Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 153679 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Septiani Anwar
"Memiliki tubuh ideal adalah impian remaja, namun gaya hidup remaja memengaruhi kecenderungan obesitas. Mengonsumsi makanan cepat saji akan memengaruhi kenaikan berat badan pada remaja. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan konsumsi makanan cepat saji dengan kejadian obesitas pada remaja. Penelitian deskriptif dengan pendekatan cross sectional, bertempat di SMPN 115 Jakarta dengan sampel 97 remaja usia 13-14 tahun, dipilih dengan stratiffied sampling. IMT diperoleh berdasarkan BMI/U, dan konsumsi makanan cepat saji menggunakan kuesioner Food Frequency Questioner (FDA, 2006). Data dianalisis dengan uji chi square. Responden lebih banyak perempuan (58,8%) dibandingkan laki-laki (42,2%). Jenis makanan cepat saji yang banyak dikonsumsi yaitu es krim (57,7%), bahan olahan ayam (57,7%), serta coklat (55,7%). Hasil IMT menunjukan remaja mengalami obesitas sebesar 15,5%. Tidak terdapat hubungan antara konsumsi makanan cepat saji dengan kejadian obesitas pada remaja (OR=0,851; p=0,775). Terjadinya obesitas pada remaja bisa dipengaruhi oleh faktor lain seperti tingkat aktivitas fisik yang rendah, tingkat konsumsi yang tinggi, gaya hidup mewah, dan genetik.

Adolescence dreams to have an ideal body weight, however their lifestyle increases the risk of obesity. Consuming fast foods causes weight gain in adolescents. This study aimed to identify the correlation between fast foods consumption and the incidence of obesity in adolescents. It was a descriptive study with cross sectional approach, at Junior High School 115 Jakarta. The samples were 97 adolescents aged 13-14 years, selected by stratified sampling. BMI was obtained based on BMI per age, and fast foods consumption was measured using Food Frequency Questionnaire (FDA, 2006). Data were analyzed by chi square test. There were more female respondents (58.8%) than males (42.2%). The fast foods widely consumed were ice cream (57.7%), processed chicken (57.7%), and chocolate (55.7%). Results showed that 15.5% of adolescents were obese. There was no correlation between fast foods consumption and the incidence of obesity in adolescents (OR= 0.851; p= 0.775). The occurrence of obesity in adolescents can be influenced by other factors such as low level of physical activities, high consumption levels, luxurious lifestyle and genetics.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2015
S59583
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rumaisha Hasnah Ibrahim
"Obesitas merupakan masalah kesehatan yang terus mengalami peningkatan baik secara global maupun di Indonesia. Obesitas pada remaja didiagnosis dengan mengkategorikan indeks massa tubuh (IMT) menggunakan grafik CDC. Obesitas pada remaja dapat menimbulkan konsekuensi jangka panjang, seperti munculnya timbulnya resistensi insulin dan penyakit kardiovaskular di usia dini. Salah satu etiologi obesitas ialah asupan energi berlebih, yang berasal dari asupan kalori dari sumber makronutrien dalam jumlah yang tidak normal (lebih tinggi dari anjuran asupan gizi yang ada). Penelitian ini menganalisis hubungan asupan energi total dan jenis asupan makronutrien dengan derajat obesitas yang dikategorikan berdasarkan rerata IMT sampel. Subjek terdiri dari 69 remaja usia 14-18 tahun yang bersekolah di SMA di DKI Jakarta. Studi ini menggunakan desain potong lintang dengan menganalisis data sekunder yang didapat dari penelitian sebelumnya. Pada hasil ditemukan bahwa total asupan kalori tidak berhubungan dengan dengan derajat obesitas (p = 0,135) dan asupan makronutrien tidak memiliki hubungan signifikan dengan derajat obesitas (p > 0,05).

Obesity is a disease with increasing prevalence globally and within Indonesia. Obesity in adolescent is diagnosed using body mass index (BMI) percentile in growth chart arranged by CDC. Childhood obesity could lead to long term concequences such as insulin resistance and cardiovascular diseases at earlier age. One of the primary cause for obesity is excess energy intake in accordance to its energy requirement affected by total energy expenditure. Energy intake would be defined by total caloric intake and its variety of macronutrient composition. This research is conducted to determine the correlation between total caloric intake and macronutrient intake status with degree of obesity categorized by the mean of samples BMI. Subjects included 69 adolescents aged 14-18 who were studying in Senior High School in Jakarta during data collection. This research is a cross-sectional study using secondary data collected from a prior research. With comparative approach, the results show that total caloric intake does not corellate with degree of obesity (p = 0,135) and macronutrient composition has no significant corellation with degree of obesity (p > 0,05)."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sitorus, Nadya Geraldine
"Obesitas sudah menjadi epidemi pada hampir setiap negara, juga merupakan penyumbang 5,02 juta kematian secara global. Saat ini terdapat 175 juta anak dan remaja dengan obesitas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan obesitas pada pelajar usia remaja di Indonesia. Sumber data penelitian ini yaitu dari Global School-based Student Health Survey (GSHS) Indonesia tahun 2015. Penelitian menggunakan metode kuantitatif dan desain studi potong lintang (cross-sectional). Terdapat 9956 sampel yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Hasil penelitian terdapat 5,4% remaja dengan obesitas. Variabel yang berhubungan signifikan dengan kejadian obesitas yaitu usia (POR = 1,650; 95% CI: 1,357 – 2,006), jenis kelamin (POR = 1,635; 95% CI: 1,371 – 1,948), konsumsi buah (POR = 0,772; 95% CI: 0,615 – 0,970), merokok (POR = 0,655; 95% CI: 0,468 – 0,917), dan riwayat merokok orang tua (POR = 0,780 (95% CI: 0,651 – 0,935). Diperlukan keikutsertaan remaja dan keluarga serta pemerintah dan sekolah dalam melakukan perilaku hidup sehat untuk mencegah obesitas.

Obesity now is an epidemic in most countries, also cause of 5,02 million deaths globally. Up to now there are 175 million children and adolescents with obesity. This study aims to find out risk factors of obesity among school-going adolescent in Indonesia. Furthermore, this quantitative study used cross-sectional study design with secondary data from Global School-based Student Health Survey (GSHS) Indonesia 2015 with total 9956 adolescents as respondent. This study found 5,4% adolescents with obesity. Age (POR = 1,650; 95% CI: 1,357 – 2,006), sex (POR = 1,635; 95% CI: 1,371 – 1,948), fruit consumption (POR = 0,772; 95% CI: 0,615 – 0,970), smoking (POR = 0,655; 95% CI: 0,468 – 0,917), and parental smoking (POR = 0,780 (95% CI: 0,651 – 0,935) are significantly associated with adolescent obesity. Obesity prevention can be implemented with collaboration in government, school, and family settings so every person will live a healthy lifestyle."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Novialiana Sari
"Kegemukan dan obesitas selama masa remaja dapat menyebabkan banyak risiko kesehatan, termasuk peningkatan risiko diabetes, hipertensi, penyakit kardiovaskular, osteoartritis, stroke, dan jenis kanker tertentu. Prevalensi kelebihan berat badan dan obesitas di kalangan remaja di DKI Jakarta pada 2018 adalah 13,5%. Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor dominan terkait dengan terjadinya kelebihan berat badan dan obesitas. Sebuah studi cross sectional dilakukan pada 150 peserta dari kelas 10 dan 11. Data diperoleh dengan mengukur berat dan tinggi badan, kuesioner yang dikelola sendiri, dan wawancara penarikan makanan 24 jam. Data dianalisis menggunakan metode univariat, bivariat (uji chi square dan t independen), dan multivariat (regresi logistik biner). Prevalensi kelebihan berat badan dan obesitas di antara responden adalah 35,3%. Berdasarkan hasil dari analisis multivariat, faktor dominan yang berhubungan dengan terjadinya kelebihan berat badan dan obesitas adalah aktivitas fisik. Siswa yang memiliki tingkat aktivitas fisik rendah 6,9 lebih cenderung kelebihan berat badan dan obesitas daripada siswa yang memiliki tingkat aktivitas fisik yang tinggi. Peneliti menyarankan untuk melakukan pemantauan rutin status gizi, pendidikan kesehatan dan gizi, meningkatkan aktivitas fisik dan manajemen stres di sekolah.

Overweight and obesity during adolescence can cause many health risks, including an increased risk of diabetes, hypertension, cardiovascular disease, osteoarthritis, stroke, and certain types of cancer. The prevalence of overweight and obesity among adolescents in DKI Jakarta in 2018 is 13.5%. The main purpose of this study is to determine the dominant factors associated with the occurrence of overweight and obesity. A cross sectional study was conducted on 150 participants from grades 10 and 11. Data were obtained by measuring weight and height, a self-administered questionnaire, and a 24-hour food withdrawal interview. Data were analyzed using univariate, bivariate (chi square and independent t test), and multivariate (binary logistic regression) methods. The prevalence of overweight and obesity among respondents was 35.3%. Based on the results of multivariate analysis, the dominant factor associated with overweight and obesity is physical activity. Students who have a low level of physical activity are 6.9 more likely to be overweight and obese than students who have a high level of physical activity. Researchers suggest doing routine monitoring of nutritional status, health education and nutrition, increasing physical activity and stress management in schools."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Itsna Arifatuz Zulfiyah
"Hipertensi pada remaja didefinisikan sebagai tekanan darah sistolik dan/atau diastolik lebih dari P95 sesuai jenis kelamin, umur, dan tinggi badan. Peningkatan prevalensi hipertensi pada remaja secara global diduga disebabkan karena peningkatan prevalensi obesitas pada remaja. Remaja dengan obesitas berisiko sepuluh kali lebih besar mengalami hipertensi dibandingkan remaja dengan berat badan normal. Penelitian ini bertujuan untuk menyelediki korelasi antara tekanan darah dengan obesitas, yang direpresentasikan oleh indeks massa tubuh, lingkar pinggang, dan massa lemak tubuh, pada remaja yang mengalami obesitas. Penelitian ini menggunakan desain potong lintang dengan data sekunder yang didapat dari penelitian sebelumnya. Subjek penelitian terdiri dari 66 remaja berusia 14-17 tahun dengan indeks massa tubuh lebih dari P95 berdasarkan jenis kelamin dan usia. Tiga puluh dua (48,5%) dari 66 remaja obesitas pada penelitian ini mengalami hipertensi, dengan hipertensi sistolik sebanyak 25,8% dan hipertensi diastolik sebanyak 31,8%. Analisis bivariat menunjukkan bahwa tekanan darah sistolik tidak berkorelasi dengan indeks massa tubuh, namun berkorelasi positif dengan lingkar pinggang (r = 0,218, p <0,05) dan berkorelasi negatif dengan massa lemak tubuh (r = -286, p <0,05). Tekanan darah diastolik tidak berkorelasi dengan lingkar pinggang dan massa lemak tubuh, namun berkorelasi positif dengan indeks massa tubuh (r = 0,223, p <0,05). Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa remaja obesitas di Jakarta memiliki prevalensi hipertensi yang tinggi dan tekanan darah sistolik berkorelasi dengan lingkar pinggang dan massa lemak tubuh, sementara tekanan darah diastolik berkorelasi dengan indeks massa tubuh.

Hypertension in adolescents is elevation of systolic and/or diastolic blood pressure in the P95 or greater based on gender, age, and stature. The increased global prevalence of hypertension among adolescents is thought to be the result of the increasing prevalence of childhood obesity. Obese adolescents have tendencies to have hypertension ten times greater that the normoweights. This research is conducted to determine the correlation between blood pressure and obesity, which is presented as body mass index, waist circumference, and body mass fat, in obese adolescents. Using cross-sectional study, from secondary data collection, we found 66 adolescents age 14-17 years old in which body mass index are in the P95 or greater based on gender and age. Thirty-two (48,5%) adolescents have hypertension, where 25,8% adolescents have systolic hypertension and 31,8% adolescents have diastolic hypertension. Bivariate analysis shows that systolic blood pressure does not correlate with body mass index but positively correlates with waist circumference (r = 0,233, p <0,05) and negatively correlates with body mass fat (r = -286, p ≤0,01). Diastolic blood pressure does not correlate with waist circumference and body mass fat but positively correlates with body mass index (r = 0,223, p <0,05). It can be concluded that the prevalence of hypertension in obese adolecsents in Jakarta is high and systolic blood pressure has a weak correlation with waist circumference and body mass fat while diastolic blood pressure has a weak correlation with body mass index."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marie Christabelle
"Di berbagai bagian dunia termasuk Indonesia, individu dengan berat badan berlebih dipandang memiliki performa yang lebih buruk dibandingkan individu dengan status gizi baik. Dengan adanya stigma tersebut dan tingginya prevalensi berat badan berlebih di Indonesia, timbul pertanyaan di benak peneliti mengenai hubungan dari keduanya. Walau berbagai penelitian telah dilakukan untuk meneliti hubungan antara berat badan berlebih dan performa akademik, hasil dari penelitian-penelitian tersebut masih terbagi menjadi dua. Oleh karena itu, peneliti memutuskan untuk melihat apakah terdapat hubungan antara berat badan berlebih dan performa akademik individu pada remaja 16- 18 tahun di Jakarta Selatan. Penelitian dengan metode potong lintang dilakukan pada 373 siswa dari dua sekolah di Jakarta Selatan pada bulan Desember 2017-Januari 2018. Data diperoleh dengan mengukur berat badan dan tinggi badan siswa untuk menghitung status gizi serta mencari rerata hasil Ujian Harian dan Ujian Akhir Semester semester gasal tahun ajaran 2017/2018 untuk melihat bila siswa memiliki performa di atas Kriteria Ketuntasan Minimal. Hasil analisis data dengan uji kai kuadrat menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antar berat badan berlebih dan performa akademik (p = 0,452 untuk Bahasa Indonesia, p = 0,476 untuk Matematika) meski siswa dengan berat badan berlebih cenderung memiliki performa yang lebih baik pada beberapa komponen ujian. Pada akhirnya, disimpulkan bahwa baik berat badan berlebih maupun performa akademik merupakan kejadian yang multifaktorial sehingga sulit untuk ditentukan hubungan antar keduanya.

In different parts of the world, Indonesia included, overweight and obese people are seen to have worse performance compared to their healthy counterparts. With that stigma and the high prevalence of overweight and obesity in Indonesia, the researcher wondered if there was a relationship between the two. Although there were research that had been done to observe the relationship between overweight, obesity, and academic performance, the results obtained were still divided into significantly and non-significantly related; thus, the researcher decided to see if there was a relationship between overweight, obesity, and academic performance in 16-18 years old teenagers. A cross-sectional study was done to 373 students from two different schools in South Jakarta on December 2017-January 2018. Data was obtained by measuring height and weight of the participant to get his/her nutritional status and the average of participant`s odd semester Continual Assessment and Semestral Assessment of Academic Year 2017/2018 to see if the result was higher or equal to the passing grade. Data analysis with chi square test shows that there is no significant relationship between overweight, obesity, and academic performance (p = 0.452 for Indonesian Language and p = 0.476 for Mathematics) although overweight and obese students tend to have better performance in some exam. In the end, it is concluded that the events that lead to overweight, obesity, and one`s academic performance are all multifactorial that the relationship between the two is difficult to be determined."
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2018
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nina Fentiana
"Obesitas di usia remaja berkaitan dengan morbiditas, mortalitas, dan peningkatan risiko bahaya penyakit kronis juga penyakit tidak menular seperti diabetes mellitus tipe 2, hipertensi, gangguan orthopedik dan penyakit jantung. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui asupan lemak sebagai faktor dominan terjadinya obesitas pada remaja (16-18 tahun) di Indonesia tahun 2010. Rancangan penelitian adalah cross sectional (potong lintang) dengan mengolah data Riskesdas tahun 2010 pada bulan Oktober-November 2011. Jumlah sampel sebanyak 12.081 orang remaja. Pengolahan dan analisis data menggunakan uji chi square (bivariat) dan regresi logistik ganda (multivariat).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa prevalensi obesitas pada remaja di Indonesia tahun 2010 sebesar 1,5%. Hasil uji chi square (bivariat) menunjukkan ada perbedaan proporsi kejadian obesitas antara remaja dengan asupan energi lebih dan remaja dengan asupan energi tidak lebih.
Hasil analisis bivariat juga menyimpulkan ada hubungan yang signifikan antara jenis kelamin, pekerjaan kepala keluarga, pendidikan kepala keluarga, dan tingkat pengeluaran rumah tangga per kapita dengan kejadian obesitas remaja. Asupan lemak adalah faktor yang paling dominan berhubungan dengan obesitas remaja setelah dikontrol variabel asupan energi, jenis kelamin, pekerjaan kepala keluarga, dan tingkat pengeluaran rumah tangga per kapita per bulan (sosioekonomi). Hasil penelitian menyarankan mengurangi asupan lemak sebagai upaya pencegahan obesitas pada remaja.

Obesity in adolescence associated with morbidity, mortality, and increased risk of chronic disease is also danger of non-communicable diseases such as diabetes mellitus type 2, hypertension, orthopedic disorders and heart disease. The aim of this study is knowing fat intake as dominant factor of obesity in adolescents (16- 18 years) at Indonesia in 2010. Design of this study is a cross sectional and processing the data of Riskesdas 2010 in October-November 2011. The size of sample are 12.081 adolescents. Processing and data analysis using chi square test (bivariate) and multiple logistic regression (multivariate).
The results showed that the prevalence of obesity in adolescents Indonesia in 2010 is 1.5%. The results of chi square test (bivariate) showed have difference in the proportion of the incidence of obesity among adolescents with higher energy intake and energy intake of adolescents with no more.
The results of bivariate analysis also concluded significant association between sex, occupation head of the family, education head of the family, and the level of household expenditure per capita with the incidence of obese adolescents. Fat intake as dominant factor of obesity in adolescents having controlled variable energy intake, sex, occupation head of the family, and the level of household expenditure per capita per month (socioeconomic). The results of this study are suggested to reduce fat intake as a obesity prevention efforts.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
T30738
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nourmayansa Vidya Anggraini
"ABSTRAK
Prevalensi kelebihan berat badan pada remaja semakin meningkat yang berpotensi terhadap penyakit tidak menular (PTM) di masa yang akan datang. Tujuan KIAS ini adalah untuk mengatasi kelebihan berat badan pada remaja. Intervensi yang dilakukan adalah pemberian pendidikan kesehatan pada remaja mengenai kelebihan berat badan dengan menggunakan pendekatan monitoring mandiri SIFORTASIMA dan buku diari. Ketercapaian berat badan ideal pada remaja adalah 4.2%. Hasil penelitian menunjukkan terdapat peningkatan pengetahuan, sikap, dan keterampilan siswa di awal dan akhir dengan p value <0.05. Penelitian ini dapat merekomendasikan terhadap pihak suku dinas pendidikan dan sekolah untuk mengaktifkan kembali peran UKS di SMP sesuai dengan trias UKS, suku dinas kesehatan untuk lebih mengoptimalkan program perkesmas supaya pelayanan kesehatan kepada masyarakat, khususnya remaja dapat lebih bermutu dan berkualitas, serta perawat dapat menggunakan aplikasi android sebagai media promosi kesehatan dalam pencapaian berat badan ideal.

ABSTRACT
The increasing prevalence of overweight in adolescents may increase the potential for non-communicable diseases (NCDs) in the future. The purpose of this research is to overcome overweight in adolescents. The intervention is done through the provision of health education to adolescents regarding overweight using a "self-monitoring" SIFORTASIMA and the diary. The achievement of ideal body weight in adolescents is 4.2 %. The results showed that an increase in knowledge, attitudes, and skills of the students at the beginning and end with a p value of <0.05. It is recommended to education departments and schools to reactivate the role of junior UKS in accordance with UKS triad. In addition, the health department to further optimize PHN program so that health care services to the public can be more qualified and qualified, it is also expected to nurses to use android application as media promotion of health in achieving the ideal body weight.;"
2016
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Milla Ifariza
"Prevalensi overweight dan obesitas pada remaja setiap tahun meningkat pesat di seluruh dunia. Kejadian overweight dan obesitas pada remaja akan bermanifestasi menjadi penyakit kronis di masa dewasa. Menurut data Riskesdas tahun 2010 prevalensi penduduk usia 13-15 tahun di Indonesia yang mengalami status gizi overweight dan obesitas sebesar 2,5 yang kemudian meningkat menjadi 10,8 pada tahun 2013. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kebiasaan konsumsi serat dan faktor-faktor lainnya dengan overweight dan obesitas pada siswa SMPN 98 Jakarta Tahun 2017. Desain yang digunakan adalah cross-sectional dengan 208 siswa dari kelas 7 dan 8 dengan metode total sampling dari 6 kelas selama April-Mei 2017.
Hasil penelitian ini menunjukkan sebanyak 29,8 responden memiliki status gizi overweight dan obesitas. Uji statistik yang digunakan yaitu uji chi-square menunjukkan hubungan antara kebiasaan konsumsi serat, kebiasaan sarapan dan durasi tidur dengan overweight dan obesitas. Oleh karena itu, pihak sekolah perlu melakukan upaya pemantauan satus gizi remaja, progam penyuluhan gizi serta memasang media poster berkaitan dengan anjuran sayur dan buah.

The prevalence overweight and obesity in adolescents increasing rapidly around the world every year. The incidence of overweight and obesity in adolescents will manifest as a chronic disease in adulthood. According to Riskesdas data in 2010 the prevalence of overweight and obesity in adolescent 13 15 years old of 2,5 which then increased to 10,8 in 2013.The aim of this study to determine the relationship between fiber consumption habits and other factors with overweight and obesity in Junior High School Student of 98 Junior High School South Jakarta 2017. The design study used cross sectional with 208 student from grades 7th and 8th with a total sampling method from 6 classes during Aptil May 2017. This study used univariate and bivariate analysis.
Based from the result 29,8 of respondents had overweight and obesity and from analysis data by chi square test, there were significantly relationship between fiber consumption habits, breakfast habits and duration of sleep with overweight and obesity. Therefore, the school should make efforts to monitor the nutritional status of adolescents, nutrition counseling program and putting up poster media related to vegetable and fruit recommendations.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
S68493
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Ratna Intan
"Obesitas dapat diartikan sebagai penimbunan jaringan lemak tubuh secara berlebihan yang memberi efek buruk pada kesehatan. Kondisi ini dapat dialami oleh setiap golongan umur baik laki-laki maupun perempuan, akan tetapi remaja dan dewasa merupakan kelompok yang paling sering terjadi. Gaya hidup remaja saat ini yang sering melewatkan sarapan dan lebih suka mengkonsumsi fast food, serta cenderung sedentary life style, membuat remaja berisiko untuk menderita obesitas.
Tujuan penelitian ini adalah diketahuinya gambaran kejadian obesitas berdasarkan persen lemak tubuh dan faktor-faktor yang berhubungan pada remaja di SMA IT Nurul Fikri Tahun 2008. Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional. Populasi penelitian adalah remaja yang terdaftar sebagai siswa kelas 1 dan 2 di SMA IT Nurul Fikri Tahun ajaran 2007/2008 dengan sampel penelitian sebanyak 119 orang. Penelitian ini dilakukan pada bulan April-Mei 2008 dengan menggunakan instrumen penelitian berupa SECA, Microtoa, Bioelectrical Impedance Analysis, kuesioner, dan Food Frequency Questionnaire (FFQ). Cara pengumpulan data penelitian ini dengan menggunakan angket dan pengukuran persen lemak tubuh.
Hasil penelitian memperlihatkan bahwa sebanyak 30,3% responden mengalami obesitas yang diukur berdasarkan persen lemak tubuh. Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara variabel pola makan (kebiasaan sarapan, jajan, konsumsi fast food dan konsumsi serat), aktivitas fisik, pengetahuan gizi dan jenis kelamin dengan obesitas. Namun bila dilihat dari proporsinya, responden dengan frekuensi sarapan jarang, frekuensi konsumsi fast food sering dan responden yang berjenis kelamin perempuan menunjukkan kecenderungan untuk menderita obesitas.
Berdasarkan hasil penelitian, maka perlu diberikan penyuluhan mengenai pentingnya sarapan pagi agar siswa dapat berkonsentrasi saat belajar di sekolah dan agar siswa dapat terhindar dari masalah obesitas. Selain itu, penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan secara berkala juga diperlukan untuk mengetahui IMT siswa dan untuk mewaspadai kejadian obesitas sejak dini. Serta diperlukan kerjasama dengan guru olahraga untuk memanfaatkan jam pelajaran olahraga secara maksimal dengan berbagai kegiatan yang dapat meningkatkan aktivitas fisik siswa."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>