Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 128182 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dedah Ningrum
"Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran rata-rata kadar Hb, prevalensi anemia, dan faktor-faktor yang berhubungan dengan kadar hemoglobin. Desain penelitian adalah cross sectional, pengambilan sampel menggunakan metode proporsional random sampling, dan total sampel sebanyak 158 siswi. Kadar Hb diukur menggunakan alat Spectrophotometer, dengan metode Cyanmethemoglobin. Analisis data meliputi analisis univariat, bivariat, dan multivariat.
Hasil penelitian menunjukkan rata-rata kadar Hb 12,9±1,1 g/dl, (95% CI: 12,7-13,0 g/dl) dan prevalensi anemia 16,5%. Lama haid merupakan faktor dominan yang berhubungan dengan kadar hemoglobin. Upaya pencegahan anemia dapat dilakukan dengan minum suplemen tablet tambah darah sesuai anjuran, menjaga asupan zat gizi sesuai kebutuhan, dan memperhatikan kombinasi makanan supaya dapat meningkatkan penyerapan zat besi.

This study aimed to obtain the description of average hemoglobin levels, anemia prevalence, and the factors associated with hemoglobin levels. The study design was cross sectional, the sampling done with proportional random sampling method, and the total sample are 158 female students. Hemoglobin levels were measured using a spectrophotometer by Cyanmethemoglobin method. Data analysis included univariate, bivariate, and multivariate analysis.
The results showed the average hemoglobin level was 12.9 ± 1.1 g/dl (95% CI: 12.7 to 13.0 g/dl) and the prevalence of anemia was 16.5%. Duration of menstruation is a dominant factor associated with hemoglobin levels. Anemia prevention can be pursued by taking iron supplement tablet as recommended, keeping the intake of nutrients as needed, and pay attention to the combination of foods that can increase iron absorption.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
T44212
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Palimbong, Victor
"Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018, kasus anemia pada remaja usia 15-24 tahun mengalami trend Peningkatan dari 6,90 persen (2007), 18,40 persen (2013), menjadi 32 persen pada tahun 2018. Peraturan BKKBN Nomor 12 Tahun 2021 mengamanatkan untuk menjadikan Catin sebagai sasaran intervensi sensitif dan spesifik dengan melakukan pemeriksaan kesehatan dan pendampingan kesehatan reproduksi dan edukasi gizi sejak 3 bulan pra nikah. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan antara pendampingan melalui Aplikasi Elsimil terhadap peningkatan kadar Hb pada calon pengantin Wanita anemia.

Penelitian ini menggunakan desain kohort retrospektif. Penelitian ini menggunakan data sekunder dari Data Capaian Aplikasi Elsimil Tahun 2022. Sasaran dalam penelitian ini seluruh calon pengantin wanita yang mengalami anemia dan teregistrasi di dalam Aplikasi Elsimi tahun 2022 di Indonesia.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 19.888 wanita pra nikah yang mengalami anemia, terdapat perbedaan atau peningkatan kadar Hb dari sebelum sampai sesudah pendampingan yaitu 1,92 gr/dl. Hasil analisis regresi linier menunjukkan bahwa pendampingan berpengaruh terhadap peningkatan kadar Hb pada wanita pra nikah dengan anemia (p=0,000; RR 6,19).

Pendampingan berupa pemberian informasi, bimbingan, motivasi, dan pengetahuan kepada wanita pra nikah tentang anemia dan pemberian suplemen zat besi serta evaluasi dalam mengkonsumsi tablet besi. Oleh karena itu, pemerintah memberikan fasilitas kepada setiap wanita pra nikah untuk pemeriksaan kesehatan dan pendampingan pra nikah.


Based on Basic Health Research (RISKESDAS) in 2018, adolescents aged 15-24 experienced anemia increased from 6.90 percent in 2007, to 18.40 percent in 2013, to 32 percent in 2018. National Population and Family Planning Board (BKKBN) Regulation Number 12 of 2021 mandate that prospective brides and grooms are targeted for sensitive and specific interventions by conducting medical examination and counseling for reproductive health and nutrition 3 months before marriage. This study aims to analyze the relationship between counseling through the Ready for Marriage and Pregnancy Electronic Application (Elsimil) on reducing anemia in prospective brides.

The study used a cohort retrospective. This study used secondary data from the Elsimil Application data in 2022. The population is all brides who have iron deficiency and are registered in the Elsimil Application in 2022.The targets in this study were all anemic prospective brides registered in the 2022 Elsimil application in Indonesia.

The results showed that of 19,888 women premarital with anemia, there was a difference or increase in Hb levels from before to after assistance, namely 1.92 gr/dl. The results of the linear regression analysis showed that assistance has an influence on increasing Hb levels in women premarital with anemia (p=0.000; RR 6.19).

Assistance was providing information, guidance, motivation, and knowledge to women premarital about anemia and providing iron supplements as well as evaluations in consuming iron tablets. Therefore, the government provide facilities every women premarital to medical tests and premarital assistance.

"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Naina Ramesh Rughwani
"Anemia normositik normokromik adalah suatu kondisi di mana konsentrasi hemoglobin di darah menurun tanpa ditemukan kelainan pada sel darah merah. Prevalensi kondisi ini masih tinggi di semua pelosok dunia. Tujuan studi ini adalah untuk mencari tahu proporsi kondisi ini dalam ruang rawat inap RS Cipto Mangunkusumo dan mendeteksi adanya pola penyebaran umur dan jenis kelamin pada kelopok pasien tersebut. Data pasien sebanyak 3,160 didapatkan dari Bagian Patologi Klinik pada bulan Maret 2011. Proporsi kondisi ini yang ditemukan adalah 42.2%. Sebagian besar pasien adalah orang dewasa, paling banyak antara umur 30 hingga 50 tahun. Perbedaan yang bermakna secara statistik ditemukan antara jumlah wanita dan pria dengan kondisi ini, namun studi lebih lanjut dibutuhkan untuk mendeteksi adanya hubungan yang penting antara jenis kelamin dan anemia normositik normokromik. Berdasarkan studi ini, anemia normositik normokromik masih salah satu masalah besar di Indonesia.

Normocytic normochromic anemia is a condition where level of hemoglobin in the blood is reduced, without any abnormalities in the erythrocytes itself. Literature has shown that the prevalence of this condition is high all around the world. This study aims to identify the proportion of normocytic normochromic anemia the in-patient ward of Cipto Mangunkusumo Hospital and to investigate the presence of any pattern in the distribution of age and gender of those affected by this condition. A total of 3,160 patient records were obtained from the Clinical Pathology Department in March 2011. The proportion of this condition was found to be 42.2%. Majority of those affected were adults, highest at the third and fourth decades of life. Furthermore, a statistically significant difference was found between the number of males and females affected, though further studies would be required to investigate any possible associations. Based on this study, it may be deduced that normocytic normochromic anemia is still a major problem in Indonesia."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Chuzaemah
"Anemia merupakan salah satu masalah gizi, yang perlu mendapat perhatian khusus. Remaja putri termasuk golongan yang rawan menderita anemia karena mengalami mensturasi setiap bulan dan sedang dalam masa petumbuhan. Tujuan penelitian untuk mengetahui perbedaan efektifitas suplementasi TTD program lama dan baru Kemenkes terhadap perubahan kadar hemoglobin siswi anemia di Kabupaten Bengkulu Utara.
Rancangan penelitian randomized control group pretest dan postest. Subyek penelitian dikelompokkan menjadi 2 kelompok perlakuan yaitu kelompok A (19 siswi) diberi suplementasi program lama (satu tablet per minggu dan satu tablet selama haid) dan kelompok B (19 siswi) diberi suplementasi program baru (satu tablet per minggu). Pemberian suplementasi TTD diminum di depan peneliti diberikan selama 8 minggu. Data asupan zat gizi diperoleh dengan kuesioner food recall, lama haid, lama menarche, kebiasaan minum teh atau kopi, pengetahuan tentang anemia dan TTD diperoleh melalui kuesioner berstruktur, kadar Hb awal dan akhir dengan cyanmethemoglobin.
Hasil penelitian menunjukkan tidak terdapat perbedaan efektifitas perubahan kadar Hb pada kedua kelompok intervensi (p=0.402) dan tidak ada hubungan bermakna antara variabel internal dan eksternal terhadap perubahan kadar hemoglobin siswi kecuali Hb awal (p=0.001) dengan rata-rata perubahan Hb siswi kelompok A sebesar 1.77 g/dl sedangkan kelompok B sebesar 1.44 g/dl.

Anemia is one of the nutritional problems, which needs to be highly concerned. Adolescent girls are included to a group which is susceptible to anaemia because of their monthly menstruation and gowth periods. This study aims to investigate difference effectiveness between old and new programs of the ministry iron supplementation in changes hemoglobin level among anemic students in Kabupaten Bengkulu Utara.
Design of this study is randomized control group pretest dan posttest.Subjects were randomized into two groups, group A (19 subjects) old program supplementation ( once per week and once per day in menstrual period) and group (B) new program supplementation (once per week). Supplementation of iron tablet was given for a consecutive 8 weeks. Nutrient intake obtained with the food recall questionnaire, days menstruation, menarche, drinking tea or kopi, knowledge anemia and iron tablet through structured questionnaire and level of hemoglobin by cymenthemoglobin.
The study shows no difference found in the change of hemoglobin level of the two groups (p=0.402) and internal and external variable were not significantly in the change of hemoglobin level except early hemoglobin with mean hemoglobin change in old program supplementation was 1.77 g/dl while in new program supplementation the change was 1.44 g/dl.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
T48747
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dini Suciyanti
"ABSTRAK
Anemia merupakan masalah gizi utama pada remaja putri dengan efek jangka panjang yaitu kurangnya fungsi kognitif dan rendahnya kemampuan akademik. Tujuan studi ini adalah membandingkan kadar hemoglobin dan fungsi kognitif setelah 20 minggu edukasi gizi PGS-LP. Metode intervensi yang dilakukan adalah edukasi gizi di sesi keputrian setiap minggu. Hasil studi ini menunjukkan bahwa edukasi gizi meningkatkan konsumsi makanan spesifik PGS-LP namun tidak cukup mencegah anemia yang mungkin disebabkan oleh kurangnya asupan zat besi. Dampak positif terhadap fungsi kognitif tidak ditemukan dalam studi ini.

ABSTRACT
Anemia is the major nutritional problem among adolescent girls which has long term negative consequences on cognitive function and academic performance. The aim was to compare hemoglobin level and cognitive performance between intervention and control group after 20 weeks nutrition education. The nutrition education was integrated into school rsquo s system with teachers as fasilitators. The result showed nutrition education improved dietary intake, but can not yet prevent decrease in hemoglobin which may be attributable to inadequate dietary iron intake. Positive effect on cognitive performance was not yet observed.
"
2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Imania
"Kehamilan merupakan salah satu bagian dalam proses reproduksi manusia. Nutrisi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kehamilan. Kebutuhan nutrisi saat kehamilan meningkat, salah satunya kebutuhan zat besi yang berperan dalam pembentukan sel darah merah. Secara fisiologis, pada ibu hamil terjadi peningkatan volume darah dalam jumlah besar. Apabila tidak diimbangi dengan konsumsi zat yang cukup dapat menimbulkan anemia. Tujuan dari penulisan ini yaitu memberikan analisis pelaksanaan asuhan keperawatan masalah defisit nutrisi ibu hamil dengan anemia. Anemia adalah suatu keadaan kadar Hemoglobin (Hb) darah yang lebih rendah dari kadar normal sesuai umur dan jenis kelamin. Salah satu intervensi keperawatan untuk mengatasi anemia adalah dengan memberikan jus bayam dan tomat yang mengandung zat besi. Pemberian jus bayam dan tomat dilakukan selama 10 hari. Hasil yang didapatkan menunjukkan bahwa klien mengalami peningkatan kadar hemoglobin sebesar 10,1g/dl.

Pregnancy is one part of the process of human reproduction. Nutrition is one of factors that influence pregnancy. Nutritional needs during pregnancy is increase, one of them is iron which is important in the formation of red blood cells. Physiologically, the blood volume of pregnant woman is increase in large numbers. If the consumption and needs of iron does not balanced, it can cause anemia. The purpose of this paper is to provide an analysis of the nursing care implementation of imbalance nutrition problems for pregnant women with anemia. Anemia is a situation which blood hemoglobin (Hb) levels are lower than normal levels according to age and gender. One of nursing intervention to increase blood hemoglobin levels in anemia is by giving spinach juice and tomatoes that contain rich iron substance. Spinach juice and tomatoes is given to pregnant woman for 10 days. The results obtained that the client experienced an increase in hemoglobin level of 10.1/dl."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Lina Fitrianti
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian anemia pada remaja puteri di SMAN 1 Telukjambe Kabupaten Karawang. Desain penelitian menggunakan Cross Sectional dengan menggunakan data primer melalui pemeriksaan hemoglobin, wawancara konsumsi makanan, pemeriksaan fisik, dan mengisi kuesioner. Waktu penelitian dilakukan pada bulan Desember 2015. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh remaja puteri di SMAN 1 Telukjambe dan sampelnya adalah remaja puteri yang terpilih melalui random yaitu sebesar 92 orang. Hasil penelitian ini menyatakan prevalensi remaja puteri di SMAN 1 Telukjambe yang mengalami anemia sebesar 44,6%. Hasil uji statistik menunjukan hubungan yang bermakna antara konsumsi protein dengan anemia (P=0,000), konsumsi buah dengan anemia (P=0,001), dan pengetahuan dengan anemia pada remaja puteri (P=0,000). Hasil uji statistik menunjukan hubungan yang tidak bermakna antara konsumsi karbohidrat dengan anemia (P=0,326), konsumsi sayur dengan anemia (P=0,675), konsumsi teh dengan anemia (P=0,175), kecacingan dengan anemia (riwayat kecacingan (P=0,304), pernah minum obat cacing dengan anemia (P=0,436), memakai alas kaki dengan anemia (P=1,000)), pola menstruasi (lamanya menstruasi dengan anemia (P=0,730), banyaknya menstruasi dengan anemia (P=1,000), dan siklus mensruasi dengan anemia (P=1,000)).

This study aims to determine the factors related anemia among adolescence girls at SMAN 1 Telukjambe Kabupaten Karawang in 2015. Design of this study was conducted as a cross sectional study use primary data through examination of hemoglobin, food intake, physical examination, and filled out questionnaires. The study in december 2015. The population in this study is all of adolescent girls in SMAN 1 Telukjambe and selected using simple random sampling method as many as 92 girls. The result with chi-square analysis found prevalens of anemia in SMAN 1 Telukjambe is 44,6%. Correlations analysis between protein consumption (p=0,000) with anemia, fruit consumption (p=0,001) with anemia, and knowledge of anemia (p=0,000) with anemia. No correlations between carbohidrat consumption (P=0,326) with anemia, vegetables consumptions (P=0,675) with anemia, daily tea consumptions (P=0,175) with anemia, worm infestation (history (P=0,304), wearing footwear (P=1,000), anthelmintic (P=0,436)) with anemia, and menstrual factor (duration (P=0,730), volume (P=1,000), and cycles (P=1,000) with anemia.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
S61542
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Basuki Dwi Lestari
"Anemia gizi merupakan salah satu masalah gizi utama di Indonesia yang harus ditanggulangi secara serius. Terjadinya anemia gizi biasanya disebabkan karena jumlah zat besi yang dikonsumsi tidak sesuai dengan jumlah yang dibutuhkan. Di samping itu berbagai faktor juga dapat mempengaruhi terjadinya anemia gizi antara lain kebiasaan makan, kurangnya konsumsi zat gizi lain misalnya vitamin A, vitamin C, protein, infeksi, sanitasi lingkungan, investasi cacing, dan sosial ekonomi. Konsekuensi yang timbul akibat terjadinya anemia gizi adalah produktivitas rendah, terhambatnya perkembangan mental dan kecerdasan, menurunnya kekebalan terhadap penyakit infeksi, morbiditas dll.
Prevalensi anemia gizi remaja putri berdasarkan beberapa hasil penelitian ternyata cukup tinggi, sementara upaya penanggulangan anemia belum mengarah kepada sasaran remaja ini.
Penelitian ini merupakan suatu studi analisis yang menggunakan data sekunder dari Pusat Penelitian dan' Pengembangan Gizi, Departemen Kesehatan RI. Jenis penelitian ini termasuk penelitian observasional tipe potong lintang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mempelajari faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian anemia gizi remaja putri. Variabel dependen penelitian ini adalah status anemia remaja putri, sedangkan variabel independen meliputi investasi cacing, tingkat konsumsi energi, protein, vitamin A, vitamin C dan zat besi, status Cu, pendidikan ayah, pendidikan ibu, dan kebiasaan minum teh. Analisa data meliputi univariat dengan distribusi frekuensi, bivariat dengan uji kai kuadrat, dan multivariat dengan regresi logistik.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa prevalensi anemia gizi remaja putri sebesar 41.54 %, Disamping itu variabel yang berhubungan berrnakna secara statistik (p < 0.05) dengan kejadian anemia gizi remaja putri adalah variabel investasi cacing, tingkat konsumsi energi, protein, dan vitamin C. Dan variabel yang paling berhubungan secara bersama-sama terhadap kejadian anemia gizi adalah variabel tingkat konsumsi vitamin C (p < 0.0383, OR = 2.71, CI 95 % = 1.76614 - 3.65i 66).
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, disarankan agar penangguulangan anemia gizi pada remaja putri sudah harus mulai diprioritaskan sehingga perlu adanya program khusus penanggulangan anemia gizi pada remaja putri ini. Disarankan pula dilaksanakannya penyuluhan kepada ibu-ibu mengenai pengetahuan tentang anemia sebab dan akibatnya serta perlunya makanan seimbang kepada remaja putri. Disamping itu perlu adanya penelitian lain mengenai anemia gizi remaja putri sehingga informasi yang didapat bisa saling melengkapi.

Nutritional anemia is one of the major nutritional problems in Indonesia that must be seriously tackled. Nutritional anemia normally occurs when the amount of the iron consumed does not equal to the requirements. Besides, several other factors also contribute to the incidence of nutritional anemia such as, among other things, eating habits, lack of consumption of other nutrients including vitamins A and C, a lack of protein, infection, environmental sanitation, worms infestation, social economic conditions, etc. The consequences arising from nutritional anemia include low productivity, disturbance in mental and intelligence development, decreasing immunity against infectious diseases, morbidity, etc.
According to the results of the research, the prevalence of nutritional anemia among female adolescence is relatively high, whereas the efforts taken to combat anemia have not been directed to' this specific target population.
This research is an analytical study using secondary data from Nutritional Research and Development Centre, Department of Health of the Republic of Indonesia. This is an observational research of a cross-sectional type. The objective of the research is to study the factors relating to the incidence of the nutritional anemia among female adolescence. The dependent variable of the research is the status of anemia among female adolescence, while the independent variables include worms investation, the level of energy, protein, vitamin A, vitamin C and iron consumptions, the status of Cu, educational background of the girls' parents and the habits of tea drinking. Analysis of the data is carried out using univariate method by frequency distribution, bivariate method by chi square test, and multivariate method by logistical regression.
The results of the research have demonstrated that the prevalence of nutritional anemia among female adolescence reaches as high as 41.54 %. In addition, the variables having statistically significant relationship (p < 0.05) with the incidence of nutritional anemia among female adolescence include the investation of worms, and the level of energy, protein, and vitamin C consumptions. And the variable having the closest bearing to the incidence of nutritional anemia is the level of vitamin C consumption (p = 0.0383, OR = 2.71, 95 % CI = 1.76614 - 3.65166).
Based on the results of the research, it is recommended that the handling of nutritional anemia among female adolescence should be prioritized by commencing a special improvement program. Another recommendation is given for the implementation of guidance and education campaign to the mothers on the causes and consequences of anaemia, and the need of providing a balanced diet for their daughters. Further researches and studies on nutritional anemia among female adolescence are deemed necessary, so that all the information obtained will complement each other.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sudihati Hamid
"Anemia Gizi yang disebabkan karena kekurangan zat besi masih merupakan salah satu masalah gizi utama di Indonesia. Survai Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 1995 menunjukkan bahwa 57,1% Remaja Putri (usia 10-14 tahun) dan 39,5% Wanita Usia Subur (WUS) menderita anemia. Hasil penelitian pada remaja putri di SMUN 3 Padang tahun 1999 juga menunjukkan angka anemia yang cukup tinggi yaitu 25,6%. Namun sejauh ini belum diketahui faktor-faktor apa yang berhubungan dengan terjadinya anemia atau rendahnya kadar hemoglobin pada siswi tersebut.
Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran asupan zat gizi terutama energi, protein, vitamin C, dan zat besi serta faktor lainnya yang berkaitan dengan kejadian anemia. Penelitian dilakukan pada siswi SMUN 3 Kota Padang Provinsi Sumatera Barat Desain penelitian adalah cross sectional. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara purposive sampling sedangkan pengambilan sampel dilakukan secara systematic random sampling dengan jumlah sampel sebanyak 192 orang siswi.
Hasil penelitian menunjukkan besarnya prevalensi anemia sebesar 29,2%. Terdapat hubungan bermakna antara asupan zat gizi (energi,protein, zat besi) dengan kadar Hb siswi (p< 0,05). Faktor pendapatan per kapita berhubungan secara bermakna terhadap kadar Hb, sedangkan tingginya konsumsi bahan makanan penghambat absorbsi zat besi, rendahnya konsumsi bahan makanan peningkat absorbsi zat besi, pola haid yang lama, dan pendidikan ibu yang rendah menunjukkan persentase kejadian anemia yang lebih tinggi walaupun tidak bermakna secara uji statistik. Dan uji multivariat ditemukan 2 (dua) faktor yang berhubungan secara bermakna dengan kadar Hb yaitu asupan protein dan pendapatan per kapita keluarga. Asupan protein merupakan faktor dominan berhubungan dengan kadar Hb.
Dari hasil penelitian disarankan kepada sekolah untuk mengembangkan program pencegahan dan penanggulangan anemia dengan pendidikan kesehatan dan gizi melalui diskusi peer group secara berkala, pengembangan materi KIE yang menarik sesuai dengan minat remaja, pengadaan dan pemberian tablet tambah darah bagi siswi pada saat haid, pemeriksaan Hb secara berkala, dan pemberian tablet tambah darah bagi yang anemia. Kegiatan ini dilaksanakan bekerja sama dengan organisasi BP3,OSIS, Puskesmas/Dinas Kesehatan Kota Padang, Akademi Gizi Padang, dan Distributor obat.
Perlu penelitian dengan ruang lingkup lebih luas untuk mengetahui besarnya permasalahan anemia gizi di Kota Padang, khususnya pada remaja putri sebagai calon ibu agar mutu SDM dapat lebih dioptimalkan.

Nutritional Anemia, and specifically iron deficiency anemia remains one of the most severe and important nutritional deficiencies in Indonesia to day. The household health survey (SKRT) conducted in 1995 showed that 57,1% of adolescent girls (10-14 years old) and 39,5% women of reproductive age (15-44 years old) suffered from anemia. The result of survey on adolescent school girls at SMUN 3 Padang in 1999, showed that prevalence of nutritional anemia among that girls was 25,6%. So far, the factors which are related to that problem not yet known. The potential consequences of anemia in adolescent girls may include fatigue, impaired physical performance, lowered endurance, reduced attention span, decreased school performance and leads to increased risk for morbidity and mortality among pregnant women.
The objective of this study was to find out the description of nutrients intake (energy, protein, vitamin C, iron) and other factors related to hemoglobin concentration in adolescent school girls. The study has been done for adolescent school girls at SMUN 3 Padang, West Sumatera. Research designed was using cross sectional study and location of the study based on purposive sampling. Sampling used by systematic random sampling and sample size were 192 adolescent school girls.
The results indicates that 29,2% of adolescent schoolgirls was suffered from anemia (Hb concentration < 12 g/dl) and nutrients intake (energy, protein, iron) had significant relation to concentration of hemoglobin of adolescent schoolgirls (p<0,05). The household income per capita also had statistically significant relation to concentration of hemoglobin, while high consumption of inhibitor factor of iron absorption, low consumption of enhancer factor of iron absorption, length of menstruation patterns, and low level of mother education had relation to concentration of hemoglobin but non significant by using statistics. Results of multivariate statistics showed that 2 (two) factors which are protein intake and household income per capita were related significantly with hemoglobin concentration. Protein intake was dominant factor related to hemoglobin concentration.
According to the results of the study the author suggests to school to develop preventive and curative program through health and nutrition education with peer group discussion regularly, to develop the attractive material for IEC, to provide and gives iron supplementation to menstrual school girls, to assess hemoglobin concentration regularly, and gives iron supplementation to anemic girls. The activity can be done by teamwork with BP3 organization, OSIS, Public Health Center/Padang Health District, Academy of Nutrition, and Pharmacy Distributor.
It needed a study with wide-scale to investigate the problem of nutritional anemia in Padang city, especially in adolescent girls as future mothers in order to make human resources optimalized.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2001
T2678
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ballada Santi
"Anemia didetinisikan sebagai suatu keadaan kadar hemoglobin (Hb) dalam darah lcbih rcndah daripada nilai normal untuk kclompok orang yang bersangkutan. Anemia ibu hamil berdasarkan SKRT tahun |995 sebesar 50,9%; prevalensi anemia ibu hamil di Kabupaten Kuningan tahun 2005 sebesar 62,5 %. Salah satu upaya untuk pencegahan dan penanggulangan anemia ibu hamil dengan pemberian suplemen tablet besi-folat. Selain suplemen tablet besi folat, pemerintah daerah juga menyediakan suplemcn multivitamin mineral. Tujuan penelitian untuk mengetahui perbedaan pengaruh konsumsi supiemen tablet besi-folat dan suplemen multivitamin mineral terhadap kadar hemoglobin pada ibu hamil anemia di Kabupaten Kuningan Tahun 2006.
Penelitian ini menggunakan desain ekspcrimen dengan randomisasi, dilakukan pada ibu hamil anemia dengan umur kehamilan trimester ll (minggu kc 16 sampai minggu ke 24) yang menderita anemia di Wilayah Kabupaten Kuningan Tahun 2006. Jumlah sampel 138 terdiri : 70 diberi suplemen tablet besi folat dan 68 diberi saplemen multivitamin mineral. Data yang dikumpulkan dam primer yang diperoleh melalui wawancara dan pengukuran. Data diuji dengan 1.1851 berpasangan dan Lies! dna mean independent.
Hasil penelitian diperoleh : proporsi anemia pada ibu hamil trimester ll di Kabupaten Kuningan masih cukup tinggi (59,57 %); karakteristik ibu hamil yaitu usia ibu hamil, jamk kehamilan, paritas, latar belakang pendidikan, pekerjaan, asupan makanan, pola konsumsi makanan dan status gizi ibu hamil tidak ada perbedaan yang bermakna pada kedua kelompok pcrlakuan atau dapat dikatakan homogen; terdapat perbedaan yang bermakna kadar Hb sebelum dan setelah perlakuan; terdapat kcccndcrungan pcningkatan :ata-rata kadar Hb lebih tinggi pada ibu hamil yang dibcri suplemen tablet besi folat dibandingkan ibu hamil yang diberi suplemen multivitamin mineral, tidak ada pcrbedaan yang bcmiakna kenaikan kadar Hb antara ibu hamil yang diberi suplemen tablet besi folat dan ibu hamil yang diberi suplemen multivitamin mineral, peningkatan kadar Hb lebih tinggi pada ibu hamil anemia dengan kadar llb awal yang lebih rendah karena kebutuhan tubuh akan besi berpengaruh besar terhadap absorpsi besi.
Disimpulkan terdapat perbedaan yang bemtakna rata-rata kaclar Hb sebelum dan sesudah pcrlakuan pada ibu yang diberi suplemen tablet besi folat dan ibu yang diberi suplemen multivitamin mineral, tidak ada pcrbedaan yang bemtakna kenaikan kadar Hb ibu hamil yang diberi suplemen tablet besi folat dan ibu hamil yang diberi suplemen multivitamin mineral, kecendemngan peningkatan kadar Hb lebih tinggi pada ibu hamil anemia yang diberi suplemen tablet besi folat dibandingkan dengan ibu hamil anemia yang diberi suplemen multivitamin mineral, suplemen tablet besi folat maupun suplemen multivitamin mineral dapat meningkatkan kadar Hb ibu hamil anemia sama baiknya, peningkatan Radar Hb lebih tinggi pada ibu hamil anemia dengan kadat' Hb awal yang lebih rendah karena kebutuhan tubuh akan besi berpengaruh besar terhadap absorpsi besi.
Disarankan penanggulangan ibu hamil anemia dapat dengan pemberian suplemen tablet besi folat maupun suplemen multivitamin mineral tetapi perlu dipertimbangkan efektivitas dari segi finansial, perlu penekanan dalam keteraturan minum suplemen. Pcmilih suplemen multivitamin mineral perlu dipertimbangkan dengan kandungan besi sesuai dengan standar WI-IO (60 mg besi) dan unsur vitamin lain yang berguna untuk meningkatkan kadar Hb ibu hamil serta mengurangi efek, melakukan penyuluhan tentang asupan makanan yang mengandung zat besi. "
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2006
T34501
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>