Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 118552 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dian Sari
"Keluarga yang merawat anak dengan gagal ginjal kronik terutama yang mendapat terapi hemodialisis memiliki masalah. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi pengalaman keluarga dalam merawat anak gagal ginjal kronik yang mendapat terapi hemodialisis. Metode penelitian ini menggunakan pendekatan fenomenologi deskriptif dengan cara wawancara mendalam kepada 7 partisipan. Partisipan adalah keluarga yang merawat anak selama minimal 1 bulan terakhir dan sedang menjalani terapi hemodialisis di RSUPN Cipto Mangunkusumo Jakarta. Data dianalisis dengan menggunakan teknik Collaizi dan menghasilkan 5 tema, yaitu 1) respon keluarga terhadap perawatan anak, 2) strategi koping yang dibangun keluarga, 3) dampak merawat anak bagi keluarga,, 4) upaya dukungan sosial yang diberikan keluarga, 5) perubahan pada anak yang menjalani terapi hemodialisis menurut persepsi keluarga. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa keluarga yang merawat anak memiliki permasalahan yang kompleks. Hasil penelitian ini diharapkan menjadi informasi dasar untuk mengembangkan program dalam menerapkan asuhan yang berpusat pada keluarga.

Families who care for children with chronic renal failure who received therapy will have vulnerable occurrence problem. This study aim to explore the experience of families in caring for children with chronic renal failure receiving hemodialysis therapy. This research method is using descriptive phenomenological approach with in-depth interviews to 7 participants. Participants are families who care for the child for at least one month past is undergoing hemodialysis therapy in Cipto Mangunkusumo hospital. Data was analyzed by Collaizi so as to obtain 5 themes, namely the family's response to child care, family coping strategy, the impact of child care for families, family support and changes of children undergoing hemodialysis therapy related to family perception. These results indicate that the families who care for children have complex problems. This study endorse to develop program based on familycentered care.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2015
T43587
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Noer Triyanto Rusli
"Diberlakukannya JKN di rumah sakit maka terjadi perubahan sistem pembayaran dari pembayaran secara retrospektif fee for service menjadi sistem pembayaran prospektif INA-CBG rsquo;s Sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan, RS RK Charitas mempunyai peranan untuk memberikan pelayanan yang berkualitas namun tetap memperhatikan cost effective pelayanan yang diberikan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis biaya dan mengidentifikasi faktor-faktor penentu inefisiensi layanan hemodialisis pada pasien gagal ginjal kronik di RS RK Charitas sehingga bisa dijadikan pedoman pengendalian biaya dalam melayani pasien. Jenis penelitian ini bersifat analisis deskriptif dengan menggunakan data primer pengamatan dan wawancara dan data sekunder berupa data dari RS RK Charitas tahun 2016. Analisis biaya menggunakan pendekatan Activity Based Costing ABC dengan metode 'Bottom Up'.
Metode ABC untuk mengalokasikan biaya dengan mengidentifikasi pemicu biaya cost driver penyebab terjadinya biaya layanan hemodialisis. Beban biaya operasional merupakan beban yang terbesar dalam penyelenggaraan layanan hemodialisis. Gaji pegawai merupakan salah satu biaya terbesar dalam biaya operasional. Analisis faktor-faktor penyebab inefisiensi dilakukan dengan perhitungan Value Stream Mapping VSM. Komposisi value added VA dibanding non value added NVA adalah 17.73 :82.27. Implementasi lean pada layanan hemodialisis dapat mengeliminasi pemborosan.

Enactment of JKN in hospital changes the payment system from retrospective payment fee for service into prospective payment INA CBG 39 s . As a healthcare facility, RK Charitas Hospital has a role to provide not only quality but also consider cost effective of services. This study aimed to analyze costs and identify the determinants of the inefficiency of hemodialysis services in patients with chronic renal failure at RK Charitas Hospital so that it can be used as guidelines for cost control in serving patients. This is a descriptive analysis research using primary data observations and interviews and secondary data from RK Charitas Hospital in 2016. Approach of cost analysis is Activity Based Costing ABC with Bottom Up method.
ABC method is used to allocate costs by identifying cost drivers of hemodialysis services. Operational cost is the biggest expense in the hemodialysis services. Salary of employees is one of the biggest expenses in operational costs. Analysis of the inefficiencie factors uses thecalculation of Value Stream Mapping VSM. The composition of value added VA compared to non value added NVA is 17.73 82.27. Lean implementation on hemodialysis services could eliminate waste.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
T48542
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Levy Wayiqrat
"Kepatuhan pembatasan cairan merupakan permasalahan yang akan terus dihadapi pasien GGK. Ketidakpatuhan pembatasan cairan dapat menyebabkan kegagalan terapi, menurunnya kualitas hidup pasien, bahkan meningkatnya angka morbiditas dan mortalitas. Tujuan penelitian adalah mengidentifikasi hubungan tingkat pengetahuan tentang manajemen cairan dengan kepatuhan pembatasan asupan cairan pasien GGK dengan hemodialisis di RSAU dr. Esnawan Antariksa. Desain penelitian adalah Cross Sectional dengan jumlah sampel 101 responden dengan consecutive sampling.
Metode pengumpulan data dengan cara pengisian kuesioner dan pengamatan IDWG Interdialytic Weight Gain . Analisis hasil penelitian menggunakan Chi-Square bivariat dengan ?=0,05, didapatkan tidak adanya hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan tentang manajemen cairan dengan kepatuhan pembatasan asupan cairan p=0,88. Penelitian ini merekomendasikan pentingnya pemberian perhatian pada kondisi psikologis pasien GGK on HD untuk meningkatkan kepatuhannya.

Fluid resstriction adherence is a major change in patient with CKD. Nonadherence to fluid restriction can lead to treatment failure, reduce quality of life, and also increase morbidity and mortality number. This study aimed to identify the corelation between fluid management knowledge level with fluid restriction adherence in CKD patient undergoing haemodialysis at RSAU dr. Esnawan Antariksa Jakarta Timur.
The study design was Cross Sectional that involved 101 respondents. Data were collected through filling questionnaire and observating Interdialytic Weight Gain IDWG. Analysis data used Chi Square 0.05, resulted in that there was no significant association between fluid management knowledge level and fluid restriction adherence p 0.88. This study recommends the important of psychological issues to increase patients adherence level.
"
Jakarta: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
S67814
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gusti Ayu Ary Antari
"Pasien gagal ginjal terminal dengan hemodialisis seringkali melaporkan mengalami pemanjangan waktu pemulihan pascahemodialisis yang berdampak pada rendahnya kualitas hidup pasien. Tujuan penelitian adalah mengidentifikasi faktor-faktor yang berhubungan dengan waktu pemulihan pascahemodialisis. Rancangan yang digunakan adalah deskriptif korelasi dengan pendekatan cross-sectional. Sampel penelitian yaitu 185 pasien hemodialisis di RSUP Sanglah Denpasar yang dipilih dengan teknik consecutive sampling.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata lama waktu pemulihan pascahemodialisis adalah 578,41 402,27 menit. Jadwal hemodialisis p=0,029 , penyakit penyerta p = 0,046 , jumlah komplikasi akut p = 0,0001 dan depresi p = 0,004 ditemukan berhubungan signifikan dengan waktu pemulihan pascahemodialisis. Hasil analisis multivariat menunjukkan bahwa jumlah komplikasi akut selama hemodialisis merupakan faktor yang paling dominan berhubungan dengan waktu pemulihan pascahemodialisis =0,747.
Kesimpulannya adalah jenis kelamin, lingkar lengan atas, jadwal hemodialisis, kadar sodium dialisat, intradialytic weight loss, penyakit penyerta dan jumlah komplikasi akut secara bersama-sama memiliki hubungan bermakna dengan waktu pemulihan pascahemodialisis.

End stage renal disease undergoing hemodialysis patient often reported a prolonged post hemodialysis recovery time which related to the patient rsquo s low quality of life. This study aimed to identify the factors related to post hemodialysis recovery time. This study used descriptive correlation design with cross sectional method. The samples of the study were 185 hemodialysis patients at Sanglah Central Hospital, Denpasar, recruited by consecutive sampling technique.
The result of the study showed that the mean of recovery time was 578.41 402.27 minute. Hemodialysis schedule p 0.029 , comorbid diseases p 0.046, the number of acute complication p 0.0001 and depression p 0.004 were significantly related to post hemodialysis recovery time. The result of multivariate analysis showed that the number of acute complication during hemodialysis was the most dominant factor related to recovery time 0.747.
As the conclusion, gender, upper arm circumference, hemodialysis schedule, sodium dialysate concentration, intradialytic weight loss, comorbid diseases, and the number of acute complication altogether shared significant correlation with post hemodialysis recovery time.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ailinda Theodora Tedja
"Kesesuaian antara reticulocyte hemoglobin equivalent (RET-He) dan reticulocyte hemoglobin content (CHr) untuk menilai status besi pasien penyakit ginjal kronik dengan hemodialisis (PGK-HD) belum diketahui. Penelitian ini bertujuan mendapat kesesuaian antara RET-He dan CHr, serta nilai cut off RET-He sebagai target terapi besi pasien PGK-HD.
Desain penelitian potong lintang. Subyek 106 pasien PGK-HD yang diperiksa RET-He menggunakan Sysmex XN-2000 dan CHr dengan Siemens ADVIA 2120i. Didapatkan korelasi sangat kuat (r=0,91; p<0,0001) dan kesesuaian yang baik antara RET-He dan CHr (perbedaan rerata 0,5 pg). Nilai cut off RET-He 29,2 pg sebagai target terapi besi pasien PGK-HD memiliki sensitivitas 95,5%, spesifisitas 94%.

The concordance between reticulocyte hemoglobin equivalent (RET-He) and reticulocyte hemoglobin content (CHr) to assess iron status in chronic kidney disease patients undergoing hemodialysis (CKD-HD) was unknown. The aim of this study was to evaluate the concordance between RET-He and CHr, and to obtain the cut off value of RET-He as iron supplementation target in CKD-HD patients.
A cross sectional study from 106 CKD-HD patients were analysed on both Sysmex XN-2000 and Siemens ADVIA 2120i. There was very strong correlation (r=0.91; p<0.0001) and good concordance between RET-He and CHr (mean bias 0.5 pg). The cut off value of RET-He 29.2 pg were obtained to assess iron supplementation target in CKD-HD patients with sensitivity and specificity were 95.5% and 94% respectively.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Fitri Imelda
"Pendahuluan. Berbagai panduan menganjurkan hemodialisis HD tiga kali seminggu. Di Indonesia pasien dengan hemodialisis dua kali seminggu lebih banyak ditemukan. Perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui gambaran klinis dan kualitas hidup pada pasien yang menjalani hemodialisis dua kali seminggu dibandingkan tiga kali seminggu.
Metode. Merupakan studi potong lintang pada pasien yang menjalani HD dua dan tiga kali seminggu di RS Cipto Mangunkusumo dan beberapa RS swasta. Dilakukan pemeriksaan laboratorium dan penilaian kualitas hidup dengan menggunakan Kidney Disease Quality of Life KDQOL-SF 36.
Hasil. Didapatkan 80 subjek dengan kelompok usia >50 tahun lebih banyak ditemukan. Secara bermakna lebih tinggi pada kelompok HD dua kali yaitu Interdialytic Weight Gain IDWG 4,91 SB 1,52 dan 3,82 SB 1,28 p=0,002. albumin 4,05 SB 0,26 dan 3,86 SB 0,48 p=0,027, saturasi transferin 25,5 12,0-274,0 dan 21,95 5,8-84,2 p=0,004, kadar fosfat 5,82 SB 1,68 dan 5,82 SB 1,68 p=0,026. Kadar TIBC 235,20 SB 55,72 dan 273,73 SB 58,29 p=0,004 pada kelompok tiga kali HD secara bermakna lebih tinggi. Pada kelompok HD dua kali seminggu 68 mencapai Kt/V>1,8, 93,3 yang HD tiga kali seminggu mencapai Kt/V>1,2. Kualitas hidup antara kedua kelompok tidak berbeda bermakna baik pada Physical Componet Score PCS p=0,227, Mental Component Score MCS p=0,247 dan Kidney Disease Component Score KDCS p=0,889.
Simpulan. Didapatkan secara bermakna lebih tinggi pada kelompok HD dua kali seminggu pada pemeriksaan IDWG, albumin, saturasi transferin, fosfat, sedangkan TIBC lebih tinggi pada kelompok HD tiga kali seminggu. Kualitas hidup kedua kelompok tidak berbeda bermakna.

Introduction. Many guidelines recommend hemodialysis HD three times a week. In Indonesia there are more patients undergoing hemodialysis twice a week. It is necessary to investigate the clinical features and the quality of life in patients undergoing hemodialysis twice a week.
Method. A cross sectional study in patients undergoing HD two and three times weekly at Cipto Mangunkusumo Hospital and some private hospitals. Laboratory examination and assessment of quality of life by using Kidney Disease Quality of Life KDQOL SF 36.
Results. There were 80 subjects with age group 50 years is more common. Significantly higher in group HD twice a week were Interdialytic Weight Gain IDWG 4.91 SB 1.52 and 3.82 SB 1.28 p 0.002. 4,05 albumin SB 0.26 and 3.86 SB 0.48 p 0.027, transferrin saturation 25.5 12.0 to 274.0 and 21.95 5.8 to 84.2 p 0.004, the phosphate level 5.82 SB 1.68 and 5.82 SB 1.68 p 0.026. The TIBC level 235.20 55.72 SB and 273.73 58.29 SB p 0.004 was significantly higher in group HD thrice a week. In twice a week HD group 68 reached Kt V 1.8, 93.3 of HD thrice a week achieved Kt V 1.2. Quality of life between the two groups was not significant either on Physical Componet Score PCS p 0.227, Mental Component Score MCS p 0.247 and Kidney Disease Component Score KDCS p 0.889.
Conclusion. There were significantly higher in group HD twice a week on examination IDWG, albumin, transferrin saturation and phosphate levels, whereas the TIBC was higher in group HD three times a week. Quality of life of the two groups was not significant difference.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
"Doa secara umum dapat diartikan sebagai permohonan (harapan, pujian, permintaan) kepada Tuhan, baik dengan membaca atau mengucapkan, disertai dengan perilaku kebaikan. Dzikir mempakan peringkat doa yang paling tinggi, meliputi segala bacaan yang diucapkan secara lisan azaupun dalam hati, dilakukan dengan sholat atau perilaku kehaikan lainnya. Gagal ginjal kronik (GGK)
mempakan penyakit renal tahap akhlr yang tidak dapat sembuh, terapi hemodialisis yang dijalani hanya untuk memperlahankan kelangsungan hidup.
Pasien yang menjalani dialisis jangka panjang akan menimbulkan respon kecemasan alas kondisi sakimya yang tidak bisa diramalkau dan berefek pada gaya hidup. Penelitian ini bertujuan unmk mengidentifikasi ltubungan antara frekuensi dzikir dan doa dengan tingkat kecemasan pada pasien GGK yang menjalani hemodialisis. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif korelatif. Data dianalisa dari jawaban kuesioner yang berisi data demografi pasien yang diorganisir dengan menggunakan tally. lnstrumen yang terdiri dari 17 pernyataan untuk mengetahui gambaran tingkat kecemasan dan 10 pertanyaan untuk mengetahui frekuensi dzikir dan doa Hasil perhitungan dikelompokkan untuk meuilai tingkatannya berdasarkan skala penilaian yang sudah ditetapkan kemudian dianalisa dengan mengggunakan metoda statistik the pearson product moment correlation coeffision yang dilanjutkan dengan uji “t”. Penelitian diiaksanakan di ruang llemodialisa ntmah sakit angkatan laut dr.
Mintohardjo Jakarta Pusat dengan jumlah responden 30 pasien GGK yang menjalani hemodialisis, dipilih secara purposive sample.Hasil penelitian menunjukkan bahwa Hekuensi dzikir dan doa sangat baik 73,3%, baik 23,33%, cukup 3,33%, dan untuk yang kurang serta sangat kurang 0%. Hasil data dari tingkat kecemasan lingan 90%, sedang 10%, dan yang berat hingga panik serta tidak cemas 0%. Hasil uji statistik “r” adalah -0,24 dan uji “t” -1,308 yang berarti bahwa terdapat hubungan negatif linear sangat lemah yang tidak bermakna antara frekuensi dzikir dan doa dengan tingkat kecemasan pada pasien GGK yang menjalani hemodialisis. Oleh karena itu, penelitian ini perlu ditindaklanjuti lebih dalam tentang pengaruh frekuensi dzikir dan doa terhadap tingkat kecemasan pada pasien GGK yang menjalani hemodialisis supaya pasien dapat terpenuhi kebutuhan dasar spiritualnya."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2002
TA5199
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Rita Melianna
"Gagal ginjal kronik adalah suatu keadaan klinis yang di tandai dengan penurunan fungsi ginjal yang ireversible, pada suatu derajat yang memerlukan terapi pengganti ginjal. Masalah yang mengakibatkan kegagalan pada terapi hemodialisa adalah kepatuhan klien. Penelitian ini menggunakan desain deskriptif korelasi, menggunakan sampel pasien GGK yang mengikuti hemodialisa di RS Fatmawati sebesar 84 responden.
Hasil univariat menunjukkan, responden tidak patuh terhadap pembatasan cairan sebesar 76%, responden mengalami overload sebesar 53,6%. Hasil bivariat (Chi-Square) dengan α=0,05, didapatkan tidak ada hubungan yang bermakna antara kepatuhan pembatasan cairan dengan overload (p=0,35). Semakin besar klien patuh pada pembatasan cairan maka akan semakin kecil terjadi overload.

Chronic kidney failure (CKD) is a clinical condition indicated by irreversible decline in kidney function on a certain level resulting in the need for kidney replacement therapy. One of the replacement therapy is hemodialysis. Patients obedience to fluid restriction is one of the factors affecting the success of hemodialysis therapy. This study used descriptive-correlative method. The samples of this study are CKD patients taking hemodialysis at Fatmawati Hospital amounted to 84 persons.
The result showed 76% of respondents were disobedient to fluid restriction and 53,6% suffer from fluid overload. Study also found there was no significant relationship between the patients obedience and the incidence of overload (p=0,35; α=0,05). The higher patients obedience to fluid restriction, the less likelier fluid overload would happen.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
S52552
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Data insiden gagal ginjal kronik (GGK) secara keseluruhan di Indonesia belum diketahui
secara pasti. Pengobatan akhir dari GGK adalah dengan terapi pengganti ginjal atau
hemodialisis (HD). HD adalah merupakan suatu tindakan untuk menggantikan fungsi
ginjal yang rusak dengan tujuan mengeluarkan kelebihan cairan dan produk limbah
dalam tubuh. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana persepsi klien
dengan GGK yang menjalani HD terhadap perubahan citra dirinya. Penelitian ini
dilakukan di RSUPN. DR. Cipto Mangunkusumo dan RS. Pelabuhan Jakarta. Desain
penelitian yang digunakan adalah deskriptif sederhana. Populasi pada penelitian ini
adalah klien dengan GGK yang menjalani HD di Ruang Hemodialisa. Jumlah sampel
pada penelitian ini sebanyak 43 orang terdiri dari 30 orang dari Ruang Hemodialisa
RSUPN. DR. Cipto Mangunkusumo dan 13 orang dari ruang Hemodialisa RS.
Pelabuhan Jakarta. Data diperoleh dengan memberikan kuesioner kepada responden dan
responden diminta untuk menjawab pada kolom yang tersedia dengan memberikan tanda
check list. Instnunen yang digunakan terdiri dari data demograti (kuesioner I) dan
pemyataan pengetahuan tentang penyakit, citra diri, konsep din positii harga diri
rendah, kekacauan identitas, dan depersonalisasi (kuesioner II), setelah data terkumpul
dianalisa dengan analisis univariat. Hasil analisa data diketahui bahwa klien dengan
GGK yang menjalani HD mempunyai persepsi positif terhadap ciua dirinya. Pcnelitian
ini merekornendasikan perlunya pendekatan asuhan keperawatan pada klien yang
menjalani hemodialisis hams secara komprehensif, pengembangan instrumen penelitian
yang mernenuhi validitas dan reliabilitas, sampel yang diambil dalam jurnlah besar
sehingga hasihaya dapat digeneralisir, dan perlu juga dilakukan penelitian lebih Ianjut
tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan citra diri pada klien dengan GGK yang
menjalani HD dengan menggunakan desain penelitian eksperimen."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2006
TA5479
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Heru Nurinto
"Fatigue merupakan salah satu gejala paling umum yang dialami oleh orang dengan gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisis. Intervensi kombinasi latihan intradialitik dan terapi musik diharapkan memperbaiki fatigue lebih signifikan. Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi pengaruh latihan intradialitik dan terapi musik terhadap fatigue pada pasien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisis. Desain penelitian yang digunakan adalah quasi eksperiment dengan 35 responden yang terbagi menjadi kelompok intervensi dan kelompok kontrol. Kelompok intervensi berjumlah 17 responden yang diberikan latihan intradialitik dan terapi musik sedangkan kelompok kontrol berjumlah 18 responden yang diberikan latihan intradialitik. Pengukuran fatigue menggunakan kuesioner Multidimensional Fatigue Inventory (MFI) versi Indonesia. Analisis data yang digunakan adalah independent t-test, one way ANOVA, dan paired t test untuk melihat perbedaan rerata skor fatigue pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang bermakna rerata fatigue sebelum dan sesudah perlakuan pada kelompok intervensi dengan nilai p value 0,000. Pada kelompok kontrol juga terdapat perbedaan yang bermakna rerata fatigue sebelum dan sesudah intervensi dengan nilai p value 0,001. Tidak terdapat perbedaan yang signifikan selisih rerata fatigue post test dan pre test antara kelompok intervensi dengan kelompok kontrol (p value 0,231), namun penurunan rerata fatigue pada kelompok intervensi lebih besar dari pada penurunan rerata fatigue pada kelompok kontrol. Tidak ada hubungan yang bermakna antara karakteristik responden (usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, penyakit penyerta dan lama hemodialisis) dengan fatigue kelompok intervensi (p value > 0,05). Kesimpulan penelitian latihan intradialitik dan terapi musik dapat menurunkan nilai fatigue baik pada kelompok intervensi maupun kelompok kontrol. 

Fatigue is one of the most common symptoms experienced by people with chronic renal failure undergoing hemodialysis. The combined intervention of intradialytic exercise and music therapy is expected to improve fatigue more significantly. The purpose of this study was to identify the effect of intradialytic exercise and music therapy on fatigue in patients with chronic renal failure undergoing hemodialysis. The research design used was a quasi-experiment with 35 respondents divided into intervention and control groups. The intervention group amounted to 17 respondents who were given intradialytic exercise and music therapy while the control group amounted to 18 respondents who were given intradialytic exercise. Measurement of fatigue using the Indonesian version of the Multidimensional Fatigue Inventory (MFI) questionnaire. Data analysis used was independent t-test, one way ANOVA, and paired t test to see the difference in mean fatigue scores in the intervention group and control group. The results showed that there was a significant difference in the average fatigue before and after treatment in the intervention group with a p value of 0.000. In the control group there was also a significant difference in the average fatigue before and after the intervention with a p value of 0.001. There was no significant difference in the difference in mean fatigue post test and pre test between the intervention group and the control group (p value 0.231), but the decrease in mean fatigue in the intervention group was greater than the decrease in mean fatigue in the control group. There was no significant relationship between the characteristics of respondents (age, gender, education level, comorbidities and duration of hemodialysis) with fatigue in the intervention group (p value > 0.05). The study concluded that intradialytic exercise and music therapy can reduce fatigue values in both the intervention and control groups. "
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>