Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 50890 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Parwati Cemplon
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas lesbianisme di Jepang pada tahun 1960-an yang tergambar melalui novel Utsukushisa to Kanashimi to karya Kawabata Yasunari. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjelaskan penggambaran lesbian oleh pengarang dalam novel dan pandangan pengarang terhadap lesbian yang ia ungkapkan melalui novel tersebut.
Metode yang digunakan adalah deskriptif analisis dengan kajian pustaka dan teori yang digunakan adalah pendekatan sosiologi sastra oleh Rene Wellek dan Austin Warren.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kawabata memiliki pandangan bahwa lesbian di Jepang pada tahun 1960-an dianggap sebagai suatu hal yang tidak lazim karena wanita seharusnya menikah dan merawat anak.

ABSTRACT
This study focused on lesbianism in Japan around 1960 that showed on Kawabata Yasunari's Utsukushisa to Kanashimi to. The purposes of this study are to explain writer's portrayed of lesbian and writer's opinion about lesbian that written in the novel.
This study used descriptive analysis with literature studies and the theory that used in this study is sociology of literature approach by Rene Wellek and Austin Warren.
The result of this study showed that Kawabata thought lesbian in Japan around 1960 considered as something unusual because women should be married and raising children.
"
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2016
S61512
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Upik Latifah Thamrin
"Kawabata Yasunari merupakan sastrawan Jepang yang pertama kali meraih hadiah novel pada tanggal 17 Oktober 1958 setelah haadiah itu diberikan kepada seorang penyair dari India yaitu Rabindranath Tagore. Utsukushisa to Kanashimi to merupakan cerita bersambung tetapi kemudian cerita ini diterbitkan menjadi sebuah novel. Novel ini menonjolkan masalah cinta yang terjadi antara para tokohnya. Masalah cinta ini digambarkan oleh Kawabata Yasunari di dalam jalinan cerita yang amat menarik. Ternyata masalah cinta dalam novel ini menimbulkan berbagai macam konflik yang menyangkut keadaan psikologis para tokohnya. Kawabata mampu mengakhiri konflik yang terjadi dengan Cara yang tidak diduga oleh pembacanya."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1995
S13900
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nany Ekaningtyas Soetikno
"Sebagai obyek penulisan skripsi ini, kami memilih kesusastraan kawabata Yasunari. Pokok tersebut kami pilih dengan maksud untuk memperkenalkan keusastraan Kawabata Yasunari dan kesusastraan Jepang modern. Kawabata Yasunari adalah salah seorang pengarang yang terkenal diantara pengarang-pengarang kesuastraan Jepang modern. Ia adalah novelis Jepang pertama yang menerima hadiah Nobel pada tanggal 10 Desember 1968. Ia adalah novelis Jepang pertama yang pandai melukiskan keindahan tradisi Jepang dengan teknik menulis modern. Di antara novel Kawabata Yasunari kami pilih Izuno Odoriko yang merupakan karya pertamanya."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1980
S13749
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kawabata, Yasunari
"Ketika wanita itu menangis di dada ibunya, ia menyadari bahwa ia telah benar-benar menangis sejak ia masih jadi aktris cilik. (Wajah) “Nah, cobalah lagi berjalan menembus batang pohon itu untuk memastikan apakah kau masih hidup atau sudah mati. Jika sudah mati, kita bisa bersama-sama masuk ke dalam pohon dan tinggal di dalamnya.”"
Yogyakarta: Diva Press, 2016
895.6 KAW c
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Maya Aryanti Ismo
"Yukiguni adalah salah satu dari sekian banyak karya_-karya terbaik Kawabata yang berhasil meraih penghargaan' Nobel Bidang Kesusastraan. Melalui novel ini, Kawabata berhasil menampilkan keindahan dari sentuhan jiwa antara laki-laki dan perem-puan.Teknik pemakaian kata-kata yang indah dari Kawabata dalam menggambarkan suasana alam maupun detik-detik kebersamaan laki-laki dan perempuan memang patut mendapat pujian.Penyusunan dialog-dialog dalam cerita ini mewarisi tradisi karya-karya klasik. Dialog yang dibawakan para tokoh cerita ini bersifat pendek, seperti dialog tokoh_tokoh yang muncul pada jaman dahulu di saat membawakan syair-syair klasik. Secara implisit, novel ini mengandung berbagai tema tentang.cinta dan bentuk-bentuknya. Cinta murni antara laki-laki dengan perempuan, cinta anak kepada orang tua, cinta karena belas kasihan, dan berbagai bentuk cinta lainnya, yang kesemuanya itu diwarnai oleh nilai-nilai kenihilan, sesuai dengan cara Kawabata yang memandang segala sesuatu dalan hidup ini dari segi nihil."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1994
S13738
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nara Naina
"Pembatasan politik patriarki dan pemahaman kolektif masyarakat seringkali menghambat interpretasi sejati ekspresi diri perempuan, khususnya dalam konteks seksualitas dan erotisme. Artikel ini bertujuan mengeksplorasi peran erotisisme, sebagaimana disampaikan oleh Audre Lorde, dalam membentuk relasi lesbianisme yang memenuhi kebutuhan, memberikan kebebasan, dan memunculkan life force dalam diri perempuan. Stigma dan asumsi seputar hubungan lesbianisme diidentifikasi sebagai potensi penghalang bagi perempuan mencapai kebebasan. Melalui metode deskriptif-analisis dan pendekatan kualitatif, artikel ini menganalisis erotisme perempuan secara holistik, menunjukkan potensi untuk menciptakan dunia dalam relasi lesbianisme yang menjadikannya salah satu pilihan kebebasan perempuan. Pengumpulan data berbasis kajian literatur diterapkan untuk memperdalam pemahaman terhadap konsep dan makna yang membantu redefinisi konsep erotisisme dan lesbianisme. Artikel ini diharapkan dapat memberikan kontribusi yang signifikan dalam memperkaya pemahaman literatur mengenai konsep erotisme, kebebasan, dan relasi perempuan, khususnya lesbianisme. 

The constraints of patriarchal politics and collective societal understandings often impede the authentic interpretation of women's self-expression, particularly in the realms of sexuality and eroticism. This article aims to explore the role of eroticism, as articulated by Audre Lorde, in shaping lesbian relationships that fulfill women's needs, provide freedom, and evoke a life force within women. Stigmas and assumptions surrounding lesbian relationships are identified as potential barriers for women to attain freedom. Through a descriptive-analytical method and qualitative approach, this article holistically analyzes women's eroticism, demonstrating its potential to create a world within lesbian relationships that becomes one of the choices for women's freedom. Literature-based data collection is employed to deepen the understanding of concepts and meanings that contribute to the redefinition of eroticism and lesbianism. This article is expected to make a significant contribution to enriching the literature's understanding of the concepts of eroticism, freedom, and women's relationships, particularly lesbianism. "
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Reni I. Bachtiar
"Aspek yang menonjol di dalam ketiga novel tersebut adalah penggambaran tokoh-tokoh wanita utamanya yang memiliki banyak persesuaian ciri dengan ciri para wanita pioneer yang hidup di daerah frontier.
Adapun tujuan dari karya tulis ini adalah untuk memberikan gambaran mengenai ciri-ciri wanita pioneer dalam tokoh-tokoh utama wanita karya Willa Cather tersebut.
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan historis untuk menghubungkan karya-karya tersebut dengan sejarah dan aspek-aspek wanita di abad kedelapan belas dan kesembilan belas.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tokoh-tokoh utama wanita ketiga novel tersebut banyak memiliki persesuaian ciri dengan ciri para wanita pioneer yang hidup di jaman frontier. Karenanya, mereka merupakan tokoh-tokoh utama wanita pioneer."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1990
S14180
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Betantini M., J.F.R.
"Sebagai seorang pujangga sastra zaman Jepang Modern, hasil karya Dazai Osamu tidak terlepas dari pengaruh situasi zaman, yaitu era peralihan. Karena bermaksud memba_has karyanya yang dapat merefleksikan situasi tersebut, penulis memilih Shayoo sebagai bahan utama penulisan skripsi.
Shayoo mengetengahkan topik kehidupan sebuah keluarga bangsawan. Karena timbul Perang Dunia II dan ketiaaan kepala keluarga, mereka mengalami kejatuhan, baik fisik maupun mental. Secara fisik dapat segera diketahui dengan adanya kemunduran ekonomi. Sedangkan secara mental digambarkan bahwa tokoh atasan mengalami erosi moral.
Dengan menggunakan studi kepustakaan dan metode pemaparan secara deskriptif, penulis membahas dalam sistematika yang tersusun dalam bab 1 sampai dengan bab 5. Bab 1, pendahuluan; bab 2, latar belakang penulisan Sha_yoo; bab 3, penokohan; bab 4, permasalahan yang terdapat dalam novel Shayoo; bab 5, kesimpulan."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1987
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Martinus Marta Jaya
"De Uityreter merupakan novel pertama Nescio, yang diterbitkan tahun 1911. Novel tersebut mengisahkan kehidupan sekelompok pemuda seniman Belanda, dengan latar alam dan masyarakat negeri itu pada permulaan abad ke 20. Pemilihan tokoh seniman dan latar alam dalam cerita tersebut merupakan ciri yang banyak ditemukan dalam karya Romantik. Hal itu menimbulkan pertanyaan apakah cirri Romantik ditemukan dalam elemen struktur cerita tersebut. Untuk menjawab pertanyaan di ataxy diperlukan suatu analisis struktural terhadap unsur yang membangun struktur cerita De Uitvreter. Analisis structural dilakukan terhadap latar, tokoh, fokalisasi dan tema cerita. Setelah analisis tersebut dijabarkan cirri Romantik. Berdasarkan kedua hal itu dapat diketahui bahwa cirri Romantik ditemukan dalam cerita, seperti yang tercermin pada penggambaran tokoh, latar dan pemilihan tema cerita."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1993
S15934
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lie Sophia Yulianti
"ABSTRAK
Novel Birds of Passage dan Homebase adalah novel karya penulis Keturunan etnis Cina dengan visi menggugat pandangan etnosentris dan rasis kaum penguasa/dominan dalam masyarakat Australia dan Amerika, yang didominasi oleh keturunan Anglo-Keltik dan Anglo-Sakson. Dalam menyuarakan visinya kedua novelis, Brian Castro dan Shawn Wong, menggulirkan tema rasialisme yang dipadukan dengan isu identitas bangsa dan budaya ditinjau dari perspektif kelompok minoritas etnis Cina.
Dalam kedua novel tersebut, kelompok etnis Cina tidak ditempatkan sebagai objek yang dibicarakan seperti yang dilakukan kebanyakan para pengarang Anglo-Australia maupun Anglo-Amerika. Sebaliknya, mereka adalah subjek yang menuturkan kisahnya sendiri.
Kedua novel menyajikan tema rasialisme dengan dimensi dan wujud yang berbeda. Birds of Passage menampilkan kelompok etnis Cina sebagai korban rasialisme fisik dalam masyarakat Australia. Isu rasialisme dalam wujud yang subtil seperti pengotak-kotakan kebangsaan berdasarkan etnisitas seseorang juga ditampilkan dalam novel tersebut. Homebase -sementara itu- membahas rasialisme dalam wuud yang lebih subtil: represi atas perjuangan dan kontribusi kelompok etnis minoritas Cina dalam membangun Amerika. Prestasi dan kontribusi kelompok etnis Cina dalam membangun lintasan rel kereta api transkontinental Central Pacific kerapkali terlupakan dalam sejarah Amerika yang ditulis berdasarkan perspektif kaum Anglo-Sakson.
Tesis ini membahas masalah rasialisme dalam masing-masing novel dan juga strategi sang pengarang untuk menepisnya. Latar belakang sosiohistoris dan budaya kelompok etnis Cina dalam sejarah Australia dan Amerika juga dibahas untuk lebih dapat memahami akar permasalahannya.

ABSTRACT
Written by the so-called ethnic minority writers of Chinese descent, Birds of Passage and Homebase try to depict the practice of ethnocentrism and racialism in Australia and the United States of America, countries dominated by Anglo-Celtic and Anglo-Saxon descendants. The two writers, Brian Castro and Shawn Wong, present the issue of racialism in the light of the cultural identity seen from the perspective of Chinese ethnic minority groups.
Written from the perspective of Chinese ethnic minority groups , the two novels offer the aspiration of the Chinese as the speaking subjects.They are not the spoken objects of the majority anymore. On the contrary, as the speaking subjects, they are the actors who narrate their own stories and have their voices heard.
Birds of Passage and Homebase portray the notion of racialism in different forms. Birds of Passage depicts the Chinese as the victim of physical racialism in Australia. It also presents racialism in a subtle way : the notion of nationality based on one's ethnicity. Homebase, however, portrays racialism in a more subtle way : repression of the contribution of the Chinese ethnic minority group in the history of the United States of America. Their achievement and contribution in building America's railroad network are hardly mentioned in American history books written in Anglo Saxon perspective. The Chinese are neglected actors in the history of America.
This thesis discusses not only the notion of racialism in each novel but also the writers' strategies to counter it. The analysis of socio cultural and historical background of the Chinese ethnic minority group in Australia and the United States of America is also presented in order to have a better understanding of the two novels.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>