Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 123895 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Bangun, Mentari D.C.
"Puskesmas merupakan penanggungjawab penyelenggara upaya kesehatan untuk jenjang tingkat pertama. Kabupaten Pandeglang memiliki persentase tertinggi untuk penduduk yang berobat jalan ke Puskemas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik lokasi pelayanan puskesmas terhadap kunjungan rawat jalan di Kabupaten Pandeglang dan faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja pelayanan puskesmas terhadap kunjungan pasien rawat jalan di Kabupaten Pandeglang. Metode yang digunakan adalah analisis statistik spasial, Regresi Pembobotan Geografis menggunakan perangkat lunak ArcGIS.
Hasil yang diperoleh bahwa Karakteristik Lokasi Pelayanan Puskesmas di Kabupaten Pandeglang digambarkan dengan: (1) mayoritas kualitas jalan yang melewati puskesmas memiliki kondisi yang baik, (2) mayoritas puskesmas terletak di ketinggian 0-100 mdpl dan kelerengan 0-8%, dan (3) mayoritas kepadatan penduduk di wilayah kerja puskesmas berkisar antara 500-1.000 jiwa/km2. Faktor karakteristik lokasi pelayanan puskesmas yang berpengaruh paling tinggi terhadap jumlah kunjungan pasien rawat jalan di puskesmas adalah tersedianya laboratorium kesehatan dan jumlah jenis tenaga kesehatan. Keterbatasan akses dan fasilitas kesehatan di wilayah pedesaan di Kabupaten Pandeglang dapat dibuktikan dengan hampir seluruh wilayah di bagian selatan kabupaten ini dipengaruhi oleh kedua variabel tersebut. Berdasarkan nilai R-Square Local, didapatkan bahwa rasio kunjungan rawat jalan pada sebagian besar wilayah Kabupaten Pandeglang dipengaruhi oleh tersedianya laboratorium kesehatan dan jumlah jenis tenaga kesehatan.

Puskesmas is responsible for organizing health efforts for the first level. Pandeglang has the highest percentage of the population using Puskemas facilities. This research aims to understand the characteristics of puskesmas service locations on outpatient visits and the factors that influence the performance of patient visits health center services to outpatients in Pandeglang Regencies. The Methods is spatial statistical analysis, Geographically Weighted Regression using ArcGIS software.
The results is that The Characteristics Location Services Health Center in Pandeglang described by: (1) the majority of the quality of the road that passes through the health center has a good condition, (2) the majority of the health center is located at an altitude of 0-100 meters above sea level and slope 0- 8% and (3) the majority of the population density in the working area health centers ranged between 500-1000 people/km2. Characteristic location factors that has the highest influence of outpatient visits at health centers is the availability of health laboratories and the number of types of health workers. Limited access to health facilities in rural areas in Pandeglang can be proved by almost all regions in the southern part of the district is influenced by these two variables. Based on the R-Square Local value, it was found that the ratio of outpatient visits in most areas of Pandeglang influenced by the availability of health laboratories and the number of types of health workers."
Depok: Universitas Indonesia, 2015
T42923
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Chandra Wirawan
"Bagi pasien rumah sakit, pelayanan kesehatan yang berkualitas tidak hanya dirasakan
dengan sembuhnya dari penyakit secara fisik namun juga menyangkut kepuasan pasien
terhadap sikap, pengetahuan dan keterampilan tenaga kesehatan dalam memberikan
pelayanan serta tersedianya sarana dan prasarana yang memadai. Pasien akan puas
apabila layanan yang diterimanya setidaknya sama atau melampaui harapan pasien.
Sedangkan pasien merasa tidak puas apabila layanan yang diterimanya tidak sesuai
dengan harapan pasien. Berdasarkan data capaian indikator mutu di Rumah Sakit Bakti
Timah (RSBT) Mentok Tahun 2022, terdapat beberapa indikator mutu yang belum
mencapai target. Selain itu angka kunjungan pasien JKN di instalasi rawat jalan RSBT
Mentok Tahun 2020-2022 juga mengalami penurunan. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui gambaran kepuasan pasien dan gambaran minat kunjungan ulang pada pasien
JKN di instalasi rawat jalan RSBT Mentok Tahun 2023. Desain penelitian ini adalah
Cross Sectional dengan jumlah sampel sebanyak 120 orang. Analisis statistik
menggunakan uji Chi Square atau uji Fisher Exact. Berdasarkan uji statistik untuk
melihat hubungan karakteristik responden dengan minat kunjungan ulang didapat hasil
seluruh karakteristik responden memiliki p value > 0,05 yang artinya tidak ada hubungan
yang signifikan antara karakteristik responden dengan minat kunjungan ulang. Sedangkan
hasil uji statistik antara kepuasan responden pada dimensi Tangibles dengan minat
kunjungan ulang diketahui p value > 0,05 yang artinya tidak ada hubungan yang
signifikan antara kepuasan responden pada dimensi Tangibless dengan minat kunjungan
ulang. Dan hasil uji statistik antara kepuasan responden pada dimensi Reliability,
Responsiveness, Assurance dan Emphaty dengan minat kunjungan ulang diketahui p
value ≤ 0,05 yang artinya ada hubungan yang signifikan antara kepuasan responden pada
dimensi Reliability, Responsiveness, Assurance dan Emphaty dengan minat kunjungan
ulang. Hubungan kepuasan pasien secara keseluruhan didapat hasil p value ≤ 0,05 yang
artinya ada hubungan yang signifikan antara kepuasan pasien dengan minat kunjungan
ulang. Hasil pemetaan unsur pelayanan pada diagram Kartesius didapat hasil 5 (lima)
unsur pelayanan berada pada kuadran A yang artinya menjadi prioritas utama untuk
dilakukan upaya perbaikan. Kelima unsur pelayanan tersebut yaitu kondisi ruang tunggu
pasien, ketersediaan alat kesehatan, ketersediaan jenis pemeriksaan di laboratorium,
ketersediaan obat di instalasi farmasi rumah sakit dan kehadiran dokter sesuai jadwal
pelayanan. Oleh karena itu pihak RSBT Mentok harus lebih memperhatikan unsur-unsur
pelayanan yang belum memberikan kepuasan maksimal kepada pasien

For hospital patients, quality health services are not only felt by recovering from physical
illness but also regarding patient satisfaction with the attitudes, knowledge and skills of
health workers in providing services and the availability of adequate facilities and
infrastructure. Patients will be satisfied if the service they receive at least equals or
exceeds patient expectations. Meanwhile, the patient feels dissatisfied if the service he
receives does not match the patient's expectations. Based on the achievement data of
quality indicators at Bakti Timah Mentok Hospital in 2022, there are several quality
indicators that have not reached the target. In addition, the number of JKN patient visits
at the outpatient installation at Bakti Timah Mentok Hospital in 2020-2022 has also
decreased. The purpose of this study was to describe patient satisfaction and interest in
revisiting JKN patients at the outpatient installation at Bakti Timah Mentok Hospital in
2023. The study design was cross sectional with a sample size of 120 people. Statistical
analysis using Chi Square test or Fisher Exact test. Based on statistical tests to see the
relationship between the characteristics of the respondents and the interest in repeat
visits, it was found that all of the characteristics of the respondents had p value > 0.05,
which means that there was no significant relationship between the characteristics of the
respondents and the interest in repeat visits. While the results of statistical tests between
respondents' satisfaction on the Tangibles dimension and intention to revisit, it is known
that p value > 0.05, which means that there is no significant relationship between
respondent's satisfaction on the Tangibles dimension and intention to revisit. And the
results of statistical tests between respondents' satisfaction on the dimensions of
Reliability, Responsiveness, Assurance and Empathy with interest in repeat visits are
known to be p value ≤ 0.05, which means that there is a significant relationship between
respondents' satisfaction in the dimensions of Reliability, Responsiveness, Assurance and
Empathy with interest in repeat visits. The relationship between patient satisfaction as a
whole resulted in p value ≤ 0.05, which means that there is a significant relationship
between patient satisfaction and interest in repeat visits. The results of the mapping of
service elements in the Cartesian diagram show that 5 (five) service elements are in
quadrant A, which means they are a top priority for improvement efforts. The five
elements of service are the condition of the patient's waiting room, the availability of
medical devices, the availability of types of laboratory examinations, the availability of
drugs in the hospital pharmacy installation and the presence of doctors according to the
service schedule. Therefore, the Bakti Timah Mentok Hospital must pay more attention
to service elements that have not provided maximum satisfaction to patients.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siska Maytasari
"Latar Belakang: Masyarakat yang menerima pelayanan secara langsung merasakan bagaimana tingkat kepuasan pelayanan yang diberikan instansi pemerintah. Tingkat kepuasan masyarakat tersebut diukur dengan menggunakan instrument seperti
Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM). Hasil pengukuran kepuasan pelanggan yang obyektif dan akurat dapat membantu puskesmas dalam merumuskan bentuk pelayanan yang lebih baik. Rata-rata Indeks Kepuasan Masyarakat di 36 Puskesmas pada Tahun
2019 sebesar 84,28. Target IKM pada Tahun 2019 adalah 82.8 sedangkan Puskesmas X tidak mencapai target dan memiliki skor IKM terendah yaitu sebesar 77.75. Dari hasil IKM di Puskesmas X Tahun 2019 diketahui terdapat 3 unsur pelayanan dengan nilai
mutu layanan kurang baik (<3,06) yaitu unsur kecepatan pelayanan dengan nilai 2.89, unsur kejelasan dan kepastian pelayanan dengan nilai 2.95, dan dan unsur kewajaran biaya 2.98. Tujuan: Mengetahui informasi mendalam mengenai kepuasan pasien terhadap kualitas pelayanan rawat jalan di Puskesmas X Tahun 2020. Metode: Penelitian ini bersifat deskriptif dengan menggunakan metode penelitian kualitatif yaitu studi kasus, instrument yang digunakan pedoman wawancara mendalam dan telaah dokumen, informan dalam penelitian ini terdiri dari 1 orang kepala puskesmas, 6 orang
petugas puskesmas dan 5 orang pasien. Hasil: Kepuasan pasien terhadap kualitas pelayanan rawat jalan di puskesmas X sudah baik, seluruh informan pasien merasa puas untuk dimensi jaminan, kehandalan, ketanggapan dan empati, namun seluruh informan pasien merasa tidak puas pada dimensi bukti fisik. Kualitas pelayanan pada dimensi
bukti fisik cukup baik dalam kelengkapan sarana dan prasarana, namun masih kurang memadai kondisi gedung dan penempatan media informasi kurang optimal karena tidak semua pasien melihat media tersebut. Pada dimensi jaminan pasien merasa aman dan percaya terhadap petugas, kemampuan petugas cukup baik dan sopan santun. Pada dimensi daya tanggap petugas selalu memberitahukan kapan pelayanan akan diberikan, petugas memberikan pelayanan dengan cepat. Pada dimensi kehandalan jadwal pelayanan sesuai dengan waktu yang ditetapkan dan sudah memberikan pelayanan
maksimal sesuai SOP, untuk penanganan keluhan pasien disediakan kotak saran, namun ada informan pasien yang tidak tahu adanya kotak saran. Pada dimensi empati, informan merasakan petugas sudah cukup baik dalam berempati dengan memberikan perhatian dan memberikan bantuan kepada pasien. Kesimpulan: Kualitas pelayanan pada dimensi
bukti fisik, jaminan, kehandalan, ketanggapan dan empati sudah cukup baik, sehingga
pasien merasa puas namun pasien menyatakan kurang puas pada dimensi bukti fisik
khususnya terkendala dengan gedung puskesmas yang kecil, sempit dan panas

Background: People who receive services directly feel the level of satisfaction of
services provided by government agencies. The level of public satisfaction is measured
using instruments such as the Community Satisfaction Index (IKM). The results of
measuring customer satisfaction that are objective and accurate can help health
community service in formulating a better form of service. The average Community
Satisfaction Index at 36 health community service in 2019 was 84.28. The IKM target in
2019 is 82.8, while health community service X does not reach the target and has the
lowest IKM score, namely 77.75. From the results of the IKM at health community
service X in 2019, it is known that there are 3 elements of service with poor service
quality values (<3.06), namely elements of service speed with a value of 2.89, elements
of clarity and certainty of service with a value of 2.95, and elements of fairness of costs
2.98. Objective: To find in-depth information about patient satisfaction with the quality
of outpatient services at health community service X in 2020. Methods: This research is
descriptive using qualitative research methods, namely case studies, the instruments
used are in-depth interview guidelines and document review, the informants in this
study consisted of 1 head health community service, 6 health community service
officers and 5 patients. Results: Patient satisfaction with the quality of outpatient
services was good, all patient informants were satisfied with the dimensions of
assurance, reliability, responsiveness and empathy, but all patient informants were
dissatisfied with the dimensions of physical evidence. The quality of service in the
physical evidence dimension is quite good in terms of the completeness of facilities and
infrastructure, but the building conditions are still inadequate and the placement of
information media is not optimal because not all patients see the media. In the assurance
dimension, the patient feels safe and trusts the officer, the ability of the officer is quite
good and polite. In the dimension of responsiveness, officers always tell when services
will be provided, officers provide services quickly. On the reliability dimension, the
service schedule is in accordance with the time set and has provided maximum service
according to the SOP, for handling patient complaints a suggestion box is provided, but
there are patient informants who do not know there is a suggestion box. In the
dimension of empathy, the informant felt that the staff was good enough at empathizing
by giving attention and providing assistance to patients. Conclusion: The quality of
service in the dimensions of physical evidence, assurance, reliability, responsiveness
and empathy is good enough, so that the patient feels satisfied, but the patient states that
he is not satisfied with the dimensions of physical evidence, especially constrained by
the small, narrow and hot health community service building
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Assyifa Utami Septiani
"Bencana tsunami yang menerjang Kabupaten Pandeglang tahun 2018 menyebabkan adanya kerusakan pada permukiman penduduk di sekitar pesisir pantai Pandeglang. Hal itu membuat perlunya ketersediaan pemukiman kembali (resettlement) untuk proses rehabilitasi dan rekonstruksi sosial pada penduduk yang menjadi korban tsunami. Dalam menentukan lokasi pemukiman kembali (resettlement) dipilih berdasarkan kebutuhan yang dapat menunjang kegiatan sosial ekonomi penghuni. Penelitan ini bertujuan untuk menganalisis karakteristik lokasi untuk pemukiman kembali (resettlement) ditinjau berdasarkan kondisi site dan situation serta hubungannya dengan kondisi sosial ekonomi berdasarkan pekerjaan, pendapatan, dan interaksi sosial Penghuni. Metode yang digunakan adalah analisis komparasi keruangan serta menggunakan analisis deskriptif untuk melihat hubungan antar variabel yang terdiri dari, karakteristik lokasi dan kondisi sosial ekonomi. Hasil penelitian ini yaitu karakteristik lokasi pemukiman kembali (resettlement) Kabupaten Pandeglang didominasi dengan tipe memadai dan cukup strategis. Lingkungan pemukiman kembali (resettlement) memiliki tipe site yang memadai, untuk memenuhi kebutuhan penghuni, dan lokasi pemukiman kembali (resettlement) dengan tipe situation cukup strategis yang ditinjau berdasarkan kemudahan aksesibilitas. Terdapat hubungan antara karakteristik pemukiman kembali (resettlement) dengan penurunan pendapatan penghuni, serta terganggunya interaksi sosial yang terjalin antar penghuni. Dan tidak terdapat hubungan antara karakteristik lokasi dengan pekerjaan penghuni.

The tsunami that hit Pandeglang Regency in 2018 caused damage to residential areas around the coast of Pandeglang. It makes the need for the availability of resettlement for the rehabilitation and social reconstruction in the tsunami-affected population. In determining the location of resettlement, it is chosen based on the needs that can support the socio-economic activities of the population. This research aims to analyze the characteristics of the location for resettlement in terms of site and situation conditions and their relationship to the socio-economic conditions based on occupation, income, and social interaction of the population. The method used is spatial comparison analysis and uses descriptive analysis to see the relationship between variables, which consists of location characteristics and socio-economic conditions. The results of this study are characteristics of the resettlement site Pandeglang dominated with adequate types and quite a strategy. The resettlement environment has a site type that is adequate to meet the needs of the residents, and a resettlement location with a quite strategic type of situation which is reviewed based on the ease of accessibility. There is a relationship between the characteristics of resettlement with a decrease in the income of residents and the disruption of social interactions residents. And there is no relationship between the location characteristics with the occupation of the residents.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adam Wahyudi
"Dalam menuju target pencapaian MDG?s pada tahun 2015, peran puskesmas sangatlah penting, puskesmas sebagai institusi terdepan tidak hanya pemberi pelayanan kesehatan saja, tetapi juga melaksanakan berbagai program kesehatan untuk mempercepat pencapaian MDG?s tersebut . Beberapa hasil penelitian menunjukkan masih adanya ketidakpuasan yang dialami pasien terhadap mutu pelayanan kesehatan di puskesmas terutama pelayanan kesehatan di unit rawat jalan. Oleh karena itu dalam aplikasinya, puskesmas harus memperhatikan mutu pelayanan kesehatan yang diberikannya agar kepuasan pasien dapat terpenuhi. Indeks Kepuasan Masyarakat pada tahun 2012 di Puskesmas Cikampek hanya berada pada nilai indeks 78.91 yang artinya puskesmas masih harus meningkatkan mutu pelayanannya agar kepuasan pasien dapat tercapai, karena dengan tercapainya kepuasan pasien maka akan memberikan nilai tambah yang positif bagi Puskesmas Cikampek sendiri, sehingga pada akhirnya puskesmas dapat menjadi pilihan bagi masyarakat untuk memelihara kesehatannya.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada hubungan antara karakteristik pasien dengan persepsinya terhadap mutu pelayanan rawat jalan di Puskesmas Cikampek Kabupaten Karawang pada tahun 2014. Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Adapun yang menjadi sampel dalam penelitian adalah pasien yang telah mendapatkan pelayanan rawat jalan dan setelah dilakukan penghitungan sampel didapatkanlah sebanyak 96 responden dengan ditambah 15% maka total responden adalah 111 responden, dengan kriteria responden yang telah berumur 16 tahun dan merupakan pasien rawat jalan.
Hasil penelitian menunjukan bahwa ada hubungan antara pendidikan pasien dengan persepsinya terhadap dimensi mutu assurance pada pelayanan rawat jalan di Puskesmas Cikampek, dimana prosentase responden yang puas dengan pelayanan rawat di Puskesmas Cikampek adalah 45.2 % responden dan 54.8 % responden tidak puas dengan pelayanan rawat jalan puskesmas Cikampek.

In towards the achievement of MDG targets by 2015, the role of health center is important, as the health center is not only a leading institution health care providers alone, but also carry out various programs health to accelerate the achievement of the MDG's. puskesmas responsible for the development of health in the working area, so that existence is still very much needed by the community. In its application, health centers should pay attention to the quality of health services that it provides, that patient satisfaction can be met. Cikampek health center should attention to patient satisfaction because it is the achievement of satisfaction patients it will provide added value to the health center positive Cikampek itself, which in turn can be a health center for the community choice to maintain his health.
The purpose of this research is to know relationship of patient characteristics with perceptions of the quality of ambulatory care Cikampek health center street in Karawang district. This study is quantitative research. As for the sample in the study is patient who has received outpatient services, and obtained as much 111 respondents with a simple random sampling technique.
Results of the study shows that there is a relationship between the perception of patient education the quality of outpatient services at the health center with the percentage ikampek 45.2% of patients with ambulatory care health centers and 54.8% Cikampek patients are not satisfied with the service Cikampek outpatient health center.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S57568
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nasution, Edgar Rhomado Asaputra
"Kawasan pesisir di Banten merupakan salah satu kawasan potensial sebagai penghasil udang di Indonesia. Lokasi tambak udang vaname di Kecamatan Panimbang hanya berada pada dua desa yaitu di Desa Mekarsari dan Desa Panimbang Jaya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis Persebaran lahan tambak udang vaname di Desa Mekarsari dan Desa Panimbang jaya di Kecamatan Panimbang, menganalisis tingkat kesesuaian lahan pada tambak udang vaname yang berada di Desa Mekarsari dan Desa Panimbang jaya di Kecamatan Panimbang, dan mengkategorikan tingkat kesesuaian lahan terhadap produktivitas budidaya tambak udang vaname di Desa Mekarsari dan Desa Panimbang jaya di Kecamatan Panimbang. Metode AHP digunakan untuk mencari bobot kriteria kesesuaian dari parameter fisik yaitu jenis tanah dan lereng, parameter Jarak yaitu jarak dari sungai dan jarak dari pantai, parameter kualitas air yaitu salinitas air, pH air, suhu air, dan oksigen terlarut, dan parameter non fisik yaitu kepadatan penduduk dan upah tenaga kerja. Setelah mendapatkan hasil bobot dari parameter yang digunakan diolah dengan menggunakan metode Weighted Overlay pada ArcGis. Penelitian ini membuktikan bahwa luas wilayah kesesuaian untuk tambak udang vaname di Kecamatan Panimbang memiliki dua tingkat kesesuaian yaitu kesesuaian sesuai seluas 740.15 ha, dan tidak sesuai seluas 2630.71 ha, dan pada kesesuaian lahan sangat sesuai terdapat dua titik lokasi tambak yang mengalami penurunan produktivitas udang. Hasil tersebut menunjukkan bahwa hasil produktivitas pada titik tersebut tidak memiliki keterkaitan dengan tingkat kesesuaian lahan dan dapat disimpulkan bahwa penurunan produktivitas yang terjadi di titik lokasi tambak dikarenakan faktor di luar kesesuaian lahan.

The coastal area in Banten is one of the potential areas as shrimp producers in Indonesia. The location of vanammei shrimp ponds in Panimbang District is only in two villages, namely Mekarsari Village and Panimbang Jaya Village. This study aims to analyze the land distribution of vanammei shrimp ponds in Mekarsari Village and Panimbang Jaya Village in Panimbang District, analyze the level of land allocation in vanammei shrimp ponds located in Mekarsari Village and Panimbang Jaya Village in Panimbang District, and categorize the vannamei shrimp ponds in Mekarsari Village. and Panimbang Jaya Village in Panimbang District. The AHP method is used to find the weight of the criteria from physical parameters, namely soil type and slopes, distance parameters namely distance from the river and distance from the beach, air quality parameters, namely air salinity, air pH, air temperature, and dissolved oxygen, and non-physical parameters, namely density. population and workforce. After getting the weight results from the parameters used, it is processed using the Weighted Overlay method on ArcGis. This study proves that the area according to vanammei shrimp ponds in Panimbang District has two levels, namely according to an area of ​​740.15 ha, and not according to an area of ​​2630.71 ha, and according to land that is very suitable there are two points of ponds that have decreased. productivity. These results indicate that the productivity results at these points have no relationship with the levels of land availability and it can be said that the decline in productivity that occurs in the pond locations is due to factors outside the land."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Feni Ismiati
"Bencana tsunami Selat Sunda pada 22 Desember 2018 telah menghantam wilayah Kabupaten Pandeglang, Serang, dan Lampung Selatan. Berdasarkan kejadian tersebut diperlukan mitigasi bencana guna mengurangi kerugian jika terjadi bencana di kemudian hari. Rencana evakuasi bencana memainkan peran yang sangat penting sebelum, selama, dan setelah bencana terjadi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk merencanakan dan mengetahui lokasi bangunan evakuasi serta jangkauannya sehingga dapat digunakan sebagai tempat evakuasi saat terjadi tsunami. Penentuan lokasi Tempat Evakuasi Sementara (TES) dengan memperhatikan wilayah bahaya tsunami, aksesibilitas, dan waktu tempuh. Wilayah bahaya tsunami memperhitungkan wilayah inundasi tsunami dengan tools fuzzy membership untuk mengkaji kelas bahayanya. Metode Network Analysis pada software ArcGIS digunakan untuk mengetahui wilayah jangkauan dengan waktu tempuh 30 menit. Selanjutnya dari wilayah jangkauan 30 menit dapat diketahui jumlah penduduk berdasarkan People In Pixels (PIP). Hasil penelitian menunjukkan terdapat 11 bangunan TES. 3 TES di Kecamatan Carita, 2 TES di Kecamatan Labuan, 5 TES di Kecamatan Panimbang, dan 1 TES di Kecamatan Sumur. Seluruh TES tersebut berada di lereng datar dan berada di konsentrasi pemukiman tinggi. Kapasitas TES usulan yang dapat menampung seluruh penduduk yang berada di pemukiman bahaya tsunami adalah TES di Kecamatan Carita dan Kecamatan Labuan, sedangkan TES di Kecamatan Panimbang dan Kecamatan Sumur tidak dapat menampung seluruh penduduk yang berada di pemukiman bahaya tsunami.

The Sunda Strait tsunami disaster on 22nd December 2018 has hit the Pandeglang, Serang and South Lampung regencies. Based on these events disaster mitigation is needed in order to reduce losses in the event of a disaster in the future. Disaster evacuation plans play a very important role before, during and after a disaster occurs. The purpose of this study is to plan and find out the location of the evacuation building and its scope so that it can be used as an evacuation site during a tsunami. Determination of the location of Temporary Evacuation Sites (TES) by taking into account tsunami hazard areas, accessibility, and travel time. Tsunami hazard areas take into account tsunami inundation areas with fuzzy membership tools to assess the hazard class. The Network Analysis method in ArcGIS software is used to determine the coverage area with a travel time of 30 minutes. Furthermore, from the 30 minute coverage area, it can be seen the number of residents based on People In Pixels (PIP). The results showed that there were 11 TES buildings, in Carita District 3 TES, in Labuan District 2 TES, 5 TES in Panimbang District, and 1 TES in Sumur District. All of the TES are on flat slopes and in high concentration of settlements. The proposed TES capacity that can accommodate all residents in tsunami hazard settlements is TES in Carita and Labuan Districts, while TES in Panimbang District and Sumur District cannot accommodate all residents in tsunami hazard settlements."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bondan Rizky Ramadhan
"Kabupaten Pandeglang memiliki kedekatan wilayah dengan zona subduksi dan wilayah pertemuan Lempeng Indo-Australia dan Lempeng Eurasia di Selat Sunda. Akibatnya Kabupaten Pandeglang memiliki tingkat kerawanan dan kerentanan gempa bumi, dan untuk itu wilayah rawan gempa bumi dan kerentanan terhadap gempa bumi perlu ditentukan sebagai upaya mitigasi bencana gempa bumi. Faktor - faktor seperti litologi, struktur geologi, lereng, dan nilai PGA (Peak Ground Acceleration) dapat digunakan untuk menentukan wilayah rawan gempa bumi dengan metode skoring. Kerentanan wilayah terhadap gempa bumi ditentukan dengan metode weighted overlay dengan pembobotan dalam aspek lingkungan, sosial, ekonomi, dan fisik. Kerawanan merupakan aspek lingkungan dalam penentuan kerentanan, sedangkan kepadatan penduduk, jumlah penduduk wanita, ratio ketergantungan, dan penyandang disabilitas digunakan dalam penentuan kerentanan aspek sosial. Kerentanan aspek ekonomi menggunakan indikator penduduk miskin dan kerentanan fisik menggunakan kepadatan bangunan. Hasil penelitian menunjukkan wilayah rawan gempa bumi sedang mendominasi Kabupaten Pandeglang dengan luas 64,99% dan mayoritas tersebar pada bagian timur dan selatan Kabupaten Pandeglang. Dalam kerentanan, wilayah kerentanan tinggi terdapat di Kecamatan Labuan dengan luas sebesar 36,07 % dari luas Kecamatan Labuan, sedangkan Kecamatan Sindangresmi dan Kecamatan Munjul merupakan kecamatan dengan kerentanan rendah dengan luas 73.93 % dari luas Kecamatan Sindangresmi dan 61.52 % dari luas Kecamatan Munjul.

Pandeglang Regency has a proximity to the subduction zone and the meeting area of ​​the Indo-Australian Plate and the Eurasian Plate in the Sunda Strait. So that Pandeglang District has an earthquake level of vulnerability and vulnerability. Areas prone to earthquakes and vulnerability to earthquakes need to be determined as an effort to mitigate earthquakes. Factors such as lithology, geological structure, slope, and PGA (Peak Ground Acceleration) values ​​can be used to determine earthquake prone areas by the scoring method. Regional vulnerability to the earth's herds is determined by the weighted overlay method by weighting in environmental, social, economic and physical aspects. Vulnerability is an environmental aspect in determining vulnerability, while population density, female population, dependency ratio, and people with disabilities are used in determining the vulnerability of social aspects. Vulnerability in economic aspects uses indicators of poor population and physical vulnerability using building density. The results showed that earthquake-prone areas were dominating Pandeglang Regency with an area of ​​64.99% and the majority was spread in the eastern and southern parts of the Pandeglang Regency. In susceptibility, the high vulnerability area is in Labuan Subdistrict with an area of ​​36.07% of the area of ​​Labuan Subdistrict, while the Sindangresmi Subdistrict and Munjul Subdistrict are sub-district with low vulnerability with an area of ​​73.93% of the area of ​​Sindangresmi Subdistrict and 61.52% of the total area of ​​Munjul Subdistrict."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Messy Widiastuti
"RSUD Ungaran merupakan rumah sakit yang mempunyai lokasi strategis karena berada di jalur Semarang - Salatiga dimana di jalur tersebut berdiri banyak pabrik-pabrik besar. Melihat kondisi ini pelayanan unit rawat jalan RSUD Ungaran mempunyai arti yang sangat penting bagi masyarakat di tempat ini. Unit rawat jalan RSUD Ungaran mempunyai delapan poliklinik berdasar macam dokter spesialis yang aria. Dokter merupakan tenaga rumah sakit yang sangat penting, sehingga penelitian ini bertu-juan untuk mengetahui seberapa besar hubungan antara pelayanan tenaga medis terhadap kunjungan rawat jalan di RSUD Ungaran.
Penelitian ini mencari hubungan antara profil pasien (umur, alamat, pendidikan , pekerjaan, jenis kelamin, kepesertaan Askes) dan pelayanan tenaga medis (sikap dokter , lama tunggu pelayanan dokter, lama periksa dokter) terhadap tingkat kunjungan rawat jalan. Dengan rancangan penelitian cross sectional yang dikumpulkan melalui kuesioner dan observasi lama tunggu dan lama periksa pasien dari 386 responden yang diambil secara random. Perhitungan dengan analisa univariat dan bivariat dengan uji Chi Square.
Pada penelitian ini didapatkan pengunjung terbanyak pada kelompok umur 21 - 40 tahun yang berasal dari disekitar rumah sakit, berpendidikan SD dan bukan peserta Askes. Dari hasil penelitian didapatkan tingkat kunjungan rendah (1- 2 kali) 19,45 %, tingkat kunjungan sedang (3 - 4 kali) 45,84 % dan tingkat kunjungan tinggi (5 kali atau lebih) 34,71 %, selama 6 (enam) bulan dari bulan Januari sampai Juni 1997. Semua hipotesis terbukti berhubungan secara bermakna, Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kunjungan rawat jalan terutama pada kelompok umur 0 - 20 tahun dengan usaha membuka pelayanan pada sore hari, disamping meningkatkan kerjasama dengan pabrik yang ada disekitar rumah sakit.

Ungaran district hospital locates in a very strategic site, between two big cities: Semarang and Salatiga. Many big industries lie in this area. Due to this strategic location, outpatient care of the Ungaran hospital plays an important role. It involves 8 kinds of services, provided by specialists and general physicians.
This study tries to determine the relationship between patients' profile (consists of subvariables sex, age of patient, residence, occupation, educational level, participation in health insurance) , care of medical staff( consists of subvariables : medical staff attitude, waiting time, examination time) with the frequency 1 level of outpatient visits. The study design was cross sectional. The data was collected through a structured questionairre and observation ( observing the length of waiting and examination time) toward 386 random sampled respondents. Univariate and bivariate analysis using chi-square statistical method was applied to prove the hypotheses.
The study found that majority of the outpatient clients of the Ungaran horpital are women, between 21-40 years of age, originated from the residential area 2-3 km away from the hospital, finished elementary school, not working as government employee, and not covered by health insurance. The level/ frecquency of outpatients visits are: 19,45% at 1-2 times visits, 45,85% at 3-4 time visits and 34,71% of 5 and more visits within 6 months period ( January to July 1997 ). All hypotheses which mentioned relationship between level of education with the frequency / level of outpatient's visits, between age and frequency/ level of the outpatient visit, between educational level of patients and frequency / level of the outpatient visit etc, was proved significant, The study suggested to put efforts in increasing the outpatient care to catch more clients in the group of 20 years and less, encourage to open afternoon outpatient care and develop collaboration with the surrounding industries."
Depok: Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M. Lumban Batu
"Daerah Labuhan, Propinsi Banten dan sekitarnya, merupakan dataran aluvial yang tersusun oleh sedimen klastik berupa kerikil, pasir , lanau dan lempung yang bersifat urai dan jenuh air; rentan terhadap pelulukan. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi tingkat kerentanan pelulukan di daerah ini sehingga dapat diketahui tingkatan dan sebarannya. Kejadian gempa pemicu terjadinya pelulukan dapat bersumber dari kegiatan subduksi dan segmen sesar aktif di selat Sunda. Untuk mengetahui data geologi lapisan bawah permukaan dilakukan pemboran tangan (hand auger) sebanyak 59 titik pemboran. Diketahui pasir yang rentan pelulukan diendapkan di lingkungan dataran pantai, pematang pantai dan alur sungai purba. Berdasarkan analisis besar butir dan sifat kharakteristik, posisi stratigrafis endapan pasir tersebut dan kedalaman air tanah dangkal potensi kerentanan di wilayah ini dibagi ke dalam wilayah tingkat kerentanan tinggi , sedang, rendah, dan sangat rendah.
"
Bandung: Pusat Survai geologi Bandung, 2012
551 JSDG 22:2 (2012)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>