Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 183938 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Naufal Andalu
"Menurut riset kesehatan dasar (riskesdas) tahun 2013, prevalensi obesitas sentral di Indonesia adalah 26,6%. Angka ini meningkat jika dibandingkan dengan prevalensi pada tahun 2007 yaitu 18,8%. Jika melihat tren yang ada, maka dapat diprediksi bahwa angka ini akan terus meningkat setiap tahunnya khususnya pada wilayah yang menjadi pusat ekonomi di Indonesia. Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya obesitas sentral adalah konsumsi kopi mix. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian untuk melihat hubungan antara kebiasaan konsumsi kopi mix dengan obesitas sentral. Penelitian dilakukan pada mahasiswa laki-laki Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia tahun 2015. Penelitian ini dilakukan menggunakaan metode cross-sectional untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara konsumsi kopi mix dengan obesitas sentral.
Berdasarkan hasil penelitian, prevalensi obesitas sentral pada mahasiswa laki-laki Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia adalah 22,7%. Presentase jumlah mahasiswa laki-laki Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia yang memiliki kebiasaan konsumsi kopi adalah 30%. Setelah dilakukan analisis statistik, hasilnya adalah tidak terdapat hubungan bermakna antara kebiasaan konsumsi kopi mix ≤ 2x per minggu atau ≤ 300 ml per minggu dengan obesitas sentral (p=0,804).

According to health research (Riskesdas) in 2013, the prevalence of central obesity in Indonesia is 26.6% . This precentage increases when compared to the prevalence in 2007 is 18.8%. If we look at the trends, it can be predicted that this precentage will continue to rise every year, especially in economic center region in Indonesia. One of the factors that can influence the occurrence of central obesity is the consumption of coffee mix. Therefore, it is necessary to study the relationship between habitual coffee mix consumption with central obesity. The study was conducted on male scholars of the Faculty of Medicine, University of Indonesia in 2015. The study was conducted using cross-sectional method to determine whether there is a relationship between coffee consumption mix with central obesity or not.
According to the results, the prevalence of central obesity in male scholars of the Faculty of Medicine, University of Indonesia was 22.7%. The percentage of the number of male scholars of the Faculty of Medicine, University of Indonesia, which has a habit of consumption of coffee is 30%. After statistical analysis, the result shows that there is no significant association between coffee mix consumption habits ≤ 2x per week or ≤ 300 ml per week with central obesity (p = 0.804).
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Julia Remi Chandra
"Obesitas merupakan kondisi penumpukan lemak secara berlebihan pada tubuh. Salah satu area penumpukan lemak pada tubuh adalah abdomen, yang dapat diukur dengan lingkar pinggang. Konsumsi minuman tinggi kalori semakin meningkat, salah satunya adalah soft drink. Soft drink yang berbentuk cair dan memiliki kadar gula yang tinggi dapat meningkatkan risiko penumpukan lemak bila dikonsumsi secara berlebihan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan konsumsi soft drink dengan ukuran lingkar pinggang.
Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional untuk mencari hubungan konsumsi soft drink dengan ukuran lingkar pinggang. Penelitian ini dengan menggunakan kuesioner untuk mengetahui konsumsi soft drink dan data antoprometri mahasiswa laki-laki. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei - Oktober 2015 di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Depok. Konsumsi soft drink dinilai dengan melihat frekuensi dan jumlah konsumsi soft drink. Analisis data menggunakan program SPSS versi 20.0 for windows dengan uji Mann-Whitney. Dari pengambilan data, didapatkan 113 responden mahasiswa laki-laki FKUI angkatan 2012-2014.
Hasil analisis data menunjukkan terdapat hubungan konsumsi soft drink dengan lingkar pinggang pada mahasiswa laki-laki FKUI. Sebanyak 46% responden mengonsumsi soft drink sebanyak >1 liter/minggu. Konsumsi soft drink dapat menambah asupan kalori yang dapat mempengaruhi ukuran lingkar pinggang.

Obesity is condition of excessive fat accumulation in the body. One area of fat accumulation in the body is the abdomen, which can be measured by waist circumference. The consumption of high-calorie drinks is increasing, one of which is soft drinks. Soft drinks have liquid form and high sugar levels that can increase the risk of fat accumulation when consumed in excess.
This study aims to find association of soft drinks consumption with waist circumference. This study used cross-sectional design to find association of soft drink with waist circumference. Data were collected using questionnaires to determine soft drinks consumption and anthropometric measurement on male students. This study was conducted in May-October 2015 in Faculty of Medicine, University of Indonesia, Depok. Soft drinks consumption were assessed by information about frequency and amount of soft drink consumption. Data were analyze using SPSS version 20.0 for windows by using Mann-Whitney test. This study obtained 113 male students of Faculty of Medicine class of 2012-2014.
Results of the data analysis found association of soft drinks consumption with waist circumferences in male students. About 46% respondents consumed soft drinks >1 liters/ week. Consumption of soft drinks can increase calories intake that can affect waist circumference.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
S641378
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pandan Enggarwati
"Kopi merupakan minuman yang digemari masyarakat Indonesia yang kerap memicu perdebatan mengenai efeknya terhadap tekanan darah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek pola konsumsi kopi terhadap tekanan darah melalui pendekatan potong lintang. Penelitian dilakukan dengan teknik non probability sampling, khususnya purposive sampling dan convinience sampling melalui metode pengukuran tekanan darah dan kuesioner. Hasil penelitian terhadap 103 responden civitas akademika FIK UI dianalisis menggunakan analisis univariat dan bivariat. Hasil analisis bivariat melalui uji chi square menunjukkan bahwa tidak ditemukan hubungan yang signifikan antara pola konsumsi kopi dengan kenormalan tekanan darah. Tidak ada hubungan yang signifikan antara pola konsumsi kopi dengan hipertensi dan ada hubungan yang signifikan antara pola konsumsi kopi dengan hipotensi (p=0,045; OR=2,609). Saran dari penelitian ini yaitu perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai pola konsumsi kopi terhadap tekanan darah dengan melibatkan faktor gaya hidup yang memengaruhi tekanan darah.

Coffee is favourite beverage among Indonesian people which often trigger debates over their effect on blood pressure. This research aimed to determine the effect of coffee consumption patterns on blood pressure through cross sectional approach. The samples size are 108 that taken with purposive sampling and convinience sampling through blood pressure measurement and questionnaire methods (α crombach 0,692). The results of the bivariate analysis through chi square test shown that there is no significant correlation found between coffee consumption patterns to abnormality of the blood pressure. There is also no significant relation between coffee consumption patterns with hypertension, while there are significant relation between coffee consumption patterns with hypotensi. Researcher suggest that it is necessary to do further research on coffee consumption patterns effect on blood pressure which is more respondents involving lifestyle factors that affect blood pressure
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
S56908
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M. Isfan Rialdy
"Obesitas merupakan masalah mendunia dengan peningkatan angka prevalensi yang semakin tinggi baik di negara maju maupun negara berkembang. Berdasarkan data Riskesdas tahun 2007 dan 2013, obesitas juga menjadi permasalahan di Indonesia. Obesitas disebabkan oleh asupan energi yang lebih banyak dibandingkan dengan energi yang dikeluarkan. Asupan energi tersebut diperoleh dari asupan makronutrien yang terdiri dari karbohidrat, protein dan lemak. Penelitian ini menggunakan desain penelitian potong lintang untuk mengetahui hubungan antara obesitas pada laki-laki dewasa usia 19-64 tahun dengan asupan energi dan makronutrien. Jumlah subyek dalam penelitian ini sebanyak 51 orang laki-laki dewasa usia 19-64 tahun di Jakarta tahun 2012. Data obesitas diperoleh dengan mengukur Indeks Massa Tubuh subyek penelitian dan digolongkan sesuai dengan kriteria IMT Asia Pasifik. Data Asupan energi dan makronutrien dari subyek penelitian diperoleh dengan metode 24-hour food recall dan food record kemudian diambil rerata dari kedua metode tersebut. Hasil penelitian ini memperoleh data bahwa sebanyak 31,3% laki-laki dewasa mengalami obesitas. Berdasarkan uji chi square untuk protein dan uji fisher untuk energi, karbohidrat dan lemak didapatkan hasil bahwa tidak terdapat hubungan yang bermakna antara asupan energi dan makronutrien dengan obesitas pada laki-laki dewasa usia 19-64 tahun di Jakarta. Terdapat beberapa faktor yang tidak diteliti pada penelitian ini terutama faktor genetik, tingkat aktivitas fisik dan perilaku hidup sedentary.

Obesity is a worldwide problem with increased prevalence rates in both the developed and developing countries. Based on Riskesdas 2007 and 2013, obesity is also become problem in Indonesia. Obesity caused by the intake of more energy than the energy expended. Energy intake is derived from macronutrient intake consists of carbohydrates, proteins and fats. This study used a cross-sectional study design to examine the relationship between obesity in men aged 19-64 years. Numbers of subjects in this study were 51 men aged 19-64 years in Jakarta 2012. Data obtained by measuring Body Mass Index and then classified according to BMI criteria for the Asia Pacific region. Energy and macronutrient intake data of the subjects was obtained by the 24-hour food recall and a food record then taken the average of the two methods. This study result showed that 31.3% men are obesity. Based on chi-square test for protein and Fisher test for energy, carbohydrates and fat showed that there was no relationship between energy and macronutrient intakes to obesity in men aged 19-64 years in Jakarta. There are several factors which are not examined in this study especially genetic factor, physical activity level and sedentary lifestyle."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pandu Lesmana Putra
"Kecemasan adalah perasaan subjektif seperti rasa waswas, takut, atau antisipasi dan terdapat kewaspadaan dan sikap menghindar dari keadaan yang membuat cemas. Cemas merupakan respon psikologis primer terhadap stress. Kebiasaan merokok sendiri merupakan kegiatan yang menjadi salah satu faktor risiko penyakit mematikan tertinggi di dunia dan mempunyai efek terhadap berbagai sistem di tubuh. Kecemasan dan kebiasaan merokok memiliki hubungan timbal balik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan kecemasan dengan tingkat kebiasaan merokok. Penelitian dilakukan pada mahasiswa di Universitas Indonesia, Depok pada bulan Juni 2013 hingga bulan Juli 2013.
Penelitian dilakukan dengan disain crosss-sectional. Pengambilan data dilakukan dengan memberikan kuesioner kepada mahasiswa yang telah setuju mengikuti penelitian. Jumlah subyek penelitian adalah 97 mahasiswa. Kuesioner berisi pertanyaan mengenai kebiasaan merokok mahasiswa, dan Zung?s Self Rating Anxiety Scale.
Hasil penelitian menunjukkan 53% mahasiswa memiliki kecemasan dan 53% mahasiswa merupakan perokok berat. Analisis bivariat terhadap kecemasan dan tingkat kebiasaan merokok subyek menunjukkan hasil p=0,983. Hasil ini menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara antara tingkat kebiasaan merokok dan cemas. Meskipun demikian, masih perlu dilakukan penelitian lanjutan mengingat lebih dari setengah responden memiliki kecemasan.

Anxiety is a subjective feeling like anxious, afraid or anticipation for situation that make anxious. Smoking is one risk factor for deadly disease and has effect on many different systems in our body. Anxiety and smoking have a connection. This research is conducted to find out whether there is a connection between smoking and anxiety. This research was conducted on university of Indonesia?s students in June to July 2013.
This research design's is cross-sectional. The data is gathered by giving approved students a questionnaire which they would fill in. The number of subjects of this research is 97. The questionnaire is filled with question about students smoking behavior and Zung?s Self Rating Anxiety Scale.
The results shows that 53% students had anxiety and 53% students was a heavy smoker. The bivariat analyst between anxiety and students smoking behavior showed p=0,983. The score showed that there is no relationship between anxiety and the smoking heavyness. Nevertheless, further research need to be conducted because more than half respondent have anxiety.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmi Dwi Kartika
"Obesitas sentral merupakan salah satu faktor risiko terjadinya berbagai masalah kesehatan seperti penyakit kardiovaskular. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui faktor- faktor yang berhubungan dengan obesitas sentral. Penelitian ini menggunakan desain studi cross-sectional pada 83 orang karyawan laki- laki bagian produksi di PT. Semen Padang Sumatera Barat pada bulan April- Mei 2017. Pengambilan data dilakukan dengan pengukuran berat badan, tinggi badan, persen lemak tubuh, lingkar perut, dan pengisian kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan 50,6 responden mengalami obesitas sentral. Berdasarkan analisis bivariat diketahui bahwa terdapat hubungan bermakna antara IMT, persen lemak tubuh, aktivitas fisik, asupan energi, asupan protein, asupan lemak, dan asupan serat dengan obesitas sentral.

Abdominal obesity is one of the risk factors for various health problems such as cardiovascular disease. This study was conducted to assess the association of risk factors for abdominal obesity. This study used cross sectional study design on 83 male employees at PT. Semen Padang Sumatera Barat in April May 2017. Data collection was done by measuring body weight, height, percent body fat, abdominal circumference, and filling questionnaire. The results showed 50.6 of respondents had abdominal obesity. Based on bivariate analysis known that there were a significant relationship between BMI, percent body fat, physical activity, energy intake, protein intake, fat intake, and fiber intake with abdominal obesity."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
S66877
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Agus Rifki Jamil
"Kehidupan seseorang tidak akan pemah lepas dari lingkungan sosialnya. Salah satu sarana seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungan sosialnya adalah melalui organisasi. Di lingkungan perguruan tinggi terdapat banyak organisasi kemahasiswaan yang mewadahi berbagai minat dan karakteristik mahasiswa. Senat Mahasiswa sebagai lembaga formal kemahasiswaan adalah salah satu organisasi kemahasiswaan yang ada di perguruan tinggi. Lembaga ini mempunyai struktur yang jelas pada susunan pengurus serta memiliki program keija yang terarah. Seorang mahasiswa ketika bergabung dengan Senat Mahasiswa memiliki goals yang menjadi alasan bergabung dalam Senat Mahasiswa. Seseorang memiliki kebutuhan dalam dirinya untuk mencapai kepuasan diri, salah satunya adalah kebutuhan untuk berprestasi {need for achievement). Komitmen terhadap tugas dan jabatan sebagai pengurus Senat Mahasiswa membuat seorang mahasiswa berusaha sebaik-baiknya {doing the best\ sedang komitmen terhadap ego dan pengembangan kemampuan yang dimilikinya membuat seorang mahasiswa berusaha menjadi yang terbaik di lingkungannya {being the best).
Elliot dan Harackiewicz (1993) mengemukakan teori mengenai motivasi individu dalam melakukan aktivitasnya atau yang disebut achievement goals orientation yang juga dapat diartikan sebagai alasan atau tujuan dasar individu dalam beraktivitas. Ada dua macam orientasi goals menurut teori ini yang menjadi tujuan utama dilakukannya aktivitas oleh seorang individu, yaitu task oriented dan ego oriented. Individu dengan karakteristik task oriented mempunyai komitmen terhadap tugas, tidak peduli di struktur mana dia ditempatkan, memikirkan cara penyelesaian tugas dan tidak segan meminta bantuan dari temannya bila perlu. Sedangkan individu dengan karakteristik ego oriented lebih mementingkan pengembangan pemenuhan kebutuhan dirinya daripada pengembangan organisasi, membandingkan hasil keijanya dengan hasil keija orang lain, dan lebih memilih pekeijaan yang paling mudah menghasilkan evaluasi positif dari orang lain.
Jenis orientasi goals seseorang akan mempengaruhi proses sosialnya, seperti pelibatan dirinya terhadap aktivitas yang dilakidcan, pemilihan jenis tugas, penggunaan dan pengembangan keterampilan secara efektif, pendefinisian, dan pengatribusian terhadap kesuksesan dan kegagalan, serta pemilihan strategi dalam memecahkan suatu masalah (Dweck, 1986). Penelitian ini ingin mengungkap bagaimana gambaran umum orientasi goals pengurus Senat Mahasiswa Fakultas Psikologi UI, serta apakah ada perbedaan yang signifikan antara mahasiswa laki-laki dan perempuan dalam orientasi goals ketika sedang menjabat sebagai pengurus Senat Mahasiswa.
Instrumen yang digunakan adalah adaptasi kuesioner orienfasi achievement goals. Alat ini pertama kali digunakan oleh Ames dan Archer tahun 1994 untuk melihat orientasi siswa dalam belajar. Instrumen ini terdiri dari 33 item yang didasarkan pada 8 dimensi, yaitu definisi kesuksesan, hal yang dianggap bemilai, alasan merasa puas, pandangan mengenai orientasi guru, pandangan mengenai kesalahan, fokus perhatian, alasan berusaha, serta kriteria evaluasi. Skala yang digunakan adalah skala model Likert dengan rentang 1-5. Subyek penelitian ini adalah pengurus Senat Mahasiswa Fakultas Psikologi U1 periode 2000-2001, yang beijumlah 63 orang, terdiri dari 18 orang pengurus laki-laki dan 45 orang pengurus perempuan.
Hasil penelitian ini menunjukkan ada perbedaan yang signifikan antara task orientation dan ego orientation pada pengurus Senat Mahasiswa laki-lakt, ada perbedaan yang signifikan antara task orientation dan ego orientation pada pengurus Senat Mahasiswa perempuan, tidak ada perbedaan yang signifikan antara laki-laki dan perempuan dalam task oriented saat menjabat sebagai pengurus Senat Mahasiswa, ada perbedaan yang signifikan antara laki-laki dan perempuan dalam karakteristik ego oriented saat menjabat sebagai pengurus Senat Mahasiswa. Saran bagi penelitian selanjutnya adalah perlu kiranya diadakan penelitian pendahuluan dalam mengadaptasi kuesioner achievement goals orientation untuk lingkungan organisasi dan perlu dilakukan analisis yang lebih mendalam mengenai faktor yang mempengaruhi pemilihan achievement goals orientation pada diri seseorang."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2001
S2884
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Patrisha Ramadhiani
"Minuman kopi merupakan salah satu sugar sweetened beverages, dibuat dari bubuk kopi, gula dan air melalui proses pemanasan. Konsumsi minuman kopi yang tinggi berkaitan dengan kandungan gulanya yang dapat meningkatkan risiko obesitas. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui perbedaan proporsi tingkat konsumsi minuman kopi berdasarkan karakteristik individu dan faktor lingkungan pada mahasiswa non-kesehatan Universitas Indonesia tahun 2023. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain cross-sectional. Jumlah sampel sebanyak 181 mahasiswa aktif S1 non-kesehatan tahun 2023. Pengambilan data dilakukan pada bulan Juni 2023 melalui pengisian kuesioner secara mandiri. Data yang diperoleh kemudian dianalisis secara univariat, bivariat, dan multivariat. Hasil menunjukkan bahwa sebanyak 52,5% responden memiliki tingkat konsumsi minuman kopi yang tinggi (≥ 3-4 kali seminggu). Hasil analisis bivariat menunjukkan terdapat perbedaan proporsi signifikan konsumsi minuman kopi berdasarkan perilaku merokok, pengaruh teman, ketersediaan, serta aksesibilitas (p-value < 0,05). Analisis multivariat menunjukkan bahwa pengaruh teman adalah faktor dominan yang mempengaruhi konsumsi minuman kopi mahasiswa. Peneliti menyarankan mahasiswa untuk meningkatkan kesadaran dan mengajak lingkungan pertemanannya untuk membatasi konsumsi minuman kopi. Peneliti juga menyarankan bagi institusi kesehatan untuk dapat memberikan edukasi dan informasi mengenai batas aman konsumsi.

Coffee drinks are sugar-sweetened beverages made from coffee powder, sugar, and water, through a heating process. High consumption of coffee drinks is associated with the sugar content, which can increase the risk of obesity. The aim of this study was to determine the differences in coffee drinks consumption levels based on individual characteristics and environmental factors among non-health undergraduate students at the University of Indonesia in 2023. This quantitative study used a cross-sectional design with a sample of 181 active undergraduate non-health students in 2023. Data were collected in June 2023 through self-administered. The results showed that 52.5% of the respondents had a high level of coffee drink consumption (≥ 3-4 times per week). Bivariate analysis revealed significant differences in coffee drinks consumption based on smoking behavior, peer influence, availability of coffee at home, and accessibility (p-value < 0.05). Multivariate analysis indicated that peer influence was the dominant factor influencing students' coffee drink consumption. The researchers suggest students increase their awareness and encourage their social circle to limit excessive coffee consumption. Additionally, relevant health institutions are advised to provide education, increase information about recommended limits of coffee consumption."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nanda Notario Besri
"Studi menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara depresi dan kebiasaan merokok. Prevalensi perokok Indonesia cukup besar, 34,2% untuk perokok usia lebih dari 15 tahun dan 32,8% dari total perokok berusia 20 ? 24 tahun. Penelitian bertujuan untuk mencari hubungan antara tingkat depresi dan kebiasaan merokok pada kelompok umur mahasiswa yang rentan mengalami depresi. Desain penelitian cross-sectional dengan sampel 97 mahasiswa Universitas Indonesia dengan cara convenient sampling. Tingkat depresi ditentukan dengan kuisioner Beck Depression Inventory. Tingkat kebiasaan merokok ditentukan dari rata-rata jumlah rokok yang dikonsumsi per hari.
Hasil didapatkan 38,1% dari total responden responden perokok ringan, 40,2% perokok sedang, dan 21,6% perokok berat. Prevalensi depresi 21,6%, di antaranya 17,5% dari total responden mengalami depresi ringan, 3,1% mengalami depresi sedang hingga berat, dan 1% mengalami depresi berat.
Pada uji chi-square, didapatkan nilai p = 0,608 (CI 95%), sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan antara depresi dan tingkat kebiasaan merokok pada mahasiswa. Hal ini bertolak belakang dengan penelitian serupa yang menunjukkan adanya hubungan antara depresi dan kebiasaan merokok. Penelitian lebih lanjut perlu dilakukan dengan random sampling, penggunaan metode lain untuk menentukan tingkat depresi dan kebiasaan merokok, dan penggalian faktor lain yang dapat memicu terjadinya depresi.

Study shown that there is a relationship of depression and smoking habit. Indonesia has high prevalence of smokers, 34.2% among > 15 years old smokers and 32.8% of them are 20 ? 24 years old. This research aim to find relationship between level of depression and smoking habit among college students. It is cross-sectional study and the samples are 97 college students of University of Indonesia by convenient sampling. Level of depression is measured by Beck Depression Inventory questionnaire and smoking habit is measured by average of cigarrettes consumed daily.
The results are 38.1% of total respondents are light smokers, 40.2% are moderate smokers, and 21.6% are heavy smokers. Prevalence of depression is 21.6%, of whom 17.5% of total respondents have a mild-moderate depression, 3.1% have a moderate-severe depression, and 1% has severe depression.
By Chi-square analysis, p value is 0.608 (CI 95%) and it is concluded that there is no relationship between depression and smoking habit among college students. Similar researches show that there is a relationship of depression and smoking habit. Further research needs to be conducted by random sampling, using other methods to determine level of depression and smoking habit, and seeking other factors causing depression.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fania Putri Reneska
"pasien yang membutuhkan. Kesimpulan: Pengetahuan mahasiswa tahap klinik lebih tinggi dibandingkan tahap preklinik, dilihat dari hasil jawaban dan nilai rerata kuesioner. Sikap mahasiswa tahap preklinik dan klinik terhadap kanker anak beragam. Hampir 50% subjek tidak tertarik menjadi dokter spesialis anak subspesialis pediatrik onkologi dengan beberapa alasan. Namun, subjek tetap menunjukkan sikap bentuk kepedulian untuk pasien kanker anak.

Introduction: Cancer cases are a significant cause of global mortality, particularly among children. As medical students, it is important to understand early symptoms of cancer in children. However, there is currently no data regarding the knowledge and awareness of medical students towards pediatric cancer in Indonesia. Therefore, this research aims to determine the level of knowledge and awareness of students at the Faculty of Medicine, University of Indonesia, towards pediatric cancer. Method: The research was conducted out by distributing a questionnaire from the South Asian Journal of Cancer, consisting of 18 presented in English, along with Indonesian translations below each question. Results: A total of 217 subjects from FKUI completed this research questionnaire, with a distribution of 96 males and 121 females. The subjects were from batch 2017 to 2021, with 102 (47%) students in the preclinical phase and 115 (53%) students in the clinical phase. Regarding knowledge about pediatric cancer, 53,9% preclinical students were able to answer more than 50% of the questions correctly, while a larger number of clinical phase students, namely 76,5%, achieved this. The overall mean score for the preclinical phase was 4.56 out of 8, while the clinical phase had a higher mean score of 5.38 out of 8. In terms of attitudes toward pediatric cancer, 40,1% preclinical students and 35,6% clinical students expressed an interest in becoming pediatricians. Among these, 51,2% students did not wish to specialize in pediatric oncology, with the most common reason being a lack of adequate knowledge about pediatric cancer. According to 65,4% subjects, the best way to raise awareness about pediatric cancer is through mass media communication. Most (67,7%) subjects also mentioned that a form of support as medical students for pediatric cancer patients is donating blood to those in need. Conclusion: Clinical phase students have a higher level of knowledge compared to preclinical phase students, as observed from their questionnaire responses and mean scores. The attitudes of preclinical and clinical phase students toward pediatric cancer vary. Nearly 50% of the subjects are not interested in becoming pediatric oncologists for several reasons. However, the subjects still demonstrate a positive attitude toward pediatric cancer patients."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>