Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 180507 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Mera Diah Asri Suryaningtyas
"Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh karakteristik individu, rumah tangga, dan pasangan terhadap kontribusi perempuan pada anggaran rumah tangga dengan menggunakan data Susenas 2012. Hasil regresi Tobit menunjukkan bahwa perempuan yang berasal dari status ekonomi tingkat bawah berkontribusi lebih besar pada anggaran rumah tangga. Selain itu, preferensi pada perempuan dalam hal mengurus rumah tangga berhubungan positif dengan kontribusi perempuan pada anggaran rumah tangga. Sebaliknya, jumlah anak dalam rumah tangga berhubungan negatif dengan kontribusi perempuan pada anggaran rumah tangga. Ditemukan pula bahwa faktor terkuat yang memengaruhi kontribusi perempuan pada anggaran rumah tangga adalah status pekerjaan perempuan di sektor formal.

This study analyzes the effect of individual, household and spouse characteristics on women?s contribution on household expenditure. Applying Tobit regressions using 2012 Susenas data, it is found that female from low level of status economic contributes more to household expenditure. Preference for female in housework is positively related to female?s contribution on household expenditure. On the contrary, number of children in household negatively related to female's contribution on household expenditure. It is also found that women?s employment in formal sectors have the strongest effect on their contribution on household expenditure."
Depok: Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Isniati Hidayah
"ABSTRAK
PNPM Mandiri Perdesaan ditujukkan untuk menanggulangi kemiskinan melalui kemandirian dan melibatkan partisipasi aktif dari masyarakat. Pinjaman bergulir merupakan salah satu kegiatan yang dinaungi oleh PNPM Mandiri Perdesaan untuk mendorong kegiatan ekonomi produktif dari masyarakat miskin.
Pada akhir Desember 2015 PNPM Mandiri Perdesaan secara resmi berakhir. Tesis ini meneliti dampak pinjaman bergulir PNPM Mandiri Perdesaan terhadap
pendapatan usaha dan pengeluaran rumah tangga. Lingkup penelitian adalah di Kecamatan Sukakarya Kabupaten Bekasi. Data sampel 168 individu diperoleh melalui penyebaran kuesioner terhadap 84 peserta pinjaman bergulir (treatment) dan 84 non-peserta (kontrol). Metode yang digunakan adalah kuantitatif dengan pendekatan instrumental variabel. Ditemukan bahwa partisipasi pinjaman bergulir memiliki hubungan yang positif dan tidak signifikan baik terhadap pendapatan usaha maupun terhadap pengeluaran rumah tangga. Modal awal, tabungan, jumlah anggota keluarga, status usaha, dan pendidikan tidak tamat SD memberikan pengaruh signifikan pada pinjaman bergulir terhadap pendapatan usaha. Modal awal, tabungan, usia, jumlah anggota keluarga, rasio ketergantungan, gender kepala keluarga, dan pendidikan tidak tamat SD memberikan pengaruh signifikan pada pinjaman bergulir terhadap pengeluaran rumah tangga

ABSTRACT
PNPM Rural aim for alleviating poverty through self-reliance and community participation. Revolving loan fund is one of the activity under PNPM Rural to encourage poor's economic productive activity. In the end of December
2015 PNPM Rural officially ended. This Thesis research the impact of PNPM
Rural revolving loan fund income enterprise and household expenditure. The
scope of the research is in Sub District Sukakarya Bekasi. Sample data 168
individual gather through questionnaires to 84 revolving loan fund participant
(treatment) and 84 non-participant (control). Quantitative method used to estimate the impact with instrumental variable approach. The result show that revolving loan fund participation has positive and insignificant effect to income enterprise and household expenditure. Initial capital, saving, household size, business status, and do not completed primary education status has significant impact on revolving loan fund through income enterprise. Initial capital, saving, age, household size, dependency ratio, household head gender, and do not completed primary education status has significant impact on revolving loan fund through household expenditure"
2016
T46131
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Using information on household expenditure from the l994
Indonesia Demographic and Health Survey (l 994 lDl?lS). it is found that there
is substantial variation in the level and distribution of household expenditure
in indonesia. Most households in Indonesia spend more money each month for
food than non-food items. In addition. poorer provinces (as measured by total
monthly household expenditure levels) tend to have greater inequality in the
distribution of wealth. However, in general Indonesia's is not typified by major
regional variations in the equality of household expenditure. Households with
high expenditure levels are more likely to use contraception than households
with low expenditure levels. In terms of individual methods, women residing
in wealthier households are more likely to be using injectables and female
sterilization, which suggest that poor accessibility and the cost of these
methods may be discouraging use among poorer women. However, implant
prevalence is greater in households with lower spending levels: while pills.
lUDs, condoms, and male sterilization do not have clear patterns of
association with household expenditure levels. As has been noted in previous
studies, poorer households rely more on public sector reproductive health
services (family planning, prenatal and delivery services). Households with
high expenditure levels rely more upon private hospitals. pharmacy/drug
stores, private doctors and private family planning' clinics for their family
planning care. Households with the lowest expenditure levels rely primarily
upon fieldworkers/PKLB, mobile units, traditional healers/dukuns,
government health centers (puskesmas), and government health posts
(posyandu). It is important to note that private sector social marketing
programs designed to offer methods through commercial outlets have been
less readilv utilized by Indonesia 's poorer households. Continuing efforts are
needed to ensure that poorer households are able to gain access to family
planning services. primarily through lower cost public sector providers and
segmented commercial distribution systems.
"
Journal of Population, Vol. 3 No. 3 1997 : 269-309, 1997
JOPO-3-3-1997-269
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Ratna Batara Munti
Jakarta: Lembaga Kajian Agama & Jender dan Solidaritas Perempuan dan The Asia Foundation, 1999
297.43 RAT p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Jenny Simulja
"Makalah ini mengkaji dampak-dampak yang ditimbulkan oleh ciri-ciri pada level individu (jumlah pendapatan rata-rata, jam kerja, pandangan tentang gender) dan juga faktor-faktor pada level negara (seperti GEM atau Ukuran Pemberdayaan Gender) terhadap dinamika pembagian pekerjaan rumah tangga di antara suami dan istri di kedua negara. Makalah ini bertujuan untuk menawarkan sudut pandang yang berimbang mengenai ketidaksetaraan gender dan pembagian pekerjaan rumah tangga di antara laki-laki dan perempuan kelas menengah di Jepang dan Indonesia yang telah menikah dan memiliki pekerjaan. Analisis statistik menunjukkan adanya sejumlah korelasi yang kuat di antara variabel-variabel ini, dengan pandangan tentang gender sebagai variabel yang terlihat cukup signifikan. Temuan yang mungkin paling mencerahkan adalah bahwa ternyata responden Indonesia menerapkan sistem pembagian kerja yang lebih merata di dalam rumah tangga mereka, sekalipun menunjukkan skor GEM yang lebih rendah daripada orang Jepang. Temuan ini membuka wawasan baru bahwa GEM, yang cenderung menekankan pada aspek-aspek politik dan ekonomi suatu negara, mungkin kurang memadai untuk mengukur kesenjangan gender karena tidak memerhatikan faktor-faktor sosial budaya lain yang terkandung di dalam kompleksitas pembagian pekerjaan rumah tangga sehari-hari.

Seeking to offer a balanced perspective to gender inequality and the division of household labor among middle-class, working married men and women in Japan and Indonesia, this paper examines the effects of individual-level characteristics (relative income, working hours, gender ideology) as well as the country-level factors (e.g. GEM: Gender Empowerment Measure) on the dynamics of housework distribution between spouses in both countries. Statistical analyses show a number of significant correlations between these variables, among which gender ideology seems to be of particular importance. Perhaps the most enlightening finding of all is that despite their lower GEM rank compared to Japan, the Indonesian respondents have relatively egalitarian division of labor in their households. This finding provides a new insight that GEM, which emphasizes the political economy aspects of a country, may not be sufficient to capture gender disparities without considering other socio-cultural factors in the complexity of day-to-day actual division of housework."
University of Indonesia. Faculty of Humanities, 2014
pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Zainal Abidin
"Penggunaan peralatan rumah tangga yang mengimplementasikan sistem inverter dapat meningkatkan efisiensi penggunaan energi listrik sekaligus memicu terbentuknya disturbansi. Disturbansi yang terbentuk dapat merambat secara konduktif yang dikenal sebagai conducted emission. Kararteristik disturbansi yang dihasilkan setiap peralatan rumah tangga bersifat unik. Disturbansi tersebut beradapada rentang frekuensi 9 kHz-150 kHz. Regulasi yang mengatur batas level tegangan disturbansi pada frekuensi tersebut masih terbatas. Peralatan rumah tangganyang dioperasikan simultan terhubung pararel pada jaringan listrik rumah tangga. Hal tersebut memicu terjadinya interaksi antar peralatan. Interaksi ersebut akan memicu pembentukan karakteristik disturbansi yang berbeda dengan karakteristik disturbansi yang dihasilkan oleh masing-masing peralatan.
Pada penelitian ini dilakukan pengukuran tegangan disturbansi yang dihasilkan peralatan rumah tangga pada rentang frekuensi 9 kHz-150 kHz. Pengukuran tersebut bertujuan untuk mengetahui perubahan karakteristik disturbansi yang dihasilkan pada saat beberapa peralatan rumah tangga dioperasikan secara simultan. Peralatan yang diuji adalah: (1) pendingin ruang inverter (2) kulkas inverter (3) kompor induksi (4) lampu LED. Jenis pengukuran yang dilakukan, diantaranya: (1) pengukuran tunggal (2) simultan dua beban (3) simultan tiga beban. Pada pengukuran simultan dua beban, beban yang diukur merupakan peralatan inveter yang dikombinasikan dengan peralatan non-inverter. Pada pengukuran simultan tiga beban pengukuran dikelompokan menjadi kelompok interaksipendingin ruang inverter-kompor induksi-lampu LED dan kelompok interaksi kulkas inverter kompor induksi-lampu LED.
Pengukuran dilakukan dengan menggunakan divais Picoscope dan perangkat lunak Matlab kemudian direpresentasikan dalam domain frekuensi. Pada pengukuran tunggal, peralatan rumah tangga inverter menghasilkan tegangan disturbansi dominan pada beberapa frekuensi yang berbeda, sedangkan kompor induksi dan lampu LED hanya menghasilkan disturbansi pada satu frekuensi. Hasilpengukuran simultan dua dan tiga beban adalah terukur disturbansi pada frekuensi yang sama dengan frekuensi disturbansi yang dihasilkan oleh masing-masing peralatan rumah tangga invertersaat dioperasikan tunggal, namun nilai disturbansi yang dihasilkan mengalami penurunan, kenaikan level, dan pergeseran frekuensi.

The inverter-implemented household appliance not only improves energy efficiency but also generates disturbance. It emits disturbance through the conductors known as conducted emission. Disturbance characteristic of every appliance is unique, yet on the frequency range 9 kHz-150 kHz. The regulation regarding generated disturbance level on those frequency is limited. The appliance operated simultaneously will connected each other inresidential electrical network. Those appliances tents to interact. Generated disturban cewhile operate simultaneously will be different to singular operation. Disturbance measurement is conducted on this study purposed to find charteristic disturbance when the appliance soperated simultaneously.
This study investigates generated disturbance on frequency range 9 kHz-150 kHz. There some appliances are tested: Air-conditioner and refrigerator which are equipped with inverter system, induction cooker, and LED bulb lamps. The test is conducted when the appliance operated singularly, simultaneously with another appliance, and simultan eously with two other appliances. The test of simultaneous with another appliance is conducted when two appliances operated, while test of simultaneous with other applianceis conducted when three appliances operated. On the test of simutaneos with otherappliance, it is grouped into simultaneous Air conditioner-induction cooker-LED bulb lamps and refrigerator-induction cooker-LED bulb lamps.
The test is measured by Picoscope device and represent by Matlab on frequency domain. The disturbance characteristic of singular operation for inverting appliance generates disturbance on some frequencies, whereas induction cooker and LED lamp bulb generated only in one frequency. The simultaneous operation generated disturbance charracterictic similar with singular operation of inverter appliance, yet some disturbance levelsareincreased, decreased, evenmore some frequencies shifted.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Farradita Nugraha
"Peralatan rumah tangga dengan menggunakan tenaga listrik semakin berkembang dalam hal teknologi. Dalam penggunaannya, peralatan rumah tangga ini dapat menimbulkan disturbansi. Disturbansi dapat dihasilkan dari peralatan rumah tangga yang memancarkan gelombang elektromagnetik. Ketika suatu energi listrik terpapar disturbansi, maka akan terjadi perubahan pada bentuk gelombang yang ditransmisikan. Besarnya disturbansi akan mempengaruhi kualitas energi listrik serta pengaruh yang akan terjadi pada peralatan rumah tangga tersebut.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh  disturbansi pada frekuensi 2kHz-150kHz terhadap peralatan rumah tangga. Peralatan rumah tangga yang digunakan adalah laptop, radio dan televisi. Dalam pengukuran disturbansi, alat ukur yang digunakan adalah. Parameter keluaran yang akan dilihat adalah pengaruh yang dihasilkan dari pergerakan kursor, serta suara dan tampilan layar pada laptop, suara pada radio dan tampilan layar serta suara pada televisi.

Household appliances using electricity are growing technology. In its use, these household appliances can cause disturbances. Disturbance can be produced from household appliances that emit electromagnetic waves. When there is a disturbance of the electrical energy, there will be a changes on the transmitted waveform. The magnitude of the disturbance will affect the quality of electrical energy and also will occur the effects on the household appliances.
This study aims to determine the effect of disturbance on the frequency of 2kHz-150kHz on household appliances. Household appliances that are used are laptop radio television. In the measurement of disturbances, the instrument used picoscope. The parameters that will be used are the effects from the sound and screen display on the laptop, sound of the radio and screen display and also the sound of the television.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rustam
"ABSTRAK
Pada periode 2011-2014 di Indonesia diduga terjadi suatu paradoks konsumsi kalori dimana konsumsi kalori perkapita menurun dengan meningkatnya pengeluaran perkapita dan ukuran rumah tangga. Penelitian ini akan menganalisis paradoks konsumsi kalori tersebut dengan menerapkan beberapa metode analisis, termasuk metode LOWESS, metode repeated cross section menggunakan variabel instrumen, dan metode regresi kuantil. Data penelitian ini berskala nasional dengan memanfaatkan data hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret 2011-2014. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa paradoks hubungan konsumsi kalori terhadap pendapatan dan ukuran rumah tangga cenderung terjadi di Indonesia pada periode 2011-2014. Selain itu, kebutuhan kalori dan program Raskin berkorelasi positif dengan konsumsi kalori. Dari temuan tersebut, saran dari penelitian ini adalah pemerintah perlu menjaga kesinambungan program bantuan pangan rumah tangga, menjamin kestabilan harga makanan pokok masyarakat, dan penerapan skala ekonomi dalam penghitungan garis kemiskinan.

ABSTRACT
During 2011-2014, anecdotal evidence suggested that there was a paradox in Indonesia concerning calorie intake that had fallen, despite increased per capita expenditure and household size. This study will analyze rigorously the issue of calorie intake by applying several analytical methods, including LOWESS method, repeated cross section method using instrumental variable, and quantile regression method. The study uses national scale data from the results of the National Socio-Economic Survey (Susenas) in March 2011-2014. This study find that there is a meaningful relationship between calorie intake and per capita expenditure and household size in Indonesia in the 2011-2014 period. In addition, calorie need and the Subsidized Rice for the Poor (the Raskin) program are positively correlated with calorie intake. The research also suggests that the government needs to maintain the sustainability of household food assistance programs, ensure the stability of staple food prices, introducing education on the importance of fulfilling proper and balanced calorie consumption, and applying economies of scale in calculating poverty line."
2019
D2704
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Beni Setyawan
"Penelitian ini membahas karakteristik rumah tangga yang berpeluang menggunakan gas kota dengan model logit, serta membahas faktor-faktor yang mempengaruhi besaran pengeluaran rumah tangga untuk gas kota dengan regresi linier. Secara nasional kecenderungan rumah tangga untuk menggunakan gas kota sebesar 0,0066 kali jika menjadi pengguna LPG, 0,0031 kali jika menjadi pengguna minyak tanah, 3,7166 jika jumlah anggota rumah tangga yang lebih besar, 1,3443 kali jika tinggal di Pulau Kalimantan dan 0,1770 kali jika tinggal di Pulau Maluku dan Papua. Berdasar kota yang memiliki jaringan gas kota, kecenderungan rumah tangga untuk menggunakan gas kota sebesar 0,0015 kali jika menjadi pengguna LPG, 0,0045 kali jika menjadi pengguna minyak tanah, 5,3126 jika jumlah anggota rumah tangga yang lebih besar, 6,6492 kali jika tinggal di Tarakan dan 0,2608 kali jika tinggal di Sidoarjo. Rumah tangga pengguna energi substitusi seperti energi listrik, LPG, kayu bakar dan arang secara negatif mempengaruhi pengeluaran untuk gas kota. Jumlah anggota keluarga mempengaruhi secara positif. Pengeluaran rumah tangga untuk gas kota dipengaruhi secara positif jika rumah tangga tinggal di pulau Maluku dan Papua, dan secara negatif jika tinggal di Pulau Nusa Tenggara. Proporsi pengeluaran rumah tangga untuk gas kota terhadap total pengeluaran energi lebih kecil 0,05 jika menjadi pengguna LPG, lebih kecil 0,06 jika menjadi pengguna kayu bakar, lebih kecil 0,06 jika menjadi pengguna arang, lebih kecil 0,08 jika menjadi pengguna BBM dan lebih besar 0,44 jika tempat tinggalnya berdinding tembok. Diperlukan kebijakan pemerintah dalam hal peningkatan persentase akses gas kota ke rumah tangga dengan meningkatkan jumlah sambungan rumah tangga khususnya Pulau Nusa Tenggara, Sulawesi, Maluku dan Papua karena masih di bawah rata-rata nasional.

This study discusses the characteristics of households likely to use city gas with logit model, and discusses the factors that affect the amount of household expenditures for city gas by linear regression. The tendency of households to use city gas amounted to 0.0066 times if using LPG, 0.0031 times if using kerosene, 3.7166 if a larger household, 1.3443 times if staying on the Borneo island and 0,1770 times if staying on the island of Maluku and Papua. Based on the city which has city gas, the tendency of households to use city gas amounted to 0.0015 times if using LPG, 0.0045 times if using kerosene, 5.3126 if a larger household, 6.6492 times if staying in Tarakan and 0.2608 times if staying in Sidoarjo. The electricity, LPG, firewood and charcoal adversely affect household expenditures for city gas. The number of family members positively influence household expenditures for city gas. Household expenditure for city gas is influenced positively if households staying on the island of Maluku and Papua, and negatively if staying on the island of Nusa Tenggara. The proportion of household expenditure for city gas with the total energy expenditure decreases 0.05 if using LPG, then 0.06 decreasing if using firewood, then 0.06 decreasing if using charcoal, then 0.08 decreasing if using fuel oil, and 0.44 increasing if its house has brick walled. Government policy is required to improving access of city gas by increasing the number of household access especially in Nusa Tenggara Island, Sulawesi Island, Maluku Island, and Papua island which are still below from the national average."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2016
T47313
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Venty
"Studi ini bertujuan untuk menganalisis lama perjalanan suami dan istri dalam kerangka berpikir peran jender yang dilihat dari jumlah balita, ART usia produktif, lansia, dan dua penghasil pendapatan di dalam rumah tangga. Hasil regresi logistik multinomial menggunakan data Sakernas 2011 menunjukkan bahwa untuk suami dan istri, semakin banyak jumlah balita, semakin besar probabilitas untuk melakukan perjalanan lama sedangkan semakin banyak jumlah ART usia produktif semakin kecil probabilitas untuk melakukan perjalanan lama. Kehadiran lansia dan memiliki pasangan yang bekerja mengurangi probabilitas suami tetapi menambah probabilitas istri untuk melakukan perjalanan lama.

This study aims to analyze husbands? and wives? commuting time applying gender roles framework measured by number of under-five, productive age members, elderly, and dual earners within a household. By employing multinomial logistic regression on Sakernas 2011 data, it is found that more under-five children increase the probability to travel longer while more productive age members reduces the probability to travel longest for husbands and wives. The presence of elderly and having working spouse have different effect on husbands and wives. These variables lower the probability to commute longest for husbands but increase the probability of commute longest for wives.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
S47141
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>