Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 58336 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Bernita Yanuaritamala
"Antioksidan dalam tanaman bertindak sebagai radical scavengers dan membuat radikal bebas mengalami penurunan reaktivitas. Antioksidan dapat ditemukan di dalam buah, sayuran, teh, dan lain sebagainya. Metode ekstraksi dengan bantuan gelombang mikro (MAE) telah digunakan untuk menyari senyawa aktif dalam tanaman, seperti pada tanaman Myrmecodia pendens. Parameter yang dapat digunakan untuk mengekstraksi dengan metode MAE yaitu konsentrasi etanol, volume pelarut, daya alat, serta waktu ekstraksi. Keuntungan menggunakan metode MAE yaitu mengurangi waktu ekstraksi serta mengurangi jumlah pelarut yang digunakan. Analisis dilakukan dengan bantuan response surface methodology guna mendapatkan kondisi ekstraksi yang bervariasi. Dalam uji aktivitas antioksidan dengan metode DPPH dan reducing power menggunakan metode MAE, didapat hasil berupa kemampuan inhibisi tertinggi dengan nilai IC50 terendah pada kondisi konsentrasi pelarut etanol sebesar 80%, rasio pelarut : sampel adalah 12 : 1, waktu ekstraksi 10 menit, dan daya alat 50% dengan nilai IC50 pada metode DPPH dan reducing power masing-masing adalah 0,78 dan 0,98 ppm.

Antioxidants in plant material act as radical scavengers and helps in converting free radicals to less reactive. Antioxidants can be found in fruits, vegetables, tea, et cetera. Microwave-assisted extraction has been used for the extraction active compounds in plant, such as the extraction from Myrmecodia pendens. Several influential parameters of the MAE are ethanol concentrations, solvent volume, microwave power, and extraction time. The advantages of this methode include reduce extraction time and solvent volume. The analysis was performed with rsponse surface methodology in order to get varying extraction conditions. In this study about activity antioxidants by DPPH and reducing power method, shows that the highest inhibition capability with the lowest IC50 values is on​​ condition of 80% ethanol concentration, ratio of solvent : sample is 12 : 1, extraction time 10 minutes, and power of MAE 50% with IC50 values ​​in the method of DPPH and reducing power, respectively, 0.78 and 0.98 ppm."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2015
S60371
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Fajry Maulida
"Anthocyanin has various biological activities such as antioxidative, antiiflammation, neuroprotective, and periductal antifibrosis effect. To obtain anthocyanin from Myrmecodia pendens tubers optimally, it needs to be extracted with appropriate method. Microwave-Assisted Extraction (MAE) method was chosen because of its brief extraction time, saving solvents, and cheap compared to conventional extraction methods. Response Surface Methodology (RSM) was used to arrange the experiment design and to determine the optimum condition of MAE in order to obtain anthocyanin concentration. The purpose of this study was to determine the optimum condition of MAE in obtaining anthocyanin concentration from Myrmecodia pendens using RSM. The research methods included the experiment design arrangement, samples preparation, extraction using MAE, anthocyanin concentration measurement with spectrophotometer UV/Vis, and data analysis by RSM. The factors in this experiment design were solvent concentration, ratio, time, and power. The analysis result of optimum condition obtained was the condition with solvent concentration of ethanol 80%, solid-liquid ratio 1:8, extraction time 3 minutes, and MAE power 10%, by desirability index 0.877 and anthocyanin concentration 3,807.31 mg/L cyanidin-3-glucoside equivalents.

Antosianin memiliki berbagai aktivitias biologis seperti efek antioksidatif, antiinflamasi, neuroprotektif, dan antifibrosis periduktal. Salah satunya umbi Myrmecodia pendens, diketahui mengandung antosianin. Untuk memperoleh antosianin dari umbi Myrmecodia pendens tersebut secara optimum perlu dilakukan ekstraksi dengan metode yang sesuai. Metode ekstraksi berbantu gelombang mikro (MAE) dipilih karena waktu ekstraksinya yang singkat, hemat pelarut, dan murah dibandingkan dengan metode ekstraksi konvensional. Metode permukaan respon (RSM) digunakan untuk merancang desain eksperimen dan menentukan kondisi optimum MAE dalam memperoleh kadar antosianin. Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan kondisi optimum MAE dalam memperoleh kadar antosianin dari umbi Myrmecodia pendens menggunakan RSM. Metode penelitiannya meliputi pembuatan desain eksperimen, persiapan sampel, ekstraksi dengan MAE, penentuan kadar antosianin menggunakan spektrofotometer UV/Vis, dan analisis data menggunakan RSM. Faktor dalam desain eksperimen ini antara lain konsentrasi pelarut, rasio, waktu, dan daya. Hasil analisis, kondisi optimum diperoleh dengan faktor konsentrasi pelarut etanol 80%, rasio sampel terhadap pelarut 1:8, waktu ekstraksi 3 menit, dan daya alat MAE 10%, dengan indeks desirability 0,877 dan kadar antosianinnya sebesar 3.807,31 mg/L ekuivalen sianidin-3-glukosida."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2015
S60131
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pohan, Yoga Diatama
"Kurkumin merupakan senyawa polifenol yang banyak terkandung pada tanaman kunyit (Curcuma longa L.). Kurkumin terbukti memiliki aktivitas biologis seperti antibakteri, antikanker, antioksidan, antidiabetes, dan antiinflamasi. Metode microwave-ultrasound-assisted extraction (MUAE) merupakan metode ekstraksi hijau yang dikembangkan untuk meningkatkan yield kurkumin dan meningkatkan produktivitas ekstraksi. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan yield kurkumin dan meningkatkan produktivitas ekstraksi dibanding dengan metode ultrasound-assisted extraction (UAE) dengan menambahkan microwave pre-treatment menggunakan natural deep eutectic solvents (NADES) sebagai pelarut yang ramah lingkungan. Kondisi operasi seperti waktu microwave pre-treatment dan waktu ekstraksi dioptimasi dengan menggunakan response surface methodology (RSM). Kondisi optimum diperoleh pada waktu microwave pre-treatment 60 detik dan waktu ekstraksi 20 menit dengan produktivitas ekstraksi tertinggi. Metode MUAE menghasilkan yield kurkumin 9,96% lebih tinggi dengan peningkatan produktivitas sebesar 2,32 kali lipat dibandingkan metode UAE. Kurkumin hasil ekstrak diseparasi dengan metode yang ramah lingkungan menggunakan air sebagai anti pelarut untuk memisahkan kurkumin dari NADES. Proses separasi kurkumin yang dilakukan, menghasilkan recovery sebesar 12,50%-54,03% dan meningkatkan kemurnian kurkumin dari 0,11%-0,31% pada ekstrak menjadi 13,79%-24,14% pada padatan kurkumin.

Curcumin is a polyphenolic compound that is widely contained in turmeric plants (Curcuma longa L.). Curcumin is proven to have biological activities such as antibacterial, anticancer, antioxidant, antidiabetic, and anti-inflammatory. The microwave-ultrasound-assisted extraction (MUAE) method is a green extraction method developed to increase curcumin yield and improve extraction productivity. This study aims to increase curcumin yield and increase extraction productivity compared to the ultrasound-assisted extraction (UAE) method by adding microwave pre-treatment using natural deep eutectic solvents (NADES) as an environmentally friendly solvent. Operating conditions such as microwave pre-treatment time and extraction time were optimized using response surface methodology (RSM). The optimum conditions were obtained at a microwave pre-treatment time of 60 seconds and an extraction time of 20 minutes with the highest extraction productivity. The MUAE method produced 9.96% higher curcumin yield with an increase in productivity of 2.32 times compared to the UAE method. The extracted curcumin was separated by an environmentally friendly method using water as an anti-solvent to separate curcumin from NADES. The curcumin separation process resulted in recovery of 12.50%-54.03% and increased the purity of curcumin from 0.11%-0.31% in the extract to 13.79%-24.14% in curcumin solids."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alifana Jasmindriyati
"Tanaman Annona muricata Linn., termasuk kedalam suku Annonaceae. Berdasarkan penelitian terdahulu diketahui bahwa beberapa tanaman dari suku Annonaceae memiliki aktivitas antioksidan dengan berbagai metode uji antioksidan, namun informasi mengenai metode pengekstraksiannya hanya terbatas pada metode Soxhlet. Berdasarkan data tersebut dilakukan penelitian dengan berbagai metode ekstraksi. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui aktivitas antioksidan dari ekstrak etanol pada semua metode ekstraksi, serta mengetahui golongan senyawa kimia dari fraksi teraktif.
Pada penelitian ini, daun Annona muricata Linn. diekstrak dengan metode yang berbeda dengan pelarut etanol menggunakan metode dingin dan metode panas, meliputi maserasi, perkolasi, refluks, Soxhlet, digesti, infusa, dan dekokta. Ekstrak yang paling aktif, yaitu ekstrak pada metode Soxhlet, kemudian difraksinasi dengan cara pengocokan menggunakan pelarut n-heksan, etil asetat, n-butanol, dan metanol. Masing-maing diperoleh empat fraksi, lalu seluruh fraksi diuji aktivitas antioksidannya dengan menggunakan metode DPPH.
Hasil uji menunjukkan, ekstrak dari metode Soxhlet memiliki aktivitas antioksidan terbesar dengan nilai IC50 19,13 μg/mL, dan fraksi teraktif yaitu fraksi etil asetat yang mempunyai nilai IC50 12,53 μg/mL. Hasil identifikasi kimia fraksi etil asetat menunjukkan adanya flavonoid, alkaloid, tanin, saponin, terpen, dan glikosida.

Annona muricata Linn., from Annonaceae family which have antioxidant activity. Based on previous research showed that the Annonaceae family had antioxidant activity with various test methods, however there was a few information and investigation about extraction methods, just limitted in Soxhlet methods. Based on these data, the research conducted by various extraction methods.
This research present, were extracted with ethanol 70% using cold and hot methods, including maceration, percolation, reflux, Soxhlet, digestion, infusion, and decoct from Annona muricata Linn leave. The research to determine the antioxidant activity in ethanol extracts of all methods extraction, and to know the chemical compounds most active fraction. The most active extracts then fractionated by using n-hexane, ethyl acetate, n-butanol, and methanol solvent, obtained four fractions and tested antioxidant activity using DPPH methods. The result showed that all of the extracts had antioxidant activity were indicated by IC50 values ​​.
Test results showed that extracts from Soxhlet method has the greatest antioxidant activity which has a value of IC50 16.05 µg/ mL, and the most active fractions of ethyl acetate fraction which has a value of IC50 10.94 µg/ mL. The chemical identification of ethyl acetate fraction showed containing flavonoids, alkaloids, tannins, saponnin, terpenes, and glycosides.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2013
S45418
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurina Fatmawati
"Antioksidan adalah substansi yang diperlukan tubuh untuk menetralisir radikal bebas dan mencegah kerusakan yang ditimbulkan oleh radikal bebas. Kekhawatiran akan efek akibat antioksidan sintetik karena bersifat karsinogenik, membuat antioksidan alami menjadi pilihan alternatif. Garcinia merupakan salah satu genus tanaman di Indonesia yang mempunyai aktifitas antioksidan yang baik. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui aktivitas antioksidan ekstrak kulit batang Garcinia celebica dengan metode perendaman 1,1-difenil-2-pikrilhidrazil (DPPH). Kulit batang Garcinia celebica diekstraksi dengan pelarut n-heksan, etil asetat, dan methanol secara maserasi bertingkat. Masing-masing ekstrak dilakukan uji aktivitas antioksidan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak yang paling aktif adalah ekstrak metanol dengan nilai IC50 sebesar 11,351 µg/mL. Selanjutnya ekstrak teraktif difraksinasi dengan kromotografi kolom dipercepat, dan didapatkan 8 fraksi. Masing-masing fraksi diuji aktifitas antioksidannya, dan diperoleh fraksi D sebagai fraksi teraktif dengan nilai IC50 sebesar 2,10 µg/mL. Golongan senyawa pada fraksi teraktif adalah flavonoid, terpenoid, glikosida, dan tanin.

Antioxidants are substances needed for body to neutralize free radicals and prevent them from damage caused by free radicals. The concerns about the effects caused by synthetic antioxidants because of carcinogenic nature make natural antioxidants as the chosen alternative for antioxidant sources. Garcinia is one of a genus plant in Indonesia which has good antioxidant activity. The purpose of this study is to determine the antioxidant activity of the stem bark extract of Garcinia celebica by 1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl (DPPH) assay. Garcinia celebica stem bark is extracted using n-hexane, ethyl acetate, and methanol solvent then do the test antioxidant activity. The IC50 value of methanol extract as the most active fraction is 9,15µg/mL. The extract which has the highest antioxidant activity is fractinated by accelerated column chromatography and earned 8 fractions. The antioxidant activity of each fraction is tested by DPPH assay and the result is D fraction which has the lowest IC50 value of 2,10 µg/mL. The compounds of the active fractions are flavonoid, glikon, terpenoid and tannin."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2013
S45305
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Meyliana Denysa
"Kelompok manggis-manggisan, marga Garcinia diketahui memiliki aktivitas sebagai antioksidan yang dapat menangkal radikal bebas. Radikal bebas adalah atom atau senyawa yang kehilangan pasangan elektronnya, sangat reaktif yang dapat menyebabkan reaksi oksidatif. Salah satu jenis Garcinia yang memiliki potensi sebagai antioksidan adalah Garcinia tetandra Pierre. Kulit buah Garcinia tetandra Pierre dikestraksi dengan metode maserasi dengan menggunakan pelarut yang kepolarannya bertingkat (n-heksan, etil asetat dan metanol). Masing-masing ekstrak diuji aktivitas antioksidannya dengan 1,1-difenil-2-pikrilhidrazil (DPPH) untuk melihat aktivitasnya yang paling aktif. Ekstrak yang paling aktif dikolom untuk mendapatkan fraksi-fraksi dan hasil fraksi-fraksi tersebut akan diuji kembali aktivitas antioksidannya untuk memperoleh fraksi yang paling aktif. Hasil pengujian aktivitas antioksidan didapatkan pada ekstrak n-heksan dengan nilai IC50 3,582 µg/ml dan fraksi C merupakan fraksi n-heksan teraktif dengan IC50 5.9774µg/ml. Golongan senyawa kimia pada fraksi C adalah terpenoid dan aglikon flavon.

Mangosteen group, Garcinia genus is known having antioxidant activity that can ward off these free radicals. Free radicals are atoms or compounds that lose its electron pair, which can lead to highly reactive oxidative stress. One of Garcinia?s species which are potent for antioxidant is Garcinia tetandra Pierre. The rind of Garcinia tetrandra Pierre are extracted by maceration method using multilevel polarity solvents (n-hexane, ethyl acetate and methanol). Each extract was tested for antioxidant activity by 1,1-diphenyl-2-pikrilhidrazil (DPPH) to see the activities which has the most active fraction. The most active extracts are got column to obtain fractions, which the fractions will be tested again to obtain the antioxidant activity of the most active fraction. The test result is obtained on the antioxidant activity of n-hexane extracts with IC50 ​​3.582 ug / ml and fraction C is the fraction of n-hexane-active with IC50 5.9774 ug / ml. Class of chemical compounds in fraction C are terpenoids and aglikon flavon."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2013
S45143
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putu Indah Lia
"Radikal bebas adalah atom, gugus atom atau molekul yang memiliki satu atau lebih elektron yang tidak berpasangan. Radikal bebas bersifat sangat reaktif dan dapat menjadi reaksi yang tidak terkontrol, namun reaktivitas radikal bebas dapat diatasi dengan senyawa antioksidan. Antioksidan adalah senyawa yang dapat menyumbangkan satu atau lebih elektron sehingga reaktivitas dari radikal bebas dapat diredam. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui aktivitas antioksidan dari ekstrak n-heksan, etil asetat, dan metanol daun Antidesma neurocarpum Miq. serta mengetahui golongan senyawa kimia yang terkandung dari fraksi teraktif. Daun Antidesma neurocarpum Miq. diekstraksi dengan metode maserasi bertingkat dengan pelarut n-heksan, etil asetat, dan metanol. Ekstrak paling aktif dari fraksi hasil kolom diuji aktivitas antioksidannya menggunakan metode DPPH.
Dari uji yang dilakukan diperoleh hasil bahwa semua ekstrak memiliki aktivitas antioksidan yang dapat ditunjukkan dengan nilai IC50. Nilai IC50 dari ekstrak teraktif metanol, etil asetat, dan n-heksan secara berturut-turut adalah 2,18 ppm; 2,27 ppm; dan 41,15 ppm. Golongan senyawa yang terkandung di dalam ekstrak metanol adalah terpen, flavonoid, saponin, glikosida dan tanin. Hasil fraksinasi kolom dipercepat dari ekstrak metanol dihasilkan 6 fraksi gabungan dan diperoleh fraksi teraktif yaitu fraksi E dengan nilai IC50 2,03 ppm dengan kandungan kimia adalah terpen, flavonoid, tanin, glikosida dan saponin.

Free radicals are atoms, a cluster of atoms or molecule which have one or more electrons which is not paired. Free radicals are very reactive and could be an uncontrolled reaction, but it could be solved by antioxidant. Antioxidant is a compound that can donate one or more electrons to free radicals so that its reactivity could be muted. The aim of this research was to know the antioxidant activity of n-hexan, ethyl acetate and methanol Antidesma neurocarpum Miq. leaves extracts and to know the chemical compounds of the most active fraction. Antidesma neurocarpum Miq. leaves were macerated by n-hexan, ethyl acetate, and methanol. The most active of the extract and column fraction were tested its antioxidant activity by DPPH method.
The results showed that all of the extracts had antioxidant activity, which looked from their % inhibition and IC50. IC50 of methanol, ethyl acetate, and n-hexan extract were 2.18 ppm, 2.27 ppm and 41.15 ppm, respectively. Methanol extract contained terpene, flavonoids, saponin, glycoside and tanine. Six fractions were obtained from the accelerated fractionation of methanol extract and the most active fraction was fraction E with IC50 was 2.03 ppm and it contained terpene, flavonoids, tanin, glicoside and saponin.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2012
S42965
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nadia Bunga Anggraini
"Saat ini penelitian potensi bahan herbal sebagai agen kosmetik meningkat secara signifikan. Penelitian sebelumnya menyatakan bahwa ekstrak Rhus javanica dapat menghambat aktivitas enzim elastase dan sebagai antioksidan. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan aktivitas pengambatan elastase, aktivitas antioksidan dan membuat sediaan gel yang stabil secara fisik dan bermanfaat terhadap elastisitas kulit. Ekstrak etanol daun, batang, buah hijau, buah hitam dilakukan uji aktivitas anti elastase, uji antioksidan, dan uji kadar fenolik. Ekstrak yang menghambat elastase terbaik digunakan sebagai bahan aktif dalam formulasi, dan dilakukan uji stabilitas fisik selama 12 minggu. Pengamatan adanya potensi iritasi dilakukan selama 24 jam. Uji manfaat dilakukan pada 28 wanita dengan parameter elastisitas yang diukur perubahannya selama 28 hari pada lengan atas bagian volar. Ekstrak batang memberikan penghambatan elastase yang terbaik (IC50 = 245,68 bpj), tetapi memiliki nilai kadar fenolik dan aktivitas antioksidan yang paling lemah (IC50 DPPH = 561,05 bpj; FRAP= 49,46 ± 41,10 mol/gram; TPC= 28,05 ± 2,12 mg GAE/g). Aktivitas antielastase dengan kadar fenolik memiliki hubungan korelasi yang lemah (r = 0,352). Gel ekstrak batang 10 % diketahui memiliki stabilitas terbaik. Pada penyimpanan suhu rendah minggu ke-8, kadar fenolik dalam gel ekstrak 10 % hanya mengalami penurunan 4,65 %, dibandingkan gel ekstrak 5 % (17,28 %). Sediaan gel ekstrak batang tidak mengiritasi kulit dan memberikan peningkatan signifikan terhadap derajat elastisitas (p < 0,05). Nilai IC50 antielastase ekstrak batang memiliki korelasi yang sempurna dengan elastisitas kulit (r = 0,891). Kesimpulan dari penelitian ini adalah ekstrak batang Rhus javanica memiliki potensi penghambat aktivitas elastase, serta sediaan gel ekstrak batang Rhus javanica aman dan efektif dalam meningkatkan elastisitas kulit.

Nowadays, kind of research related with the potential of herbal ingredients as cosmetic agent has increased significantly. Previous research reported that the extract of of Rhus javanica was able to inhibit elastase activity and as an antioxidant agent. This research aimed to show the activity of antioxidant and anti-elastase as well as providing the topical gel supply that stable physically and its efficacy for skin elasticity. The extract of leave, stem, green fruit, black fruit were tested for anti-elastase activity, antioxidant, and determination of phenolic level. The extract that gives the best elastase inhibition was used as the active ingredient for the gel supply and its physical stability were tested out for 12 weeks. Skin irritation test was observed for 24 hours. The efficacy test was performed on 28 women with skin elasticity measured for 28 days in the volar upper arm. The stem extract provided the best elastase inhibition (IC50= 245,68 ppm), but its polyphenol and the antioxidant activity were the weakest (IC50 DPPH = 561,05 ppm; FRAP = 49,46 ± 41,10 mol/gram; TPC= 28,05 ± 2,12 mg GAE/g). The anti-elastase activity and the value of phenolic having a weak correlation value (r = 0,352). The gel containing 10 % extract had the best stability because at week-8 low-temperature storage, phenolic levels in its gel had only decreased 4,65 %, compared to 5 % extract gel (17,28  %). The irritation and efficacy test result indicated that the extract gel did not cause any skin irritation and significantly improved skin elasticity (p < 0.05). The IC50 antielastase had a perfect correlation with skin elasticity (r = 0,891). The conclusion of the study are that the stem extract of Rhus javanica had potential anti-elastase activity, as well as the gel containing stem extract were safe and effective in enhancing skin elasticity."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Linda Juli Astuti
"Ekstrak metanol kulit batang manggis hutan (Garcinia bancana Miq.) diketahui mengandung epikatekin yang memiliki aktivitas antioksidan tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antioksidan dan stabilitas fisik sediaan gel yang mengandung ekstrak metanol kulit batang manggis hutan dalam konsentrasi yang bervariasi yaitu 10xIC50 (0,004%), 30xIC50 (0,012%) dan 90xIC50 (0,036%) (b/b) dengan basis karbomer. Aktivitas antioksidan dalam sediaan gel dihitung berdasarkan nilai IC50 dengan metode peredaman radikal DPPH. Uji stabilitas fisik dilakukan dengan pengamatan organoleptis dan pH gel yang disimpan pada suhu rendah (4±2oC), suhu kamar (27±2oC), suhu tinggi (40±2oC) dan uji cycling test. Nilai IC50 ekstrak metanol kulit batang manggis hutan sebesar 4,37 ppm. Nilai IC50 sediaan gel formula I (0,004%) 104,92 ppm, formula II (0,012%) 85,91 ppm, formula III (0,036%) 78,87 ppm dan blanko positif (gel kuersetin) 57,025 ppm. Berdasarkan nilai IC50 disimpulkan bahwa gel kulit batang manggis hutan 0,036% memiliki aktivitas antioksidan paling tinggi dibandingkan formula I (0,004%) dan formula II (0,012%) tetapi lebih rendah dari blanko positif (gel kuersetin). Sediaan gel ekstrak metanol kulit batang manggis hutan secara fisik terbukti stabil dalam berbagai suhu penyimpanan dan cycling test.

Methanol extract stem bark forest mangosteen (Garcinia bancana Miq.) is known to contain epicatechin which had high antioxidant activity. This study was used to know the antioxidant activity and physical stability of gel preparations containing methanol extract stem bark forest mangosteen in various concentrations were 10xIC50 (0,004%), 30xIC50 (0,012%) and 90xIC50 (0,036%) (w/w) on the basis of carbomer. The antioxidant activity in gel preparation was calculated based on the value of IC50 DPPH radical reduction method. Physical stability test was conducted by organoleptic observations and pH gel which was stored at low temperature (4±2°C), room temperature (27±2°C), high temperature (40±2°C) and cycling test. The IC50 value of methanol extract stem bark forest mangosteen was 4,37 ppm. The IC50 value of stocks gel formula I (0,004%) 104,92 ppm, formula II (0,012%) 85,91 ppm, formula III (0,036%) 78.87 ppm and positive blank (quercetin gel) 57,025 ppm. Based on the IC50 value concluded that methanol extract stem bark forest mangosteen gel 0,036% had the highest antioxidant activity compared to formula I (0,004%) and formula II (0,012%) but lower than the positive blank (quercetin gel). Gel preparations of methanol extract stem bark forest mangosteen were proven physically stable in a wide range of storage temperatures and cycling test."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2013
S45582
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tizia Noveira Aryani
"Mahkota Dewa (Phaleria macrocarpa (Scheff) Boerl.) telah diteliti mengandung flavonoid dan polifenol yang memiliki aktivitas antioksidan yang tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antioksidan dan kestabilan fisik dari formulasi sediaan gel yang mengandung ekstrak etanol 70% daging buah Mahkota Dewa dalam konsentrasi yang bervariasi, yaitu 5xIC50 (0,031%), 25xIC50 (0,155%), dan 125xIC50­ (0,775%) dalam basis HPMC. Penentuan aktivitas antioksidan dilakukan dengan metode peredaman DPPH. Uji stabilitas fisik dilakukan dengan pengamatan sediaan gel yang disimpan pada tiga suhu yang berbeda, yaitu suhu rendah (4±2°C), suhu ruang (27±2°C), suhu tinggi (40±2°C), dan cycling test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa gel Mahkota Dewa 125xIC50­ (0,775%) memiliki aktivitas antioksidan tertinggi sebesar 95,536 ppm bila dibandingkan dengan gel Mahkota Dewa 0,031% (233,155 ppm), dan gel Mahkota Dewa 0,155% (150,996 ppm) tetapi lebih rendah dibanding gel Kuersetin (49,724 ppm). Gel Mahkota Dewa 0,031% dan 0,155% stabil secara fisik pada suhu rendah (4±2oC), suhu ruang (27±2°C), suhu tinggi (40±2oC), dan cycling test. Gel Mahkota Dewa 0,775% stabil secara fisik pada suhu rendah (4±2oC), suhu ruang (27±2°C), dan cycling test.

Mahkota Dewa (Phaleria macrocarpa (Scheff) Boerl.) has been observed to contain flavonoids and polyphenols that have high antioxidant activity. This research aimed to know the antioxidant activity and physical stability of gel formulation containing 70% ethanol extract of Mahkota Dewa fruit mesocarp in various concentrations, 5xIC50 (0,031%), 25xIC50 (0,155%), and 125xIC50 (0,775%) in HPMC base. Determination of antioxidant activity carried out by the DPPH reduction method. Physical stability test conducted by the observation that gel preparation stored at three different temperatures, low temperature (4±2°C), room temperature (27±2°C), high temperature (40±2°C), and the cycling test. The results showed that the Mahkota Dewa gel 0,775% has the highest antioxidant activity (95,536 ppm) compared to Mahkota Dewa gel 0,031% (233,155 ppm), and Mahkota Dewa gel 0,155% (150,996 ppm) but lower than Quercetin gel (49,724 ppm). Mahkota Dewa gel 0,031% and 0,155% were physically stable at low temperature (4±2°C), room temperature (27±2°C), high temperature (40±2°C), and the cycling test. Mahkota Dewa gel 0,775% was physically stable at low temperature (4±2°C), room temperature (27±2°C), and the cycling test."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2013
S45600
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>