Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 149180 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Widayati
"[ABSTRAK
Persoalan kerusakan lingkungan semakin meningkat dengan terjadinya penurunan luas lahan hutan ke non hutan. Cadangan luas hutan yang semakin terbatas menimbulkan permasalahan dari sisi suplai dan berimplikasi pada peningkatan emisi Gas Rumah Kaca (GRK). Sebagai gambaran, pada tahun 2005 sebesar 62,8% emisi GRK Indonesia dihasilkan dari perubahan penggunaan lahan dan kehutanan (Kementerian Lingkungan Hidup, 2010). Emisi karbon dari perubahan lahan hutan memiliki keterkaitan erat dengan perekonomian (PDB) suatu wilayah. Salah satu model yang sering digunakan untuk menganalisis hubungan indikator kerusakan lingkungan dan indikator ekonomi di suatu wilayah adalah Environmental Kuznets Curve (EKC). Secara umum di 7 (tujuh) wilayah terjadi penurunan emisi karbon dari perubahan penutup lahan pada periode 1997-2013. Wilayah Sumatera adalah wilayah dengan emisi karbon/tahun tertinggi yaitu 148,08 juta ton CO2, selanjutnya wilayah Kalimantan 130,51 juta ton CO2, wilayah Papua sebesar 66,34 juta ton CO2, dan wilayah Sulawesi sebesar 62,97 juta ton CO2. Sedangkan 3 (tiga) wilayah lainnya yaitu wilayah Maluku sebesar 16,21 juta ton CO2, wilayah Jawa sebesar 9,13 juta ton CO2, dan wilayah Bali dan Nusa Tenggara sebesar 5,44 juta ton CO2. Hasil estimasi data panel, hubungan emisi karbon per kapita dari perubahan penutup lahan dan PDRB per kapita di Sumatera, Bali dan Nusa Tenggara, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua digambarkan dengan bentuk kurva U yang berarti bahwa emisi karbon per kapita akan terus meningkat seiring dengan peningkatan pendapatan per kapita, sedangkan wilayah Jawa dan Maluku digambarkan dengan bentuk kurva U terbalik sesuai dengan hipotesis EKC yang berarti bahwa setelah mencapai titik balik emisi karbon per kapita akan terus menurun seiring dengan peningkatan pendapatan per kapita.

ABSTRACT
The issues of environmental damage increases with changing of forest land to non-forest. Reserve forest area is more limited caused supply side problems and the implications of this is increased of Green House Gas (GHG emissions). As an illustration, in 2005, 62,8% Indonesia's GHG emissions resulting from land-use change and forestry (Ministry of Environment, 2010). Carbon emissions from changes in forest land are closely related to the economy of a region (GDP). One model that is commonly used to analyze the relationship between indicators of environmental damage and economic in a region is the Environmental Kuznets Curve (EKC). Generally in 7 (seven) region, carbon emissions from changes in land cover in the period 1997-2013 is decreased. Sumatra region is the region with carbon emissions/year is 148,08 million tonnes of CO2, Kalimantan 130,51 million tonnes of CO2, Papua is 66,34 million tonnes of CO2, and Sulawesi region is 62,97 million tonnes of CO2. While the 3 (three) other areas, namely the Moluccas with a value of 16,21 million tons CO2, Java is 9,13 million tonnes of CO2, and Bali and Nusa Tenggara region is 5,44 million tons of CO2. Relationship between emissions of carbon per capita from land cover change and GDP per capita in Sumatra, Bali and Nusa Tenggara, Kalimantan, Sulawesi, and Papua described by U curve shape which means that the carbon emissions per capita will continue to increase along with the increase in income per capita, while Java and Maluku depicted the shape of an inverted U curve according to the EKC hypothesis, which means that after reaching a turning point in carbon emissions per capita will continue to decrease with the increase of income per capita., The issues of environmental damage increases with changing of forest land to non-forest. Reserve forest area is more limited caused supply side problems and the implications of this is increased of Green House Gas (GHG emissions). As an illustration, in 2005, 62,8% Indonesia's GHG emissions resulting from land-use change and forestry (Ministry of Environment, 2010). Carbon emissions from changes in forest land are closely related to the economy of a region (GDP). One model that is commonly used to analyze the relationship between indicators of environmental damage and economic in a region is the Environmental Kuznets Curve (EKC). Generally in 7 (seven) region, carbon emissions from changes in land cover in the period 1997-2013 is decreased. Sumatra region is the region with carbon emissions/year is 148,08 million tonnes of CO2, Kalimantan 130,51 million tonnes of CO2, Papua is 66,34 million tonnes of CO2, and Sulawesi region is 62,97 million tonnes of CO2. While the 3 (three) other areas, namely the Moluccas with a value of 16,21 million tons CO2, Java is 9,13 million tonnes of CO2, and Bali and Nusa Tenggara region is 5,44 million tons of CO2. Relationship between emissions of carbon per capita from land cover change and GDP per capita in Sumatra, Bali and Nusa Tenggara, Kalimantan, Sulawesi, and Papua described by U curve shape which means that the carbon emissions per capita will continue to increase along with the increase in income per capita, while Java and Maluku depicted the shape of an inverted U curve according to the EKC hypothesis, which means that after reaching a turning point in carbon emissions per capita will continue to decrease with the increase of income per capita.]"
2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pricilia Meidy Winengko
"Skripsi ini membahas tentang dampak pertumbuhan jumlah investasi kerjasama publik-swasta (KPBU) di bidang energi terhadap pertumbuhan jumlah karbon dioksida per kapita dengan menggunakan sampel negara ASEAN. Selain itu, penelitian ini juga menambahkan variabel independen yang relevan berpengaruh terhadap pertumbuhan jumlah karbon dioksida per kapita, seperti derajat keterbukaan perdagangan setiap negara dan pertumbuhan penggunakan energi per kapita. Hasil penelitian menemukan bahwa semakin besar pertumbuhan jumlah investasi kerjasama publik-swasta (KPBU) di bidang energi akan menaikkan laju pertumbuhan kadar karbon dioksida per kapita di studi kasus negara ASEAN. Dengan kata lain, KPBU di bidang energi yang diselenggarakan di negara ASEAN belum mengembangkan proyek energi terbaharukan yang ramah lingkungan yang mengeluarkan karbon dioksida lebih banyak. Hal ini bergerak sejalan pollutionhaven hypothesis, yang berarti semakin banyak aliran investasi yang masuk membuat perusahaan-perusahaan multinasional negara maju mengerahkan sumber daya ke negara berkembang dengan peraturan standar lingkungan yang lebih longgar.

This thesis discusses the impact of the growth in the number of public-private partnership investment (PPP) in the energy sector on the growth in the amount of carbon dioxide per capita using a sample of ASEAN countries. In addition, this study also adds relevant independent variables that affect the growth of the amount of carbon dioxide per capita, such as the degree of trade openness of each country and the growth of energy use per capita. The results of the study found that the viii Universitas Indonesia greater the growth in the number of public-private partnership investment (PPP) in the energy sector, the higher the rate of growth of carbon dioxide levels per capita in the case study of ASEAN countries. In other words, PPPs in the energy sector held in ASEAN countries have not developed renewable energy projects that are environmentally friendly and emit less carbon dioxide. This is in line with the pollution-haven hypothesis, which means that the more investment flows that come in, the multinational companies in developed countries will mobilize their resources to the developing countries which regulate less strict environmental standard regulations. "
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisinis Universitas Indonesia, 2022
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siregar, Lucyana Handayani
"ABSTRAK
Tesis ini meneliti tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kesejahteraan rumah tangga nasabah LKM dengan sampel 100 orang nasabah LKM-KKI. Ada 7 variabel bebas yang diuji yang menjadi faktor pengaruh kesejahteraan rumah tangga nasabah LKM, di mana 6 variabel yang mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pendapatan per kapita rumah tangga nasabah LKM-KKI, adalah penghasilan suami dan lainnya, lama pendidikan, jumlah tanggungan, jumlah pinjaman, aplikasi 2 pelatihan, dan aplikasi 3 pelatihan. Sedangkan 1 variabel lain, yaitu usia nasabah pengaruhnya tidak signifikan terhadap pendapatan per kapita rumah tangga nasabah LKM-KKI. Dari 7 variabel bebas yang menjadi faktor pengaruh kesejahteraan rumah tangga nasabah LKM, terdapat 6 variabel yang mempunyai pengaruh positif dengan pendapatan per kapita rumah tangga nasabah LKM-KKI, yaitu penghasilan suami dan lainnya, usia nasabah dan lama pendidikan nasabah, jumlah pinjaman, aplikasi 2 pelatihan, dan aplikasi 3 pelatihan. Sedangkan 1 variabel lain, yaitu jumlah tanggungan rumah tangga nasabah merupakan faktor yang mempunyai pengaruh negatif terhadap pendapatan per kapita rumah tangga nasabah.

ABSTRACT
This study investigates the factors that influence the welfare of household customers of MFI with a sample of 100 KKI MFI clients. There are seven independent variables were tested which factors influence household welfare MFI clients, in which 6 variables that have a significant influence on per capita income households MFI clients KKI, is the husband 39 s income and other, length of education, size of the household, amount of the loan, 2 applications of training, and 3 training applications. While one another variable, namely the age of the customer is not significant infuence on the income per capita household KKI MFI clients. Of the seven independent variables which factors influence household welfare MFI clients, there are six variables that have a positive influence with a per capita income households MFI clients KKI, the husband 39 s income and other, age of the customer, length of education, amount of the loan, the application of 2 training, and 3 training applications. While one another variable, the number of dependents of household customers is another factor that has a negative influence on household income per capita of the client. "
Depok: 2018
T49966
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tifani Putri Shafira Fauzal
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas tentang hubungan antara perkembangan sektor keuangan
dan pertumbuhan ekonomi di ASEAN-5, Indonesia, Malaysia, Singapura,
Thailand, and Filipina. Tujuan dari ASEAN yang didirikan tahun 1967 adalah
untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi para anggotanya. Penelitian ini akan
menggunakan data panel kuartalan (1990-2015) untuk menelusuri hubungan
jangka panjang antara perkembangan sektor keuangan dan pertumbuhan ekonomi
per kapita dari negara-negara tersebut. Analisis panel statis dengan metode fixed
effect digunakan didalam penelitian. Hasil penelitian menunjukkan hubungan
positif antara sektor keuangan dan pertumbuhan ekonomi per kapita dalam jangka
panjang, menambahkan bukti pentingnya pengembangan sektor keuangan untuk
pertumbuhan ekonomi terutama di kawasan Asia Tenggara

ABSTRACT
This thesis take empirical approach to analyze the impact of financial
development on economic growth in ASEAN-5 countries, which are Indonesia,
Malaysia, Singapore, Thailand, and Philippines. The aim of ASEAN, which was
inaugurated in 1967, was to enhance economic growth of member countries. This
study will use quarterly panel data (1990-2015) to investigate financial
development and economic growth in selected countries, which allow the findings
to capture the long-term impact of financial development. A static panel analysis
using fixed effect model was conducted. The result implies a positive long-run
relationship between financial development and economic per capita growth,
which give a justification to encourage improvement on policies and reforms in
financial market to accelerate economic growth particularly in Southeast Asia
countries"
2016
S63851
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rasuly Cahyadi
"Fokus pembangunan ekonomi selain pertumbuhan ekonomi salah satunya mengurangi ketimpangan divergen . Ketimpangan dalam pembangunan ekonomi masih terjadi di Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari perbedaan pertumbuhan ekonomi dan nilai PDRB antar provinsi yang sangat bervariasi. Penelitian didunia membuktikan sektor keuangan berperan sangat penting dalam pengentasan kemiskinan, mengurangi perbedaan pendapatan dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Kenyataan yang jauh berbeda dengan keadaan di Indonesia, dimana Perbankan di Indonesia terus maju tetapi banyak penduduk yang miskin.
Penelitian ini berusaha mengkaji perekonomian Indonesia menuju proses konvergensi atau divergensi, dan jika perekonomian Indonesia berkonvergen, bagaimana kontribusi perbankan terhadap proses konvergensi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan menggunakan koefisien variasi CV untuk mengetahui konvergensi sigma, dan menggunakan regresi data panel untuk konvergensi beta.
Hasil penelitian menggunakan koefisien variasi menunjukan ketimpangan pendapatan antar provinsi cenderung menurun atau mulai berkonvergen. Berdasarkan hasil regresi juga menunjukan bahwa pendapatan antar provinsi di Indonesia cenderung berkonvergen, dan sektor perbankan sangat signifikan dalam mempercepat laju konvergensi.

The focus of economic development besides economic growth is to reduce the inequality divergent . Inequality still happens in Indonesia. It is shown from the difference of economic growth and Gross Regional Domestic Product GRDP vary widely among provinces. Most research proves that financial sector plays an important role in reducing poverty, reducing income disparities and increasing economic growth. However the situation in Indonesia is rather different with the rapid growing of Indonesian Banking, people still live in poverty.
This study examines the economy of Indonesia towards the process of convergence or divergence and the contribution of banking to the convergence process. This study uses a quantitative approach using the coefficient of variation CV to determine the sigma convergence, and using panel data regression to determine beta convergence.
The coefficient of variation shows income inequality among provinces tend to decline or begin to converge. Meanwhile the regression result demonstrates that income among the provinces in Indonesia tend to converge, and the banking sector is significantly accelerating the pace of convergence.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2017
T46951
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sahril Kasim
"Angka Kematian Bayi merupakan salah satu indikator penting dalam bidang kesehatan yang dapat digunakan untuk mengukur kesejahteraan sosial ekonomi masyarakat sebab bayi sangat sensitif terhadap perubahan dilingkungan sekitar. Jika masyarakat memiliki standar kehidupan yang buruk, maka bayi akan merespon lebih cepat dibanding kelompok usia lainya.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh variabel sosial ekonomi terhadap angka kematian bayi di Indonesia. Dengan menggunakan korelasi Pearson, diperoleh hasil hubungan yang signifikan antara pengeluaran keseharan, pendapatan perkapita, angka buta huruf serta staf kesehatan terampil terhadap IMR pada level signifikansi 5. Dengan menggunakan analisis regresi linear majemuk ditemukan bahwa variabel pengeluaran keseharan, pendapatan perkapita, angka buta huruf serta staf kesehatan terampil secara parsial maupun simultan memeiliki pengaruh yang signifikan terhadap angka kematian bayi pada alpha sebesar 5.
Berdasrakan hasil tersebut maka penulis menyimpulkan bahwa untuk menekan angka kematian bayi di Indonesia, pemerinta perlu untuk melakukan beberapa perbaikan diantaranya; menyediakan institusi pendidikan khusus ibu dan anak untuk menciptakan tenaga kesehatan terampil, meningkatkan kontrol terhadap alokasi dana kesehatan, merancang kebijakan untuk mengontrol demografi di Indonesia serta menekan angka buta huruf terutama bagi para wanita di pedesaan.

An infant mortality rate is one of the most important health indicator to measure socio economic well being of the society since the baby is very sensitive to the environmental changes. If the society has a bad standard of living so the baby will quickly responds compare to other age groups.
The objective of this research is to examine the influence of socio economic variables to infant mortality rates in Indonesia. By using Pearsons correlation it reveals that there is a strong and significant correlation between per capita income, health expenditure, skilled health staff, illiteracy rate to infant mortality rates at 5 level of significance. By using multiple linear regressions the author foundout that health expenditure, percapita income, illiteracy rate and skilled health staff are both simulteneously and partially significant at 5 level of significance.
Throughout this findings the author concludes that the government need to do few improvements in accordance to reduce infant mortality rates in Indonesia, such as increasing the availability of special educational institutions of parental and baby health cares, increasing the control of health expenditure and ensure the effectiveness of health budget allocation, preparing for a better demography policy to control the population problem and suppress the woman illiteracy rates, especially in rural areas.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2017
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Fadilla
"Tesis ini bertujuan untuk mengukur kecepatan broadband yang optimal terhadap PDB per Kapita di negara negara pendapatan tinggi, menengah, dan rendah. Indikator ekonomi makro yang dikumpulkan pada peneltian ini berasal dari database Worldbank dan International Telecommunication Union ITU, kecuali data kecepatan broadband terukur yang dikumpulkan daari Ookla, sebuah perusahaan yang menyediakan pengujian broadband dan data aplikasi diagnostic jaringan berbasis web setiap hari. Data yang digunakan adalah data panel dari 84 negara pendapatan tinggi, menengah, dan rendah selama periode 20102017. Penelitian ini menemukan bahwa 10% kecepatan broadband meningkatkan PDB per kapita di negara pendapatan tinggi, menengah, dan rendah masing masing sebesar 0.260, 0.364, dan 0.307 persen. Lebih lanjut, kecepatan broadband dalam meningkatkan PDB per Kapita tidak memiliki titik optimal/titik jenuh. Peningkatan kecepatan broadband secara terus menerus akan menghasilkan pertambahan (imbal hasil) PDB per kapita dengan skala yang semakin meningkat (increasing rate of return to scale). Tingkat kecepatan broadband optimal tidak stabil, sehingga tidak dapat ditemukan. Titik optimal kecepatan broadband merupakan tingkat kecepatan broadband dimana PDB per kapita suatu negara berada pada titik maksimum

This thesis aims to find the optimal broadband speed that maximize GDP per capita in high, middle and low income countries. The macroeconomic indicators collected in this research come from the Worldbank and International Telecommunication Union (ITU) databases, except measurable broadband speed data collected from Ookla, a company that provides web-based broadband testing and diagnostic network application data every day. The data used are panel data from 84 high, middle and low income countries during the period of 2010 - 2017. This study found that 10% broadband speed positively affects GDP per capita in high, middle and low income countries of 0.260, 0.364, dan 0.307 percent. Furthermore, there are not found the optimal broadband speed that creates the maximum GDP per capita, or there are not found an optimal point/saturation point. In other words, a continuous increase in broadband speed will have an impact on an increasing of GDP per capita or an increasing rate return to scale.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
T52823
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mochamad Reyhan Qois
"Penelitian ini membahas tentang perubahan penutup lahan di Sub Daerah Aliran Ci Manuk Hulu, Kabupaten Garut. DAS ini memiliki kondisi geologi dan topografi yang beragam. Disamping itu, terjadi peningkatan lahan terbangun yang terdapat pad Sub DACi Manuk Hulu. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode statistik untuk mengetahui perubahan penutup lahan dalam kurun waktu 2005-2017 sertaperubahan penutup lahan dominan. Untuk menguji akurasi dan kalibrasi digunakan Root Mean Square Error RMSE dengan nilai 1.23091491. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data Digital Elevation Model, dan data penutup lahan. Hasilpenelitian menunjukan bahwa pola perubahan penutup lahan di Sub-DA Ci Manuk Hulu. Sub sub-DAS 3 dan 4 memiliki perubahan tutupan lahan dominan, yaitu pertanian lahan kering, pertanian lahan kering bercampur dengan semak dan sawah. Sub sub-DAS1 dan 2 memiliki perubahan tutupan lahan dominan pertanian lahan kering. Sementara itu, sub sub-DAS 5 memiliki perubahan tutupan lahan dominan berupa badan air.

This study discusses the change of land cover in Sub Area Ci Manuk Hulu Flow, Garut regency. This watershed has diverse geological and topographic conditions. In addition, there is an increase in the built land located in Sub DA Ci Manuk Hulu. The method used in this research is statistical method to know the change of land cover in the periodof 2005 2017 and the dominant land cover change. To test the accuracy and calibrationu sed Root Mean Square Error RMSE with the value 1.23091491. Data used in this research is Digital Elevation Model data, and land cover data. The results showed that the pattern of land cover change in Sub DA Ci Manuk Hulu. Sub watersheds 3 and 4have dominant land cover changes, dryland farming, dryland farming mixed with shrub sand rice fields. Sub watersheds 1 and 2 have the dominant land cover change of dry land farming. Mean while, sub sub watershed 5 has a dominant land cover change in the formof water bodies.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mulia Inda Rahayu
"Informasi ketersediaan stok karbon memegang peranan penting untuk menggambarkan kondisi ekosistem hutan dalam konteks pengelolaan hutan yang lestari. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi perubahan penggunaan lahan selama 2 dekade (1996 - 2016) di kawasan hutan dan menganalisis pengaruhnya terhadap nilai biomassa di kawasan hutan Provinsi Jawa Barat dengan menggunakan citra penginderaan jauh. Informasi perubahan penggunaan lahan diperoleh dengan menginterpretasi citra Landsat secara visual, sementara estimasi nilai cadangan karbon dilakukan dengan menggunakan transformasi NDVI (Normalized Difference Vegetation Index) yang diambil dari citra Landsat. Nilai biomassa dihitung dengan persamaan alometrik yang ada.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dari tahun 1996 hingga 2016 luas hutan di kawasan hutan di wilayah hutan Provinsi Jawa Barat mengalami penurunan dari tahun ke tahun, perubahan penggunaan lahan yang paling dominan adalah perubahan dari hutan menjadi hutan tanaman. Faktor yang berpengaruh terhadap perubahan penggunaan lahan hutan di kawasan hutan Provinsi Jawa Barat adalah jarak ke permukiman, jarak ke jalan, dan faktor ketinggian. Nilai stok karbon hutan di kawasan hutan Provinsi Jawa Barat dari tahun 1996 hingga 2006 mengalami penurunan sebesar 7.477.014,04 ton C (26,5%). Nilai stok karbon hutan dari tahun 2006 hingga 2016 juga mengalami penurunan namun tidak sebesar penurunan pada periode sebelumnya yaitu sebesar 752.149,7 ton C (3,6%).

Information on the availability of carbon stocks plays an important role to describe the condition of the forest ecosystem in the context of sustainable forest management. This study aims to identify land use change for 2 decades (1996 - 2016) in forest area and analyze its effect on biomass value in forest area of West Java Province using remote sensing image. Land use change information was obtained by interpreting Landsat imagery visually, while estimation of carbon stock values was performed using NDVI (Normalized Difference Vegetation Index) transformation. The biomass value is calculated by the existing allometric equation.
The results of this study indicate that from 1996 to 2016 forest area in the forest region of West Java Province decreased from year to year, the most dominant land use change is the change from forest to plantation forest. Factors that affect the change of land use in the forest region of West Java Province is the distance to the settlement, distance to the road, and altitude factors. The value of forest carbon stock in the forest area of West Java Province from 1996 to 2006 decreased by 7.477.014.04 ton C (26.5%). The value of forest carbon stocks from 2006 to 2016 also decreased but not as much as the decrease in the previous period which was 752,149.7 tons C (3.6%).
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2018
T49462
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abel Putri Alisha
"Penutup lahan merupakan komponen penting dalam memahami interaksi aktivitas manusia dengan lingkungannya. Perubahan penutup lahan dapat dianalisis untuk memberikan informasi yang diperlukan untuk pemahaman yang tepat mengenai bagaimana suatu lahan digunakan di masa lalu, jenis perubahan yang terjadi pada lahan tersebut, dan apa yang diharapkan dari suatu lahan tersebut di masa depan. Kota Bogor dipilih sebagai wilayah penelitian karena beberapa tahun ke belakang mengalami pertumbuhan populasi dan urbanisasi. Hal ini berpengaruh pada pertumbuhan dan perkembangan kota yang menjadi alasan terjadinya perubahan penutup lahan. Dalam mendeteksi perubahan penutup lahan, terdapat berbagai pilihan metode yang dapat digunakan. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perubahan penutup lahan yang terjadi di Kota Bogor sekaligus melihat metode klasifikasi yang paling efisien untuk dijadikan rekomendasi. Penelitian ini terdiri atas analisis spasial dan analisis statistik. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perubahan penutup lahan yang terjadi di Kota Bogor pada tahun 2022 dari tahun 2013 didominasi oleh kelas Lahan Terbangun yang disebabkan oleh terjadinya urbanisasi di Kota Bogor. Informasi penutup lahan yang didapatkan dari hasil klasifikasi menggunakan berbagai metode berbasis objek dan berbasis piksel yang dianalisis kecepatan dan tingkat akurasinya. Dari proses analisis tersebut, didapatkan informasi bahwa metode klasifikasi yang dikatakan paling efisien merupakan metode berbasis piksel Random Forest karena memiliki kecepatan proses pengolahan yang cukup tinggi serta tingkat akurasi yang paling baik jika dibandingkan dengan metode-metode lainnya.

Land cover is an important component in understanding the interaction of human activities with the environment. Land cover changes can be analyzed to provide the information necessary for a proper understanding of how land was used in the past, the types of changes that occurred to the land, and what to expect from the land in the future. Bogor City was chosen as the research area because in the past few years it has experienced population growth and urbanization. This affects the growth and development of the city which is the reason for changes in land cover. In detecting changes in land cover, there are various methods that can be used. Therefore, this study aims to analyze changes in land cover methods that have occurred in Bogor City as well as to see the most efficient classification to be used as a recommendation. This research consists of spatial analysis and statistical analysis. The results of this study indicate that changes in land cover that occurred in Bogor City in 2022 from 2013 were dominated by the Built-up Land class caused by urbanization in Bogor City. The land cover information obtained from the classification results uses various object-based and pixel-based methods that are analyzed for speed and accuracy. From the analysis process, information is obtained that the classification method which is said to be the most efficient is the Random Forest pixel-based method because it has high processing speed and the best level of accuracy when compared to other methods."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>