Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 121453 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sarah Karimah
"Dalam sistem Long Term Evolution, kapasitas penggunaan jaringan telekomunikasi akan sangat meningkat. Peningkatan kapasitas dapat dilakukan dengan memperkecil jarak antara transmitter dan receiver pada sistem LTE. Antena dengan sistem MIMO merupakan salah satu komponen penting dalam sistem LTE.
Pada tesis ini telah dirancang antena MIMO 2x2 pasif dan aktif. Antena MIMO 2x2 pasif bekerja disekitar frekuensi 2,1-2,45 GHz dan memiliki gain sebesar 6,2 dBi. Pada antena MIMO 2x2 aktif, Low Noise Amplifier diintegrasikan dengan antena 3 sedangkan Power Amplifier dihubungkan dengan antena 4.

In Long Term Evolution system, the capacity utilization of telecommunications network will be greatly increased. Increased capacity can be done by minimizing the distance between the transmitter and receiver in the LTE system. Antennas with MIMO system is one of the important components in the LTE system.
In this thesis, is designed a 2x2 MIMO antenna passive and active. 2x2 MIMO antennas passive work around frequency 2.1 to 2.45 GHz and has a gain of 6.2 dBi. In the active 2x2 MIMO antenna, Low Noise aplifier integrated with the antenna 3 while the Power Amplifier is connected to the antenna 4."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
T44534
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Damaraji Wijoyono
"Pengawasan terhadap kelajuan kendaraan perlu dilakukan salah satunya dalam rangka mengurangi tingkat kecelakaan lalu lintas. Radar dapat diaplikasikan sebagai solusi permasalahan tersebut. Suatu radar FMCW tersusun atas beberapa komponen, diantaranya antena, pemancar, dan penerima. Pada skripsi ini telah dikembangkan rangkaian sistem radar FMCW dengan antena susun mikrostrip pada substrat FR-4 dengan konstanta dielektrik 4,6. Pengukuran yang dilakukan terhadap rangkaian sistem radar menunjukkan sistem tersebut mampu bekerja pada frekuensi ISM 2,4 ndash; 2,5 GHz. Selain itu, pengukuran antena pemancar dan penerima memberikan nilai bamdwidth masing-masing 177 MHz dan 160 MHz pada rentang 2,382 ndash; 2,559 GHz dan 2,387 ndash; 2,547 GHz, penguatan antena diperoleh pada level 7,1 dB dan 7,4 dB, beamwidth horizontal sebesar 14 derajat dan 12 derajat, beamwidth vertikal sebesar 56 derajat dan 46 derajat, beam tilt pada sudut 28 derajat dan 38 derajat, serta keduanya memiliki polarisasi linier vertikal. Pengukuran sistem radar yang dilakukan merupakan simulasi aplikasi pendeteksi kelajuan kendaraan, yakni peletakan antena setinggi 2 meter dari permukaan lantai menghadap arah laju datangnya target. Pendeteksian objek tersebut mencakup target bergerak, target diam, dan tanpa target untuk membandingkan hasil yang diperoleh. Hasil pengukuran berupa audio yang diolah menggunakan fungsi Doppler pada perangkat lunak MATLAB sehingga diperoleh grafik kontur kelajuan terhadap waktu.

Surveillance on vehicle speed should be implemented in order to reduce the number of car accident. Radar can be applied as a solution to the problem. A FMCW Radar composed of several components, such as antenna, transmitter, and receiver. In this undergraduate thesis, a FMCW radar system with microstrip array antenna on FR 4 substrate with dielectric constant of 4.6 was developed. The radar system measurement shows that the system is able to operate at ISM Band of 2.4 ndash 2.5 GHz. Moreover, measurements of transmitter and reveicer antenna give bandwidth of 177 MHz and 160 MHz at frequency range of 2.382 ndash 2.559 GHz and 2.387 ndash 2.547 GHz, antenna gain obtained at 7.1 dB and 7.4 dB, azimuth beamwidth of 14 degree and 12 degree, elevation beamwidth of 56 degree and 46 degree, beam tilt at 28 degree and 38 degree, and both of them have vertical linear polarization. Radar system measurement process is a simulation of the vehicle speed detection application. The system placed as high as 2 meters from the surface facing the direction of the target rsquo s arrival. Detection experimented in this research includes moving target, steady target, and no target in order to compare the results obtained. The measurement result is in audio format which is processed using Doppler function in MATLAB software so as to get a contour graph of velocity to time."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Rafi
"Pada penelitian ini, dirancang sebuah antena dual band Multi-Input Multi-Output loop yang bekerja pada frekuensi 5G di Indonesia, yaitu 2,5 GHz dan 3,5 GHz, dengan VSWR ≤ 2, bandwidth ≥ 100 MHz, dan mutual coupling < 20 dB. Dalam simulasi, antena loop mencapai frekuensi kerja yang diinginkan dengan VSWR < 2. Antena pertama memiliki bandwidth 160 MHz pada frekuensi rendah dan 300 MHz pada frekuensi tinggi. Antena kedua memiliki bandwidth 180 MHz pada frekuensi rendah dan 180 MHz pada frekuensi tinggi. Namun, saat antena difabrikasikan, bandwidth pada frekuensi rendah antena pertama hanya mencapai 10 MHz dan pada frekuensi tinggi mencapai 100 MHz. Sedangkan pada antena kedua, bandwidth pada frekuensi rendah adalah 70 MHz dan pada frekuensi tinggi adalah 140 MHz. Nilai mutual coupling terbesar dalam simulasi adalah -17,5 dB, sedangkan pada pengukuran faktual adalah -20 dB.

In this research, a dual-band Multi-Input Multi-Output (MIMO) loop antenna was designed to operate at 5G frequencies in Indonesia, specifically 2.5 GHz and 3.5 GHz, with VSWR ≤ 2, bandwidth ≥ 100 MHz, and mutual coupling < 20 dB. In the simulation, the loop antenna achieved the desired operating frequencies with VSWR < 2. The first antenna exhibited a bandwidth of 160 MHz at the lower frequency and 300 MHz at the higher frequency. The second antenna had a bandwidth of 180 MHz at the lower frequency and 180 MHz at the higher frequency. However, when the antennas were fabricated, the bandwidth of the first antenna at the lower frequency was only 10 MHz, and at the higher frequency, it reached 100 MHz. As for the second antenna, the bandwidth at the lower frequency was 70 MHz, and at the higher frequency, it was 140 MHz. The maximum mutual coupling value in the simulation was -17.5 dB, while in the actual measurement, it was -20 dB."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Satrio Sukarno
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S39030
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1990
S38239
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Iskandar Fitri
"Makalah ini menguraikan hasil rancang bangun antena untuk meningkatkan bandwidth patch antena dengan teknik proximity-coupling. Susunan antena tersebut terdiri dari dua lapis substrat dimana lapisan atas berfungsi sebagai elemen radiasi dan lapisan bawah digunakan sebagai sistem pencatuan. Saluran pencatu yang ditambah stub berfungsi untuk mengendalikan bagian riil impedansi antenna agar sesuai dengan karakteristik impedansi saluran pencatu. Antena dicatu dengan saluran mikrostrip berbentuk seperti garpu untuk meningkatkan bandwidth yang lebih lebar. Dari hasil pengukuran menunjukan bahwa bandwidth dengan VSWR < 2 adalah 0.98 GHz dan gain sebesar 9.3 dB. Pola radiasi antena adalah 70° pada bidang E dan 80 ° pada bidang H.

This paper describes design of antenna for increasing bandwidth of patch antenna by proximity coupling. The antenna structures had two layer substrates where the top layer is used as radiator element and the bottom layer is used for feeding system. The feeding system composed a stub is used to control real impedance antenna for matching to impedance characteristic feeding line. The antenna is fed by microstripline with a fork-like tuning stub for increasing much wider bandwidth. From measurement, obtained bandwidth with VSWR < 2 is 0.98 GHz and the antenna gain is 9.3 dB. The Radiation pattern antenna is 70° for E plane and 80° for H plane.
Key Words : electromagnetic coupled, feeding system, fork-like tuning
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
JUTE-XVIII-4-Des2004-284
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Cholik Kurniawan
"Quasi-Zenith Satellite System merupakan konstelasi satelit dimana satelit ditempatkan pada posisi geo-synchronous yang diletakkan pada 139°47'32"BT-35°39'59"LU dengan lintasan yang berbentuk angka "8". Posisi atau letak yang berada di BT memerlukan arah pola radiasi untuk dapat digunakan didaerah tertentu. Untuk di P. Jawa diperlukan antena ground/mobile station yang mempunyai sudut elevasi 45°. Sehingga diperlukan antena array yang mempunyai pola radiasi yang mengarah pada sudut elevasi tersebut. Metoda sintesa antena digunakan untuk mendapatkan pola radiasi antena dengan arah yang diinginkan. Metoda sintesa Woodward-Lawson merupakan salah satu metoda sintesa yang digunakan untuk model antena array dengan jumlah elemen yang banyak dengan cara memisalkan elemen-elemen antena array sebagai titik-titik sample yang masing-masing mempunyai amplitude dan phase. Pola radiasi antena dapat dicari dengan mengubah-ubah nilai-amplitude dan phase tiap elemen antena array sehingga diperoleh arah yang diinginkan. Dalam penelitian ini algoritma genetika digunakan untuk mencari nilai terbaik amplitude dan phase elemen antena array. Sebagai elemen antena array digunakan antena mikrostrip segitiga array. Bentuk pola radiasi yang diinginkan didefinisikan sebagai nilai fungsi fitness (fitness function) dari algoritma genetika. Evaluasi perfomasi dilakukan terhadap directivity dari pola radiasi yang dihasilkan. Hasil yang didapatkan menunjukkan bahwa dengan algoritma genetika menghasilkan antena array yang mempunyai elevasi 45°."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
T16105
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1990
S38205
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eufrasia Inti Alphatia Putri
"Penelitian ini membahas tentang antena aktif MIMO yang terintegrasi dengan penguat di bagian penerima atau Low Noise Amplifier. Penggunaan antena aktif terintegrasi dapat memenuhi kebutuhan transmisi jarak jauh dimana membutuhkan gain yang tinggi dalam pengiriman sinyal. Antena aktif dapat diintegrasikan dengan dua jenis amplifier yaitu jenis low noise amplifier dan jenis low noise amplifier. Perbedaan yang paling mendasar pada kedua jenis ini adalah power amplifier (PA) diletakkan pada sisi pengirim dan low noise amplifier (LNA) diletakkan pada sisi penerima. Pemasangan amplifier LNA dan PA ini dapat meningkatkan gain, bandwidth dan mengurangi loss yang terjadi pada saluran transmisi jika penguat tidak terintegrasi langsung dengan antena. Pada skripsi ini dilakukan perancangan antena penerima aktif mikrostrip MIMO 2x2 pada frekuensi 2,35 GHz dengan menggunakan amplifier LNA. Low noise amplifier diletakan pada port 2 dan port 4 yaitu pada sisi penerima. Hasil perancangan menghasilkan bandwidth sebesar 733 MHz pada port 2 dan 710 MHz pada port 4, pada port 2 bekerja pada frekuensi 2076-2809 MHz, dan pada port 4 bekerja pada frekuensi 2097-2807 MHz. Adapun gain yang dihasilkan adalah sama pada port 2 sebesar 23,88 dB dan port 4 sebesar 24,09 dB. Noise figure dari hasil perancangan menunjukkan hasil simulasi sebesar 0,561 dB dan faktor kestabilan LNA sebesar 1,195. Hasil pengukuran antena MIMO setelah di fabrikasi menunjukkan bandwidth pada antena 2 sebesar 422 MHz pada frekuensi 2330-2748 MHz, antena pada port 4 bekerja pada frekuensi 2339-2750 MHz dan bandwidth sebesar 413 MHz. Hasil pengukuran gain antena aktif pada port 2 pada frekuensi 2,35 GHz adalah 16,15 dB, dan antena aktif pada port 4 adalah 17,7 dB.
This research is about the design of active integrated antenna, which is amplified in the receiver by using Low Noise Amplifier. The use of active integrated antenna can meet the needs of long distance transmission which need the high gain in the transmission of signals. Active antenna can be integrated with two types of amplifiers, they are power amplifier and low noise amplifier. The most fundamental difference in these types is power amplifier (PA) is placed on the transmitter while the low noise amplifier (LNA) on the receiver. The use of LNA and PA can increase the gain, bandwidth and reduce the loss that occurs from the transmission line if the amplifier is not integrated directly to the antenna. This thesis is conducted to design of an active integrated microstrip antenna MIMO 2x2 receivers at frequency 2.35 GHz using LNA amplifiers. Low noise amplifiers are placed at port 2 and port 4. The simulated bandwidth result is 733 MHz on port 2 and 710 MHz on port 4, port 2 works at frequency 2076-2809 MHz, while port 4 MIMO antenna works at frequency 2097-2807 MHz. The resulting gain on port 2 is 23.88 dB, and 24.09 dB on port 4. Noise figure of the design show simulation results is 0.561 dB and the stability factor result is 1.195. The measurement results show that the bandwidth of the antenna on port 2 is 422 MHz at the frequency of 2330-2748 MHz, the antenna on port 4 show the bandwidth measurement is 413 MHz at the frequency 2339-2750 MHz. The gain measurement results show that the gain antenna on port 2 at the frequency of 2.35 GHz is 16,15 dB, and the active antenna on port 4 is 17,7 dB."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S57487
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>