Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 169446 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sagala, Christiani
"[ ABSTRAK
Seiring dengan peningkatan keprihatinan dunia akan isu-isu sosial dan lingkungan, maka
berkembang suatu tren baru dikalangan investor yakni Socially Responsible Investing (SRI).
Socially responsible investors (SRIs) sangat peduli akan praktik tanggung jawab sosial yang
dilakukan perusahaan. Hal ini membuat perubahan peran investor relations yang tidak hanya
mengkomunikasikan performa perusahaan secara finansial tetapi juga perlu mengkomunikasikan
mengenai nilai, prinsip dan visi perusahaan secara jelas yang juga diwujudnyatakan dalam praktik
Corporate Social Responsibility (CSR) perusahaan tersebut. Oleh karena itu peran investor
relations (IR) saat ini juga turut mengkomunikasikan CSR perusahaan kepada publiknya. Makalah
ini menganalisa peran IRO dalam mengkomunikasikan CSR perusahaan dengan menggunakan
metode deskriptif kualitatif berdasarkan hasil wawancara terhadap Investor relations officers PT
Semen Indonesia (Persero) Tbk sebagai salah satu perusahaan yang masuk dalam indeks SRI
Kehati, yakni indeks yang mengacu pada tata cara Sustainable and Responsible Investment (SRI).
Hasil analisa ini menyatakan bahwa dalam deskripsi pekerjaannya investor relations tidak
diharuskan untuk mengkomunikasikan CSR kepada publiknya, sehingga selama ini CSR hanya
menjadi topik sisipan dalam komunikasi antara Investor relations dengan investornya. Investor
mendapat informasi CSR perusahaan melalui lembaga independen. Sehingga dari hasil analisa ini
penulis memberi rekomendasi mengenai peran IRO dalam mengkomunikasikan CSR terkait
perkembangan SRI saat ini.
ABSTRACT Regarding to the increasing of the world concern of social and environment issues, so there is a
new trend in investment that called Socially Responsible Investing (SRI). Socially responsible
investors are really concern to Corporate Social Responsibility (CSR). This causes the changing
roles of investor relations that not only communicate financial performance of their institutions but
also communicate about firm?s values, principle, and vision that implemented in their CSR.
Therefore, now the role of investor relations is also to communicate CSR to their investors. This
paper analyze the role of IRO regarding to communicate CSR through qualitative desciptive
method based on interview with investor relations from PT Semen Indonesia (Persero) Tbk that
included in the list of SRI-Kehati Index which refers to the procedures for Sustainable and
Responsible Investment (SRI). The result of this analysis tell that the role of investor relations to
communicate CSR is not in their job description therefore CSR just an additional topic between
investor and IR. Obviously investor get the information about CSR from independent insitutions.
Afterwards from these analysis the author give some recommendations toward the changing role
of investor relations to communicate CSR due to the development of SRI will be given., Regarding to the increasing of the world concern of social and environment issues, so there is a
new trend in investment that called Socially Responsible Investing (SRI). Socially responsible
investors are really concern to Corporate Social Responsibility (CSR). This causes the changing
roles of investor relations that not only communicate financial performance of their institutions but
also communicate about firm’s values, principle, and vision that implemented in their CSR.
Therefore, now the role of investor relations is also to communicate CSR to their investors. This
paper analyze the role of IRO regarding to communicate CSR through qualitative desciptive
method based on interview with investor relations from PT Semen Indonesia (Persero) Tbk that
included in the list of SRI-Kehati Index which refers to the procedures for Sustainable and
Responsible Investment (SRI). The result of this analysis tell that the role of investor relations to
communicate CSR is not in their job description therefore CSR just an additional topic between
investor and IR. Obviously investor get the information about CSR from independent insitutions.
Afterwards from these analysis the author give some recommendations toward the changing role
of investor relations to communicate CSR due to the development of SRI will be given.]"
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2015
MK-PDF
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Dicky Affandi
"Penelitian ini membahas tentang pengaruh iklim komunikasi internal terhadap employee engagement sehingga karyawan ikut mengkomunikasikan implementasi CSR kepada pihak eksternal. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian campuran (mixed methods) yaitu mengkombinasikan metode penelitian kuantitatif dan metode kualitatif dalam satu penelitian. Responden dalam penelitian ini adalah karyawan yang bekerja di Kantor Pusat PT. Freeport Indonesia. Iklim komunikasi internal diukur dengan menggunakan Dennis communication climate survey (Dennis, 1974), employee engagement diukur menggunakan model AON Hewitt (2015) dan komunikasi CSR diukur dengan turunan definisi dari Podnar (2008). Hasil penelitian ini adalah iklim komunikasi internal berpengaruh signifikan terhadap keterlibatan karyawan (employee engagement). Sedangkan employee engagement berpengaruh signifikan terhadap komunikasi CSR. Iklim komunikasi internal juga memiliki peran stratejik dan sentral dalam perusahaan sehingga akan berpengaruh kepada produktifitas dan reputasi perusahaan.

This study discusses about the effect of internal communication climate over employee engagement so that employees participate in communicating the implementation of CSR to external parties.The research used in this study is mixed methods research, which combines quantitative research methods and qualitative methods. Respondents in this study were employees working at PT. Freeport Indonesia's Head Office. Internal communication climate measured by using the Dennis communication climate survey (Dennis, 1974), employee engagement measured by using the AON Hewitt (2015), and CSR communication measured by derivative definitions from Podnar (2008). The results of this study are the internal communication climate has a significant effect on employee engagement. While employee engagement has a significant effect on CSR communication. The internal communication climate also has a strategic and central role in the company so that it will affect the productivity and the reputation of the company."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2019
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yani Siskartika
"Persaingan dan perubahan lingkungan eksternal industri minyak global secara umum dan di Indonesia secara khusus menuntut perubahan-perubahan di lingkungan internal perusahaan yang bergerak di industri itu untuk mempertahankan eksistensi, yang dapat dapat diraih melalui corporate image building didukung dengan strong corporate identity, dengan melakukan redefenisi terhadap citra perusahaan terhadap segenap atribut dari brand perusahaan. Secara konseptual proses redefinisi ini disebut rebranding yang telah dilakukan oleh PT Medco Energi Intemasional, Tbk. terhadap subsidiarinya, PT Exspan Nusantara menjadi PT Medco E&P Indonesia.
Salah satu aktivitas yang dilakukan untuk mengoptimalkan pencapaian tujuan rebranding adalah melalui program komunikasi ekstemal dan internal. Program komunikasi internal bertujuan untuk mendapatkan kesadaran, pengetahuan, pemahaman dan sikap positif kalangan internal, terutama karyawan. Implementasi program komunikasi internal ini melalui proses manajemen komunikasi antara lain perencanaan, strategi dan implementasi. Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui dan menguraikan strategi komunikasi internal dalam corporate rebranding yang dijalankan oleh perusahaan tersebut.
Menggunakan metode wawancara mendalam kepada narasumber yang terlibat dalam proses implemetasi komunikasi internal dalam corporate rebranding sebagai metode pengumpulan data dan mengacu pada communication campaign system model dalam melakukan analisis data, menghasilkan temuan bahwa strategi komunikasi internal perubahan nama dan logo perusahaan tersebut melalui beberapa tahapan. Mulai dari analisis permasalahan, identifikasi khalayak sasaran, verifikasi hasil riset, pengelolaan program komunikasi herdasarkan tujuan, perencanaan dan strategi pesan, perencanaan dan strategi media, analisis perencanaan dan kerja serta anggaran. Namun, tidak semua komponen-komponen pada setiap tahapan dalam model-yang secara konseptual harus terpenuhi-dipenuhi oleh manajemen dalam menetapkan strategi komunikasi internalnya.
Hasil penelitian ini berimplikasi secara teoritis, metodologi dan praktis. Secara teoritis, memperkuat karakteristik beberapa konsep rebranding yang dikemukakan Moss, Temporal, Aaker, dan Cornelissen, serta strategi komunikasi intemalnya yang dikembangkan oleh Pace, Argenti dan Vardaman. Irnplikasi secara metodologi penggunaan communication campaign system model yang dikembangkan Simmons sebagai acuan dalam analisis data. Sedangkan implikasi praktis, hasil penelitian ini memberikan informasi yang otentik dan alami tentang implementasi strategi komunikasi internal perubahan nama dan logo PT Medco E&P Indonesia yang dapat dijadikan basis untuk inovasi strategi komuniksi internal di perusahaan ini.
Penelitian ini merekomendasikan beberapa hal, antara lain, dalam masa transisi atau perubahan perusahaan, seperti program rebranding, maka harus ada perhatian khusus dan intensif dalam program komunikasinya. Manajemen perusahaan perlu mempertimbangkan untuk merubah intensitas penggunaan pesan yang bersifat tulisan dan terdokumentasi dengan beralih pada penggunaan komunikasi langsung yang bersifat dua arah, teratur dan regular mulai dari pemilik, direksi, level menengah hingga kepada karyawan."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2005
T22586
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fitri Yuliana
"Penelitian ini membahas peran komunikasi internal organisasi Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia (MKRI) dalam mewujudkan lembaga peradilan yang Court Excellence. Penelitian kualitatif dengan desain deskriptif ini dilakukan melalui wawancara informan internal dan eksternal.
Hasil penelitian mengungkapkan bahwa iklim komunikasi organisasi di MKRI cenderung suportif. Sementara temuan minor kepuasan komunikasi organisasi muncul pada isu pemerataan kesempatan menduduki jabatan tertentu serta pemanfaatan teknologi informasi pada saluran komunikasi internal MKRI. Variabel Komunikasi yang kecenderungannya suportif ini merupakan perwujudan Court Excellence.

This research explains the role of internal organization communication in the Constitutional Court of the Republic of Indonesia (Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia - MKRI) to achieve a court excellence in judiciary institution. This qualitative research with descriptive design was collected through interviews with internal and external informant.
The result shows that organizational communication climate in MKRI nearest to supportive. Whereas there is a minor result that shows in the satisfaction level for organizational communication especially in the distribution of opportunity for certain position and the use of information technology within internal MKRI. A tendency of supportive communication variable is a manifestation of court excellence."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andriani
"Penelitian ini didasari akan pentingnya mengelola hubungan dengan publik internal dari perusahaan, khususnya antara executive atau top manajemen dengan para karyawan. Hal ini menunjukkan bahwa peranan dan kedudukan publik internal sama pentingnya dengan publik eksternal dalam memberikan kontribusi yang besar pada kelangsungan dan profitabilitas perusahaan.
Tesis ini menjelaskan sejauhmana aktivitas internal relations pada perusahaan minyak dan gas ConocoPhillips Indonesia, Inc. Ltd (COPI), yang juga tercakup di dalamnya mengenai komunikasi internal, hubungan antara publik internal khususnya top manajemen dengan para karyawan, dan kegiatan-kegiatan internal yang dilakukannya.
Sebagai perusahaan multinasional besar, dengan perbedaan culture yang ada, terutama hubungan antara pihak pimpinan atau top manajemen yang kebanyakan terdiri dari orang asing, dengan para karyawan nasional. Hal itu harus menjadi perhatian divisi Corporate Communications bagi terciptanya hubungan yang harmonis diantara publik internal tersebut dengan melalui pengelolaan yang strategic dari berbagai kegiatan internal yang terarah dan efektif.
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini melalui kualitatif, dengan metode dalam bentuk studi kasus, dan dituangkan dalam bentuk naratif. Pengumpulan data dilakukan melalui in depth interview sebagai data primer, dan sebagai data penunjang tambahan diperoleh dari data sekunder.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan adanya sikap proaktif dari divisi Communications dan dukungan dari pihak pimpinan COPI dalam berupaya melakukan langkah-langkah pembinaan, terutama pendekatan pada para karyawan dengan mengadakan kegiatan internal yang lebih efektif. Selain itu dengan melakukan penataan yang lebih baik pada komunikasi internalnya dengan menerapkan prinsip simetrilcal dua arah sehingga pesan dapat diterima dan dipahami dengan lebih baik.
Sehubungan dengan hal tersebut diatas tentunya divisi Communications COPI harus lebih aktif dan inovatif dalam mewujudkan berbagai kegiatan internal yang melibatkan langsung kedua belah pihak tersebut. Kegiatan internal tersebut tentunya harus selalu disesuaikan dengan kemajuan bisnis perusahan dan perkembangan keadaaan, sehingga dapat menumbuhkan rasa saling mempercayai, dan rasa saling pengertian. Keadaan ini pada akhirnya dapat membawa pengaruh positif pada aktivitas perusahaan."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2005
T14425
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Farida Nurhayati
"PT Rajawali Nusantara Indonesia merupakan salah satu BUMN yang memiliki berbagai macam bidang usaha, Selain pengembangan industri gula sebagai core businessnya. PT RNI terus mengkonsolidasikan usahanya dengan mengembangkan SDM dan memperbesar usahanya di bidang farmasi, perdagangan, industri kulit, pakan ternak dan agrobisnis dengan diversifikasi pertanian, kehutanan yang meliputi industri teh dan kelapa sawit. Pesatnya perkembangan perusahaan salah satunya ditandai dengan perkembangan aset yang pada tahun 1991 hanya berjumlah Rp. 496 milyar menjadi Rp. 1,1 trilyun di tahun 1996. Hal ini tentu saja membawa konsekuensi logis semakin kompleksnya struktur organisasi dan iklim komunikasi atau aktivitas komunikasi yang terjadi dalam organisasi. Sebagai sebuah perusahaan yang tengah berkembang maka PT RNI tentu tidak bisa begitu saja mengabaikan persoalan tersebut mengingat pengaruhnya yang begitu besar terhadap keberhasilan perusahaan.
Konsep iklim komunikasi mencakup persepsi pesan dan kesan yang berhubungan dengan kejadian yang berlangsung dalam organisasi. Berdasarkan penelitian secara empirik, para pakar ilmu komunikasi terutama Redding dan Dennis berpendapat adanya lima faktor ideal yang melekat dalam iklim komunikasi yaitu supportiveness; participation decision making; trust, confidence and credibility; openness and candor; high performance goals.
Dari hasil penelitian yang dilakukan dengan wawancara mendalam terhadap key informants di PT RNI maka dapat diambil suatu kesimpulan bahwa iklim komunikasi yang selama ini berlangsung di PT RNI relatif baik. Mayoritas pimpinan menyadari pentingnya dukungan atasan kepada bawahan dalam melaksanakan tugas dan mengembangkan ide-ide yang inovatif. Demikian juga halnya dengan komunikasi lisan atau komunikasi dua arah, dipandang sebagai jenis atau bentuk komunikasi yang lebih memungkinkan terbentuknya iklim komunikasi yang relatif terbuka dan dialogis antara atasan dan bawahan. Dalam proses pengambilan keputusanpun, pimpinan biasanya terlebih dahulu berupaya untuk mendapatkan informasi, usulan dan saran dari bawahan sebagai pengembangan ide demi mendapatkan berbagai alternatif yang mungkin dapat membantu dalam pemecahan masalah. Sedangkan berkaitan dengan sosialisasi dan akses informasi tentang kebijakan atau keputusan perusahaan, mayoritas mengaku selama ini berjalan tanpa ada persoalan yang cukup berarti. Mayoritas informan mengakui bahwa iklim komunikasi di lingkungan kerja merupakan salah satu faktor yang besar implikasinya bagi peningkatan motivasi kerja dan kesadaran karyawan akan makna perannya.
Namun demikian ada beberapa hal yang juga harus diperhatikan. Pertama, perlu ditingkatkannya pengakuan dan penghargaan atasan terhadap prestasi atau keberhasilan bawahan dalam melaksanakan tugas. Persoalan kedua yang harus diperhatikan adalah menyangkut pernyataan beberapa informan yang secara eksplisit menyampaikan harapan diberlakukannya pertemuan rutin dan ditingkatkannya dialog atau diskusi internal. Hal ini perlu, selain sebagai media sosialisasi informasi secara jujur dan konkret juga sebagai salah satu bentuk media transfer of knowledge yang dapat meningkatkan self confident dan motivasi kerja bawahan karena perasaan dianggap penting oleh atasan. Ketiga, berkaitan dengan terdapatnya kekurangan menyangkut komunikasi atau sosialisasi informasi secara tertulis tentang beberapa persoalan. maka pimpinan perusahaan perlu lebih memperhatikan hal tersebut karena bagaimanapun juga komunikasi semacam ini tetap merupakan sesuatu yang penting sehingga karyawan memiliki pemahaman yang komprehensif tentang persoalan yang ada. Hal ini penting sebagai salah satu bentuk pengakuan atasan terhadap keberadaan bawahan sehingga semakin meningkatkan motivasi kerja dan membuka gairah kesadaran pribadinya untuk mendukung keberhasilan perusahaan mewujudkan misinya menjadi holding company dengan kinerja terbaik di bidangnya."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1998
T4929
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Said Credenda Arismunandar
"Iklim Komunikasi dalam Organisasi sangat tergantung dari Pimpinan Organisasi, demikian pula kondisi yang ada di Organisasi Kemasyarakatan seperti KOSGORO. KOSGORO berdiri sejak tahun 1957, menjadi Organisasi Kemasyarakatan yang besar dan terpandang, dikarenakan Iklim Komunikasi yang demokratis, dan berorientasi kepada Pengabdian kepada Bangsa & Rakyat Indonesia dengan pengembangan rasa Solidaritas, Regenerasi dan sistem Pengkaderan yang baru. Iklim Komunikasi dan Kepemimpinan yang ada harus saling menunjang. "The climate of organization is more crucial than are communication skills or Techniques (taken by themselves) in creating an effective Organization". Dan kepemimpinan adalah relational, process, kemampuan mempengaruhi.
Pada tahun 1964 KOSGORO bersama beberapa KINO lain membentuk Sekber GOLKAR, dengan kondisi yang berkembang, GOLKAR menjadi pemeran Politik yang dominan di Indonesia. Pada era Reformasi, KOSGORO mengambil keputusan strategis untuk menjadi Organisasi Independen dan menjaga jarak dengan semua Partai dan Kekuatan Politk. Sebagai Simbol Organisasi, maka Ketua Umum KOSGORO oleh sebagian anggota diharuskan Non Partisan, tetapi ada yang menganggap tidak perlu, terlebih anggota anggota yang aktif di Partai GOLKAR. Konflik timbul, karena perbedaan diantara kelompok internal, penanganan yang dilakukan oleh KOSGORO masih mengandalkan cara lama, yaitu yakin dengan Iklim Komunikasi dan kekuatan Pengaruh Pimpinan, ini bisa saja dilakukan, bila bentuk konflik adalah bersifat Interpersonal, sesaat dan dilingkup Intern.
Dengan adanya 2 organisasi KOSGORO (KOSGORO dan KOSGORO 1957), maka yang dihadapi adalah Konflik antar Organisasi, yang bersifat struktural, ini bukan sesuatu yang mudah untuk ditangani. Perlu porgram PR yang bersifat mediasi yang berfokus pada dialog, dan mencari terobosan penyelesaian.
Tujuan Penelitian ini adalah peran dan fungsi PR di organisasi dapat membantu menangani konfik yang ada didalam organisasi kemasyarakatan yang mempunyai iklim komunikasi dan kepemimpinan yang khas, seperti yang diuraikan diatas.
Dari hal ini, dilakukan Penelitian dengan methode Kualitatif, memakai strategi penelitian Studi Kasus, yang berfokus pada suatu kejadian dengan waktu tertentu, berbentuk Single Case Design (R. K.Yin), banyak menggunakan data Primer, salah satunya wawancara mendalam dari nara sumber yang terlibat langsung.
Hasil dari penelitian, ditemukan bahwa dengan konflik yang berkembang di KOSGORO peran Iklim komunikasi dan kepemimpinan dalam Organisasi tidak akan mudah menyelesalkan konflik yang terlanjur menjadi konflik antar Organisasi, dan bersifat struktural walaupun segala program PR dijalankan, baik PR yang menempel kefungsi Pimpinan atau PR Profesional dalam bagian yang khusus, mulai dengan Penelitian Format ( Formative Research ), mengenai analisa situasi, penganalisaan Organisasi, analisa Public, selanjutnya tahapan Strategi, tahapan taktik termasuk media yang digunakan dan evaluasi.
Untuk itu diperlukan adanya tambahan strategi dari KOSGORO, dengan dimasukannya Departemen khusus Public Relations dengan jabatan setingkat Ketua. Ketua yang menangani PR bertanggung jawab langsung ke Ketua Umum PPK. KOSGORO.
Hasil penelitian ini tidak merupakan hal yang mutlak harus diikuti dan peran PR bukan harus menjadi sesuatu yang dominan dalam penyelesaian konflik, tetapi berperan sebagai mediator yang netral. Perlu diperhatikan bahwa konflik yang masih bersifat interpersonal harus segera diselesaikan dengan tuntas dan berbentuk solusi Win Win.
Masukan ini dapat dipakai sebagai bahan pertimbangan dalam pembentukan struktur organisasi dimasa yang akan datang, dimana profesionalisme suatu bidang harus benar diperhatikan.

Communication Climate in an Organization depends on organization leader, like KOSGORO. KOSGORO is established in year 1957. Become a big mass organization because they have a Democratic Communication Climate and Oriented to Indonesian Nation and People with Solidarity and a good regeneration system and cadre for a becoming leader. Communication and Leadership is to reciprocal support and subsidy each other. The Climate of organization is more crucial than communication skills or techniques (taken by themselves) in creating an effective Organization. Leadership is a relational, process and persuade.
In 1964 KOSGORO and some other KIND made SEKBER GOLKAR with condition that prosper GOLKAR, become a Dominant political institution in Indonesia. In Reformation era KOSGORO took a strategic decision to become an Independent Organization and took neutral position with all Political party.
To Symbolize organization, there some people want the Chairman must be non partisan, but the other its not ( mostly who an active in GOLKAR party). Conflict raise because of a difference perception in internal group. KOSGORO handle that conflict with the old fashioned way, that believe Communication Climate and Leader influence can be done when the conflict interpersonal, short term and internal.
With 2 (two ) KOSGORO organization (KOSGORO and KOSGORO 1957) therefore for facing an inter organizational conflict, this is not to easy to manage and need a PR program with the mediation program and to be focused on a Dialogue and find a new way.
The aim of the research is the Function of PR in Organization which is can be help to handle conflict in the mass Organization with a special climate Communication & special leader, as mention above.
This' Research used a Qualitative method, Case Study with focused in a Single Case Study, a Primary data such as depth interview with reliable sources.
Conclusion from the research found that conflict in KOSGORO can't easily manage by Organization, what ever the condition of Climate communication or leadership influence, if the conflict become an Inter organizational. Conflict and structural.
Although implement a Public Relations Program has been done, PR included in Chairman Function or hired a professional PR.
Therefore is needed to have more policy from KOSGORO, to develop a Special PR Department who handle all PR Function as professional and proper, directly responsible to Chairman.
This research its not absolute to be followed and PR's role is not dominant to manage a conflict in organization but only to be a neutral mediator.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T14322
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mega Chairani
"ABSTRAK
Hijabersmom Community merupakan organisasi yang memiliki potensi
krisis tinggi karena seluruh anggotanya adalah perempuan sehingga rentan
mengalami persinggungan perasaan. Entah karena perbedaan pendapat, sentimen
pribadi atau mengutamakan kepentingan diri dan kelompok di atas kepentingan
organisasi. Krisis terjadi karena adanya perbedaan pendapat yang mengakibatkan
persinggungan dan perpecahan di kalangan Committee. Saat itu terjadi pula situasi
yang menimbulkan kepanikan baik di kalangan anggota maupun stakeholder
karena organisasi berada pada situasi yang tidak stabil selama hampir 5 bulan.
Media pun sempat mengalami kesulitan memperoleh informasi baik dari kalangan
committee HmCD maupun Pusat. Keberadaan PR sangat penting dalam
menyampaikan informasi yang tepat kepada publik

ABSTRACT
Hijabersmom Community is an organization that have a high potential
of crisis attack because all its members are women who are very sensitive to the
feelings intersection. Whether because of a difference of opinion, personal
feelings or interests of self and group above the interests of the organization. The
crisis occurred because of differences of opinion lead to friction and division
among Committee. At that time, there were also situations that cause panic both
among members and stakeholders because the organization is in an unstable
situation for almost five months. The media also encountered difficulties in
obtaining information for both the committee and the HmCD or HmC Center. PR
are essential in delivering the right information to the public"
2016
T46425
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Johnvic Chandra
"Tesis ini membahas manajemen komunikasi organisasi dan strategi komunikasi pada organisasi profesi non-profit berskala nasional. Sebuah strategi komunikasi yang tepat akan mendukung peran organisasi untuk mencapai visi, misi dan tujuan yang digariskan oleh organisasi. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan desain deskriptif dibalut paradigma positivistik serta berbasis studi kasus. Pada prinsipnya, pengurus organisasi menyadari betul pentingnya implementasi strategi komunikasi di dalam aktivitas komunikasi organisasi yang dilakukan. Demi mencapai tujuan-tujuan organisasi, salah satunya memiliki citra yang baik dan konsisten melayani masyarakat, sebuah organisasi harus menjalankan strategi komunikasi yang efektif. Hasil penelitian menunjukkan strategi komunikasi yang ideal untuk diterapkan di organisasi publik adalah yang mendukung alur komunikasi dua arah, memiliki sumber informasi yang beragam dan menyebar informasi memanfaatkan media yang bisa menjangkau lebih banyak orang

ABSTRACT
This thesis discusses the organization communication activity and its communication strategy in a non-profit organization. An effective communication strategy will support the organization to fulfill its vision, mission and the goals. This study is a qualitative research based on descriptive design and case studies. Results of this research show that, Perhumas’ Communication and Publication Division exactly aware about the importance of communication strategy which could be use to rebuild and maintain organization image and its consistency to serve society. This research shows that ideal strategy is the one which supports two-way communications, have many informations sources and use media to reach wide audiences;"
2015
T43741
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
B. Sigit Widiantoro
"Usaha untuk menempatkan komitmen terhadap ketepatan mutu dan ketepatan waktu dalam industri buku pelajaran masih menjadi persoalan yang sulit ditangani hingga kini. Banyak penerbit buku pelajaran belum mampu mewujudkan kedua komitmen itu secara simultan yang menjadikan konsumen buku pelajaran --dalam hal ini para guru dan siswa didik di sekolah-- terlayani dalam makna yang sebenarnya. Banyak persoalan yang faktanya mesti dihadapi oleh sebagian besar penerbit buku pelajaran di Indonesia, baik persoalan yang menyangkut aspek produksi maupun aspek organisasi.
Salah satu faktor yang menjadi penghalang dari upaya untuk mewujudkan elemen ketepatan waktu dan ketepatan mutu adalah persoalan konflik organisasi. Bagi banyak penerbit buku pelajaran, konflik di dalam organisasi seolah merupakan sebuah keharusan di tengah-tengah proses penerbitan buku yang berjalan. Namun, tidak banyak penerbit yang mampu mengelola konflik itu menjadi daya dorong yang menjadikan organisasi bergerak ke arah yang dituju. Ketidakpahaman terhadap peta konflik berakibat pada ketidakmampuan organisasi menerapkan strategi komunikasi yang tepat dan jitu.
Merujuk pada persoalan di atas, perhatian tesis ini adalah berusaha untuk mengungkapkan ragam konflik yang muncul beserta kecenderungan faktor-faktor yang menjadi penyebabnya di dalam lingkungan penerbit-penerbit buku pelajaran. Selain itu, tesis ini juga berupaya untuk mengetahui strategi komunikasi yang diberlakukan oleh Penerbit Yudhistira (PT YGI) dalam mengelola kecenderungan beragam konflik yang muncul sehingga tesis ini lebih sebagai kerja evaluatif.
Untuk mengungkapkan ragam konflik yang hadir beserta strategi komunikasi yang diterapkan oleh organisasi penerbit buku pelajaran, tesis ini menggunakan penelitian kualitatif sebagai jalan untuk menjabarkannya. Data dalam penelitian kualitatif ini diperoleh dan dikumpulkan melalui proses pengamatan dan wawancara mendalam (depth interview). Sebaliknya, model yang digunakan sebagai dasar atau landasan untuk memahami persoalan konflik adalah model dari Louis R. Pondy. Pondy mengemukakan episode konflik yang terdiri atas latent conflict, perceived conflict, felt conflict, manifest conflict, dan conflict aftermath.
Dari tesis ini diperoleh hasil bahwa hampir semua penerbit buku pelajaran yang menjadi subjek penelitian mengalami konflik organisasi yang disebabkan oleh berbagai persoalan yang melilitnya. Konflik itu beragam, dari mulai latent conflict hingga conflict aftermath. Konflik itu terjadi dan selalu berulang-ulang seiring dengan pekerjaan yang terus diterima dan bergulir dari waktu ke waktu sehingga konflik itu niscaya menunjukkan kelemahan strategi komunikasi yang ada. Bahkan kebanyakan penerbit, termasuk penerbit Yudhistira sebenamya masih memperlakukan strategi komunikasi pengelolaan konflik secara temporal, belum secara sistematik. Implikasinya, strategi komunikasi yang selalu diterapkan terlihat kurang efektif karena tidak menjadi jawaban terhadap persoalan organisasi secara menyeluruh dan mendasar."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2005
T14429
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>