Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 196215 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rahmatika Febrianti
"Penelitian ini mengeksplorasi mengapa Perancis membatasi freedom to manifest religion perempuan minoritas Muslim dengan burqa dan niqab pada 2010, padahal itu bertentangan dengan norma-norma Hak Asasi Manusia internasional, dapat melanggengkan subordinasi minoritas Muslim, serta dapat menghalangi penggunanya untuk keluar ke ranah publik. Penelitian ini menggunakan metode studi kasus dengan cara analisis interpretif, menggunakan konsep freedom to manifest religion dan asimilasi sebagai kerangka pikir utama. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembatasan freedom to manifest religion dimungkinkan karena kebebasan ini tidak bersifat absolut. Perancis menjustifikasi burqa dan niqab tidak sesuai dengan nilai Liberté, karena tidak menghargai hak perempuan dan lekat dengan fundamentalisme agama yang dapat menghambat proses asimilasi. Larangan ini mencerminkan kembalinya negara koersif dalam politik internasional kontemporer, dengan Perancis yang menegaskan kembali kesatuan identitasnya di tengah kemunduran ekonomi, imigrasi massal, dan globalisasi.

This research explores why France restricts the freedom to manifest religion of Muslim minority women by banning the burqa and niqab in 2010, despite its contradiction with international norms of human rights, its potential to perpetuate the subordination of Muslim minority, and its possibility to curb the wearer to be in public sphere. This is a case study research with interpretive method of analysis, using the concept of freedom to manifest religion and assimilation as the main framework of thinking. The research shows that the restriction is possible due to the non-absolutist nature of freedom to manifest religion. France justifies burqa and niqab incompatible with the value of Liberté, for they are oppressing women?s rights and related to religious fundamentalism which will hinder the assimilation process. The ban reflects ?the return of coercive state? in contemporary international politics, with France recalling its indivisible identity in the midst of economic downturn, mass immigration, and globalization."
Depok: Universitas Indonesia, 2015
S60471
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cut Iza Yurista
"[ABSTRAK
Tulisan ini membahas berbagai perspektif tentang hijab antara akademisi, masyarakat barat, feminis, politisi dan perempuan berhijab. Mereka memiliki interpretasi yang berbeda mengenai hijab. Tujuan dari penelitian ini adalah
untuk menganalisis alasan perempuan Muslim menggunakan hijab yang bertolak belakang dengan penyataanpernyataan
dari orang-orang yang yang mendukung pelarangan penggunaan burqa. Penelitian ini diurai dengan
penjelasan singkat tentang hijab dan dilanjutkan dengan analisis tentang isu pelarangan penggunaan niqab atau
burqa dan alasan perempuan menggunakan hijab. Data diperoleh dari tinjauan pustaka dan video. Hasil dari
penelitian ini adalah perdebatan terjadi karena kurangnya pengetahuan tentang Islam dari pihak-pihak yang
melarang penggunaan burqa dan mereka mengabaikan alasan perempuan-perempuan Muslim menggunakan hijab.
Perempuan Muslim di negara-negara barat melihat hijab sebagai bentuk kebebasan bagi mereka dan ekspresi diri
untuk mendekatkan kepada Sang Pencipta tanpa paksaan.;Muslim women who wear hijab.ABSTRACT All of them have their own interpretation regarding hijab. The purpose of this
research is to analyze Muslim women?s reasons in donning hijab which contradicts with the statements of people
whom support burqa ban. The research sets out with brief explanation of hijab, and then it is followed by an
analysis of niqab or burqa ban issue and women?s reasons of wearing hijab. Data are obtained from literature
reviews and watching videos. The result is the debate occurs because people, who support the burqa ban, have
poor knowledge about Islam and they ignore Muslim women?s reasons of wearing hijab. Muslim women in
Western countries find hijab as their liberation and their self-expressions in order to be closer to God without
being forced., Muslim women who wear hijab. All of them have their own interpretation regarding hijab. The purpose of this
research is to analyze Muslim women’s reasons in donning hijab which contradicts with the statements of people
whom support burqa ban. The research sets out with brief explanation of hijab, and then it is followed by an
analysis of niqab or burqa ban issue and women’s reasons of wearing hijab. Data are obtained from literature
reviews and watching videos. The result is the debate occurs because people, who support the burqa ban, have
poor knowledge about Islam and they ignore Muslim women’s reasons of wearing hijab. Muslim women in
Western countries find hijab as their liberation and their self-expressions in order to be closer to God without
being forced.]"
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2015
MK-PDF
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Hana Maryam
"Penelitian ini membahas mengenai makna budaya dalam perkembangan fesyen muslim di Indonesia pada masa pandemi Covid-19. Fesyen atau busana merupakan sesuatu yang dipakai dari ujung rambut hingga ujung kaki. Fesyen muslim adalah busana yang memiliki nilai-nilai spiritual bagi penggunanya. Pada masa pandemi Covid-19 ini, fesyen muslim tidak berhenti mengalami perkembangan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Peneliti melihat adanya kekhasan dalam perkembangan fesyen muslim di Indonesia pada masa pandemi Covid-19. Kekhasan tersebut terlihat melalui tahapan fenomenologi hingga akhirnya terlihat makna budaya yang terdapat dalam fenomena perkembangan fesyen muslim di Indonesia dalam masa pandemi Covid-19. Tujuan penelitian ini adalah menjelaskan makna budaya dalam perkembangan fesyen muslim di masa pandemi Covid-19 di Indonesia. Hasil dari penelitian ini adalah terdapat dua macam makna budaya pada perkembangan fesyen muslim di Indonesia pada masa pandemi Covid-19, yaitu makna spiritual dan makna estetika yang memengaruhi perkembangan fesyen muslim pada masa itu.

This study discusses the value of culture in the development of muslim fashion in Indonesia during the pandemic of Covid-19. Fashion or clothing is everything that is worn from head to toe. Muslim fashion is clothing that has spiritual values for its users. During the Covid-19 pandemic, Muslim fashion did not stop experiencing developments. This research uses qualitative method. The researcher saw a peculiarity in the development of Muslim fashion in Indonesia during the Covid-19 pandemic. This uniqueness can be seen through the phenomenological stages until finally the cultural meaning contained in the phenomenon of the development of Muslim fashion in Indonesia during the Covid-19 pandemic. The purpose of this research is to explain the meaning of culture in the development of Muslim fashion during the Covid-19 pandemic in Indonesia. The results of this study are that there are two kinds of cultural meaning in the development of Muslim fashion in Indonesia during the Covid-19 pandemic, namely spiritual meaning and aesthetic meaning that influenced the development of Muslim fashion at that time."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
JIIS 3:2(2009)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
London: Routledge, 1997
291 FRE
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Brown, L. Carl
"Buku ini menjelaskan mengenai pendekatan yang digunakan muslim mengenai politik"
Columbia : Columbia University Press, 2000
297.272 BRO r
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Khomariyah
"Kebebasan beragama dan berkeyakinan merupakan hak sipil dasar dari setiap manusia. Setiap individu memiliki kebebasan meyakini kepercayaan atau agama sesuai dengan hati nuraninya, serta hak untuk terhindar tindakan represi dari pemerintah ataupun suatu kelompok masyarakat terkait dengan masalah beragama dan berkeyakinan. Pelanggaran terhadap kebebasan beragama dan berkeyakinan dapat memunculkan konflik di dalam masyarakat, mengurangi perdamaian, bahkan menghambat aktivitas bisnis dan perekonomian serta menurunkan kesejahteraan.
Penelitian ini mencoba mencari tahu pengaruh kebebasan beragama dan berkeyakinan terhadap kesejahteraan menggunakan data panel dari 33 provinsi di Indonesia dari tahun 2010 hingga 2016. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linier berganda berbasis Two Stage Least Square 2SLS.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kebebasan beragama dan berkeyakinan mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap kesejahteraan. Selain itu, variabel yang mewakili aspek pendidikan, aspek kesehatan dan lingkungan hidup, dan aspek peran Dewan Perwakilan Rakyat Daerah DPRD juga turut berpengaruh secara signifikan terhadap kesejahteraan.

Freedom of religion and belief are the basic civil rights of every human being. Every individual has the freedom to believe in a belief or religion according to his her conscience, as well as the right to free from repression undertaken by government or a group of community related to religious and belief issues. Violations of religious freedom and beliefs can lead to conflicts within society, reducing peace, even hampering business and economic activity and degrading wellbeing.
This research tries to find out the influence of freedom of religion and belief on wellbeing using panel data from 33 provinces in Indonesia from 2010 until 2016. The method used in this research is multiple linear regression based on Two Stage Least Square 2SLS.
The results showed that freedom of religion and belief has a positive and significant influence on wellbeing. In addition, the variables that represent aspects of education, health environmental aspects, and the role of Regional Peoples Representative Assembly also significantly influence the wellbeing.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Pensil-324, 2004
297.569 4 MIN
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Alvia Putri Shafyra
"Artikel ini berfokus pada dampak islamofobia terhadap perempuan muslim pada bidang pekerjaan di Prancis, khususnya saat mencari kerja dan saat bekerja di perusahaan. Populasi muslim yang berkembang secara pesat di Prancis setiap tahunnya menyebabkan rasa kekhawatiran muncul di kalangan masyarakat Prancis. Ditambah lagi, banyaknya aksi-aksi terror yang dilakukan oleh para ektrimis Islam semakin membuat masyarakat Prancis takut akan keberadaan muslim. Pada 2011, pemerintah Prancis menetapkan Undang-undang larangan penggunaan burqa yang menandai meningkatnya diskriminasi yang didasarkan oleh islamofobia. Perempuan muslim menjadi target utama diskriminasi. Salah satu tindakan diskriminasi yang sering dilakukan adalah diskriminasi pada bidang pekerjaan. Dengan menggunakan metode kualitatif dan teknik studi pustaka, tulisan ini hendak menguraikan fenomena islamofobia dan dampaknya terhadap kondisi perempuan muslim pada bidang pekerjaan di Prancis. Konsep yang digunakan dalam penelitian ini adalah konsep islamofobia Erik Bleich dan Multiple Discrimination Dermana Seta. Hasil dari penelitian ini adalah perempuan muslim mengalami diskriminasi, baik pada tahap pencarian kerja maupun saat bekerja di perusahaan. Pada saat pencarian kerja, diskriminasi terjadi pada dua tahap yaitu tahap penyeleksian CV dan tahap wawancara kerja. Kebanyakan dari perempuan muslim tidak mendapatkan pekerjaan karena identitas keagamaan mereka yang terlihat dari nama dan penggunaan jilbab. Ketika perempuan muslim bekerja di perusahaan, mereka mendapatkan perlakuan diskriminasi yang meliputi upah yang sedikit, jumlah kerja yang dua kali lebih banyak dibandingkan karyawan lainnya dan sulit untuk naik jabatan. Bahkan, perempuan muslim yang menggunakan jilbab seringkali harus menerima hukuman berupa pemecatan yang dilakukan oleh pemimpin perusahaan.

This article focuses on the impact of islamophobia towards muslim women at French work field, especially when they look for jobs and when they work in a company. Muslim population which is growing rapidly every year in France starts to cause a sense of concern to emerge among French society. Furthermore, the large number acts of terror carried out by Islamic extremists has increased the fear towards muslim. In 2011, French government has decreed la loi contre burqa which marked the increase of islamophobia. Muslim women became a main target of the acts of islamophobia. The form of acts islamophobia which perform oftenly by people according to ENAR is discrimination in work field. Using a qualitative method and literature study, this article aims to explain the phenomenon of islamofobia in France and its impact towards muslim women in French work field. The concept that will be used in this article is the concept of islamophobia by Erik Bleich and Multiple Discrimination concept by Dermana Seta. The result of this article is Muslim women is discriminated at the stage of CV selection and job interview, meanwhile when they work in a company, they get less wages, have to work twice as much as other employees, and have a difficulty to get an excecutive position. Moreover, muslim women who wear headscarves often have to accept punishments in the form of dismissals carried out by employers."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2019
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Wilson-Hartgrove, Jonathan, 1980-
"Just as Reconstruction after the Civil War worked to repair a desperately broken society, our Christianity requires a spiritual reconstruction that undoes the injustices of the past. Jonathan Wilson-Hartgrove traces his journey from the religion of the slaveholder to the Christianity of Christ, showing that when the gospel is reconstructed, freedom rings both for individuals and for society as a whole."
USA: Inter Varsity Press, 2018
277 WIL r
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>