Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 146453 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Tetty Haryanty
"Studi ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik demografi, sosial, ekonomi, lingkungan, perilaku dan disabilitas penduduk lansia di Indonesia. Status kesehatan buruk ditunjukkan oleh apakah memiliki efek negative pada kegiatan lansia (aktifitas terganggu) dengan menggunakan data Susenas 2012. Hasil regresi logistik biner menunjukkan bahwa faktor demografi, sosial, ekonomi, lingkungan, perilaku dan disabilitas memiliki pengaruh signifikan terhadap kesehatan terganggu pada lansia. Selain itu, faktor-faktor tersebut juga mempengaruhi risiko kesehatan terganggu lansia. Lansia dalam kelompok umur tua, berstatus tidak kawin/lainnya, tidak bekerja, pengeluaran menengah keatas, tinggal di kota, mengkonsumsi lainnya air bersih, menggunakan mck tidak sendiri, menggunakan bukan listrik PLN dan mempunyai disabilitas, memiliki peluang lebih tinggi terhadap risiko mengalami kesehatan terganggu.

This study aimed to determine the demographic, social, economic, environmental, behavioral and disability of elderly health status in Indonesia. Poor health status is indicated by whether is has negative effect on elderly activities (activitas terganggu) is using Susenas 2012 Data. The results of binary logistic regression showed that demographic factors, social, economic, environmental , behaviors and disabilities have a significant influence on poor health of elderly. In addition, these factors also affect the risk of impaired health of the elderly. Elderly in older age groups, status not married / other, not working, middle and upper expenditure, live in cities, consuming more water, using MCK did not own, using instead PLN and have disabilities, have the opportunity higher against the risk of having poor health."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ruly Wahyuni
"Pemanfaatan pelayanan kesehatan mempunyai pengaruh dalam meningkatkan status kesehatan lanjut usia. Jumlah lanjut usia di Indonesia tahun 2012 merupakan nomor lima terbesar di dunia dan jika dibandingkan dengan tahun 1990 jumlah tersebut diprediksikan akan meningkat 414% pada tahun 2025 namun tingkat pemanfaatan pelayanan kesehatan lansia di Indonesia paling rendah di antara tetangga di Asia Tenggara, sedangkan angka kesakitan lansia tahun 2005 29,98% dan tahun 2007 meningkat menjadi 31,11%.
Penelitian ini merupakan analisis data sekunder Susenas tahun 2012 yang merupakan penelitian kuantitatif dengan rancangan cross sectional dan menggunakan uji chi square. Penelitian ini bertujuan untuk melihat determinan yang berhubungan dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan di rawat jalan (RJTP/RJTL) dan rawat inap pada lanjut usia di Indonesia. Unit analisis adalah lanjut usia berumur ≥ 60 tahun yang mengalami keluhan kesehatan.
Hasil analisis menunjukkan bahwa pemanfaatan yankes pada lansia memang sangat rendah dengan masih banyaknya lansia dengan keluhan kesehatan namun tidak memanfaatkan yankes (unmet need), faktor yang berhubungan dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan rawat jalan tingkat pertama (RJTP): pendidikan, kepemilikan jamkes, status ekonomi, variabel urban/rural, gangguan aktivitas; sedangkan di rawat jalan tingkat lanjut(RJTL) yaitu: status kawin, pendidikan, pekerjaan, kepemilikan jamkes, status ekonomi, urban/rural serta gangguan aktivitas; Serta di rawat inap(ranap): pendidikan, kepemilikan jamkes, status ekonomi, gangguan aktivitas.
Saran dari studi ini adalah Untuk meningkatkan utilisasi/pemanfaatan pelayanan kesehatan di Puskesmas maka diharapkan adanya sosialisasi yang berkesinambungan kepada masyarakat tentang pentingnya pemeliharaan kesehatan lansia, meningkatkan akses informasi pelayanan kesehatan bagi lansia, mendorong Pemerintah Pusat dan Daerah untuk memberi dukungan anggaran dalam menyediakan fasilitas pelayanan kesehatan yang sesuai dengan kondisi lansia, diantaranya Home Care bagi lansia, menambah dan memperkuat serta pemerataan tenaga kesehatan yang terlatih dalam menangani lansia, memperluas cakupan jaminan kesehatan yang menjamin seluruh biaya pengobatan para lansia termasuk lansia dengan kasus multipatologis, mendorong Pemerintah Pusat maupun Daerah untuk mensosialisasikan ke para dokter di pelayanan kesehatan tingkat Pertama seperti Puskesmas, Dokter praktek Umum supaya lebih memahami konsep dan penerapan SJSN.

Utilization of health services have an influence in improving the health status of the elderly. The number of elderly people in Indonesia in 2012 is the fifth largest in the world and when compared with 1990 that number is projected to be increased 414% by the year 2025, but the level of utilization of health services in the Indonesian elderly is the lowest among Southeast Asian countries, while the morbidity of elderly in 2005 is 29.98% and increased in 2007 which reached 31.11%.
This study is a secondary data analysis of Susenas Panel in 2012 which is a quantitative study with cross-sectional design and the use of chi square test. This study aims to look at the determinant related to the utilization of health services in outpatient (RJTP / RJTL) and hospitalization in the sick elderly in Indonesia. The unit of analysis is the elderly aged ≥ 60 years who had health complaints.
The analysis showed that the utilization of health services is very low in the sick elderly because still many elderly with health complaints but does not utilize health services (unmet need), factors related to the utilization of outpatient health services first level (RJTP): education, ownership health insurance, economic status, variable urban / rural, impaired activity; while in outpatient settings (RJTL) ie: marital status, education, occupation, ownership health insurance, economic status, urban / rural and impaired activity; in the facility of hospitalization (ranap): education, ownership health insurance, economic status, impaired activity.
Suggestions of this study is to increase the utilization of health services at the health center, it is expected that continuous socialization to the community about the importance of elderly health maintenance, improving access to health care information for the elderly, encourage the Central and Local Government to provide budget support in providing health care facilities in accordance with the conditions of the elderly such as home care service, add and strengthend the equity of health personnel trained in handling elderly, expanding health insurance coverage that ensures the entire cost of treatment of the elderly including elderly with multipatologis case, encourage central and regional government to socialize the doctors at first level health services such as health centers, physician practices, so that the health personel at the first level better understand the concept and application of the Social Security System.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
T41506
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maylan Wulandari
"Tingginya presentase keluhan kesehatan pada lansia di Indonesia pada tahun 2014 yaitu52,67 . Hal tersebut menunjukkan bahwa keluhan kesehatan di Indonesia masihmerupakan masalah kesehatan masyarakat. Adanya penurunan fungsi berbagai sistemorgan pada lansia dan akibat dari faktor lain memperburuk keluhan kesehatan pada lansia.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengankeluhan kesehatan pada lansia di Indonesia tahun 2015. Penelitian ini dilakukan dengan menganalisis lanjut data sekunder Susenas Kor 2015. Desain studi yang digunakan adalahcross sectional dengan jumlah sampel 94.326 lansia. Sampel diambil secara totalsampling.
Berdasarkan hasil penelitian ini diketahui lansia yang mengalami keluhankesehatan sebesar 46.202 lansia 49. Faktor yang berhubungan dengan kejadian keluhan kesehatan pada lansia yaitu usia ge; 80 tahun POR=1,17, usia 70-79 tahun POR=1, 18; jenis kelamin perempuan POR=0,82, status perkawinan hidup tanpa pasangan POR=1,08; pendidikan tidak pernah bersekolah/tidak tamat SD POR=1,68, pendidikan rendah POR=1,41, pendidikan sedang POR=1,12; sudah tidak bekerja POR=1,38; daerah tempat tinggal perdesaan POR=1,04 ; merokok POR=0,89 danmemiliki jaminan kesehatan POR=1,24. Status ekonomi tidak berhubungan denganterjadinya keluhan kesehatan pada lansia. Nilai EF tertinggi pada faktor pendidikan tidak pernah sekolah atau tidak tamat SD 38,56 dan berpendidikan rendah 26,78 dan faktor pekerjaan sudah tidak bekerja 14,78. Sedangkan nilai PF tertinggi padafaktor pendidikan tidak pernah sekolah atau tidak tamat SD 59,65 dan berpendidikanrendah 35,02 dan faktor pekerjaan sudah tidak bekerja 14,38.

The high percentage of health complaints in Indonesian elderly in 2014 is 52.67 .This shown that health complaints in Indonesia still be a public health problem.Decreased of multiple organ systems in the elderly and the consequences of other factorsmaked health complaints increased in the Indonesian elderly. The purpose of this studywas to determine the factors associated with health complaints in the Indonesian elderlyviiiUniversitas Indonesiain 2015. This study was analyze the secondary data of Susenas Kor 2015. This study useda cross sectional design with 94,326 sample. Samples were taken in total sampling.
The result showed that 46,202 elderly 49 the elderly had health complaints. Factorsassociated with the incidence of health complaints in the elderly are age ge 80 years POR 1.17, age 70 79 years POR 1.18 sex female POR 0.82, life without spouse POR 1.08 education never attended school did not complete primary school POR 1.68, low education POR 1.41, medium education POR 1.12 is not working POR 1.38 rural area POR 1.04 smoking POR 0.89 and have health insurance POR 1.24. Economic status is not related to the occurrence of health complaints inthe elderly. The highest EF were education factor never attended school or did notcomplete elementary school 38.56 and low educated 26.78 and work factor notworking 14.78. While the highest PF were education factor never attended schoolor did not complete primary school 59.65 and low education 35.02 and work factors already not working 14.38.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T51388
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Firdausi Nuzula
"[ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh kebahagiaan dan
faktor makro, meso dan mikro lainnya terhadap status kesehatan individu. Analisis
dilakukan terhadap 71.677 responden usia 17 tahun ke atas dari Susenas 2012.
Hasil analisis regresi logistik multinomial menunjukkan bahwa semakin bahagia
seseorang semakin tinggi peluang merasa sehat. Individu perempuan yang belum
kawin, yang jumlah anggota rumah tangganya lebih dari 5 orang, yang tinggal di
perkotaan, yang bekerja, yang tamat perguruan tinggi dan yang tidak merokok,
lebih cenderung untuk merasa sehat dibandingkan individu lainnya. Semakin
tinggi pendapatan semakin rendah probabilitas merasa sehat. Semakin tua usia
sesorang semakin kecil probabilitas merasa sehat.

ABSTRACT
This research is aim to analyze the effect of happiness and other macro, meso, and
micro factors on the status of health of the individual. The analysis was done from
71.677 respondents aged 17 years or over from the 2012 National Socioeconomic
Survey. The results of the analysis using multinomial logistic regression show that
the happier an individual the higher the probability to feel healthy. An individual
who is female, is single, comes from five or more household members, works, is
university graduate and does not smoke has higher chance of being healthy than
other individuals. The higher the income the lower the probability of feeling
healthy. The older the age the lower the probability of being healthy, This research is aim to analyze the effect of happiness and other macro, meso, and
micro factors on the status of health of the individual. The analysis was done from
71.677 respondents aged 17 years or over from the 2012 National Socioeconomic
Survey. The results of the analysis using multinomial logistic regression show that
the happier an individual the higher the probability to feel healthy. An individual
who is female, is single, comes from five or more household members, works, is
university graduate and does not smoke has higher chance of being healthy than
other individuals. The higher the income the lower the probability of feeling
healthy. The older the age the lower the probability of being healthy]"
2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Faisal Amir
"Kebahagiaan umumnya dianggap sebagai hal penting. Dalam arti yang paling rasional, mengejar kebahagiaan adalah tujuan akhir dari semua tindakan kita. Ekonomi kontemporer telah menekankan peranan pendapatan dalam meningkatkan kebahagiaan seseorang. Meskipun teori ini umumnya benar, pendapatan hanyalah alat untuk mencapai tujuan dan bukan tujuan itu sendiri. Menggunakan data Susenas 2012, menganalisis beberapa faktor penentu lain yang memengaruhi kebahagiaan. Saya menemukan bahwa meskipun pendapatan berkontribusi besar pada kebahagiaan, faktor sosial demografi sama penting dari pendapatan itu sendiri.

Happiness is generally considered an important. In the most rational sense, the pursuit of happiness is the end goal of all our actions. Contemporary economics have overemphasized the role income plays in increasing a person’s happiness. Although this theory is generally true, income is merely a means to an end rather than an end in itself. Using data from the National Socioeconomic Survey 2012, analyse some of the other determinants of happiness. I find that although income is a substantial contributor to happiness, socio-demographic factors are as important as income in itself."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Afif Kindri Bahar
"Penelitian ini merupakan studi yang membahas determinan kemiskinan dengan menggunakan data Susenas 2012 dan kemudian akan dilihat hubungan antara variable karakteristik rumah tangga tersebut serta dibandingkan dampak masing masing variabel di masing masing wilayah tersebut terhadap kemiskinan Penelitian ini menggunakan metode logistik pada data cross section Hal ini memiliki tujuan dan harapan agar kemiskinan semakin dapat diatasi serta Indonesia akan semakin membaik dalam jangka panjang Kata kunci Kemiskinan Perkotaan Pedesaan Karakteristik Socio economic dan Susenas 2012.

This study is a study that addresses the determinants of poverty using data Susenas 2012 Study aims to know the factors that affect poverty in urban and rural household level This study using logistic method on cross section data Demographic characteristics of households indicates the direction of education in accordance with previous studies while the manufacturing and agricultural sectors shows the probability to be poor compared to the trade and educational services Keywords Poverty Urban rural Household Characteristics and Susenas 2012.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
S55857
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dessy Ariany Effendy
"Studi ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh kemiskinan yang dilihat dari pendekatan moneter dan non moneter terhadap disabilitas penglihatan pada lansia di Indonesia dengan menggunakan data Susenas 2012. Hasil regresi logistik biner menunjukkan bahwa kemiskinan yang diukur dengan pendekatan moneter atau non moneter memiliki pengaruh signifikan terhadap disabilitas penglihatan pada lansia. Selain itu, faktor kebiasaan mengkonsumsi sayur-sayuran dan buah-buahan tidak setiap hari, juga mempengaruhi risiko disabilitas penglihatan lansia. Lansia miskin dan merokok, memiliki peluang lebih tinggi terhadap risiko mengalami disabilitas penglihatan.

This research aims to study the effects of poverty as seen from the monetary and non-monetary approach to visual disability in the elderly in Indonesia using Susenas 2012. Results of binary logistic regression showed that poverty as measured by monetary or non-monetary approach has a significant influence on the visual disabilities elderly. In addition, factor consumption habits vegetables and fruits not everyday also affect the risk of vision disability elderly. Elderly poor and smoke, have a higher chance of the risk of vision disability.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ika Maylasari
"Tujuan penelitian mempelajari pengaruh pengaturan tempat tinggal, yaitu tinggal sendiri, berdua dengan pasangan dan bersama terhadap perilaku pencarian pengobatan lansia dengan memperhitungkan variabel jenis kelamin, kelompok umur, tingkat pendidikan, daerah tempat tinggal, status ekonomi dan akses pelayanan kesehatan dengan menggunakan data Susenas 2012 dan Podes 2011. Hasil regresi logistik multinomial menunjukkan bahwa pengaturan tempat tinggal secara signifikan memengaruhi perilaku pencarian pengobatan lansia, baik mengobati sendiri maupun berobat jalan. Setelah memperhitungkan faktor klasifikasi, ketika tidak tinggal sendiri, lansia laki-laki memiliki kecenderungan yang tinggi untuk mengobati sendiri maupun berobat jalan, dan sebaliknya pada lansia perempuan. Setelah memperhitungkan pengaturan tempat tinggal dan jenis kelamin, faktor terkuat dalam menentukan perilaku pencarian pengobatan lansia adalah umur dan status ekonomi, terutama untuk berobat jalan.

This study examines the effect of living arrangement, which are living alone, couple and with others on health seeking behavior of elderly, both self-treatment and outpatient treatment by controlling variables such as sex, age group, education level, rural urban, economic status and access to health services. Results of multinomial logistic regression analysis using Susenas 2012 and Podes 2011 data show that living arrangement affect health seeking behavior of elderly, both self-treatment and outpatient treatment. According control variables, if the elderly not living alone, men more likely than women to has self-treatment and outpatient treatment, and vice versa if they living alone. According to living arrangement and sex, the strongest determinants of health seeking behavior of elderly, are age group and economic status, especially for outpatient treatment."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Niken Ariati
"Penelitian tentang penduduk lanjut usia di Indonesia ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik sosial, ekonomi, dan kesehatan penduduk lansia di Indonesia serta mengkaji faktor-faktor yang mempengaruhi kondisi kesehatan penduduk lansia.
Untuk mencapai tujuan tersebut, penelitian ini menggunakan data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 1999 terhadap 63312 penduduk lansia di seluruh Indonesia. Yang dimaksud dengan penduduk lansia pada penelitian ini adalah mereka yang berumur 60 tahun keatas. Unit analisis dalam penelitian ini adalah penduduk lansia sebagai individu. Metode analisisnya menggunakan analisis deskriptif dengan menggunakan tabulasi silang antar variabel yang dianalisis, analisis faktor untuk membantu proses analisis inferensial, dan analisis inferensial dengan menggunakan model regresi logistik multinomial. Metode regresi logistik multinomial dianggap cocok, karena dalam penelitian ini variabel status kesehatan yang merupakan variabel terikat merupakan variabel dengan tiga kategori.
Hasil penelitian tentang karakteristik sosial, ekonomi, dan kesehatan penduduk lansia berdasar Susenas 1999 secara deskriptif menunjukkan bahwa; (1) Jumlah penduduk lansia perempuan lebih besar dibanding pria dengan rasio jenis kelamin 89,9. Pendidikan penduduk lansia perempuan lebih buruk dibanding pria.
Masih banyak penduduk lansia yang berstatus kawin (59,8%) dan berstatus sebagai kepala RT (58,2%). Fenomena penduduk lansia yang bekerja juga banyak ditemukan (46%); (2) Tingkat pengeluaran untuk kesehatan masih rendah dengan rata-rata Rp.34.156 per orang per tahun; (3) Kualitas lingkungan tempat tinggal penduduk lansia relatif buruk, dan secara umum kondisi lingkungan tempat tinggal penduduk lansia di kota lebih balk dibanding di desa; (4) Lebih dari separuh (58,1%) penduduk lansia mengaku bertubuh sehat, tidak mengalami gangguan apapun, sementara 26,3% mengaku mengalami keluhan kesehatan yang dapat mengganggu aktivitas, dan 15,6% penduduk lansia merasa keluhan kesehatan tersebut tidak mengganggu aktivitas sehari-hari mereka.
Berdasarkan analisis inferensial didapatkan hasil sebagai berikut; (1) seluruh variabel yang mewakili faktor individu seperti jenis kelamin, status kawin, pendidikan dan aktivitas mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap status kesehatan penduduk lansia; (2) seluruh variabel yang mewakili faktor rumah tangga seperti living arrangement, hubungan dengan kepala RT, dan pengeluaran untuk kesehatan juga mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kesehatan penduduk lansia; (3) variabel lokasi dan kualitas Iingkungan memberikan pengaruh yang cukup signifikan terhadap status kesehatan penduduk lansia buruk dibanding balk, namun kurang signifikan terhadap status kesehatan sedang terhadap balk; (4) ketika variabel living arrangement diinteraksikan dengan variabel jenis kelamin ternyata walau sama-sama hidup sendiri tanpa pasangan atau anggota keluarga yang lain, temyata dalam memiliki kesehatan buruk, laki-laki berisiko lebih besar dibanding perempuan."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2001
T199
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tambunan, Lamhot
"Rendahnya utilisasi pelayanan kesehatan gigi di Indonesia menjadi permasalahan yang selama ini menjadi suatu kendala dalam meningkatkan derajad kesehatan di Indonesia karena menurut Undang-Undang nomor 36 tahun 2009 bahwa pelayanan kesehatan gigi dan mulut dilakukan untuk memelihara dan meningkatakan derajad kesehatan masyarakat. Dari data penelitian menunjukkan rendahnya utilisasi pelayanan kesehatan gigi padahal prevalensi karies gigi di Indonesia cukup tinggi. Peneliti ingin melihat determinan utilisasi pelayanan kesehatan gigi di Indonesia.
Penelitian ini merupakan analisis data sekunder Susenas 2012 yang merupakan penelitian kuantitatif dengan rancangan cross sectional. Penelitian ini melihat determinan utilisasi pelayanan kesehatan gigi diindonesia.
Hasil analisis menunjukkan bahwa faktor usia, jenis kelamin, status pernikahan, status pendidikan, status pekerjaan dan status tempat tinggal tidak menunjukan hubungan yang sangat kuat dalam memanfaatkan pelayanan kesehatan gigi di Indonesia, Sementara faktor kepemilikan asuransi, status ekonomi,wilayah domisili, dan adanya gangguan aktivitas menunjukan hubungan yang sangat kuat terhadap utilisasi pelayanan kesehatan gigi di Indonesia.
Saran dari studi ini adalah karena adanya hubungan yang sangat kuat antara kepemilikan asuransi dengan utilisasi pelayanan kesehatan gigi hendaknya cakupan asuransi diperluas terutama untuk masyarakat miskin agar supaya utilisasi pelayanan kesehatan gigi juga bisa meningkat, dan distribusi dokter gigi juga harus lebih terdistribusi dengan baik.

Lack of dental health services utilization in Indonesia became a problem as long as it becomes a constraint in increasing degree movies health in Indonesia because according to Undang-undang no 36 tahun 2009 that oral health services done to nurture and increases public health degree movies. Data from the sudy showed poor dental health service utilization whereas the prevalence of dental caries in Indonesia is quite high. Researchers would like to see the dental health service utilization determinants in Indonesia.
This research is analysis of data secondary susenas 2012 that is research quantitative to a draft cross sectional. This research see determina the utilization of health services of health services teeth in Indonesia.
The result analysis shows that a factor of age, gender, the status of marriage, the status of education, the status of the job and the satatus of the dwelling place of not show a very strong in the harness of health services in Indonesia, the teeth insurance, while a factor of possession economic status, the region of domicile, and any disturbance activity showed a very strong against the utilization of health services teeth in Indonesia.
Advice from this study is due to the powerful relationship between insurance with the utilization of health service should tooth-reinsurance coverages expanded especially for the poor health services so that the utilization rise, can also distribution dentist must be distributed properly.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
T36859
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>