Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 127267 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Bayu Rahardianto
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan menganalisis hubungan komitmen organisasional dengan efektivitas kerja pada karyawan tetap PT PLN (Persero) Pusdiklat. Komitmen organisasional diukur menggunakan organizational commitment questionnaire (Mowday, Steers, dan Porter, 1979) dan Efektivitas Kerja diukur menggunakan conditions of work effectiveness questionnaire (Kanter,1989) dengan empat dimensi (Acces to Opportunity, Acces to Support, Acces to Information, Acces to Resources). Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Data penelitian dikumpulkan melalui survei yang dilakukan pada 69 karyawan tetap PT PLN (Persero) Pusdiklat dengan menggunakan teknik total sampling. Penelitian ini menggunakan Pearson Correlation untuk menganalisis hubungan antar variabel. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa komitmen organisasional berhubungan secara positif dengan efektivitas kerja pada karyawan tetap PT PLN (Persero) Pusdiklat.

ABSTRACT
This research aims to examine and analyze the relationship of Organizational Commitment with Work Effectiveness on Permanent Employees at PT PLN (Persero) Pusdiklat. Organizational Commitment can be measured by using organizational commitment questionnaire (Mowday, Steers, dan Porter, 1979) and work effectiveness measured by conditions of work effectiveness questionnaire (Kanter, 1989) with four dimensions (Acces to Opportunity, Acces to Support, Acces to Information, Acces to Resources). This research used a quantitative approach. Data was collected through survey which conducted on 69 permanent employees at PT PLN (Persero) Pusdiklat by total sampling method. Pearson Correlation were used to test the relationship between variables. The result of this research shows that organizational commitment provide positif relationship with work effectiveness on Permanent Employees at PT PLN (Persero) Pusdiklat.
"
2015
S60867
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aviantara Agung Nugraha
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara kualitas kehidupan kerja dengan komitmen mengajar pada guru. Kualitas kehidupan kerja ditinjau dari tujuh faktor yaitu: penghasilan yang adil dan memadai, lingkungan sekolah yang aman dan sehat, kesempatan untuk tumbuh dan berkembang, integrasi di tempat kerja, relevansi sosial dari pekerjaan, supervisi dan partisipasi. Sementara komitmen mengajar dilihat dari lima dimensinya, yaitu: identifikasi dengan siswa, identifikasi dengan materi pelajaran, keterlibatan dengan siswa, keterlibatan dengan materi pelajaran, serta loyalitas dalam mengajar. Penelitian ini melibatkan 81 responden yang berprofesi sebagai guru di daerah Jakarta Timur dan Depok. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kuantitatif dengan kuesioner sebagai alat pengumpul data. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara kualitas kehidupan kerja dengan dimensi komitmen mengajar pada guru. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa komitmen mengajar tidak dapat dijelaskan dengan terpenuhi atau tidaknya kualitas kehidupan kerja guru di sekolah. Mungkin ada variabel-variabel lain yang lebih berpengaruh terhadap komitmen mengajar guru.

This research aims to see the correlation between the quality of work life and teaching commitment among teachers. Quality of work live include seven factors: fair and adequate compensation, safe and healthy school environment, opportunity to growth and develop, integration in the workplace, social relevance, supervision and participation. While commitment to teaching include five dimensions: identification with teaching subjects, identification with students, involvement in subject teachings, involvement with students, and loyalty toteaching. This research involved 81 respondents who work as teachers in East Jakarta and Depok. This research used quantitative method with the questionnaire as a data collector. This research found that there is no significant correlation between quality of work life and commitment to teaching. Thus it can be concluded that commitment to teaching can not be explained by quality of work life."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2009
306.361 AVI h
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dyaningsih Rini Hapsari
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara motivasi kerja dengan komitmen keorganisasian karyawan tetap PT Telkomsel dengan menggunakan teori motivasi kerja menurut Herzberg yang meliputi dimensi intrinsik (motivator) dan ekstrinsik (hygiene), sedangkan variabel komitmen keorganisasian menggunakan teori Allen dan Meyer yaitu affective commitment, continuance commitment, dan normative commitment. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah karyawan tetap Kantor Pusat PT Telkomsel, Jakarta.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan melibatkan 156 karyawan tetap kantor pusat PT Telkomsel dengan karakteristik telah bekerja minimal 1 tahun. Uji validitas dalam penelitian ini menggunakan KMO Bartlett dan uji reliabilitas menggunakan alpha cronbach, sedangkan teknik analisis yang digunakan yaitu korelasi rank spearman.
Dari hasil penelitian ini diketahui bahwa variabel motivasi kerja memiliki korelasi positif dengan variabel komitmen keorganisasian, dimana nilai hubungan tersebut sebesar 0.591, artinya motivasi kerja memiliki hubungan yang cukup kuat dengan komitmen keorganisasian para karyawan tetap Kantor Pusat PT Telkomsel.

This study aims to determine the relationship between motivation to work with the organizational commitment of employees of PT Telkomsel that use the Herzberg's theory of work motivation which includes the dimensions of the intrinsic (motivators) and extrinsic (hygiene), while the variable organizational commitment using Allen and Meyer's theory is affective commitment, continuance commitment, and normative commitment. The samples used in this study are permanent employees at Head Office of PT Telkomsel, Jakarta.
This study uses a quantitative approach, involving 156 permanent employees of PT Telkomsel who has worked at least 1 year. Validity in this study using the KMO and Bartlett and test of reliability using Cronbach alpha, whereas the analytical techniques used rank spearman correlation.
From the results of this research note that the variable of work motivation has a positive correlation with organizational commitment variables, where the value of that relationship for 0591, it means that motivation has a strong enough relationship with organizational commitment of permanent employees at Head Office of PT Telkomsel.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Baiquni
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh dari karakteristik pekerjaan dan praktik sumber daya manusia terhadap komitmen organisasi, dengan dimediasi oleh keterikatan karyawan (employee engagement) di PT XYZ. Pendekatan yang digunakan di dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dengan menggunakan kuesioner untuk mengumpulkan data yang diambil melalui sebuah aplikasi online. Responden yang terlibat dalam penelitian ini ditentukan dengan metode convinient sampling, yaitu metode dimana responden yang terpilih berdasarkan pada kenyamanan dalam mengakses populasi sampel. Responden yang masuk ke dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan PT XYZ yang berjumlah 213 orang. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah Job Diagnostics Survey (JDS) untuk mengukur karakteristik pekerjaan oleh Hackman & Oldham (1976), Utrecht Work Engagement Survey (UWES) untuk mengukur employee engagement oleh Schaufeli, Bakker, & Salanova (2006), kuesioner komitmen organisasi oleh Allen & Meyer (1990), dan kuesioner praktik sumber daya manusia yang dikembangkan oleh Delery & Doty (1996). Hasil yang didapatkan menunjukkan bahwa praktik sumber daya manusia, karakteristik pekerjaan, dan keterikatan karyawan memiliki pengaruh positif terhadap komitmen organisasi. Praktik sumber daya manusia dan karakteristik pekerjaan juga memiliki pengaruh signifikan terhadap keterikatan karyawan. Selain itu, keterikatan karyawan hanya memediasi hubungan antara karakteristik pekerjaan dan komitmen organisasi yang terbukti sesuai hipotesis.

ABSTRACT
This research analyse the influence of job characteristics and human resource practices on organizational commitment, mediated by employee engagement in PT XYZ. This study uses a quantitative approach by using surveys through an online application. The respondents involved in this study were determined by convinient sampling method, the method by which the respondents were selected based on the convenience in accessing the sampling population. Respondents who entered into this study were 213 employees of PT XYZ. The measuring instruments used in this study are Job Diagnostics Survey (JDS) to measure job characteristics developed by Hackman and Oldham (1976), Utrecht Work Engagement Survey (UWES) to measure employee engagement developed by Schaufeli et al (2006), organizational commitment questionnaires developed by Allen and Meyer (1990), and questionnaire for human resource practices developed Delery and Doty (1996). The results show that human resource practices, job characteristics, and employee engagement have a positive effect on organizational commitment. Human resource practices and job characteristics also have a significant effect on employee engagement. In addition, employee engagement only mediates the relationship between job characteristics and organizational commitment that had been proved."
Depok: Fakultas Eknonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
T50403
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adlina Hardhati Prameswari
"Salah satu kecenderungan generasi Z yang mulai memasuki dunia kerja adalah job-hopping, yaitu berpindah perusahaan dalam waktu singkat, yang dapat dijelaskan oleh rendahnya komitmen organisasi. Beberapa penelitian sebelumnya menemukan adanya hubungan positif antara komitmen organisasi dengan modal psikologis dan kreasi kerja. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara ketiga variabel tersebut serta mengeksplorasi peran kreasi kerja sebagai mediator dalam hubungan antara modal psikologis dan komitmen organisasi pada karyawan generasi Z di Indonesia. Studi kuantitatif ini melibatkan 159 karyawan generasi Z di Indonesia dengan pengalaman minimal satu tahun. Penelitian ini menggunakan metode korelasional dengan alat ukur Organizational Commitment Questionnaire (OCQ), Psychological Capital Questionnaire-12 (PCQ-12), dan Job Crafting Scale (JCS). Hasil penelitian ini menunjukkan adanya korelasi positif antara ketiga variabel dan kreasi kerja memediasi sebagian hubungan antara modal psikologis dan komitmen organisasi. Penelitian ini dapat menjadi dasar organisasi untuk meningkatkan komitmen organisasi karyawan dengan mengadakan pelatihan serta intervensi.

One of the tendencies of Generation Z entering the workforce is job-hopping, or switching companies in a short period of time, that can be explained by low organisational commitment. Previous studies have found positive relationship between organisational commitment, psychological capital, and job crafting. This study aims to examine the relationship between these three variables and explore the role of job crafting as a mediator in the relationship between psychological capital and organisational commitment among Generation Z employees in Indonesia. This quantitative study involved 159 generation Z employees in Indonesia. This study used correlational method with the Organizational Commitment Questionnaire (OCQ), Psychological Capital Questionnaire-12 (PCQ-12), and Job Crafting Scale (JCS). Results showed a positive correlation between the three variables and job crafting partially mediated the relationship between psychological capital and organisational commitment. The research is expected to be a reference for employees to improve organisational commitment by conducting training and interventions."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adrianus Cipto Hutomo
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh komitmen organisasional terhadap turnover intention karyawan tetap pada PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. Cabang Bintaro Jaya Sektor 7. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, dimana data dan informasi dikumpulkan dengan penyebaran kuesioner dan studi kepustakaan terkait komitmen organisasional maupun turnover intention. Pada penelitian ini, pengukuran komitmen organisasional menggunakan OCS (Organizational Commitment Scale) yaitu untuk mengukur affective commitment, continuance commitment, dan normative commitment. Pada dimensi turnover intention menggunakan thoughts of quitting dan intentions to quit. Analisis data yang digunakan adalah dengan menggunakan Uji F dan analisis regresi linear sederhana. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara komitmen organisasional dengan turnover intention karyawan tetap PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. Cabang Bintaro Jaya Sektor 7.

This study aims to determine whether there is any influence of organizational commitment on turnover intention of permanent employees at PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. Cabang Bintaro Jaya Sektor 7. The study uses a quantitative approach, where the data and information collected by questionnaires and literature studies related to organizational commitment and turnover intention. In this study, organizational commitment is measured by using OCS (Organizational Commitment Scale) to measure affective commitment, continuance commitment, and normative commitment. On the dimension of turnover intention, is using thoughts of quitting and intentions to quit. Analysis of the data is calculated by using F-test and a simple linear regression analysis. The results showed that there is a significant influence between organizational commitment to turnover intention of permanent employees at PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. Cabang Bintaro Jaya Sektor 7."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
S55125
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Medisa Faradina Tania
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk melihat korelasi antara job insecurity dan komitmen organisasi secara keseluruhan maupun pada tingkat dimensi, serta melihat peran moderasi grit terhadap hubungan antara job insecurity dengan komitmen organisasi, khususnya dalam menghadapi masa pandemic yang berdampak pada banyaknya kasus pemutusan hubungan kerja. Partisipan Penelitian ini berjumlah 200 karyawan yang diperoleh secara online dengan menggunakan convenience sampling. Penelitian ini bersifat kuantitatif, dan alat ukur yang digunakan adalah Organizational Commitment Questionnaire (1990), Job Insecurity Measurement (2013), dan The Grit Scale (2009). Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan uji korelasi dan uji moderasi terhadap variabel penelitian. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa job insecurity tidak berkorelasi dengan komitmen organisasi, dimensi marginalization insecurity berkorelasi secara negatif signifikan dengan dimensi komitmen kontinuan, dan grit tidak memoderasi hubungan antara job insecurity dan komitmen organisasi. Dalam situasi pandemik saat ini tinggi rendahnya komitmen organisasi tidak berhubungan dengan job insecurity. Meskipun karyawan memiliki job insecurity tinggi, namun dengan tidak tersedianya alternatif lainnya seperti pekerjaan baru, maka setiap karyawan akan berusaha untuk menunjukkan komitmennya terhadap organisasi dengan harapan akan dipertahankan oleh organisasi, dan grit dari masing-masing karyawan tidak memiliki peran karena karyawan berusaha untuk menujukkan perilaku bertahan dalam menghadapi situasi krisis.

ABSTRACT
The aim of this study is to look at the correlation between job insecurity and organizational commitment as a whole and the dimension level, as well as see the role of grit moderation on the relationship between job insecurity with organizational commitment, especially in dealing with a pandemic that affects the number of cases of layoffs. Participants in this research are 200 employees obtained online using convenience sampling. This research is quantitative, and the measuring instruments used are Organizational Commitment Questionnaire (1990), Job Insecurity Measurement (2013), and The Grit Scale (2009). Data processing was performed using correlation tests and moderation tests on the research variables. The results of the study concluded that job insecurity did not correlate with organizational commitment, the dimension of marginalization insecurity was significantly negatively correlated with the dimensions of commitment continuance, and grit did not moderate the relationship between job insecurity and organizational commitment. In the current pandemic situation, high or low organizational commitment is not related to job insecurity. Even though employees have high job insecurity, but with the absence of other alternatives such as new jobs, each employee will try to show their commitment to the organization in the hope that it will be maintained by the organization, and the grit of each employee has no role because employees are trying to show behavior survive in the face of a crisis situation."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizky Laras Safitri
"Tingkat komitmen keorganisasian yang dimiliki karyawan sangatlah penting karena menjadi hal yang menentukan apakah seorang karyawan ingin tetap bertahan dalam organisasi atau tidak. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh persepsi dukungan organisasi terhadap komitmen keorganisasian dan pengaruh persepsi dukungan organisasi terhadap masing-masing dimensi komitmen keorganisasian (komitmen afektif, kontinu, dan normatif). Variabel persepsi dukungan organisasi diukur menggunakan kuesioner baku Survey of Perceived Organizational Support, sedangkan variabel komitmen keorganisasian diukur menggunakan kueisoner baku Affective Commitment Scale, Continuance Commitment Scale, dan Normative Commitment Scale yang merepresentasikan masing-masing dimensi. Responden penelitian ini adalah 54 orang karyawan tetap non-manajerial di kantor pusat PT Wika Realty yang telah bekerja lebih dari satu tahun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi dukungan organisasi berpengaruh secara signifikan terhadap komitmen keorganisasian secara keseluruhan. Selain itu, persepsi dukungan organisasi berpengaruh secara signifikan terhadap komitmen afektif dan komitmen normatif, namun tidak berpengaruh secara signifikan terhadap komitmen kontinu.

The level of organizational commitment become very important, because it determines whether the employees want to continue their employment or not. The purpose of this research is to analyze the influence of perceived organizational support on organizational commitment and the influence of perceived organizational support on each dimensions of organizational commitment (affective, continuance, and normative commitment). Perceived organizational support was measured by standard questionnaire Survey of Perceived Organizational Support, while Organizational Commitment was measured by standard questionnaires Affective Commitment Scale, Continuance Commitment Scale, and Normative Commitment Scale that represents each dimension. Respondent includes 54 permanent and non-managerial employees in PT Wika Realty who has worked for more than one year. The result showed that perceived organizational support is significantly influence overall organizational commitment. In addition, perceived organizational support significantly influences affective and normative commitment, but not significantly influences continuance commitment."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
S65166
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sriwulan Ferindian Falatehan
"PT PQR merupakan satu-satunya perusahaan berstatus Badan Usaha Milik Nasional (BUMN) yang bergerak di bidang perkeretaapian di Indonesia. Meskipun memiliki kekhususan bidang kerja di bidang perkeretaapian tersebut, namun kinerja PT PQR dinilai belum memuaskan dari berbagai media. Hal ini disebabkan banyaknya kendala yang ada pada PT PQR seperti kecelakaan, dana pensiun bagi karyawan yang tidak lancar, laporan keuangan yang tidak jelas hingga demonstrasi yang dilakukan karyawannnya sendiri agar mengembalikan satusnya menjadi pegawai negeri kembali. Berbagai kendala tersebut perlu diperhatikan oleh Direksi PT PQR, salah satunya adalah dengan lebih memperhatikan kinerja karyawannya. Kinerja karyawan PT PQR tidak akan menunjukkan hasil yang maksimal jika karyawannya tidak memiliki keikatan psikologis dengan PT PQR.
Salah satu bentuk keikatan psikologis yang seharusnya dimiliki karyawan PT PQR adalah identifikasi organisasi. Identifikasi organisasi merupakan salah satu bentuk kesatuan anggota dengan visi, misi, dan tujuan organisasinya yang terdiri dari dimensi kognitif, afektif, evaluatif, dan tingkah laku. Identifikasi organisasi penting dimiliki karyawan karena dapat menimbulkan perasaan bangga pada karyawan dengan menjadi bagian dari organisasinya tersebut. Kemenarikan perusahaan memiliki hubungan dengan identifikasi organisasi ketika berkontribusi pada self-continuity, self-distinctiveness, dan self-enhancement anggota organisasi.
Identifikasi organisasi dapat meningkatkan perilaku yang mendukung pencapaian tujuan organisasi dan membuka kesempatan bagi munculnya keikatan psikologis lainnya bagi karyawan, yaitu komitmen organisasi. Komitmen organisasi adalah keadaan psikologis yang menentukan karyawan untuk tetap tinggal di organisasi yang meliputi komponen afektif, kontinuans, dan normatif.
Sebagai organisasi yang besar, apakah semua karyawan di unit kerja PT PQR memiliki hubungan identifikasi organisasi dengan komitmen organisasi yang sama? Terlebih lagi bagi unit kerja yang cakupan pekerjaan yang berbeda dan karakteristik struktural yang jaraknya berbeda terhadap PT PQR Pusat, seperti unit kerja A dan unit kerja X. Unit A bekerja untuk menjalankan suatu daerah operasi kereta api sedangkan unit X lebih pada perawatan kereta api. Dari hasil analisis statistik dengan menggunakan rumus Difference dari dua koefisien korelasi yang tidak berhubungan (Guilford, 1978) ternyata terdapat perbedaan hubungan identifikasi organisasi dengan komitmen organisasi pada karyawan PT PQR di unit kerja A dan unit kerja X.

PT PQR is the only one company in Indonesia train services. Eventhough PT PQR has a uniqueness as a company in train services, but PT PQR performances still have a negative evaluation from media. This is bacause some obstacle helds PT PQR like a train accident, retire-fee are not clear for their employees, their economic proposal is never can be undersood, or form their employees demonstration which is strive for their status to be back in Pegawai Negeri. One way to cope with that obstacle is PT PQR must give more attention to the employee performances. Employee performances is never rise a peak level if they do not have an attachment with their company.
One of the employee attachment to their company is organizational identification. Organizational identification is one belongingness of employee with the company?s vision, mission, and golas which include dimensions of cognitive, afective, evaluatif, and behaviour. Organizational identification is important to be held by employee because it can produce a pride for them with their current organizational citizenship. Organizational attractivenss has correlated too with organizational identification as contribute to self-continuity, selfdistinctiveness, dan self-enhancement of organizational members.
Organizational identifikcation can develop the other organizational attachment like organizational commitment. Organizational commitment is psychological attachment in employee to maintance their membership in organization that include component of afective, continuans, and normative.
As a large organization, are employees of PQR in a whole level have a same correlations between organizatinal identification with organizational commitment? There are characteristic structural and role-related characteristic which influence the correlation between orgnizational identification and organizational commitment. The example is in unit A which has a nearer to PT PQR Pusat than unit X. Unit A responsible to operate one area of train in the other side unit X is responsible to take care a train healthy. Further more this papper has a goals to analyzes the differences between organizational identification and organizational commitment in PT PQR employee in unit A and unit X. Based on statistical analyzes Difference of two uncorrelated coefficient correlations from Guilford (1978) there is a differences between organizational identification and organizational commitment within PT PQR employees in unit A and unit X.
"
2007
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yuko Ghia Yunita
"Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh dari work-life balance terhadap komitmen keorganisasian karyawan. Dalam penelitian ini, variabel work-life balance menggunakan instrumen penelitian dari Fisher (2001) dengan tiga dimensi yaitu work interference with personal life, personal life interference with work, dan work/personal life enhancement. Sedangkan untuk komitmen keorganisasian menggunakan instrumen penelitian dari Allen dan Mayer (1991) yang memiliki tiga dimensi, yaitu komitmen afektif, komitmen kontinuan, dan komitmen normatif. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang dilakukan melalui pengumpulan data dengan penyebaran kuesioner terhadap 81 sampel yang merupakan karyawan tetap non-manajerial direktorat administratif PT. X dengan teknik penarikan sampel menggunakan sampel total. Penelitian ini menggunakan analisis regresi sederhana dan koefisien determinasi untuk menguji pengaruh antar variabel. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa 48,9% komitmen keorganisasian karyawan dipengaruhi oleh work-life balance. Cara yang dapat dilakukan oleh perusahaan untuk meningkatkan work-life balance dan komitmen keorganisasian karyawan adalah dengan memperketat jam kerja serta membatasi jam kerja lembur, adanya dukungan yang diberikan organisasi pun secara tidak langsung dapat meningkatkan komitmen keorganisasian karyawan.

This study aims to examine the impact of work-life balance on employess? organizational commitment. In this research, work-life balance using standard research instruments as proposed by Fisher (2001) with three dimensions that work interference with personal life, personal life interference with work, dan work/personal life enhancement. For organizational commitment is using standard research instruments as proposed by Allen and Mayer (1991) which have three dimensions that affective commitment, continuance commitment, and normative commitment. This quantitative research is using data that collected through questionnaires from a sample of 81 non-managerial permanent employees of PT. X. Variables were measured using regression analysis and coefficient of determination analysis. This study found that 48,9% of employees? organizational commitment influenced by work-life balance. Organization can increase employees? work-life balance and organizational commitment with tighten the working hours and give the limit for overtime, also by perceive organizational support that given to the employees can indirectly increase the employees? organizational commitment.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
S62833
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>