Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4715 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Satria Rahmadi Djajasudarma
"ABSTRAK

Pengalaman arsitektur adalah sensasi yang dirasakan dalam suatu ruang baik secara temporer maupun permanen. Beberapa ruang dapat menghadirkan kejadian-kejadian masa lalu atau membawa kita ke tempat yang hanya ada dalam imajinasi. Topik ini akan membahas bagaimana imajinasi kerekayasaan cara Disney (Walt Disney Imagineering) menciptakan sebuah pengalaman yang mengesankan pada tempat hiburan dimana mendongeng merupakan prinsip utama dalam mendesain ruang. Dengan mengambil beberapa contoh taman hiburan Disney, dapat digambarkan bagaimana setiap taman hiburan memiliki persamaan dan juga perbedaan yang khas. Dalam analisis ini, suatu pengalaman dapat tercapai jika penggunanya dapat mempersepsikan ilusi sebuah taman hiburan yang menimbulkan perasaan nostalgia dan takjub.


ABSTRACT

Experience in architecture is a sensation in which some spaces could trigger childhood memories, while some can become places from the imagination. This topic will focus on how Walt Disney Imagineering create memorable experience in the theme parks through its importance on storytelling that became the primary basis of creation. By looking at some of the Disney theme parks, it will give an image of how each park is distinct yet have some similarities to each other. From this analysis, experience is achieved when its user is able to perceive illusions inside the theme parks that evokes both nostalgia and wonder.

"
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S60469
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hench, John
New york: Disney Editions, 2003
725.26 HEN d
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Capodagli, Bill, 1948-
""In The Disney Way: Harnessing the Management Secrets of Disney in Your Company, Bill Capodagli and Lynn Jackson, Fortune 100 consultants with clients throughout the world, examine Disney's business philosophy and explain how it can be used in any company to achieve superior team-work, creativity, and innovation. The authors introduce four principles - Dream, Believe, Dare, and Do - and reveal how these ideas drive the ten principles that are at the heart of every Disney strategy. Each principle is then examined in detail by illustrating the principle at work at Disney as well as at other successful companies."--BOOK JACKET.
"In this book, you'll learn how to give every member of your organization the chance to dream, and tap into the creativity those dreams embody; treat your customers like guests; build long-term relationships with key suppliers and partners; dare to take calculated risks in order to bring innovative ideas to fruition; and align long-term vision with short-term execution."--BOOK JACKET."
Jakarta: Erlangga, 2002
658.045 CAP dt
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Agatha Marvella Putri
"Istilah 'penjahat hanyalah pahlawan yang hancur' dapat dilihat dari penggambaran ulang dua tokoh penjahat Disney, Maleficent (Sleeping Beauty) dan Cruella de Vil (101 Dalmatians). Perubahan yang dilakukan Disney sangat drastis dan menyebabkan ledakan popularitas untuk kedua karakter. Perubahan ini awalnya dilihat secara positif, karena Maleficent dan Cruella memperoleh pendalaman karakter dan latar belakang. Namun, analisis lebih lanjut mengungkapkan kesalahan konstruksi dalam penilaian itu. Melalui metode analisis tekstual, dapat ditemukan bahwa perubahan yang terjadi dalam penggambaran ulang kedua karakter melanggengkan stereotip gender tradisional dari dikotomi Wanita Jahat dan Gila.

The term 'a villain is just a broken hero' was highlighted with the recent Disney live-action featuring two of its iconic villains, Maleficent (Sleeping Beauty) and Cruella de Vil (101 Dalmatians). This live-action brings drastic changes, leading to a popularity boom for both characters. These changes were initially viewed in a positive light, as both villains gained more depth in their backstories and characteristics. However, a further analysis presents a misconstruction in that judgment. Through the method of textual analysis, it could be found that the changes happening in the live-action remakes perpetuate the traditional gender stereotype of the Bad and Mad Women dichotomy."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
New York : Routledge, 1994
741.58 DIS
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Alifia Hamidah Wiryawan
"Penelitian ini menganalisis teknik terjemahan judul film animasi Disney dengan teori teknik penerjemahan oleh Yoko Hasegawa. Studi ini memiliki tujuan untuk mengetahui teknik penerjemahan yang digunakan dalam menerjemahkan judul film animasi Disney ke bahasa Jepang serta alasan penggunaan teknik tersebut. Metode penelitian kualitatif digunakan untuk menganalisis sumber data berupa judul film animasi Disney yang diakses dari https://www.disney.co.jp/studio/animation.html. Dari hasil penelitian ini, terdapat lima teknik yang digunakan dalam penerjemahan judul film animasi Disney, yaitu teknik borrowing, literal, modulation, equivalence, dan addition/deletion. Dalam total 57 data, terdapat 37 penggunaan teknik borrowing, 2 penggunaan teknik literal, 1 penggunaan teknik modulation, 1 penggunaan teknik equivalence, dan 34 penggunaan teknik addition/deletion. Teknik borrowing paling banyak digunakan karena kata/kalimat yang ada pada judul film tidak memiliki padanan yang baik dalam BSa dan juga digunakan untuk memperkenalkan tokoh utama dalam film tersebut.

This study analyses the translation techniques of Disney’s animated film titles by using Yoko Hasegawa’s translation techniques theory. This study aims to determine the techniques used in translating Disney’s animated film titles into Japanese and the reasons for using these techniques. Qualitative research method is used to analyse the data source of Disney’s animated film titles accessed from https://www.disney.co.jp/studio/animation.html. The results are there are 5 techniques that is used to translate Disney’s animated film titles, which is borrowing technique, literal technique, modulation technique, equivalence technique and addition/deletion technique. From the total of 57 data, there are 37 use of borrowing technique, 2 use of literal technique, 1 use of modulation technique, 1 use of equivalence technique and 34 use of addition/deletion technique. Borrowing technique is mostly used because the words/sentences in the film titles do not have a good equivalent in SL and are also used to introduce the main character in the film."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Lee, Newton
"Disney stories : getting to digital explains how new film and animation techniques, many developed by Disney, worked together to evolve character and content development and produce entertaining stories that riveted audiences."
New York: Springer, 2012
e20406400
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Rani Ratnasari
"Skripsi ini menganalisis perbedaan representasi Disney Princess yang terjadi pada kedua film animasi Disney, yaitu The Princess and the Frog dan Tangled. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan kecurigaan terhadap Disney Princess versi modern yang terkesan mendekonstruksi bentuk klasiknya. Untuk menganalisis masalah tersebut penulis menggunakan teori dekonstruksi dan feminisme pada bentuk arketipenya. Hasil penelitian membuktikan bahwa untuk beberapa dekade konsep Disney Princess telah mengalami perubahan di beberapa bagiannya. Penulis menganggap perubahan yang parsial tersebut bukanlah sebuah dekonstruksi melainkan sebuah inovasi dalam pembentukan Disney Princess dilihat dari sudut pandang feminisme. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa konsep Disney Princess tidak mengalami dekonstruksi.

This undergraduate thesis focuses on Disney Princess different representation at both Disney animated movies, The Princess and the Frog and Tangled. The aim of this research is to find out the truth about modern Disney Princess which seems to deconstruct the classical form. To analyze the problem, deconstruction and feminism theory are used toward the archetype. The result of this research indicates that in some decades, Disney Princess concept has partially changed. The changes aren’t considered as a deconstruction but an innovation regarding feminism’s point of view. Therefore, it is assumed that deconstruction doesn’t occur toward Disney Princess concept."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2011
S138
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dina Syafira Syafi`ie
"Sebagai industri pembuatan film yang semakin dinamis, Disney Animation perlu terus beradaptasi dan menyusun diri sebagai organisasi dengan cara yang dapat memfasilitasi keefektifan dan inovasi organisasi mereka. Keterampilan kepemimpinan dan perubahan dalam struktur organisasi perlu disesuaikan untuk membantu mendorong Disney Animation ke dalam peningkatan keefektifitas menuju visi mereka. Perubahan ini dapat menghasilkan masa kerja yang panjang dan meningkatkan keterlibatan karyawan.

As an increasingly dynamic filmmaking industry, Disney Animations needs to constantly adapt and structure themselves in ways that facilitate their organisational effectiveness and innovations. Core leadership skills, structural changes and effective senior management will need to be constantly adapted to help push towards their vision. These changes were able to result in long tenure and increases employee engagement."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Adinda Wongwatana
"ABSTRAK
Disney Animation membanggakan perpaduan film-film yang menghibur di seluruh dunia serta
inovasi teknologi kelas satu. Sebagai organisasi yang berada jauh di dalam dunia kemajuan
teknologi yang konstan, organisasi harus mengalami perubahan untuk menyesuaikan dengan
lingkungan yang terus berkembang. Makalah ini bertujuan untuk memperbaiki perubahan yang
dibuat di Disney, dan mengapa mereka begitu sukses dalam berkembang seiring dengan
perkembangan zaman. Dari implikasinya pada struktur, klien, karyawan, dan bahkan
paradigma yang tertanam dalam dari hierarki yang ada, organisasi Disney Animation akan
dieksplorasi dan diakhiri dengan rekomendasi dan kesimpulan.

ABSTRACT
Disney Animation boasts a blend of entertaining films worldwide as well as first-class
technological innovation. As an organisation deep in the world of constant technological
advancements, the organisation is bound to have to undergo changes to suit the constantly
evolving environment. This assignment aims to rectify the changes made in Disney, and why
they were so successful at evolving along with the times. From its implications on the structure,
clients, employees, and even deeply ingrained paradigms of the existing hierarchy, the
organisation that is Disney Animation will be explored and ended with recommendations and
conclusion."
2020
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>