Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 178317 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Annis Safitri Febrianti
"Pembuatan TiO2 nanotube telah berhasil dilakukan. TiO2 nanotube dihasilkan dari proses anodisasi plat Ti dalam larutan elektrolit garam flourida dalam etilen glikol. Proses anodisasi dilakukan dengan menggunakan potensial 40 V selama 1 jam. TiO2 nanotube yang terbentuk kemudian didispersikan dalam larutan hidrogen peroksida, sehingga membentuk koloid TiO2. Penggunaan koloid TiO2 salah satunya adalah untuk melapisi TiO2 pada permukaan bahan agar memiliki kemampuan self cleaning.
Pelapisan TiO2 pada kain dan kaca telah berhasil dilakukan. Pelapisan TiO2 pada kain diperlukan penambahan spacer kimia dan perendaman kain dalam koloid TiO2. Pada pelapisan permukaan kaca dengan TiO2 dilakukan dengan cara penetesan koloid TiO2 pada permukaan kaca. Permukaan bahan yang telah dilapisi TiO2 dikarakterisasi dengan menggunakan SEM, UV-Vis DRS, FTIR, dan Contact Angle Meter. Setelah terlapisi dengan TiO2 permukaan kain kaca diuji kemampuan self cleaning dengan menggunakan zat warna Rhodamin B.
Telah didapatkan hasil pengujian aktivitas fotokatalis dari kain dan kaca yang telah terlapisi TiO2 dengan menggunakan iluminasi sinar matahari dan sinar UV. Kain yang telah terlapis TiO2 dapat mendegradasi zat warna sebesar 60,67% dengan iluminasi sinar UV selama 100 menit dan sebesar 75,63 % dengan iluminasi sinar matahari selama 180 menit. Kaca yang telah terlapis TiO2 dapat mendegradasi zat warna sebesar 53,01% dengan iluminasi sinar UV selama 60 menit, tidak terdeteksi pada 80 dan 100 menit dan sebesar 39,65% dengan iluminasi sinar matahari selama 20 menit, tidak terdeteksi pada 40, 60, 80 dan 100 menit.

Preparation of TiO2 nanotubes have been successfully carried out. The TiO2 nanotubes were produced by anodizing Ti plate in proper electrolyte solution. Anodizing process is performed by using a potential of 40 V for 1 hour. The formed TiO2 nanotubes were then dispersed in the water containing hydrogen peroxide, to obtain TiO2 colloidal. The water base colloidal of TiO2 then was applied to prepare a cloth/fabric and glass those have a self cleaning property. TiO2 coating on the fabric required the addition of a chemical spacer and soaking fabrics in TiO2 suspension.
While surface coating of the glass with TiO2 done by dripping of glass surface in the colloidal of TiO2. The materials those have been coated with TiO2 the were characterized by using SEM, UV-Vis DRS, FTIR, and Contact Angle Meter. In addition the TiO2 coated glass fabric was tested its self-cleaning ability by using Rhodamine B dyes, under illumination of sunlight and UV rays.
The test result of cloth/fabric which has been coated TiO2 showed that under UV light illumination for 100 minutes, it can degrade the dye by 60,67%, while under with sunlight illumination for 180 minutes can degrade up 75,63%. For the glass that has been coated with TiO2, the test showed that, under illumination of UV light for 60 minutes, it can degrade 53,01% of the dye, not detected for 80 and 100 minutes and under illumination of the sunlight for 20 minutes can degrade 39,65% of the dyes, not detected for 40,60,80 and 100 minutes.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2015
S61490
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nike Triendah Asih
"Pembuatan suspensi koloidal TiO2 nanotube berhasil dilakukan melalui. proses anodisasi plat Ti menggunakan metode Free Standing. Proses anodisasi dilakukan dengan menggunakan potensial 40 V selama 1 jam dan menggunakan larutan elektrolit garam flourida dalam etilen glikol. TiO2 nanotube yang terbentuk kemudian didispersikan dalam larutan hidrogen peroksida, untuk kemudian diresuspensi kembali sehingga membentuk koloid TiO2 berbasis medium air. Hasil karakterisasi koloid menggunakan PSA menyatakan bahwa ukuran partikel TiO2 dalam koloid sebesar 111,4 nm, dan hasil karakterisasi menggunakan UV-Vis menyatakan bahwa koloid bersifat stabil dalam waktu 3 minggu. Penggunaan koloid TiO2 berbasis medium air salah satunya adalah untuk melapisi TiO2 pada permukaan bahan agar memiliki kemampuan swabersih. Pelapisan TiO2 pada kaca telah berhasil dilakukan. Pelapisan permukaan kaca dengan TiO2 dilakukan dengan melapiskan koloid TiO2 secara spray coating.
Pelapisan dilakukan dengan memvariasikan jumlah semprotan yaitu 5, 10, 15, 20, dan 25 semprotan. Permukaan kaca yang telah dilapisi TiO2 dikarakterisasi dengan menggunakan SEM, UV-Vis DRS, FTIR, dan Contact Angle Meter. Diperoleh kaca dengan jumlah pelapisan paling optimal yaitu 20 kali semprotan, dengan nilai sudut kontak sebesar 7,82o dan persen loading sebesar 9,6x10-5 gram/cm2. Setelah terlapisi dengan TiO2 permukaan kaca diuji kemampuan swa bersih dengan menggunakan zat warna Rhodamin B. Telah didapatkan hasil pengujian aktivitas fotokatalis dari kain dan kaca yang telah terlapisi TiO2 dengan menggunakan iluminasi sinar matahari dan sinar UV. Kaca yang telah terlapis TiO2 dapat mendegradasi zat warna sebesar 33,62% dengan iluminasi sinar UV selama 30 menit. Dan kaca yang diiluminasi dengan sinar matahari mampu mendegradasi zat warna sebesar 81,42% selama 30 menit. Semakin lama waktu penyinaran, semakin banyak zat warna yang terdegradasi.

The preparation of TiO2 nanotube colloidal suspension was successfully conducted via a free standing anodization process of Ti plate. The anodization process was conducted in electrolyte solution of fluoride salt in ethylene glycol, under 40 V bias potential for one hour. The TiO2 nanotube formed was then dispersed in hydrogen peroxide solution, in order to be resuspended later to form water based TiO2 colloid. The characterization result of the colloidal suspension using PSA instrument, showed that the particle size of TiO2 in the colloid was 111,4 nm. Another characterization result of the colloid using UV-Vis spectrophotometer, showed that the colloid was stable for three weeks. The prepared water based TiO2 colloidal was applied for TiO2 coating on a certain material surface that enables the material to have self-cleaning ability. Coating of TiO2 on to glass surface was successfully conducted in this experiment. The coating of glass surface with TiO2, was conducted by spray coating the TiO2.
The coating was done by varying the number of sprays from 5, 10, 15, 20, and 25 sprays. The glass layer that has been coated by TiO2, was characterized using SEM, UV-Vis DRS, FTIR, and Contact Angle Meter. The optimal TiO2 coating of glass surface was found to be 20 sprays of the TiO2 colloid, with it?s angular contact value of 7,82o and it?s loading percentage of 9,6x10-5 gram/cm2. After the glass surface was coated with TiO2, the self-cleaning ability of the glass surface was tested using a Rhodamin B dyes sunlight illumination and UV light illumination. The TiO2 coated glass was able to degrade 33,62% of the coloring material under UV light illumination, for 30 minutes. While, the TiO2 coated glass was able to degrade 81,42% of the coloring material under sunlight illumination, for 30 minutes. The longer the time of illumination, the amount of coloring material degraded is higher.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2015
S62159
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Izayasa
"Preparasi dan karakterisasi suspensi koloidal titanium dioksida berbasis medium air dengan metode anodisasi telah dilakukan. Proses anodisasi dilakukan dengan variasi voltase dan durasi, yaitu 25V (1,2 jam) dan 40V (1,2 jam). Produk suspensi koloidal kemudian dilapiskan ke kaca. Lapisan TiO2 pada permukaan kaca membuat kaca menjadi material yang memiliki kemampuan membersihkan diri sendiri (self celaning). Pelapisan dilakukan menggunakan metode spin coating. Karakterisasi suspensi kolidal TiO2 dan lapisan TiO2 dilakukan dengan PSA, Spektrofotometer UV-Vis, Spektrofotometer UV-VIS DRS, FT-IR, SEM, dan pengukuran sudut kontak air.
Hasil PSA menunjukkan partikel TiO2 dalam suspensi koloidal memiliki diameter 106.4 nm. Kestabilan suspensi kolidal TiO2 berada pada periode 2 minggu.Hasil UV -VIS DRS menunjukkan kaca yang dilapisi suspensi kolidal TiO2 hasil anodisasi 40V 1 jam sebanyak 45X mempunyai band gap 3.24 eV; dan keberadaan puncak serapan IR pada panjang gelombang 678 cm-1 (indikasi adanya ~Ti-O-Ti~).
Hasil SEM menunjukkan morfologi permukaan kaca yang menunjukkan adanya lapisan TiO2 yang menempel. Sudut kontak yang didapatkan pada saat illuminasi dengan lampu UV hampir<10° , menunjukkan kaca bersifat superhidrofilik. Kaca yang dilapisi oleh TiO2 mampu mendegradasi senyawa zat warna congo red hingga 59.09% dalam keadaan illuminasi dengan lampu UV selama 100 menit.

Preparation by anodization method and Characterization of Water Based TiO2 has been done. Anodizing process were conducted with variation of voltage and duration at 25V for 1,2 hour and 40V for1,2 hour respectively. The resulted colllidal suspension then were employed for coating of glass plate, by a spin coating method. The TiO2 layer on the surface of glass resulted the coated glass surface showing self cleaning properties. PSA dan UV VIS were used to characterize the colloidal suspension. While, UV-VIS DRS, FT-IR, SEM, and contact angle measurements were performed to characterize the surface of glass coated by TiO2.
PSA showed TiO2 particle have a diameter of 106.4 nm, and showed a stability of the TiO2 colloidal suspension up to two weeks. UV VIS DRS show that the glass which was typically coated by TiO2 suspension has band gap of 3.24 eV, and showed the existence of the IR absorption peaks at wavenumber region 678 cm-1 (indication of the presence of -Ti-O-Ti).
SEM image showed that TiO2 layer was attached on to glass surface. The TiO2 coated glass, when ilumintaed by UV light, showed having contact angle as low as <100 , indicated its superhydrphilic property. In addition, glass coated with TiO2 was able to degrade up to 58.91% congo red when illuminated by UV light for 100 minutes.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
S58349
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aqila Nur Zhafirah
"Modifikasi pada morfologi TiO2 diperlukan untuk meningkatkan kinerjanya dalam aktifitas fotokatalitik. Dalam perkembangannya, dikenal istilah TiO2 Nanotube Arrays (TNTAs), yaitu lapisan tipis TiO2 yang memiliki luas permukaan besar serta saluran satu dimensi (one dimensionalchannel). Fabrikasi TiO2 secara anodisasi merupakan jalur preparasi yang dipilih karena kemampuannya untuk membentuk oksida anodik yang selforganized dalam bentuk struktur nanotube dengan barisan vertikal yang hampir sempurna. Elektrolit yang memiliki viskositas tinggi biasa digunakan dalam proses anodisasi, yaitu elektrolit organik seperti Etilen Glikol, yang dapat mengontrol laju difusi sehingga membentuk TiO2 nanotube yang lebih rapih dan terorganisir. Akan tetapi, penggunaan elektrolit organik masih memiliki kekurangan, yaitu dalam hal harganya
yang tergolong mahal dan kurang ramah lingkungan. Penggunaan elektrolit berbasis air dengan Natrium Karboksimetil Selulosa (Na-CMC) sebagai aditif yang mampu
meningkatkan nilai viskositas untuk mengontrol laju difusi, selama proses anodisasi, menjadi fokus kajian yang dilaporkan dalam penelitian ini. Efek viskositas pada pengontrolan laju difusi dimanfaatkan dalam preparasi TiO2 untuk mendapatkan morfologi nanotubes array (TNTAs). Selain viskositas, nilai pH larutan elektrolit berbasis air juga diinvestigasi pengaruhnya terhadap morfologi film TiO2 yang dihasilkan. Selama proses anodisasi diamati dengan seksama dinamika perubahan arus anodisasi pada berbagai kondisi elektrolit (variasi pH). Profile kurva arus terhadap waktu
selama proses anodisasi dievaluasi untuk mengetahui proses pertumbuhan nanotube bedasarkan masing–masing waktu dan nilai pH. Film TNTAs yang dihasilkan dikarakterisasi dengan SEM, XRD, FTIR, UV-DRS, dan sel foto elektrokimia. Berdasarkan hasil karakterisasi (SEM) morfologi film TiO2 yang dihasilkan, yaitu nilai diameter tabung, ketebalan dinding tabung, panjang tabung, dan porositas memiliki kaitan erat dengan kondisi elektrolit dan profile arus vs waktu anodisasi memberi petunjuk indikatif kuat atas tahapan pembentukan morfologi TiO2 Nanotubes Array.
Modifications of TiO2 morphology are required to improve its photocatalytic activity. TiO2 having Nanotube Arrays (TNTAs) morphology is well known as a thin layer of TiO2
which has a large surface area and having one-dimensional channel featrure. One of the method to prepare TNTAs is an anodization process, because of its ability to form selforganized anodic oxides in the form of nanotube structures, with nearly perfect vertical lines. Electrolytes with high viscosity are commonly used in the anodizing process to control diffusion rate, where usually organic electrolyte such as Ethylene Glycol is used. However, the use of organic electrolytes has a drwaback, namely involving a relatively expensive electrolyte media and less environmentally friendly. The use of water electrolytes with Sodium Carboxymethyl Cellulose (Na-CMC) as an additive that can increase the viscosity value, hence controlling the diffusion rate, can be considered as one of the best alternative, thus challenging for further investigation. In addition the pH
values of the electrolyte media might also play a key role to produced a highly ordered TNTAs. This reported research deal with investigation on the effect of electrolyte conditions and anodization time to the morphological features of prepared TNAs. In doing
so, the profile of anodization current dynamic along the anodization time will be observed and analyzed carefully, and the produced TNTAs film will be characterized by SEM,
XRD, FT-IR, UV-DRS, and electrochemical work station. The results showed that there were strong indication that the anodization profile (I vs time curve) well correlated to the growing stage of the TNTAs, in term of nucleation, porous formation, which is leading to controillable morphological feature of the TNTAs (e.g. tube diameter, tube’s wall thickness, and tube’s length)."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Khusnul Chotimah
"Celah energi (band gap) yang lebar dari fotokatalis TiO2 yang setara dengan cahaya UV membatasi aplikasi fokatalitiknya sehingga penggunaanya hanya terbatas pada daerah UV dan tidak pada daerah cahaya tampak. Pada penelitian ini dilakukan sintesis TiO2 nanotube yang di doping nitrogen (N-TiO2) dengan metode anodisasi untuk meningkatkan kereaktifanya dibawah sinar tampak dan memaksimalkan kinerja fotokatalisisnya. Anodisasi dilakukan pada plat logam Titanium dalam larutan elektrolit garam florida dan NH4NO3 sebagai sumber dopan Nitrogen. Preparasi N-TiO2 nanotube dilakukan dengan variasi waktu anodisasi (5 menit, 30 menit, 3 jam dan 6 jam), jenis larutan elektrolit yang digunakan (HF dalam air dan NH4F dalam gliserol) serta suhu kalsinasinya (450°C dan 600°C). Terhadap N-TiO2 yang telah dipreparasi dilakukan karakterisasi dan uji aktivitas fotokatalisis dari N-TiO2 tersebut.
Hasil karakterisasi menunjukkan bahwa N-TiO2 cenderung memiliki energi celah lebih kecil dari TiO2. Indikasi keberhasilan penyisipan nitrogen juga diperoleh dari profil puncak serapan infra merah, karakterisasi dengan SEM dan spektrum Energy Dispersive Xray (EDX) yang menunjukkan keberadaan unsur N, mengindikasikan terbentuknya N-TiO2 nanotube. Pengujian aktifitas fotokatalisis baik menggunakan sinar UV dan sinar tampak menunjukkan bahwa N-TiO2 mempunyai aktivitas fotokatalitik yang lebih baik daripada TiO2 dengan pencapaian aktifitas fotokatalisis terbaik yaitu pada N-TiO2 yang dianodisasi selama 30 menit dengan HF dalam air dan NH4NO3 pada suhu kalsinasi 450°C.

Wide band gap of TiO2 limit its photocatalytic application under UV light, not in Visible light. In this research, N-doped TiO2 nanotubes were synthesized by anodizing method to improve its reactivity under visible light and maximize the activity of photocatalytic performance. Anodizing step performed on titanium metal in an fluoride ion electrolyte solution and NH4NO3 as nitrogen dopant source. Preparation of N-doped TiO2 nanotube were conducted with variation of anodizing time (5 minutes, 30 minutes, 3 hours and 6 hours), the type of electrolyte solution (HF in water and NH4F in glycerol) and calcination temperature (450°C and 600°C). The prepared N-doped TiO2 before were characterized and the photocatalytic activity were tested.
Characterization result showed that the N-TiO2 tend to have smaller band gap than TiO2. Indication of the success of the insertion of nitrogen were supported from infrared absorption peak profiles, characterization by SEM and Energy dispersive X-ray spectrum (EDX), which clearly indicates the formation of N-TiO2 nanotubes. Photocatalytic activities using either the UV and visible light indicates that photocatalytic activity of N-doped TiO2 better than TiO2 with achieving the best photocatalytic activity on N-doped TiO2 that anodized for 30 minutes with HF in water and NH4NO3 at the calcination temperature of 450°C.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
S43663
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Asef Purwanti
"Dye-Sensitized Solar Cell (DSSC) telah menarik perhatian sebagai salah satu sumber energi alternatif yang terbarukan. Di daerah tropis, dimana cahaya matahari hampir tersedia sepanjang tahun, DSSC dapat menjadi sumber energi yang sangat berguna. Penelitian tentang DSSC telah dilakukan secara intensif oleh kelompok peneliti terutama di negara-negara maju. Saat ini, kami bekerja pada pembuatan DSSC dengan mensintesis TiO2 nanotube melalui proses anodisasi pada plat titanium dengan larutan elektrolit garam amonium florida dalam gliserol. Kemudian TiO2 nanotube dikarakterisasi dengan termal insitu XRD, UV-Vis DRS dan SEM, yang mengindikasikan terjadinya fase kristal anatase pada perlakuan panas suhu 400˚C. Film anatase yang terbentuk menunjukkan morfologi nanotube yang sangat teratur, dengan ketebalan film sekitar 1,6 μm. Nanotube memiliki rata-rata ketebalan dinding, diameter pori dan diameter luar sekitar 19 nm, 67 nm dan 105 nm. Kemudian zat warna alizarin yang berfungsi sebagai sensitizer dilekatkan pada TiO2 nanotube (TiO2-NT/alizarin) dengan metode elektroforesis. Ti/TiO2-NT/alizarin tersebut selanjutnya dirakit menjadi sel DSSC menggunakan iodium sebagai elektrolit dan film Pt pada kaca ITO sebagai elektroda counter. Hasil pengukuran menunjukkan bahwa rangkaian sel DSSC menghasilkan nilai efisiensi maksimum pada waktu anodisasi 4 jam dan waktu elektroforesis zat warna 12 menit.

Dye-Sensitized Solar Cell (DSSC) has attracted attention as one of future renewable alternative energy source. In tropical area, where the solar light is almost available all the year, DSSC can be very useful. Research on DSSC has been conducted intensively by research groups mostly in advance countries. We recently start work on DSSC issue by employing highly ordered TiO2 nanotube, prepared by anodization of titanium metal sheet in the present of aqueous ammonium fluoride in glycerol. The prepared TiO2 nanotube was characterized by mean insitu thermal treatment XRD, UV-Vis DRS and SEM, which indicate the occurrence of anatase crystal phase upon heat treatment at 4000C. The formed anatase film showed morphology of highly ordered nanotube array, with about 1.6 μm film thickness, having average of wall thickness and internal diameter of 19 nm and 67 nm, respectively. The typical dyes sensitizer (e.g. alizarin) then was attached to the TiO2 nanotube (TiO2-NT/alizarin) by electrophoresis method. The Ti/TiO2-NT/alizarin then was assembled in typical DSSC, employing iodine as an electrolyte and Pt film supported on an ITO glass, as the counter electrode and light window as well. The measurement result indicates that the series of DSSC cells produce the maximum efficiency at 4 hours anodization and 12 minutes electrophoresis dye."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
S42296
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sunarti
"Limbah dari industri tekstil merupakan salah satu limbah yang berbahaya karena sifatnya yang non biodegradable Salah satu jenis zat warna yang digunakan dalam industri tekstil adalah congo red Degradasi secara fotoelektrokatalitik merupakan metode yang efisien untuk mendegradasi congo red Dalam penelitian ini dilakukan studi terhadap proses degradasi congo red secara fotoelektrokatalisis menggunakan TiO2 nanotube yang diimobilisasi pada plat titanium Lapisan tipis TiO2 dipreparasi menggunakan metode anodisasi dilanjutkan dengan kalsinasi pada suhu 500oC Karakterisasi menggunakan DRS UV Vis menghasilkan nilai band gap 3 246 eV XRD menunjukkan struktur kristal anatase dan FESEM menunjukkan TiO2 bermorfologi nanotube serta karakterisasi secara fotoelektrokimia menunjukkan TiO2 aktif pada daerah sinar UV Pengamatan yang dilakukan pada saat degradasi congo red adalah perubahan spektra UV Vis sebelum dan sesudah didegradasi penurunan absorbansi dalam selang waktu tertentu dan keberadaan senyawa organik sederhana sebagai intermediet Pada kondisi percobaan dan dalam rentang waktu satu jam degradasi secara fotoelektrokatalisis menghasilkan persen degradasi sebesar 89 675 sedangkan dari hasil karakterisasi HPLC dan Spektrofotometer UV Vis menunjukkan keberadaan adanya senyawa intermediet asam oksalat.

Waste from the textile industry is one of the dangerous waste because of its non biodegradable properties One type of dyes which is used in the textile industry is congo red Photoelectrocatalytic degradation is an efficient way to degrade congo red In this research degradation of congo red carried out by photoelectrocatalysis using TiO2 nanotubes that was immobilized on titanium plate Thin layer of TiO2 was prepared using anodizing method followed by calcination at temperature of 500oC Characterization using DRS UV Vis produced band gap values was 3 246 eV XRD showed anatase crystalline phase FESEM showed morphology of TiO2 nanotubes and photoelectrochemical characterization showed that TiO2 active in the UV region Refer to present experimental conditions during one hour observation time as much as 89 675 of congo red was eliminated by the photoelectrocatalysis degradation In addition HPLC and UV Vis spectrophotometer characterization of treated water showed the presence of oxalic acid as intermediate."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
S52738
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Widuri
"Dewasa ini pengembangan nanomaterial TiO2 dalam bentuk film sedang mendapat perhatian karena kemudahan dalam aplikasinya. Aplikasi yang populer adalah untuk material antifogging dan self-cleaning. Aditif umumnya ditambahkan pada katalis ini untuk meningkatkan aktivitasnya. PEG (polyethylene glycol) digunakan untuk meningkatkan porositas, memperkecil ukuran kristal serta menurunkan kemungkinan terjadinya peretakan (cracking) film saat proses kalsinasi. SiO2 ditambahkan untuk meningkatkan keasaman dari katalis sehingga mampu meningkatkan hidrofilisitas dari katalis meskipun pada kondisi kurang cahaya. Dalam metode sol-gel rasio larutan prekursor dengan air sangat berpengaruh karena air memegang peranan penting dalam hidrolisis.
Dalam penelitian ini rasio larutan prekursor dan air dan berat molekul PEG akan dipelajari lebih dalam. Selain itu uji self-cleaning terhadap kondisi optimum juga akan dilakukan. Fotokatalis dalam percobaan ini dipreparasi dengan precursor TiAcAc dengan metode sol-gel dan kristalisasi panas. Sol dengan variasi TiAcAc/Air, dan berat molekul PEG serta penambahan PEG dan SiO2 kemudian dilapiskan pada penyangga kaca preparat dengan metode spin coating sedangkan pada keramik dilakukan metode spray coating yang dilanjutkan dengan pemanasan pada suhu 100_C dan kalsinasi mencapai suhu 520_ C. Selanjutnya untuk mengetahui hasil dari preparasi katalis ini akan dilakukan karakterisasi dengan FTIR, DRS dan TEM.
Uji aktivitas juga dilakukan untuk mengetahui kemampuan swa bersih dan anti kabut dari material yang dihasilkan yang meliputi pengukuran sudut kontak dengan alat contact angle meter dan pengamatan langsung dengan menggunakan kamera digital. Pengembangan nanomaterial dengan metode sol-gel dan kristalisasi panas dengan penambahan dopan PEG dan SiO2 berhasil dilakukan, merujuk pada hasil DRS yang menunjukkan band-gap makin besar, ukuran partikel makin kecil setelah diuji dengan TEM, serta hasil uji sudut kontak yang memperlihatkan penurunan sudut kontak air. Hal ini juga didukung hasil uji kualitatif dimana kabut dan kotoran tidak menempel setelah kaca dan keramik dilapisi oleh katalis. Variasi TiAcAc/H2O yang dilakukan menunjukkan kecenderungan kenaikan aktivitas katalis sesuai dengan hasil FTIR dan uji sudut kontak yang dilakukan, sedangkan variasi berat molekul PEG tidak begitu berpengaruh pada aktivitas katalis yang digunakan.

In the recent time, the development of TiO2 nanomaterial film has been interesting because of its practical applications. Its well known functions are as an antifogging and self cleaning material. Additives are usually added in order to improve its activity. PEG (polyethylene glycol) is generally used as an additive to increase porosity, minimize particle size and prevent film cracking during calcination. SiO2 could make surface more acid, so it can in crease hydrophilicity of TiO2 material even in non-irradiation places. In the sol-gel method, ratio between precursor solution and water ratio became important because water lead the hydrolysis.
In this research, ratio between precursion solution and PEG molecular weigt effect will be studied. Beside those, there are test of self-cleaning on the optimum condition. Photocatalyst in this experiment is prepared by using TiAcAc precursor by using sol-gel method. Sol with varies composition of PEG and SiO2 addition then coated in soda lime plate and ceramics as support by using spin coating method and spray coating method then dried in 100_C and calcined until 520_C. After the preparation, then catalyst has been characterized using FTIR, DRS and TEM.
Activity test was also done to know self-cleaning and anti fogging performance of this material by using contact angle meter and by direct observation using digital camera. Development of nanomaterial with sol-gel method and hot crystallization and the addition of dopan PEG and SIO2 is quite success according to DRS result that shows the increasing of band gap, the decrease of particle size from TEM result and also the decrease of contact angle. These results are supported also from qualitative test which showed antifogging and self-cleaning activity of catalyst coated glass. Variation of Tiacac/H2O showed the result tends to the decrease of activity. From this research, we find also variation of PEG molecular weight does not give a lot of effects for catalyst activity."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S49695
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Akmal Aqil
"TiO2 nanotubes sebagai fotokatalis secara efektif dapat mendegradasi zat warna, sehingga fotokatalis ini berpotensi untuk mengatasi masalah pencemaran sungai oleh limbah pewarna. Namun, fotokatalis ini memiliki band gap sebesar 3,2 eV (rentang energi sinar UV) sehingga tidak dapat dimanfaatkan secara maksimal pada iluminasi sinar tampak dari matahari. Oleh karena itu, dalam penelitian ini dilakukan modifikasi TiO2 nanotubes dengan doping bismut (Bi-TiO2-NT) untuk memperoleh aktivitas fotokatalitik di daerah sinar tampak. Bi-TiO2-NT berhasil disintesis secara anodisasi satu tahapan dengan Bi(NO3)3 sebagai sumber dopant. Kondisi sintesis optimum yang diperoleh berdasarkan densitas arusnya adalah 1M Bi(NO3)3 dalam elektrolit etilen glikol dengan metode anodisasi pada 40V selama 1 jam. Dalam penelitian ini, fotokatalis yang disintesis dikarakterisasi menggunakan XRD, FTIR, UV-Vis DRS, SEM-EDS, dan LSV. Hasil uji aktivitas fotokatalitik dalam mendegradasi 0,3 ppm rhodamin B pada iluminasi sinar tampak oleh TiO2-NT dan Bi-TiO2-NT berturut-turut sebesar 4% dan 13%.

TiO2 nanotubes as photocatalyst can effectively degrade dyes, hence it has a potential to solve the problem of river pollution by dyes waste. However, this photocatalyst has a band gap of 3,2 eV (UV light energy range) so it can not be fully utilized under illumination of visible light from the sun. Therefore, in this work, TiO2 nanotubes was modified with bismuth to obtain bismuth doped TiO2-NT (Bi-TiO2-NT) that has an activity in visible light. The Bi-TiO2-NT was successfully synthesized by one step anodization with Bi(NO3)3 as dopant source. The optimum synthesis conditions obtained based on its current density were 1.0 M Bi(NO3)3 in an ethylene glycol electrolyte with anodization at 40 V for 1 h. In this study, the synthesized photocatalyst was characterized using XRD, FTIR, UV-Vis DRS, SEM-EDS, and LSV. The results of the photocatalytic activity test in degrading 0,3 ppm rhodamin B under visible light illumination by TiO2-NT and Bi-TiO2-NT were 4% and 13%, respectively."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2017
S68627
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamad Arief Widyamoko
"Pengembangan nanomaterial TiO2 pada media keramik untuk aplikasi self cleaning telah dilakukan. Preparasi katalis dilakukan dengan metode sol-gel dengan variasi volume TiAcAc/H2O dan dilapiskan pada permukaan keramik dengan spray coating, kemudian dikalsinasi pada suhu 100°C-1180°C selama 30 menit. Keramik yang telah dilapisi katalis menunjukan penurunan sudut kontak air, dan sifat self cleaning yang aktif. Penambahan katalis pada permukaan keramik tidak mempengaruhi sifat mekanik dan matching color dibandingkan keramik standar. Hasil karakterisasi dengan alat XRD menunujukan adanya TiO2 dengan fasa rutile dengan ukuran kristal antara 60 nm - 77 nm.

Nanomaterial development of TiO2 at ceramic media for self cleaning application has been studied. Catalyst was prepared using sol-gel method with volume variation of TiAcAc/H2O and coated at ceramic surface with spray coating method, then calcinated at temperature from 100°C-1180°C for 30 minutes. Ceramic that has been coated shown a decreasing in contact angle water and active for self cleaning characteristic. Catalyst addition at ceramic surface didn't influence mechanical characteristic and matching color compared to ceramic standard. Characterization result using XRD showed TiO2 content in rutile phase with crystal size between 60 nm - 77 nm.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S52216
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>