and blood was collected for cholesterol level, which is determined using a special kit (ST. Reagensia, Indonesia). The research was conducted from July 2012 to April 2013.
At the first week, the blood cholesterol level of 6 survival rat was 68,617 + 21,676 mg/dL. After 2 weeks of experiment, the blood cholesterol level of the second group 3 of 9 was 58,534 + 7,528 mg/dL. Later on, in 3 weeks intervention the blood cholesterol level (3 rats) was 55,654 + 0,489 mg/dL. Compare to blood cholesterol level in control group (5 rats), which was 75,497+ 15,486 mg/dL In conclusion, it seems that there were a decrease in blood cholesterol level in durian fed rats. However, statistical analysis shows that the different is not significant. It appears that the durian consumption did not increase blood cholesterol level.
From literature survey it is found that durian does not contain any harmful substance. Instead of increasing blood cholesterol level, durian contains antioxidant substance, which indirectly can reduce the blood cholesterol level.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cicilia Febriani Hayuningrum
"ABSTRAK
Endometriosis merupakan penyakit ginekologi ditandai dengan implantasi jaringan endometrium di luar rongga uterus, berhubungan erat dengan proses inflamasi kronis. Stres oksidatif menjadi aktivator terjadinya proses inflamasi kronis di endometriosis. Oktil galat terbukti lebih efektif menekan proses inflamasi dibandingkan asam galat dan heptil galat pada sel kultur primer endometriosis. Penelitian ini bertujuan menganalisis pengaruh oktil galat pada proses inflamasi dan stres oksidatif pada tikus Wistar model endometriosis. Tiga puluh ekor tikus Wistar dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu kelompok uji, kontrol endometriosis dan kelompok normal. Kelompok uji dilakukan autotransplantasi lalu diberikan suspensi oktil galat dan CMC selama satu bulan. Kelompok endometriosis dilakukan autotransplantasi lalu diberikan larutan CMC selama satu bulan, sedangkan kelompok normal hanya dilakukan laparotomi. Seluruh tikus kemudian dieuthanasia, dari kelompok uji dan kontrol endometriosis diambil jaringan endometriosisnya sedangkan dari kelompok sehat diambil jaringan endometriumnya untuk dianalisis. Analisis MDA (Malondialdhyde) dan SOD (Superoxide Dismutase) dilakukan secara spektofotometri, kadar NF-ĸB dengan ELISA dan IL-1β (Interleukin-1 Beta) dengan LUMINEX. Pemberian oktil galat pada kelompok uji tidak menurunkan kadar MDA namun berpotensi menekan kondisi stres oksidatif dengan meningkatkan kadar SOD. Oktil galat terbukti menekan aktivasi NF-ĸB secara signifikan, namun tidak menekan kadar IL-1β. Oktil galat berperan sebagai antiinflamasi pada tikus Wistar model endometriosis dengan cara induksi peningkatan SOD dan hambatan langsung pada translokasi nuklear NF-ĸB.

ABSTRACT
Endometriosis is a gynecological disease characterized by the implantation of endometrial tissue outside the uterine cavity, related to the chronic inflammatory process. Oxidative stress activates the occurrence of chronic inflammatory in endometriosis. Octyl gallate is more effective in suppressing the inflammatory process than gallic acid and heptil gallate in primary endometriosis culture cells. This study aimed to analyze the effect of octyl gallate on the inflammatory process and oxidative stress in endometriosis Wistar rat models. 30 Wistar rats were divided into three groups, the test group, endometriosis control and normal groups. The test group was autotransplantated and then given a suspension of octyl galate and CMC for one month. The endometriosis group was autotransplanted and then given a CMC solution for one month, while the normal group only underwent laparotomy. All rats were then euthanized, from the test and endometriosis group the endometriosis tissue was taken while from the normal group endometrial tissue was taken for analysis. MDA and SOD were measured using spectrophotometry, NF-ĸB with ELISA and IL-1β with LUMINEX. Induction of octyl gallate in the test group did not reduce MDA levels but could potentially suppress oxidative stress conditions by increasing SOD levels. Octyl gallate significantly inhibit the NF-ĸB activation, but not suppressing IL-1β levels significantly. Octyl gallate act as anti-inflammatory agent in endometriosis Wistar rat model through the enhancement of SOD and direct inhibition to nuclear translocation of NF-ĸB."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
T59186
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kusmawanto
"ABSTRAK
Pendahuluan: Radikal bebas menjadi masalah serius karena dapat menyebabkan berbagai penyakit lewat mekanisme perusakan DNA, protein, lipid, dan karbohidrat. Cengkeh Syzygium aromaticum dipercaya memiliki efek antioksidan yang kuat. Penelitian ini akan mencari tahu efek antioksidan ekstrak air cengkeh terhadap kerusakan hati dan plasma akibat CCl4 dan perbedaan akibat lama pemberian.Metode: Desain penelitian adalah eksperimental in vivo. Data didapat dengan mengukur konsentrasi senyawa karbonil pada hati dan plasma 24 tikus Wistar yang dibagi ke dalam 6 kelompok, yaitu Kontrol Normal tanpa perlakuan , Kontrol Positif CCl4 diikuti ?-tokoferol , Kontrol Negatif induksi CCl4 , Cengkeh 1 cengkeh selama 1 hari , CCl4 Cengkeh 1 CCl4 diikuti cengkeh selama 1 hari , serta CCl4 Cengkeh 3 CCl4 diikuti cengkeh selama 3 hari . Dosis cengkeh 200 mg/ kgBB.Hasil: Hasil uji hati didapat kadar karbonil Kontrol Negatif lebih rendah dibanding CCl4 Cengkeh 1 p=0.257 tetapi lebih tinggi dibanding CCl4 Cengkeh 3 p=0.91 . CCl4 Cengkeh 1 lebih tinggi dibanding Kontrol Normal p=0.005 dan CCl4 Cengkeh 3 p=0.008 . Hasil uji plasma didapat kadar karbonil Kontrol Negatif lebih rendah dibanding CCl4 Cengkeh 1 p=0,008 tetapi lebih tinggi dibanding CCl4 Cengkeh 3 p=0,085 .Kesimpulan:Cengkeh memiliki efek antioksidan yang mampu mengatasi kerusakan hati dan plasma akibat CCl4 dan waktu 3 hari merupakan waktu yang dibutuhkan untuk menunjukkan efek.

ABSTRACT
Introduction Free radicals is a serious problem because it can cause various diseases through the mechanism of destruction of DNA, proteins, lipids, and carbohydrates. Cloves Syzygium aromaticum is believed to have strong antioxidant effect. The aim of this study was to find out the antioxidant effects of water extracts of cloves to damage the liver and plasm due to CCl4 and difference in duration of administration.Methode The study design was experimental research in vivo. Data obtained from measurement of carbonyl concentration in 24 Wistar rats liver and plasmwhich are divided into 6 groups Normal Control without treatment , Positive Control CCl4 followed by tocopherol , Negative Control induction CCl4 , Cloves 1 clove for 1 day , CCl4 Clove 1 CCl4 followed cloves for 1 day , and CCl4 Clove 3 CCl4 followed cloves for 3 days . Dose of cloves was 200 mg kgBB.Result The results of liver test obtained the carbonyl level in Negative Control is lower than CCl4 Cloves 1 p 0257 but higher than CCl4 Clove 3 p 0.91 .CCl4 Cloves 1 is higher than Normal Control p 0.005 and CCl4 Clove 3 p 0.008 . The test results obtained plasm carbonyl level in Negatif Control is lower than CCl4 Cloves 1 p 0.008 but higher than CCl4 Clove 3 p 0.085 .Conclusion Cloves have antioxidant effects that can overcome the liver and plasm damage caused by CCl4 and it considered that 3 days the time required to show an effect."
2016
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Novian Agni Yudhaswara
"ABSTRAK
Asam lipoat adalah senyawa yang terkandung dalam intra dan ekstraselular yang bertindak sebagai koenzim piruvat dehidrogenase, penangkal racun, pengkat logam berat dan antioksidan. Pengukuran asam lipoat diperlukan untuk mengetahui jumlah asam lipoat yang menjalankan fungsinya baik sebagai koenzim atau antioksidan. Tetapi pengukuran ini membutuhkan alat khusus seperti HPLC dan proses yang tidak mudah. Alat yang umum dan mudah seperti spektrofotometer diharapkan bisa menjadi alat penentuan asam lipoat. Pengukuran asam lipoat menggunakan spektrofotometri dengan metanol UV dan PdCl2 terlihat telah diuji dan diperoleh hasil yang valid dan dapat diandalkan dalam sediaan obat atau farmasi tetapi belum diuji untuk plasma. Pengukuran asam lipoat dalam plasma dan leukosit menggunakan PdCl2 menghasilkan pengukuran yang valid, dengan akurasi, presisi tinggi dan tidak berbeda dengan pengukuran asam lipoat menggunakan HPLC, p= 0,99. Sedangkan UV methanol berbeda dibanding HPLC p= 0,0001 atau tidak valid.

ABSTRACT
Lipoic acid is a compound contained in intra and extracellular that act as a coenzyme of Pyruvate Dehydrogenase, antidote, chelating agent and antioxidant. Measurement of lipoic acid is needed to determine the amount of lipoic acid that performs its functions either as a coenzyme or an antioxidant. But this measurement requires a special tool such as High Performance Liquid Chromatography HPLC and a process that is not easy. A common and easy tool such as a spectrophotometer is expected to be a tool of lipoic acid determination. Measurement of lipoic acid using spectrophotometry with UV methanol and visible PdCl2 has been tested and obtained valid and reliable results in drug or pharmaceutical preparations but not yet tested for plasma. Determination of lipoic acid in plasma and leukocytes using PdCl2 produced valid result, with high accuracy, precision and was not different from lipoic acid measurement using HPLC, p 0.99. While UV methanol was different compare to HPLC p 0.0001 or was not valid."
2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gilbert Lazarus
"Pendahuluan Diabetes mellitus tipe 2 (DMT2) diderita oleh sekitar 1 dari 10 orang dewasa di seluruh dunia. Patomekanisme DMT2 yang diperantarai oleh stres oksidatif dapat menyebabkan kerusakan multisistem, khususnya sistem kardiovaskular. Beberapa efek samping penggunaan metformin telah dilaporkan. Hal ini menyebabkan alfa-mangostin (αMG) muncul sebagai salah satu alternatif pengobatan DMT2 yang memiliki potensi tinggi akibat aktivitas anti-oksidatifnya. Studi ini bertujuan untuk mengevaluasi efek protektif αMG terhadap kadar malondialdehid (MDA) dan aktivitas superoksida dismutase (SOD) pada organ jantung tikus model DMT2.
Metode Tiga puluh enam tikus Wistar jantan dibagi ke dalam enam kelompok yang masing-masing berisi enam ekor: kelompok normal, kelompok normal + αMG (200 mg/kgBB), kelompok DMT2, kelompok DMT2 + metformin (200 mg), kelompok DMT2 + αMG 100 dan 200 mg/kgBB. Konsentrasi MDA dan aktivitas SOD diukur untuk menilai tingkat stres oksidatif pada setiap kelompok. ANOVA Welch diikuti dengan uji post-hoc Games-Howell digunakan untuk membandingkan data dengan nilai kemaknaan 0,05.
Hasil Studi ini mendemonstrasikan bahwa αMG dapat menurunkan konsentrasi MDA (p=0,003) dan meningkatkan aktivitas SOD (p=0,001) pada model tikus DMT2 secara signifikan, bahkan hingga melebihi kelompok normal untuk parameter SOD (rerata, 8,98 vs. 6,02 U/mL; p<0,001). Terlebih lagi, αMG dapat meningkatkan aktivitas SOD secara dose-dependent (rerata, 8,98 vs. 11,96 U/mL; p=0,019). Dibandingkan dengan metformin, αMG memperbaiki stres oksidatif lebih baik pada kedua parameter (MDA, p=0,029; SOD, p=0,007).
Kesimpulan Temuan pada studi ini menunjukkan bahwa αMG mampu memperbaiki stres oksidatif pada jaringan jantung tikus yang mengidap DMT2, terbukti pada peningkatan aktivitas SOD serta penurunan konsentrasi MDA.

Introduction Type 2 diabetes mellitus (T2DM) afflicts about 1 in 10 adults worldwide. Oxidative stress in T2DM leads to multisystem damages, particularly the cardiovascular system. As deteriorating adverse effects on the use of metformin have been reported, alpha-mangostin (αMG) rise as a potential alternative due to its anti-oxidative properties. This study aims to evaluate the protective effects of αMG against oxidative stress markers (i.e. malondialdehyde [MDA] and superoxide dismutase [SOD]) in heart tissued of T2DM-induced rats. Methods Thirty-six male Wistar rats were divided into 6 groups of 6 each, i.e., normal group, normal + αMG (200 mg/kg), T2DM group, T2DM + metformin group, T2DM + various doses of αMG (100 and 200 mg/kg). T2DM were induced using high-fat/high-glucose diet followed by streptozotocin injection (HF/HGSTZ). MDA level and SOD activity were assayed to assess oxidative stress between groups. Welch's ANOVA followed by Games-Howell post-hoc test was used to compare the data with significance level of 0.05.
Results This study demonstrated that αMG remarkably decreased MDA (p=0.003) and increased SOD (p=0.001) in T2DM-induced rats, even to the extent of exceeding controls for SOD (mean 8.98 vs. 6.02 U/mL, p<0.001). Furthermore, αMG were dose-dependent in SOD (mean, 8.98 vs. 11.96 U/mL; p=0.019). Compared to metformin, αMG improves oxidative stress better either for MDA (p=0.029) or SOD (p=0.007). Conclusion These findings suggest that αMG is capable of ameliorating oxidative stress in heart tissues of T2DM-induced rats, evident in the increase of SOD and the decrease of MDA."
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>