Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 204970 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Niphi Diah Jumiyanti
"Angka Kematian Ibu, Bayi dan Balita masih tinggi di Indonesia. Salah satu usaha penurunannya adalah dengan memanfaatan data dan informasi untuk membantu perencanaan program. SP2TP adalah informasi yang potensial dalam membantu perencanaan program di Puskesmas. Di wilayah Puskesmas Tapos masih terjadi kematian ibu, bayi dan balita pada tahun 2013. Dan belum dilakukannya pemanfataan SP2TP di Puskesmas Tapos dalam medukung perencanaan program KIA. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan pendekatan operational research. Cara pengumpulan data dengan wawancara dan telaaah dokumen.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari proses analisis situasi masalah dengan cara melihat cakupan dan target, identifikasi masalah dengan pembuatan pohon masalah, prioritas masalah dengan teknik skoring, penetapan tujuan, alternatif pemecahan masalah hingga penyusunan rencana operasional. Dari proses penyusunan perencanaan operasional dengan memanfaatkan SP2TP diketahui masalah di Program KIA Puskesmas Tapos disebabkan oleh masalah kesehatan lingkungan yang masih rendah.

Maternal Mortality, Infant and Toddlers still high in Indonesia. One attempt decline is the utilization of data and information to help planning the program. SP2TP is a potential information to help planning programs at primary helath care. Based of profile, in regional of primary helath care in Tapos still going on maternal mortality, infant and toddler in 2013. And utilization of SP2TP is not optiml for supporting maternal and child health program planning. The design used in this study is a qualitative approach to operational research. The data collected through interviews and searching literature.
The results showed that the analysis of the situation of the problem by looking at the scope and targets, identifying problems with the manufacture of the problem tree, priority issues with scoring techniques, goal the program, alternative solutions to the preparation of operational plans. From the preparation of the operational planning process by utilizing of SP2TP, a known problem of maternal and child health program at primary health care in Tapos is caused environmental health program coverage was still low.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
S61140
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Galih Permana
"Angka Kematian Ibu dan Bayi masih menjadi perhatian nasional dan global. Bahkan penurunan angka kematian ibu dan bayi masih menjadi prioritas daerahdaerah di Indonesia. Salah satu faktor yang menyebabkan masih tingginya angka kematian ibu dan bayi adalah terhambatnya pelayanan kesehatan dasar yang merupakan kewenangan wajib pemerintah daerah dikarenakan masih rendahnya belanja kesehatan di beberapa wilayah di Indonesia. Angka nasional untuk belanja kesehatan sendiri masih berada di kisaran 3 %. Sementara Undang-Undang mengamanatkan 5% dari total APBN. Ketersediaan dana dan kondisi fiskal merupakan salah satu alasan dibalik rendahnya proporsi belanja untuk kesehatan di setiap daerah. Komitmen pemerintah daerah dan kebijakan dari pemerintah yang dibuat, merupakan faktor penentu dalam jumlah anggaran yang diterima oleh Dinas Kesehatan.
Penelitian ini bertujuan menganalisis kebutuhan biaya Standar Pelayanan Minimal SPM) program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) di Kabupaten Majalengka tahun 2017?2019 menggunakan desain penelitian studi kasus dengan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Pada tahun 2015, pembiayaan program KIA yang ada di Dinas Kesehatan Kabupaten Majalengka berasal dari APBD Kabupaten sebesar Rp1.628.255.186 dan Bantuan Keuangan dari Provinsi sebesar Rp33.890.000.
Hasil perhitungan kebutuhan biaya SPM program KIA yaitu tahun 2017 sebesar Rp3.680.558.521, tahun 2018 sebesar Rp2.705.532.478 dan tahun 2019 sebesar Rp1.661.271.066. Dalam pendekatan kualitatif, pemerintah daerah baik dari sisi eksekutif ataupun legislatif sudah memiliki komitmen dalam pemenuhan kebutuhan biaya program KIA. Tetapi besar kecilnya anggaran yang diterima ditentukan oleh ketersediaan anggaran, kondisi fiskal daerah dan unsur politik dan kebijakan pemerintahan. Perencanaan dan penganggaran di Dinas Kesehatan Kabupaten Majalengka belum berdasarkan SPM.
Penelitian ini menyimpulkan bahwa pemenuhan kebutuhan biaya SPM program KIA memerlukan dorongan dan dukungan dari pemerintah daerah. Oleh karena itu komitmen dan tindakan nyata dari pemerintah daerah dibutuhkan untuk menjaga keberlangsungan program tersebut.

Maternal and infant mortality remains a national and global concern. Even, the conditions in Indonesian the decline of maternal and infant mortality are still a priority for small Indonesian regions. One of the factors that led to this high rate of maternal and infant mortality is the obstruction of primary health care services, which is the authority of the local governments, due to the low spending on health care budget in several regions in Indonesia. The national average for health spending alone is in the range of 3%. While, the national constitution states that the minimum of health care budget is 5% of the total state budget. The availability of funds and fiscal conditions is one of the reasons behind the low proportion of health care spending in every region. The commitment of the local government and the policies is a decisive factor for the budget proportion received by the local health department.
This study aimed to analyze the cost requirements of Maternal and Child Health (MCH) program in Majalengka region in 2017 to 2019 using case study design with quantitative and qualitative approaches. In 2015, the budget forthe MCH program in the health department of Majalengka region came from the government budget for Rp1.628.255.186 (97.96%) and the financial aids from West Java Province for Rp33.890.000 (2.04%).
The results of the calculation need for the MCH program cost based on Minimum Service Standards (MSS) which in 2017 was Rp3.680.558.521, and were Rp2.705.532.478 and Rp1.661.271.066 in 2018 and 2019. In the qualitative approach, the local government, both the executive and the legislative, has a commitment in meeting the needs of the MCH program costs. However, the amount of the budget depends on to budget availability, fiscal conditions and elements of local politics and government policy. The planning and budgeting in health department of Majalengka region has not been determined based on MSS.
The study concluded that the cost requirement of the MCH program requires encouragement and support from the local government. Therefore, commitment and concrete action from the local government is needed to sustain the program.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
T45963
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Karsudi
"Based on letter of the director general of community health No. 590/BM/DJ/Info/V/96 intend the utilization the SP2TP for strengthening the quality of management effectively and efficiency at the health center level. The purpose of this research is to obtain information regarding the performance utility of SP2TP to provide support for the management process at the health center level in municipality in the year 2000, which be focused of user side and availability of data to provide support for strengthening the management process at the health center level, and factors related with the utilization of SP2TP. The factors are Knowledge, Perception, Habitual to use data in working, Needs of information, Availability of general information, Availability in program information, and the Processing of data. This research used the cross sectional design, to identify the relationship between variables with transitory measurement, which quantitative and qualitative approach.
Sample population and informant of this research are staff which responsibility of program, the chief of the health center, namely 114 workers. Test of statistic is chi square and logistic regression of multivariate, meanwhile qualitative data is analyzed with content analysis. The result of this research shows that the utilization of SP2TP to provide support the management process at the health center level is 2, 6%. There are 7 variables studied, three variables have related significantly with the utilization of SP2TP, they are Knowledge about SP2TP, Need of information on SP2TP and availability of program information in the SP2TP. It is concluded that the utilization of SP2TP to provide support the management process at health center level have relationship with knowledge, need information and availability of program information in the SP2TP. The effort of the utilization of SP2TP for strengthening the management process at the health center level, we should have to consider three factors which have been mentioned above. To overcome these problems, makes recommended 1) Training of the health center worker about the management process, 2) Strengthening the quality of supervision, 3). Coordination meetings are held between those responsible for SP2TP, programmer and other health decision maker for improvement of SP2TP. 4) Dissemination of monitoring and evaluation involved unit be held in periodic meeting.

Berdasarkan Keputusan Dirjen Binkesmas No. 590/BM/DJ/Info/V/96 diharapkan Puskesmas dapat meningkatkan kualitas manajemen Puskesmas secara lebih berhasil guna dan berdaya guna melalui pemanfaatan secara optimal informasi SP2TP. Penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran tingkat pemanfaatan SP2TP dalam menunjang manajemen Puskesmas di Kota Padang Tahun 2000. yang dititik beratkan dari sisi pengguna dan ketersediaan data dalam menunjang manajemen Puskesmas serta faktor-faktor yang berhubungan dengan pemanfaatan SP2TP, yaitu faktor pengetahuan, persepsi, kebiasaan menggunakan data dalam bekerja, kebutuhan informasi, ketersediaan informasi umum, ketersediaan informasi program, proses pengolahan data SP2TP. Penelitian ini merupakan penelitian potong lintang (cross sectional) dengan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Responden dan informan penelitian ini adalah para penanggung jawab program, dan kepala Puskesmas terpilih. Analisis data dilakukan dengan uji chi square dan analisis multivanat regresi logistik, sedangkan analisis secara kualitatif dilakukan dengan analisis isi. Dari hasil pengolahan data diperoleh informasi bahwa pemanfaatan SP2TP untuk menunjang manajemen Puskesmas adalah sebesar 2,6 %. Dari 7 (tujuh) varibel yang dipelajari terdapat hanya 3 (tiga) variabel yang mempunyai hubungan secara bermakna terhadap pemanfaatan SP2TP. Ketiga variabel tersebut adalah pengetahuan petugas tentang data yang terkandung dalam SP2TP, kebutuhan infonnasi SP2TP dan ketersediaan informasi program di dalam SP2TP. Disimpulkan bahwa pemanfaatan SP2TP dalam menunjang manajemen Puskesmasberhubungan erat dengan faktor pengetahuan petugas, faktor kebutuhan informasi dan faktor ketersediaan informasi program di dalam SP2TP itu sendiri.
Dalam upaya meningkatkan pemanfaatan informasi SP2TP oleh Puskesmas, perlu kiranya memperhatikan ketiga faktor tersebut. Upaya yang dilakukan dalam mengatasi kendala yang timbul di dalam pemanfaatan SP2TP adalah mengadakan 1). Pelatihan petugas Puskesmas, 2). Meningkatkan kualitas pembinaan (supervisi), 3). Melakukan kordinasi untuk mengadakan perbaikan terhadap item SP2TP agar datanya sesuai dengan kebutuhan program dan 4) Menyebarluaskan hasil pemantauan dan evaluasi kepada lintas program maupun lintas sektoral pada pertemuan-pertemuan secara berkala."
2001
T3618
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ike Anggraeni Gunawan
"Sistem Informasi Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) penting diperkuat di puskesmas agar mampu mengumpulkan dan menghasilkan data berkualitas, dapat diandalkan serta dimanfaatkan dalam perencanaan dan penentuan arah kebijakan. Keberhasilan suatu upaya/implementasi terhadap sistem informasi kesehatan akan lebih fokus serta tepat sasaran jika diketahui faktor yang menjadi penentu, potensial, dan berperan dalam mencapai kinerja program KIA yang optimal.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kontribusi pemanfaatan informasi dalam menunjang program kesehatan ibu dan anak di puskesmas. Penelitian bersumber dari Risfaskes Puskesmas Tahun 2011 dengan desain studi potong lintang. Sebesar 6.302 puskesmas digunakan sebagai sampel. Analisis Structural Equation Modelling (SEM) digunakan untuk merefleksikan respon variabel yang diamati atau ―indikator‖ dengan variabel laten (melalui model pengukuran atau confirmatory factor analysis/CFA) dan menggambarkan hubungan yang ada di antara variabel laten melalui model struktural.
Pemanfaatan informasi tidak terbukti berperan dalam menunjang kinerja program KIA, namun kualitas informasi terbukti memiliki kontribusi. Pemanfaatan informasi KIA di puskesmas belum berjalan dengan baik karena kemampuan SI yang tidak kuat, rendahnya dukungan kebijakan, kurang tersedianya prosedur kerja, dan minimnya tenaga ahli. Hal ini menyebabkan ketidaktepatan waktu pengumpulan informasi dan ketidaksesuaian informasi dengan kebutuhan serta belum terbangunnya budaya pemanfaatan informasi secara optimal.
Hasil penilaian COBIT 5 mengungkap bahwa kemampuan SI KIA masih berada pada level 1, bersifat ad hoc atau sistem sudah ada namun belum dikelola serta dijalankan dengan terorganisasi sehingga pada implementasinya sistem tersebut mengalami berbagai permasalahan. Sistem pada akhirnya kurang maksimal dalam menghasilkan informasi yang berkualitas serta kurang dalam pengunaannya sehingga pemanfaatan informasi yang ada belum memberikan dampak yang optimal terhadap kinerja program KIA. Di antara komponen building blocks, sumber daya manusia merupakan variabel yang paling berperan dalam menunjang kinerja program KIA di puskesmas.

Strengthened Maternal and Child Health (MCH) Information systems in Primary Health Care (PHC) was essential in assuring data quality to provide high-quality information for planning and decision-making in MCH issues. Implementation of intervention would be more focused and specific if we could identify the determinant and potential factors that played an important role in achieving better MCH performance.
This study aimed to examine the role of information quality and utilization in supported MCH program performance in PHC. This was a cross-sectional research with secondary data derived from health facility research conducted by Health Research and Development Board, Ministry of Health. As much as 6302 PHC were analyzed by structural Equation Modelling (SEM).
The study revealed that information utilization did not significant in influenced MCH program performance but information quality did. Information utilization was still low because of the low capability of the information system, lack of policy support, operational procedures not completely available and limited human expertise. This situation led to the timeliness of reports, inappropriateness information for decision making and the lack of data for decision-making cultures.
COBIT 5 assessment showed that MCH information system capability present at level 1 (performed process/ad hoc). The information system already existed but not well organized thus it couldn?t generate high-quality information and low in usage. Among other building bloks, human resources had the strongest correlation with MCH program performance.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
D2232
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Br Ginting, Lea Morry
"Kesehatan ibu dan anak adalah salah satu indikator derajat kesehatan yang dapat dinilai sebagai keberhasilan pelayanan kesehatan dan menjadi komponen indeks pembangunan dan indeks kualitas hidup. Namun, masalah kematian dan kesakitan Ibu dan anak di Indonesia masih merupakan masalah besar. Dengan demikian, pelayanan kesehatan ibu dan anak menjadi prioritas utama dalam pembangunan kesehatan di Indonesia. Upaya penurunan angka kematian ibu dan anak diperlukan sistem pencatatan dan pelaporan yang memiliki kualitas data dan utilitas data yang baik. Pelaporan dan pencatatan kesehatan ibu dan anak digunakan untuk melihat dan memantau faktor-faktor resiko dan non resiko selama proses kehamilan normal maupun tidak normal dalam melakukan intervensi segera. Puskesmas Berastagi dan Puskesmas Tiga Panah merupakan beberapa dari Puskesmas yang ditemukan ketidaksambungan data, tidak kredibel di Kabupaten Karo. Risiko dari data yang tidak kredibel adalah tidak bisa mengetahui besarnya masalah yang sesungguhnya sehingga tidak bisa memonitor, mengevaluasi keberhasilan atau kegagalan program. Pukesmas Berastagi dan Tiga Panah menerima pelaporan KIA dari Bidan di Desa. Oleh karena itu diperlukan adanya evaluasi sistem pencatatan dan pelaporan kesehatan ibu dan anak untuk melihat data kesehatan ibu dan anak yang ada di Puskesmas Berastagi dan Tiga Panah terutama pelaporan data dari Bidan di Desa. Penelitian ini merupakan peneltian kualitatif dengan pengambilan data melalui wawancara, observasi dan studi dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Puskesmas Berastagi memiliki kualitas data yang lebih baik dibandingkan dengan Puskesmas Tiga Panah namun masih terdapat desa yang harus diperbaiki dalam kualitas data; Penilaian lima komponen fungsi manajemen data, Puskesmas Berastagi memiliki pemanfaatan data dan informasi nilai yang paling rendah sedangkan untuk Puskesmas Tiga Panah dimana Pengolahan dan analisis data serta pemanfaatan data dan informasi memiliki nilai paling rendah ; Puskesmas Berastagi memiliki e-puskesmas namun belum mendukung pencatatan dan pelaporan KIA sedangkan Puskesmas Tiga Panah tidak memiliki e-puskesmas/SIMPUS; tidak terdapat SOP ; Formulir yang tidak tersedia secara rutin untuk Bidan di Desa di Puskesmas Berastagi sedangkan Puskesmas Tiga Panah tersedia secara rutin namun masih ditemukan Bidan di Desa mengirimkan dengan selembar kertas; tidak terdapat kebijakan secara tertulis terkait pencatatan dan pelaporan KIA; tidak pernah dilakukan pre dan post test di Puskesamas Berastagi dan Tiga Panah; Puskesmas Berastagi tidak memiliki dana khusus pencatatan dan pelaporan KIA.

Maternal and child health is one indicator of health status that can be assessed as the success of health services and is a component of the development index and quality of life index. However, the problem of maternal and child mortality and morbidity in Indonesia is still a big problem. Thus, maternal and child health services are a top priority in health development in Indonesia. Efforts to reduce maternal and child mortality require a recording and reporting system that has good data quality and data utility.Maternal and child health reporting and records are used to view and monitor risk and non-risk factors during normal and abnormal pregnancy processes in carrying out immediate interventions. Puskesmas Berastagi and Puskesmas Tiga Panah are some of the Puskesmas that were found to be data disconnected, not credible in Karo District. The risk of data that is not credible is not being able to know the true magnitude of the problem and so being unable to monitor, evaluate the success or failure of the program. Pukesmas Berastagi and Tiga Panah receive MCH reports from the village midwife. Therefore, it is necessary to have an evaluation of the recording and reporting system for maternal and child health to see the data on maternal and child health at the Berastagi and Tiga Panah Puskesmas, especially the reporting of data from village midwives. This research is a qualitative research by collecting data through observation interviews and documentation studies. The results showed that Puskesmas Berastagi has better data quality than Tiga Panah Puskesmas but there are still villages that need improvement in data quality; b. The assessment of the five components of the data management function, Puskesmas Berastagi has the lowest value data and information utilization, while for Tiga Panah Puskesmas that data processing and analysis as well as data and information utilization has the lowest value; Berastagi Puskesmas has an e-puskesmas but it does not yet support MCH recording and reporting, while the Tiga Panah Puskesmas does not have an e-puskesmas / SIMPUS; there isn’t standard operating procedures; Forms that were not regularly available for Village Midwives at Puskesmas Berastagi while Puskesmas Tiga Panah were available regularly but were still found. Village midwives sent them with a sheet of paper; there is no written policy regarding MCH recording and reporting; never done pre and post test at Puskesamas Berastagi and Tiga Panah; Berastagi Puskesmas does not have special funds for recording and reporting MCH."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lily Gracediani
"Salah satu target indikator kinerja pembangunan kesehatan Propinsi Sumatera Barat tahun 2003 adalah akses ibu hamil ke pelayanan antenatal (cakupan KI) 95%, dan pelayanan kesehatan ibu hamil yang berkualitas (cakupan K4) 85% (Dinas Kesehatan Propinsi Sumatera Barat, 2001). Pencapaian Cakupan K4 terendah di Propinsi Sumatera Barat pada tahun 2003 adalah Kabupaten Solok Data Dinas Kesehatan Kabupaten Solok pada tahun 2003, kunjungan ibu hamil baru (cakupan K I ) 92,4%, sedangkan pencapaian cakupan K4 mencapai 78,9%. Puskesmas Mahan Panjang sebagai salah satu Puskesmas di Kabupaten Solok, cakupan K4 selama tiga tahun tidak pernah mencapai target (2001:73%, 2002:76,2%, 2003:78,5%), Data jumlah kematian ibu Puskesmas Alahan Panjang tiga tahun terakhir memperlihatkan kecenderungan meningkat.
Penelitian dilakukan secara kualitatif bertujuan untuk memperoleh informasi tentang pengelolaan program Kesehatan Ibu di Puskesmas Alahan Panjang Kabupaten Solok. Variabel yang diteliti meliputi 1) variabel input yaitu petugas kesehatan, standar, uraian tugas, rencana kerja, dana dan sarana/prasarana, 2) variabel proses meliputi pemautauan wilayah setempat kesehatan ibu dan anak yang terdiri dari sasaran, target, pertemuan. Pemeriksaan kehamilan meliputi pelayanan antenatal, kunjungan lapangan, konseling. Penyuluhan dan supervisi, 3) variabel output yaitu cakupan K4 pada tahun 2003.
Hasil penelitian di Puskesmas Alahan Panjang diketahui bahwa petugas kesehatan yang memberikan pelayanan antenatal kurang. Standar yang digunakan adalah standar minimal 5T. Uraian tugas, rencana kerja belum dilaksanakan dengan baik. Dana yang tersedia untuk operasional kegiatan program kesehatan ibu dan anak masih terbatas, peralatan untuk pelayanan antenatal di Polindes masih kurang. Pelaksanaan pendataan sasaran, kunjungan rumah, konseling dan penyuluhan kepada ibu hamil belum dilakukan oleh bidan dengan baik. Supervisi oleh pimpinan kepada bidan belum optimal.
Untuk meningkatkan kualitas pelayanan program kesehatan ibu dan anak disarankan agar Pimpinan Puskesmas dan seluruh staf mempersiapkan perencanaan, pelaksanaan kegiatan yang terarah, pengawasan berjenjang dan mengevaluasi program Kesehatan lbu dan Anak secara mendalam untuk dapat mencapai Kabupaten Solok Sehat tahun 2010.
Daftar Pustaka: 64 (1980 - 2004)

Evaluation on Management of Maternal and Child Health Program in Alahan Panjang Public Health Center, Solok District Year 2003One target indicator of health development performance in West Sumatera Province year 2003 was pregnant women access to antenatal care (K 1 coverage) of 95%, and quality maternal health care (K4 coverage) of 85% (West Sumatera Health Office, 2001)_ The lowest K4 coverage in West Sumatera Province in 2003 was in Solok District. Data on Solok Health Office in 2003 showed K1 coverage of 92.4% and K4 coverage of 78.9%. Alahan Panjang Public Health Center (PHC) is one PHC in Solok which never achieved the target for three consecutive years (2001: 73%, 2002: 76.2%, 2003: 78.5%). Data on maternal mortality in Alahan Panjang PHC shows tendency to increase.
This study was conducted qualitatively and aimed to obtain information on the management of maternal health program in Alahan Panjang PHC. Variables under study including 1) input variables consisted of health worker, standard, job description, work plan, funding, and facilities, 2) process variables consisted of local area monitoring for maternal and child health (target, objectives, and routine meeting), pregnancy care (antenatal care/ANC, field visit, and counseling), and extension and supervision, 3) output variables that is K4 coverage in year 2003.
The study results showed that there was insufficient quantity of health worker provided antenatal care. Standard used was minimal standard of 5T. Job description and work plan were not adequately implemented. Available fund for program operational was still limited, and there was a lack of facilities of ANC in Polindes (maternal care unit in village level). Target data collection and updating, home visit, guidance and counseling to pregnant women were not implemented well by midwives. Supervision by higher level officer was suboptimal.
To improve the quality of maternal and child health program, it is recommended to Head of and all staff of PHC to prepare focused planning and implementation, multilevel monitoring, and to evaluate maternal and child health program in-depth as to achieve Healthy Solok District year 2010.
References: 64 (1980-2004)
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2004
T12870
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Noviyanti Wahyuni
"Skripsi ini membahas tentang peran Posyandu dalam upaya meningkatkan kesehatan ibu dan anak, khususnya di Jawa Barat. Masih tingginya angka kematian bayi dan balita serta angka kelahiran yang belum didukung dengan sistem pelayanan kesehatan yang efektif, mendorong Pemerintah Orde Baru mencanangkan program Posyandu. Di sisi lain, digalakkannya program ini juga menjadi wujud kebijakan pemerintah untuk mengikutsertakan partisipasi masyarakat dalam pembangunan kesehatan.
Pembahasan dalam skripsi ini terdiri dari tiga bagian. Bagian pertama menjelaskan beberapa upaya program kesehatan yang dilakukan di bawah kepemimpinan Soeharto. Bagian kedua menjelaskan kondisi masyarakat dan perkembangan Posyandu di Jawa Barat, serta dibahas pula masalah kesehatan ibu dan anak di daerah tersebut. Bagian ketiga menjelaskan pelaksanaan Posyandu dan kendala yang dihadapi, serta pencapaiannya.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa keberadaan Posyandu nyatanya telah berhasil menurunkan angka kematian bayi dan meningkatkan angka harapan hidup, serta memperoleh tanggapan positif dari berbagai pihak. Skripsi ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan metode penelitian sejarah dan berbagai sumber primer, sumber sekunder, serta sumber lisan.

This undergraduate thesis discusses about the role of Posyandu which sought to improve Maternal and Child Health (MCH), especially ones located in West Java. Caused by increasing growth of mortality rate of infants and children under five, as well as birth rate that had not been supported by an effective health care system, New Order government had encouraged to proclaim Posyandu program. On the other hand, this program also promoted to be a manifestation of government?s policy to encourage people?s participation in health development.
This research contains of three sections. The first one explains several efforts of health programs implemented under Soeharto?s regime. The second one explains the condition of society and development of Posyandu in West Java, thus discuss MCH issue on the region. The last section explains implementation of Posyandu and obstacles encountered, as well as the achievement.
The result of this research indicate that the existence of Posyandu certainly had gained successful decreasing infant mortality rate and increasing life expectation. Not to mention Posyandu had gained positive responses from various parties as well. This research defined as qualitative studies using historical research method with some primary sources, secondary sources, and verbal sources.
"
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2016
S62123
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: UI Publishing, 2024
618.92 LEA
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>