Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 148693 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Djoko Sihono Gabriel
"ABSTRAK
Kualitas sampah kemasan plastik yang rendah menjadi kendala bagi kualitas hasil proses daur ulang mekanikal dan sebaliknya kapasitas produksi daur ulang menjadi pembatas saat bahan baku berlebih. Penciptaan nilai kualitas sampah plastik dengan paradigma perbaikan kualitas sampah diubah dengan paradigma konservasi nilai material melalui rancangan kemasan ramah daur ulang dan kepedulian pemangku kepentingan. Peningkatan jumlah bahan baku berkualitas tinggi diantisipasi dengan kehadiran sistem manufaktur terintegrasi berbasis wilayah dengan dukungan pemangku kepentingan dan komunitas. Skema pengembangan sistem manufaktur terintegrasi di sembilan kota di Jawa Barat berpotensi meningkatkan pemanfaatan sampah kemasan plastik kaku hingga tersisa hanya 6% di tahun 2025 dengan volume produksi 270 ton bijih plastik hasil daur ulang berkualitas tinggi setiap hari. Pengusahaan yang layak secara finansial dan ekonomi serta membantu pengurangan sampah plastik yang tidak terkelola ini memerlukan dukungan regulasi serta penerapannya secara konsisten dan berkelanjutan. Serangkaian rencana implementasi program dan jadwal pelaksanaannya diajukan dalam penelitian ini.

ABSTRACT
Low quality of plastic waste is a constraint of mechanical recycling product quality, while limitation of capacity is a counter-productive within a surplus of higher quality raw materials. Quality value creation with plastic waste quality improvement paradigm should be shifted to material value conservation paradigm through design for recycling of plastic packaging and awareness of its stakeholders. Surplus of higher quality of plastic waste anticipated with integrated manufacturing systems for a region and stakeholders as well as community awareness. A development scheme of this system for nine cities in West Java will increase rigid plastic waste utilization with only 6% unmanaged waste in 2025 and produce 270 metric tons/day of high quality recycled plastic pellets. Viability of business both in financial as well as economic measures and its role in unmanaged waste reduction need a proper regulation with a consistent and sustainable implementation. A set of program implementation plans as well as its time schedule proposed in this research."
Depok: 2015
D2048
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
" Cold recycling is one of technology alternative which can be prefered in selecting the strategy alternative for road rehabilitation project. Learning about the development technology, we also learn about the weaknesses of it. The pavement assessment condition, which sustain heavy traffic load in the road trial, has been identified. In order to evaluate the performance of recycling technology, laboratory testing for material and mixture as well as field observation have been conducted. The evaluations consist of material properties , mixture construction and pavement performance since the the opening traffic until the age of construction in approximately 2 years. The result of laboratory test shows that the mixture strength criteria meet the specification , whereas the field assessment based on functional condition and from structural pavement indicates that pavement performance decreases, this shown by occurring rutting in the some parts of the wheel track. Based from this result , it is predicted that there is a correlation between material, mixture and construction methods and pavement service life. The construction method should be developed in the future to minimize early deterioration. This paper describes about the evaluation result for recycling technology with binder material of a foam bitumen which have been used in road link with heavy traffic load Jatibarang- Palimanan, Pantura, West Java. "
JJJ 26:3 (2009)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Claudia Hapsari Priyono
"Masalah mengenai sampah plastik di wilayah perkotaan Indonesia sudah semakin memburuk, dilihat dari jumlah serta dampak buruknya bagi lingkungan. Salah satu cara yang sederhana dan relatif ekonomis untuk mengelola sampah plastik adalah dengan melakukan daur ulang mekanikal. Namun pada prakteknya, sampah kemasan plastik berwujud lembaran yang didaur ulang masih sangat minim, dan belum terkelola dengan baik. Penelitian ini meninjau masalah tersebut dari sisi stakeholder yang memiliki pengaruh besar pada sistem rantai proses material plastik. Penelitian ini mengidentifikasi peran-peran stratejik stakeholder, serta menatanya menjadi sebuah kerangka kerja berdasarkan pendapat para pakar dengan menggunakan metode Interpretive Structural Modeling ISM.

The problem of plastic waste in urban Indonesia is getting worse, measured by its number and bad impact to the environment. One simple and relatively economical way to manage plastic waste is to perform mechanical recycling. However, the number of plastic film packaging waste recycled is still very low, and has not been well managed. This study reviewed the problems from the stakeholders point of view who have big influence on the system of plastic material process chain. This study identified the strategic roles of stakeholders, and assemble them into a framework based on experts opinion using the Interpretive Structural Modeling ISM."
Depok: Universitas Indonesia, 2014
S67768
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Defiana Darmastuti
"Timbulan sampah di Tempat Rekreasi terus meningkat akibat pertambahan jumlah pengunjung wisata yang semakin meningkat setiap tahunnya. Ancol merupakan tempat rekreasi yang telah memiliki Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu TPST sebagai upaya mengurangi timbulan sampah. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui potensi daur ulang serta alur perjalanan material sampah daur ulang di TPST Ancol. Untuk pemerolehan data dapat dilakukan dengan pemilahan sampah sesuai SNI 19-3964-1994, wawancara serta survey lapangan. Dari pelaksaan penelitian diperoleh recovery rate berdasarkan literatur US EPA, 1994 adalah 89,94 , dan untuk nilai recycling rate berdasarkan literatur US EPA, 1994 adalah 20,17 walaupun nilai recycling rate dari penjualan material daur ulang mencapai 5,89. Keuntungan ekonomi yang diperoleh setiap harinya adalah Rp 131.900,- namun tidak termasuk keuntungan kompos. Perjalanan material daur ulang sampah, dimulai dari TPST Ancol, lapak besar, dan indsutri daur ulang. Residu sampah yang diperoleh di TPST Ancol, terdiri dari popok bayi, pembalut, tekstil, sterefoam, plastik kemasan, tisu, debu, kayu, serta ayakan kompos. Sedangkan upaya peningkatan daur ulang adalah dari segi kinerja TPST Ancol, pelaku daur ulang dan kualitas sampah yang dijual. Melalui nilai recycling rate eksisting menunjukkan TPST Ancol belum optimum mencapai nilai recycling rate yang seharusnya bisa diperoleh, sehingga pencapaiaan nilai ekonomi belum maksimum.

Solid waste generation amusement park continues to increase due to the increasing number of visitors are increasing every year. Ancol is a recreation place that has owned Material Recovery Facility MRF as an effort to reduce solid waste generation. This research was conducted to find out recycling rate with recycling of recycle waste material at Ancol s MRF. To obtain data can be done by sorting waste according to SNI 19 3964 1994, interview and observation. From the research, the recovery rate based on US EPA literature, 1994 was 89,94 , and for the recycling rate based on US EPA literature, 1994 was 20,17 although the recycling rate of recycled material sales reached 5,89. Economic profit earned per day is Rp 131.900, but excludes compost benefits. Flow of waste recycling materials, starting from Ancol s MRF, large stalls, and recycling industries. The waste residue obtained at the Ancol s MRF, consisting of baby diapers, bandages, textiles, sterefoam, plastic packaging, tissue, dust, wood, and compost sieve. While efforts to increase recycling is from the aspect of performance of Ancol TPST, recycling agents and quality of waste sold. Through the existing recycling rate, the Ancol TPST is not yet optimum to reach the recycling rate that should be obtained, so that the economic value is also not maximized.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Chandra Pratama Rinaldi
"Berdasarkan Konvensi Hong Kong, kapal yang berusia lebih dari 25 tahun harus didaur ulang karena dapat merusak lingkungan dan dinilai tidak memiliki dampak ekonomis. Namun, industri ship recycling di Indonesia kurang diperhatikan. Skripsi ini bertujuan untuk mendesain galangan ship recycling yang ramah lingkungan dan mengikuti prosedur yang sesuai dengan IMO dan memiliki kapasitas maksimum 30.000 DWT. Skripsi ini dibuat berdasarkan studi literature dari regulasi yang ada seperti Konvensi Hong Kong, Regulasi Ship Recycling Uni Eropa, dan laporan inspeksi dari biro klasifikasi untuk mengidentifikasi kondisi ship recycling di Indonesia saat ini serta memberikan saran untuk melaksanakan prosedur yang baik dan benar. Dengan menggunakan gap analysis untuk mengidentifikasi kondisi ship recycling di Indonesia, dapat ditentukan fasilitas galangan yang dibutuhkan. Galangan ship recycling akan menggunakan marine airbag untuk menggerakan kapal ke slipway dan kapal akan dipotong di darat.

According to Hong Kong Convention, ships older than 25 years old must be recycled because it could bring harm to environment and cannot be operated economically. However, there is a lack of attention about ship recycling in Indonesia. This study aims to design a green ship recycling yard that follows IMO procedure and have a maximum capacity of 30.000 DWT. The study conducts literature on rules and regulations such as Hong Kong Convention, EU Ship Recycling Regulations, and inspection reports from classification societies to identify the current condition of ship recycling in Indonesia and suggest recommendation acts to conduct ship recycling process. By identifying the conditions of ship recycling in Indonesia with gap analysis, the yard’s facilities could be determined. The ship recycling yard will use marine airbag to move ships into slipway and ship will be cut on land."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S35580
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cut Keumala Banaget
"Sampah yang dihasilkan di lingkungan kampus Universitas Indonesia sebagian besar berasal dari gedung perkuliahan dan administrasi, sampah kantin, dan sampah halaman dari setiap fakultas. Karakteristik sampah yang dihasilkan dari gedung kuliah dan administrasi berbeda dengan sampah yang dihasilkan dari kantin dan halaman sehingga dalam proses pengumpulannya sebaiknya sampah-sampah tersebut dipisahkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui timbulan dan komposisi sampah yang dihasilkan di lingkungan kampus Universitas Indonesia dengan studi kasus FISIP, FE, dan FT.
Pemilihan fakultas-fakultas tersebut didasarkan pada jumlah mahasiswa pada fakultas tersebut yang paling banyak diantara fakultas lainnya dan juga ketiga fakultas ini memiliki masalah terkait sampah kantin yang dihasilkan. Dari data timbulan dan komposisi sampah yang didapat kemudian dapat diketahui banyaknya sampah yang dapat didaur ulang dari sampel sampah gedung dan kantin. Dari hasil pengukuran timbulan dan komposisi diketahui bahwa persentase sampah yang didaur ulang sebesar untuk 29% untuk sampah gedung dan 10% untuk sampah kantin FISIP; 38% untuk sampah gedung dan 9% untuk sampah kantin FE; dan 37% untuk sampah gedung dan 10% untuk sampah kantin FT.

Solid waste generation in Universitas Indonesia campus largely derived from the lecture and the administration buildings, canteen, and yard from each faculty. Characteristics of waste generation from the lecture and administration buildings were different from waste generation from the canteen and yard, so in collecting process, solid waste should be separated. This study aims to determine the solid waste generation and composition in University Indonesia campus, with case study Faculty of Social and Political Science (FISIP), Faculty of Economics (FE), and Faculty of Engineering (FT).
The selection of these faculties is based on the number of students which are the most among other faculties and also these faculties have problems related to canteen waste generation. From solid waste generation and composition data, we can find the amount of waste that can be recycled from the building and canteen waste. The results of composition and percentage of recycled waste measurements shows that 29% building waste and 10% canteen waste can be recycled in FISIP; 38% for building waste and 9% for canteen waste can be recycled in FE; and 37% for building waste and 10% for canteen waste can be recycled in FT."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S46728
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kaharuddin
"ABSTRAK
Penelitian ini untuk membuktikan bahwa kuat rekat geser braket daur ulang secara pengasahan lebih baik dari pada braket daur ulang secara pembakaran. Hal ini didasarkan atas perbedaan perekatan antara braket dan bahan perekat. Daur ulang secara pengasahan berikatan kimia sedangkan perekatan pada daur ulang secara pembakaran berikatan secara mekanis. Digunakan 22 sampel yang terdiri dari braket purna pakai yang harus memenuhi kriteria tertentu, dibagi dalam 2 kelompok, masing-masing secara pengasahan dan secara pembakaran. Analisis data dilakukan dengan uji-t. Hasil pengukuran setelah daur ulang memperlihatkan bahwa kuat rekat geser braket daur ulang secara pengasahan dan secara pembakaran tidak berbeda bermakna dengan t = 0,482 (P>0,05). Sedangkan nilai sebelum daur ulang memperlihatkan bahwa kelompok A dan kelompok D juga tidak berbeda bermakna dimana t = 0,927 (P> 0,05).
"
1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sharon Cecilya Surjadi
"Sebagai negara maritim, Indonesia memiliki total keseluruhan kapal mencapai 63.000 kapal dengan 60 persen diantaranya berusia lebih dari 20 tahun, hal ini membuat besarnya potensi jumlah keberadaan kapal tua yang sudah tidak layak beroperasi dan harus di daur ulang. Selain itu, terlepas dari besarnya prospek pasar internasional green ship recycling yang terus meningkat khususnya berhubungan dengan European Union Ship Recycling Facility (EUSRF), Indonesia masih kalah bersaing di pasar internasional dalam industri green ship recycling, dibuktikan dengan adanya 23 kapal berbendera Indonesia dari 630 kapal komersial dan unit lepas pantai yang terjual untuk ditutuh di luar Indonesia menurut NGO Shipbreaking Platform 2020, serta ditambah masih terdapatnya kebutuhan baja dalam negeri yang terus meningkat. Hal tersebut terjadi karena kondisi industri green ship recycling Indonesia yang masih jauh dari kondisi ideal yang mendesak untuk diwujudkan menjelang akan berlakunya Hongkong Convention pada 26 Juni 2025. Kondisi Ship Recycling Facility di Indonesia masih banyak menggunakan metode beaching yang merusak lingkungan dan tidak memperhatikan aspek keselamatan, keamanan, dan kesehatan pekerja akibat dari minimnya pengaturan mengenai aspek teknis, prosedur, dan fasilitas. Maka dari itu dilakukan penelitian ini dengan tujuan menghasilkan strategi pengembangan Green Ship Recycling Facility sesuai keadaan di Indonesia serta memenuhi ketentuan internasional dan mencapai kepentingan ekonomis. Dalam penelitian ini dihasilkan rekomendasi kombinasi alternatif sistem dan teknologi yang optimal untuk digunakan di ship recycling facility melalui metode Analytical Network Process (ANP) dan in-depth interview terhadap stakeholders (praktisi, regulator, dan pakar) di industri ship recycling Indonesia dengan hasil yaitu: LPG/oxy-acetylene sebagai cutting technology, sandblasting sebagai decoating technology, landing/wet-basin sebagai docking system, mobile crane sebagai material handling technology, dan randomized storage system sebagai storage system. Lalu dilakukan pula kajian untuk menghasilkan rancangan prosedur dan tata letak area beserta fasilitas, rancangan pemilahan limbah per ketegori material berbahaya (HAZMAT), rancangan prosedur identifikasi material selama proses ship recycling, rancangan ketentuan fasilitas penanganan dan penyimpanan material berbahaya (HAZMAT), serta studi kasus pengembangan fasilitas yang dilakukan terhadap salah satu ship recycling facility semi modern di Cilegon, Indonesia, mencangkup gap analysis, rekomendasi pengembangan, dan design layout berdasarkan kajian rancangan yang telah dilakukan.

As a maritime country, Indonesia has a total of 63,000 ships, with 60 percent of them being over 20 years old. This creates a significant potential for the existence of old ships that are no longer operational and need to be recycled. Additionally, despite the growing prospects of the international green ship recycling market, particularly in relation to the European Union Ship Recycling Facility (EUSRF), Indonesia still places behind in the international market in the green ship recycling industry. This is evidenced by 23 Indonesian-flagged ships out of 630 commercial ships and offshore units being sold for dismantling outside of Indonesia, according to the NGO Shipbreaking Platform 2020. Moreover, there is a continuous increase in domestic steel demand. This happened because the condition of the green ship recycling industry in Indonesia is still far from the ideal conditions that are urgently needed to be realized, especially with the upcoming implementation of Hong Kong Convention on 26 June 2025. Ship Recycling Facilities in Indonesia still extensively use beaching methods that damage the environment and disregard safety, security, and workers' health aspects, primarily due to the lack of regulations concerning technical aspects, procedures, and facilities. Hence, this research aims to develop a strategy for Green Ship Recycling Facility based on the Indonesia’s condition, while complying with international regulations and achieving economic interests. The study resulted in recommendations for an optimal combination of alternative systems and technologies to be used in ship recycling facilities, using the Analytical Network Process (ANP) method and in-depth interviews with stakeholders (practitioners, regulators, and experts) in the Indonesian ship recycling industry. The recommendations include LPG/oxy-acetylene as cutting technology, sandblasting as decoating technology, landing/wet-basin as the docking system, mobile crane as material handling technology, and randomized storage system as the storage system. Furthermore, the study also conducted an assessment to generate designs for procedures, layout areas, and facilities, waste categorization procedures for hazardous materials (HAZMAT), material identification procedures during the ship recycling process, requirements for handling and storing hazardous materials (HAZMAT), and a case study on the development of a facility in one of the semi-modern ship recycling facilities in Cilegon, Indonesia. This case study covers gap analysis, development recommendations, and design layout based on the conducted design assessment."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Heidi Duma
"Pada saat ini beton siap pakai (ready mix) sedang marak digunakan untuk membuat konstruksi bangunan, namun pada penerapannya sering terjadi kelebihan supply dan sisanya terkadang dibuang di sembarang tempat, sehingga dapat mengurangi kesuburan tanah dan merusak keseimbangan ekosistem. Salah satu cara untuk mengatasinya adalah mendaur ulang limbah beton. Namun, pemanfaatan limbah sebagai agregat daur ulang tersebut perlu dikaji lebih mendalam, dengan melakukan pengujian secara eksperimental dan analisis terhadap karakteristik yang dimiliki. Metoda dan prosedur pelaksanaan pengujian agregat daur ulang tersebut dilakukan dengan mengacu pada standar ASTM.
Beton dibuat dengan agregat alam maupun campuran antara agregat alam dan agregat daur ulang dengan komposisi tertentu. Kekuatan beton yang akan dipakai adalah 25 MPa. Kemudian dilakukan pengujian terhadap kuat lentur pada umur 28 hari dan susut selama 56 hari.
Berdasarkan hasil studi eksperimental, agregat daur ulang mengandung mortar. Kandungan mortar tersebut mengakibatkan absorpsi agregat menjadi lebih besar, lebih poros atau berpori, sehingga kekerasannya berkurang. Beberapa perbedaan kualitas, sifat-sifat fisik dan kimia agregat daur ulang tersebut menyebabkan perbedaan sifat-sifat material beton yang dihasilkan.
Persentase penurunan kuat lentur beton agregat daur ulang dengan komposisi 25 % agregat kasar daur ulang dan 0 % agregat halus daur ulang adalah 1.26 %, sedangkan beton agregat daur ulang dengan komposisi 0 % agregat kasar daur ulang dan 25 % agregat halus daur ulang adalah 6.33 %. Ini menunjukkan bahwa penggunaan agregat kasar daur ulang dengan persentase 25 % lebih baik dari pada penggunaan agregat halus daur ulang dengan persentase 25 % untuk pengujian kuat lentur beton. Pada pengujian susut, nilai persentase pertambahan susut beton agregat daur ulang dengan komposisi 0 % agregat kasar daur ulang dan 25 % agregat halus daur ulang adalah 10.53 %, sedangkan dengan komposisi 25 % agregat kasar daur ulang dan 0 % agregat halus daur ulang adalah 5.26%. Ini menunjukkan bahwa penggunaan agregat kasar daur ulang dengan persentase 25 % lebih baik dari pada penggunaan agregat halus daur ulang dengan persentase 25 % untuk pengujian susut.

Now ready mix is very well known to make construction of building, but the usage often more supply that throw in anywhere, so it will decrease the fertilizer of soil and destroy the ecosystem. To against that, the solution is to recycled aggregate. We need research chemical properties of the materials and then to be analyzed to understand the difference between natural and recycled aggregates. The method and procedure for testing of the recycled aggregate materials are in accordance with the ASTM standard.
Concretes are made from normal aggregate and mix both normal and recycled aggregate. Concrete strength is 25 MPa. After that, test of flexural strength in 28th day old and shrinkage during 56 days.
Based on the experimental works, recycled aggregates contain mortar. The existence of mortar content in recycled aggregates affects to the accretion of absorption of aggregate, more porous, less hardness. Some of the difference of qualities, physical and chemical properties of recycled aggregates cause the difference of properties of the resulted concrete materials. The difference properties consist of the reduction of flexural strength and increase of shrinkage.
The reduction of percentage recycled aggregate concrete of composition 25 % coarse recycled aggregate and 0 % fine recycled aggregate was 1.26 %, while recycled aggregate concrete of composition 0 % coarse recycled aggregate and 25 % fine recycled aggregate was 6.33 %. This indicate that usage recycled coarse aggregate was prefer than recycled fine aggregate for flexural strength. For shrinkage, percentage accretion value of composition 0 % coarse recycled aggregate and 25 % fine recycled aggregate was 10.53 %, while 25 % coarse recycled aggregate with 0 % fine recycled aggregate was 5.26%. This indicate that usage of coarse aggregate of recycle with percentage 25 % was better the than usage of fine aggregate of recycle with percentage 25 % for the examination of length change.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
R.01.08.21 Dum s
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>