Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 133801 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sylvania Putri
"[ABSTRAK
Penghilangan CO2 dari natural gas atau penjerapan CO2 pada flue gas ,bdari post-combustion industries menjadi tantangan besar karena .besarnya volume CO2 yang terdapat pada sumber gas. Berbagai metode penangkapan CO2 telah dilakukan, seperti selective adsorption/absorption, teknologi membran, dan ionic liquid. Meskipun metode tersebut telah berhasil digunakan di industri, metode tersebut masih mempunyai efek negatif seperti konsumsi energi, korosi dan masalah pencemaran. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui efektivitas Natural Deep Eutectic Solvent (NADES) berbasis Kolin Klorida dengan Alkohol sebagai pengganti MEA,DEA,dan MDEA dalam hal menjerap CO2. Berbagai jenis Natural Deep Eutectic Solvent (NADES) digunakan untuk menjerap CO2 didasarkan pada efisiensi, kompleksitas dalam desain sistem, biaya, dan dampak lingkungan. Penggunaan kombinasi NADES yang berbeda serta tekanan optimal dalam penjerapan CO2 juga dipertimbangkan dalam penelitian ini. Kurva absorpsi menunjukkan hingga tekanan 30 bar dan menunjukkan hubungan liner antara fraksi mol CO2 terabsorpsi dan tekanan sistem. Kolin Klorida : 1,4 Butanediol (1:2) menunjukkan NADES yang paling efektif dalam mengabsorpsi NADES sebesar 0,18 mol CO2/mol NADES pada P 3 Mpa, T 50oC. Kemampuan NADES mengabsorpsi CO2 berhubungan dengan struktur NADES.

ABSTRACT
Removal of carbon dioxide from natural gas streams or absorption of carbon dioxide contained in post-combustion flue gas become a big challenge due to the large volume of carbon dioxide to be processed. Various methods of carbon dioxide capture have been performed such as selective adsorption or absorption, membrane separation, and ionic liquid absorption; however, these methods still have drawbacks such as energy consumption, corrosion and pollution problems. This study was conducted to determine the effectiveness of Natural Deep Eutectic Solvent (NADES), consisting of choline chloride and a hydrogen bonding donor (HBD) compound, in terms of carbon dioxide absorption. Solubility of carbon dioxide in NADES was found to be influenced HBD compound used and choline chloride to HBD ratio, carbon dioxide pressure, and contact time. HBD and choline used were alcohol based. The carbon dioxide absorption measurement was conducted using an apparatus that utilizes the volumetric method. Absorption curves were obtained up to pressures of 30 bar, showing a linear relationship between the amount absorbed and the final pressure of carbon dioxide. The choline and 1,4-butanediol eutectic mixture absorbs the highest amount of carbon dioxide, approaching 0.18 mole-fraction at 3.0 MPa and 50 C. We found that NADES ability to absorb carbon dioxide correlates with its polarity as tested using Nile Red as a solvatochromic probe, Removal of carbon dioxide from natural gas streams or absorption of carbon dioxide contained in post-combustion flue gas become a big challenge due to the large volume of carbon dioxide to be processed. Various methods of carbon dioxide capture have been performed such as selective adsorption or absorption, membrane separation, and ionic liquid absorption; however, these methods still have drawbacks such as energy consumption, corrosion and pollution problems. This study was conducted to determine the effectiveness of Natural Deep Eutectic Solvent (NADES), consisting of choline chloride and a hydrogen bonding donor (HBD) compound, in terms of carbon dioxide absorption. Solubility of carbon dioxide in NADES was found to be influenced HBD compound used and choline chloride to HBD ratio, carbon dioxide pressure, and contact time. HBD and choline used were alcohol based. The carbon dioxide absorption measurement was conducted using an apparatus that utilizes the volumetric method. Absorption curves were obtained up to pressures of 30 bar, showing a linear relationship between the amount absorbed and the final pressure of carbon dioxide. The choline and 1,4-butanediol eutectic mixture absorbs the highest amount of carbon dioxide, approaching 0.18 mole-fraction at 3.0 MPa and 50 C. We found that NADES ability to absorb carbon dioxide correlates with its polarity as tested using Nile Red as a solvatochromic probe]"
2015
T43813
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Angga Radifan Sumarna
"In this study, the effectiveness of the absorption of CO2 using hollow fiber membrane contactors is evaluated based on variations in the gas flow rate, and the number of membrane. This study used membrane composed of 1000, 3000, 5000 fiber PVC and solvent PEG 300. The gas flow rate variation is 197, 300 and 380 mL min, while the rate of solvent used is 300 mL min. Variation in this research is gas flow rate, and membrane fibers. Based on the research mass transfer coefficient is 5,4 13,88 x 10 7 m s, flux is 1,99 ndash 9,11 x 10 5 mol m2.s, the amount of absorbed CO2 is 9,43 18,34 x 10 3 mmol s, dan absorption efficieny is 17,90 22,22.

Dalam studi ini, efektivitas penyerapan CO2 menggunakan kontaktor membran serat berongga dievaluasi berdasarkan variasi laju alir gas, dan dan jumlah membrane. Pada studi ini digunakan kontaktor membran yang terdiri dari 1000, 3000, dan 5000 serat PVC dan pelarut PEG-300. Laju alir gas yang digunakan adalah 197, 300, dan 380 mL/min, sedangkan laju pelarut yang digunakan adalah 300 mL/min. Gas yang digunakan pada penelitian ini adalah campuran CO2-CH4. Bedasarkan penelitian yang dilakukan nilai koefisien perpindahan massa sebesar 5,4-13,88 x 10-7 m/s, fluks 1,99 ndash;9,11 x 10-5 mol/m2.s, CO2 terabsorpsi 9,43-18,34 x 10-3 mmol/s, , dan efisieni penyerapan sebesar 17,90-22,22."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S69335
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kevin Alexander
"Karbon dioksida merupakan senyawa pengotor pada gas alam yang dapat mengurangi nilai kalor dan bersifat korosif pada perpipaan. Salah satu metode pemisahan CO2 dari gas alam adalah dengan menggunakan kontaktor membran. Penggunaan kontaktor membran membran superhidrofobik digunakan sebagai media alternatif karena kemampuannya dalam memisahkan CO2 dengan area kontak yang besar pada ukuran yang compact dan mempunyai ketahanan yang baik akan pembahasan yang terjadi oleh larutan absorben.
Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui kinerja kontaktor membran superhidrofobik pada penyerapan gas CO2. Gas yang digunakan dalam penelitian ini adalah campuran gas CO2 dan CH4 sebagai pendekatan dari gas alam yang sesungguhnya. Pada penelitian ini, gas campuran CO2-CH4 dialirkan di bagian shell dan absorben PEG-300 di bagian lumen dalam membran kontaktor. Pengambilan sampel dilakukan setelah 15 menit dan kandungan CO2-CH4 yang tersisa dianalisis dengan Gas Chromatography. Variasi yang dilakukan pada penelitian ini adalah laju alir gas umpan, konsentrasi pelarut PEG-300, dan jumlah serat membran kontaktor.
Bedasarkan penelitian yang dilakukan nilai koefisien perpindahan massa sebesar 0,99-4.29 x 10-7 m/s, fluks 0,39 ndash; 1.05 x 10-5 mol/m2.s, CO2 terabsorpsi 1,94-5.33 x 10-3 mmol/s, CO2 Loading 2.33-6.40 x 10-3, dan efisieni penyerapan sebesar 3.39-7.98.

Carbon dioxide is pollutant in natural gas that could decrease heating value of gas and corrosive due to pipeline gas. One of the separataion method of CO2 from natural gas using membrane contactor. The usage of contactor membrane hidrofobic as alternative method because of a huge surface of contactor area in a compact size. Also it has good resistance from wetting that caused by solvent.
The purpose of this research is to know the performance super hidrofobic membrance contactor on absorbing carbon dioxide gas. Gas that used in this research is the mixed of CO2 and CH4 to approach on real natural gas composition. In this research CO2 CH4 is flown on shell side and the absorbent PEG 300 is in lument site of membrane. Sampling time is done in 15 minutes. After 15 minutes the gas will be analysed using Gas Chromatography. Variation in this research is gas flow rate, PEG 300 solvent concentration, and membrane fibre.
Based on the research mass transfer coefficient is 0,99 4.29 x 10 7 m s, flux is 0,39 ndash 1.05 x 10 5 mol m2.s, absorbed CO2 is 1,94 5.33 x 10 3 mmol s, CO2 Loading 2.33 6.40 x 10 3, dan absorption efficieny is 3.39 7.98.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S66454
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Baity Hotimah
"ABSTRAK
Karbondioksida CO2 secara alamiah terkandung di dalam gas alam. Selain itu kekhawatiran pemanasan global yang dipicu oleh konsentrasi CO2 sebagai penyebab efek rumah kaca. Hal ini mendorong banyak penelitian untuk memisahkan CO2 tersebut dari Gas. Berbagai teknologi telah digunakan untuk pemisahan CO2. Ionic Liquids ILs telah terbukti mampu memisahkan CO2, tapi ada beberapa dampak penggunaan ILs yang mendorong pencarian alternatif cairan pemisahan. Salah satu solusi kimia yang telah dilakukan adalah dengan menggunakan Deep Eutectic Solvent. DES mampu mengikat CO2 melalui ikatan hidrogen dari larutannya. DES merupakan larutan yang lebih ekonomis. Natural based DES NADES diproduksi dari bahan alam bersifat tidak beracun dan biodegradable. NADES juga dapat melepaskan kembali CO2 dengan menggeser sifat termodinamikanya, sehingga mudah untuk diregenerasi. Penjerapan CO2 dilakukan dengan NADES menggunakan sel dengan jendela kaca saphire yang dapat mengamati proses adsorpsi CO2 secara visual. NADES pada penelitian ini adalah betain sebagai hydrogen bonding acceptor HBA dan senyawa 1,4-butanediol, etilen glikol, dan asam laktat sebagai hydrogen bonding donor HBD . Pencampuran HBA dan HBD dilakukan dengan tiga komposisi molar yang membentuk campuran homogen dan stabil pada suhu ruang, yaitu 1:2, 1:3 dan 1:4 betain- asam laktat, 1:3, 1:4 dan 1:5 betain-etilen glikol, dan 1:7, 1:8 dan 1:9 betain:1,4-butanediol. Absrorpsi CO2 dilakukan secara volumetrik dengan sel saphire pada tekanan sekitar 27 bar, suhu 30 C. Kapasitas absorbsi maksimum diserap oleh NADES dengan HBD asam laktat pada komposisi 1:2 molar, yaitu dengan nilai X CO2 mol CO2 teradsorb/mol CO2 awal mol NADES sebesar 0,0913 dengan dx/dp 0,00526. Tren kelarutan meningkat pada komposisi HBA yang lebih tinggi pada NaDES dengan HBD asam laktat dan etilen glikol. Akan tetapi NaDES dengan HBD 1,4-butanediol semakin meningkatkan kelarutan CO2 dengan bertambahnya komposisi molar HBD.

ABSTRACT
Carbon dioxide CO2 is naturally contained in natural gas. In addition, concerns of global warming triggered by CO2 concentrations as the cause of the greenhouse effect, prompted many studies to separate the CO2 from Gas. Various technologies have been used for the separation of CO2. Ionic Liquids ILs have been shown to be capable of separating CO2, but there are some impacts on the use of ILs that encourage the search for alternative liquid separations. One of the chemical solutions that has been done is to use Deep Eutectic Solvent DES . DES is able to capture CO2 through hydrogen bonds from the solution. DES is a more economical solution. Natural based DES NADES produced from natural materials is non toxic and biodegradable. NADES can also relinquish CO2 by shifting its thermodynamic properties, making it easy to regenerate. The CO2 absorption with NADES in this study was used an optical cell that can visualise the process in side. NADES in this study was made from betaine as hydrogen bonding acceptor HBA and 1,4 butanediol, ethylene glycol, and lactic acid as hydrogen bonding donor HBD . HBA and HBD mixed in some molar compositions, 1 2, 1 3 dan 1 4 betain asam laktat, 1 3, 1 4 dan 1 5 betain etilen glikol, dan 1 7, 1 8 dan 1 9 betain 1,4 butanediol. CO2 absorbtion conducted by volumetric methode in saphire cell at pressure 27 bar and temperature 30 C. The maximum solubility of CO2 was absorbed by NADES with lactic acid at 1 2 molar compotition, X CO2 mol CO2 absorpted mol NADES was 0,0913 and dx dp 0,00526. Solubility of CO2 increased with increasing HBA compotition in NADES that formed by HBD lactic acid and ethylene glycol, but NaDES that formed by HBD 1,4 butanediol showed different trend. The solubility of CO2 increased followed by the increasing of 1,4 butanediol molar composition."
2018
T51504
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fitria Nur Hayati
"ABSTRACT
Umumnya, Industri gas menggunakan amina sebagai absorben untuk memisahkan CO2 dari gas asam. Namun, degradasi dari amina memiliki efek buruk terhadap lingkungan selain itu regenerasi amina membutuhkan energi yang besar. Deep Eutectic Solvent DES merupakan absorben alternatif yang ramah lingkungan yang dapat dijadikan pelarut CO2. Dalam penelitian ini, kelarutan CO2 menggunakan DES yang disintesis dari kolin klorida dan 1,4-butanadiol diamati pada 30oC, 40oC, dan 50oC pada tekanan mencapai 25 bar. Rasio mol kolin klorida dan 1,4-butanadiol yang digunakan adalah 1:2, 1:3, dan 1:4. Penelitian absorpsi CO2 menggunakan metode volumetrik. Rasio antara mol CO2 yang mampu diabsorpsi oleh setiap mol DES dan tekanan gas dihitung dari data kelarutan. Kelarutan CO2 menggunakan DES menurun dengan kenaikan suhu dan meningkat seiring dengan kenaikan tekanan absorpsi. DES dengan komposisi kolin klorida: 1,4-butanadiol 1:2 memiliki kapasitas absorpsi CO2 terbesar yaitu 0,085 mol CO2/mol DES pada suhu 25 bar dan 30oC dengan nilai parameter yaitu 0,0034 mol CO2/mol DES per bar.

ABSTRACT
Nowadays, Gas industry use amines technology to separate CO2 from the natural gas but the degradation of amines have some bad effects to environmental and the regeneration of amines consumed much enegy. Deep Eutectic Solvent DES have recently been considered as alternative solvent and have been proved its ability to absorp CO2. In this research, the solubility of CO2 in DES which is syntezsized by choline cloride and 1,4 butanadiol was determined at 30oC, 40oC, dan 50oC under pressure up to 25 bar. The mole ratios of choline chloride and 1,4 butanadiol selected were 1 2, 1 3, and 1 4. This research uses volumetric method. The ratio of moles from CO2 which can be absorbed per mole DES and the pressure of gas is calculated from the solubility data. The solubility of CO2 in DES decreased by with increasing temperature and increased by increasing pressure. The best composition to absorp CO2 is choline cloride 1,4 butanadiol 1 2 which can absorp 0,085 mol CO2 mol DES at 25 bar and 30oC with constant is 0,0034 mol CO2 mol DES per bar."
2017
S67896
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Evan Libriandy
"ABSTRACT
Cadangan gas alam di Indonesia rata-rata memiliki kandungan CO2 yang tinggi. Karbondioksida CO2 dalam gas alam menjadi masalah dalam proses pengolahan gas bumi. CO2 akan mengurangi nilai kalor gas dari gas alam. Pada proses produksi LNG, CO2 harus dihilangkan karena akan membeku pada peralatan kriogenik. Absorpsi dengan senyawa alkanolamine seperti MEA, DEA, dan MDEA adalah teknologi yang umum digunakan dalam proses penghilangan CO2 dari gas bumi. Namun, teknologi ini memiliki banyak kekurangan seperti biaya operasional tinggi, regenerasi yang sulit, korosif, dan degradasi pelarut. Deep Eutectic Solvent DES bersifat stabil secara kimia dan termal, tidak korosif tidak mudah terbakar, dan tidak volatil sehingga lebih aman dan meningkatkan efisiensi regenerasi dibandingkan dengan pelarut lain pada yang umum digunakan seperti alkanolamine. DES juga disebut sebagai designer solvent karena sifatnya yang dapat di design sedemikian rupa untuk tujuan tertentu dengan mengkombinasikan berbagai HBA dan HBD. DES didefiniskan sebagai larutan yang berada dalam keadaan eutectik yang pertama kali dikemukakan oleh Abbot pada tahun 2003. Penelitian ini menggunakan DES berbasis Betain Anhidrat sebagai Hydrogen Bond Acceptor HBA dengan MDEA, Asam Levulinik, dan 1,2-Propanediol sebagai hydrogen bond donor HBD dengan rasio molar masing-masing 1:3 dan 1:6. Betain anhidrat merupakan senyawa ammonium kuartener selain kolin klorida yang digantikan karena sifatnya sangat higroskopis dan harga yang lebih tinggi. Penelitian absorpsi CO2 menggunakan metode volumetrik. Rasio antara mol CO2 yang mampu diabsorpsi oleh setiap mol DES dan tekanan gas dihitung dari data kelarutan. Kelarutan CO2 menggunakan DES meningkat seiring dengan kenaikan tekanan absorpsi pada suhu isotermal. Selain itu didapati bahwa gugus fungsi HBD, polaritas, dan viskositas mempengaruhi kelarutan CO2 dalam DES. DES dengan komposisi Betain-MDEA 1:6 memiliki kapasitas absorpsi CO2 terbesar yaitu 0,163 mol CO2/mol DES pada tekanan 8,855 bar.

ABSTRACT
Most of natural gas reserves in Indonesia has high CO2 concentration. CO2 become a problem in natural gas processing. CO2 is lowering the heating value of natural gas and at LNG processing, CO2 must be removed because it will freeze in equipments at criogenic condition. Absorption by alkanolamine such as MEA, DEA and MDEA is general technology of CO2 removal. However, this technology has several disadvantages such as high operational cost, regeneration problem, corrosive and solution degradation. Deep eutectic solvent DES is both thermally and chemically stable, non corrosive, non flammable and non volatile thus is able to be used safely and increasing solvent regeneration efficiency compared to alkanolamine. The freedom to variate HBA and HBD to achive certain characteristic for specific goal make DES called as designer solvent. DES is a solution in eutectic condition, introduced by Abbot in 2003. DES has low vapour, polarity and selectivity that can be customized. These properties make DES has potential as natural alternative absorbent. In this research, Betaine Anhydrous Based Deep Eutectic Solvent are used. Betaine Anhydrous is used as hydrogen bond acceptor with MDEA, Levulinic Acid and 1,2 Propanediol as hydrogen bond donor with each rasio molar of 1 3 and 1 6. Betaine is choosed as cholin chloride replacement because betaine characteristic is less hygroscopic than cholin chloride and can be found at lower price. This CO2 absorption research uses volumetric method. The ratio of moles from CO2 which can be absorbed per mole DES and the pressure of gas is calculated from the solubility data. The solubility of CO2 in DES increased at higher absorption pressure when the temperature is isothermal. The other factor such as viscosity, polarity and functional group of HBD affecting the solubility of CO2 in DES. Betaine MDEA 1 6 has highest ability to absorp CO2 with absorbing capacity of 0.16356 mol CO2 mol DES at 8.855 bar. "
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yohanes Raymond Lawang
"Deep Eutectic Solvent (DES) merupakan gabungan Hydrogen Bond Acceptor (HBA) dan Hydrogen Bond Donor (HBD) yang memiliki potensi sebagai alternatif absorben CO2 pada pemrosesan natural gas dibandingkan dengan pelarut konvensional, seperti alkanoamin dan ionic liquid. Berdasarkan eksperimen, DES terbukti memiliki kemampuan menangkap CO2 yang sangat baik. DES dapat diklasifikasikan menjadi DES hidrofobik dan hidrofilik berdasarkan ketertarikannya terhadap air. Penelitian ini menggunakan DES hidrofobik untuk meminimalisasi penyerapan air yang dapat menurunkan kemampuan DES dalam menyerap CO2 sehingga mempermudah proses regenerasi DES berbasis pemisahan flash. Modeling dilakukan untuk membuktikan kemampuan DES dalam menyerap CO2 berdasarkan prediksi oleh model termodinamika modified Peng-Robinson EOS dengan pembuatan model kesetimbangan gas-cair (VLE) DES-CO2. Selain itu, dilakukan juga simulasi menggunakan Aspen Plus yang berbasis absorpsi fisika model ekuilibrium serta regenerasi DES berbasis flash system yang dioptimasi dan divalidasi berdasarkan data eksperimental dengan nilai % rata-rata relatif deviasi absolut (AARD) berkisar antara 0,993% hingga 1,151%. Kemudian, diperoleh profil kelarutan CO2 dalam DES saat absorpsi yang menurun dan profil recovery CO2 dalam DES saat regenerasi yang meningkat seiring terjadinya peningkatan laju alir umpan DES. Hasil menunjukan DES yang mengandung CO2 dapat diregenerasi hingga mencapai kemurnian 99,9%.

Deep Eutectic Solvent (DES) is a combination of a Hydrogen Bond Acceptor (HBA) and a Hydrogen Bond Donor (HBD), showing potential as an alternative CO2 absorbent in natural gas processing compared to conventional solvents such as alkanolamines and ionic liquids. Experimental studies have demonstrated that DES possesses an excellent CO2 capture capability. DES can be classified into hydrophobic and hydrophilic DES based on their affinity for water. This research utilizes hydrophobic DES to minimize water absorption into DES, which can reduce the CO2 absorption efficiency of DES, thus facilitating the regeneration process of DES based on flash separation. Modelling is conducted to verify the CO2 absorption capability of DES, as predicted by the modified Peng-Robinson EOS thermodynamic model. This involves creating a VLE (Vapor-Liquid Equilibrium) model for DES-CO2. In addition, simulation is also conducted using Aspen Plus based on a physical absorption equilibrium model. The regeneration of DES is based on an optimized flash system, validated against experimental data with an average absolute relative deviation ranging from 0.993% to 1.151%. The results indicate that the CO2 solubility profile in DES during absorption decreases, and the CO2 recovery profile in DES during regeneration increases with the increasing feed flow rate of DES. The findings show that DES containing CO2 can be regenerated to achieve a purity of 99.9%."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Anis Hidayah
"

Industri sepeda motor merupakan salah satu pilar penting dalam sektor manufaktur Indonesia, dimana industri sepeda motor yang beroperasi di Indonesia mengalami peningkatan distribusi domestik sepeda motor rata-rata 17% per tahun. Pada industri sepeda motor, proses produksi tidak hanya proses perakitan kendaraan bermotor saja namun juga melakukan proses produksi beberapa komponen yang digunakan dalam kendaraan tersebut diantaranya proses die casting yaitu proses pembuatan komponen kendaraan dengan menggunakan teknik peleburan logam dengan suhu tinggi kemudian dituangkan ke dalam sebuah cetakan dan didinginkan untuk membentuk suatu benda seperti cetakan yang digunakan. Proses die casting diawali dengan tahap peleburan logam aluminium, dimana terjadi proses pembakaran bahan bakar menghasilkan 52-58% gas karbondioksida dan konsumsi energi sebesar 37% dari total keseluruhan emisi karbondioksida pada proses die casting. Pada penelitian ini dibahas mengenai penggantian bahan bakar solar menjadi gas alam dengan tujuan untuk mengurangi emisi karbon dioksida dan jumlah energi panas yang digunakan dari proses pembakaran bahan bakar. Dari hasil penelitian diperoleh emisi karbondioksida turun 954.270 kg/tahun atau 0,90 kg/produk die casting menjadi 675 kg/tahun atau 6,4x10-4 kg/produk die casting. Selain itu dilakukan pula analisis secara keekonomian terkait perbandingan biaya investasi dan konsumsi gas alam menggunakan pipa dan CNG dengan solar. Dari hasil analisa diperoleh hasil bahwa NPV pada jangka waktu operasi selama 10 tahun terdapat selisih keuntungan sebesar 8% untuk penggunaan gas alam pipa dan 15% untuk penggunaan CNG apabila dibandingkan dengan penggunaan solar, sehingga penggunaan CNG dinilai lebih baik dibandingkan pada penggunaan gas alam pipa.

Kata kunci : die casting, emisi karbon dioksida, energi panas, gas alam, keekonomian, solar.


Motorcycle industry is one of important industry in Indonesia, where is this industry increase their distribution to Indonesian people 17% average in a year.  Motorcycle industry not only produce motorcycle by assembling parts but also make production of some component part that used in motorcycle. One of component part production is die casting process. Die casting process is a process to made a part through metal smelting in high temperature then the liquid metal from smelting process poured into a casting and then cooling down until forming part like the casting. The beginning of die casting process is alumunium smelting, where in this process will cause a burning reaction of fuel and produce 52-58% carbon dioxide gas and 37% energy consume from all emission form in this process. In this research, disscussed about fuel change from diesel fuel to natural gas in alumunium die casting process to reduce carbon dioxcide gas emmission dan reduce energy consumption from burning reaction of diesel fuel. From simulation at this research, we got that carbon dioxide gas decrease from 954.270 kg/year atau 0,90 kg/die casting product to 675 kg/year atau 6,4x10-4 kg/die casting product. Not only about that, this research also make a simulation about economic at natural gas pipeline and CNG investation and it will be compared with existing diesel fuel. From our analysis, NPV of natural gas pipeline 8% greater than diesel fuel NPV at 10 years operation and NPV of CNG 15% greater than diesel fuel NPV at the same time operation. So, the conclusion of this research is CNG is better than natural gas pipeline because it can give more profit to this industry.

 

"
2019
T53199
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bangun, Andre
"Daging buah mahkota dewa Phaleria macrocarpa diketahui mempunyai senyawa fenolik yang tinggi seperti mahkosida A, 6,4- dihidroksi-4-metoksibenzofenon-2-O- ? ? ? ? -D-glukopiranosida, dan mangiferin. Senyawa fenolik pada mahkota dewa dapat berfungsi sebagai antikanker dan antioksidan. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan kondisi ekstraksi untuk mendapatkan kadar fenolik total optimum dengan menggunakan pelarut NADES Natural Deep Eutectic Solvent berbasis kolin klorida, menganalisis hubungan kadar fenolik total terhadap aktivitas antioksidan, dan mendapatkan profil kromatogram dari ekstrak yang diperoleh dari NADES berbasis kolin klorida. Variabel kondisi ekstraksi yang diteliti adalah rasio NADES, persen penambahan air, dan waktu ekstraksi dengan menggunakan metode Ultrasonic Assisted Extraction UAE.
Parameter ekstraksi dan kadar fenolik total yang diperoleh dioptimasi dengan Response Surface Methodology RSM. Didapatkan NADES kolin klorida ndash; asam laktat sebagai komposisi NADES yang dapat menarik senyawa fenolik dengan optimum. Hasil kadar fenolik total pada NADES kolin klorida-asam laktat yang optimum terdapat pada run-6 dengan kondisi rasio NADES 1:4, persen penambahan air 50, dan waktu ekstraksi 20 menit dengan kadar fenolik total sebesar 65,25 mg EAG/g serbuk dengan hasil desirabilty index 0,839. Berdasarkan uji korelasi Pearson, pada volume ekstrak yang sama didapatkan korelasi positif kadar fenolik total dengan aktivitas antioksidan p= 0,014, r= 0,948. Berdasarkan hasil profil kromatogram pada ekstrak dengan pelarut NADES dengan metode kualitatif diketahui bahwa ekstrak daging buah mahkota dewa yang diekstraksi dengan NADES kolin klorida ndash; asam laktat mengandung senyawa kuersetin, mahkosida A, 6,4- dihidroksi-4-metoksibenzofenon-2-O- ? ? ? ? -D-glukopiranosida, dan mangiferin.

The flesh fruit of Mahkota dewa Phaleria macrocarpa was known containing to have high amount phenolic compounds such as mahkoside A, 6,4 dihydroxy 4 methoxybenzophenone 2 O D glucopyranoside, and mangiferin. Phenolic compounds in the P.macrocarpa was used as anticancer and antioxidant. This study aimed to obtain extraction condition to obtain optimum of total phenolic compound using choline chloride based NADES Natural Deep Eutectic Solvent, to analyze the correlation of total phenolic compound and antioxidant activity on the extract, and to obtain the chromatogram profile of extract from choline chloride based NADES solvent. There were three parameters studied including NADES ratio, water content, and extraction time using Ultrasonic Assisted Extraction UAE.
Those parameters variables and the total phenolic content was optimized with Response Surface Mehodology RSM. Choline chloride lactic acid was the best composition of NADES to obtain higher amount of phenolic content. At run 6, with NADES choline chloride lactic acid 1 4, water content 50 and 20 minutes time extraction, successfully extract 65,22 mg GAE g dw total phenolic content from P.marcrocarpa with desirability index of 0,839. Based Pearson correlation test, there was significant strong correlation p 0,014, r 0,948 between total phenolic content and antioxidant activity on the extract with the same extract volume. Furthermore, chromatogram qualitatively showed that P.macrocarpa which was extracted using NADES contain choline chloride ndash lactic acid was found quercetin, mahkoside A, 6,4 dihydroxy 4 methoxybenzophenone 2 O D glucopyranoside, and mangiferin.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jennifer Wijaya
"Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan mengarakterisasi hydrophobic Deep Eutectic Solvent (DES) sebagai absorben karbon dioksida menggunakan carvacrol sebagai penerima ikatan hidrogen (HBA) dikombinasikan dengan 1-naphthol atau dodecanoic acid sebagai pendonor ikatan hidrogen (HBD). Pengujian kemampuan absorpsi CO2 oleh DES menggunakan metode volumetrik pada suhu isotermal 40oC dan tekanan 4 – 8 bar. Dari penelitian ini didapatkan DES dengan kemampuan absorpsi CO2 terbaik adalah carvacrol:1-naphthol (4:1) dengan kapasitas absorpsi 0,0179 mol CO2/mol DES pada tekanan absorpsi 7,84 bar. Kinerja DES terbaik tersebut dipengaruhi oleh tekanan absorpsi yang tinggi serta sifat komponen HBD 1-naphthol. Semakin besar tekanan absorpsi maka jumlah CO2 yang terabsorpsi semakin besar. Sifat hidrofobik DES dibuktikan dengan kandungan air DES yang diuji dengan metode titrasi Karl Fischer dan didapatkan hasil kadar air DES lebih kecil dari 1,25%. Dari hasil yang didapatkan DES penelitian ini dapat digunakan untuk pemisahan CO2 dalam proses pengolahan gas alam dan tidak berinteraksi dengan air sehingga tidak cepat rusak dan habis.

This study aims to inspect and characterize hydrophobic DES as carbon dioxide absorbent using carvacrol as hydrogen bond acceptor (HBA) combined with 1-naphthol or dodecanoic acid as hydrogen bond donor (HBD). The solubility of CO2 in DES were tested using the volumetric method at an isothermal temperature of 40oC and a pressure of 4-8 bar. From this study, it was found that the DES with the best CO2 absorption ability was carvacrol: 1-naphthol (4:1) with an absorption capacity of 0.0179 mol CO2/mol DES at a pressure of 7.84 bar. The greater the pressure, the greater the amount of CO2 absorbed. The hydrophobicity of DES was proven by the water content of DES which was tested by Karl Fischer titration method and the results showed that the water content of DES was less than 1.25%. From the results obtained, DES in this study can be used for CO2 separation in the natural gas processing process which does not interact with water so it is not easily damaged and exhausted."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>