Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 215561 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dwi Rizki Purnamasari
"Dehidrasi merupakan keadaan ketika air yang keluar dari tubuh lebih banyak dibandingkan dengan air yang masuk. Dehidrasi dapat terjadi pada semua kelompok usia, termasuk pada remaja yang dapat menyebabkan gangguan performa fisik dan kognitif. Penelitian ini merupakan penelitian cross sectional yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara konsumsi air dan faktor lainnya dengan status dehidrasi pada mahasiswa di Asrama Mahasiwa UI tahun 2015.
Hasil penelitian menunjukkan dari 118 responden, sebanyak 66,1% mengalami dehidrasi. Analisis bivariat menunjukkan adanya hubungan antara konsumsi air, kebutuhan air, tingkat kecukupan konsumsi air, dan status gizi dengan status dehidrasi. Mahasiswa diharapkan untuk mengonsumsi air sesuai dengan kebutuhan agar dapat mencegah dehidrasi.

Dehydration is a condition when the water losses exceed water intake. Dehydration can occur in all age groups, including adolescents that can cause reduction of physical and cognitive performance. The design of this study was cross sectional aimed to analyze the association between water intake and other factors with dehydration status on college student at University of Indonesia’s Dormitory in 2015.
The results showed from 118 respondents, 66,1% are dehydration. Bivariate analysis showed that there was association between water intake, water requirements, the adequacy of water intake and nutritional status with dehydration status. Students are expected to consume water in appropriate with the requirements in order to prevent dehydration.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
S60189
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Manzilla
"Dehidrasi merupakan kondisi yang terjadi apabila air yang keluar dari dalam tubuh melebihi air yang masuk ke dalam tubuh. Kejadian dehidrasi pada remaja lebih tinggi dibandingkan pada orang dewasa dan dapat berdampak pada penurunan performa fisik dan kognisi, serta meningkatkan risiko berbagai gangguan atau penyakit.
Penelitian ini menggunakan desain penelitian cross sectional untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan status dehidrasi pada murid di SLTA X Jakarta Timur tahun 2017. Data yang dikumpulkan berupa status dehidrasi, konsumsi air, kebiasaan minum, pengetahuan air dan dehidrasi, aktivitas fisik, status gizi dan jenis kelamin. Pengambilan data diukur melalui kuesioner, metode food recall 2x24 jam, pengukuran antropometri, serta pengukuran status dehidrasi melalui warna urin dengan menggunakan Kartu PURI Periksa Urin Sendiri.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 64.2 responden mengalami status dehidrasi dari 134 responden. Berdasarkan uji statistik Chi Square diketahui bahwa terdapat hubungan bermakna antara status dehidrasi dengan konsumsi air dan status gizi. Proporsi kejadian dehidrasi lebih banyak terjadi pada remaja yang memiliki konsumsi air rendah dan status gizi lebih.

Dehydration is a condition that happens when the output of water from the body exceeds the body rsquo s water intake. Dehydration happens to adolescents more often than to adults and can contribute in the lowering physical performance and cognition, and may also increase the risk of several disabilities or diseases.
This study takes on a cross sectional design in order to know the factors related to dehydration status in SLTA X students, East Jakarta 2017. Data collected in this study includes dehydration status, water intake, drinking habit, knowledge towards water and dehydration, physical activity, nutritional status, and gender. Data was collected using a questionnaire, 2 x 24 hours food recall, anthropometry measures, and measuring dehydration status using PURI cards.
Results of this study conclude that 64.2 of the 134 respondents were dehydrated. Furthermore, Chi Square analysis shows that there is a significant relation between water intake and nutritional status. Also, the proportion of dehydration occurs more on adolescents with low water intake and an over nutrition status.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
S67383
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jane Cornelia
"[ABSTRAK
Konsumsi buah dan sayur di Indonesia sangat memprihatinkan, dimana angka nasional berada pada 93,6% dan 93,5% pada tahun 2007 dan 2013 yang menandakan bahwa seluruh provinsi di Indonesia sebagian besar masyarakatnya masih kurang dalam memenuhi kebutuhan buah dan sayur yang direkomendasikan oleh Pedoman Gizi Seimbang, yaitu 400 gram per hari. Salah satu yang paling rendah adalah provinsi Riau. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi konsumsi buah dan sayur pada penduduk Riau. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dan dilakukan pada bulan April hingga Mei 2015 di Universitas Indonesia dengan 87 mahasiswa. Sampel dikumpulkan dengan menggunakan teknik systematic random sampling. Data didapatkan dengan menggunakan kuisioner yang diisi oleh responden dan wawancara SFFQ. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 85,1% responden yang tidak dapat memenuhi kebutuhan buah dan sayur per harinya. Analisis bivariat menggunakan uji chi-square menunjukkan bahwa adanya hubungan yang bermakna antara preferensi sayur (nilai-p = 0,034, OR = 0,806), tingkat pendidikan ibu (nilai p = 0,097, OR = 6,122), dan suku ibu (nilai p = 0,006, OR = 6,028) dengan konsumsi buah dan sayur.

ABSTRACT
;It is saddening to face the fact of fruit and vegetable consumption in Indonesia,
whereas 93,6% and 93,5% on national scale in 2007 and 2013 respectively,
indicating that most of Indonesia?s population has failed to fulfill their needs of fruit
and vegetable which has been recommended by Balanced Diet Guidance, 400 grams
per day. One of the least amongst all is Riau Province. This study aims to identify
factors affected with fruit and vegetable consumption among Riau residents. Using
cross sectional design, this study was held in April to May 2015, conducted by 87
college students in University of Indonesia, and chosen with systematic random
sampling technique. Data was compiled using self-registered questionnaire and semiquantitative
food frequency questionnaire. The result has shown that 85,1%
respondents are unable to achieve the minimum requirement for fruit and vegetable
consumption. Through chi-square test, there are a significant relation between
vegetable preference (p-value = 0,034, OR = 0,806), mother?s education level (pvalue
= 0,097, OR = 6,122), and mother?s ethnicity (p-value = 0,006, OR = 6,028)
with fruit and vegetable consumption., It is saddening to face the fact of fruit and vegetable consumption in Indonesia,
whereas 93,6% and 93,5% on national scale in 2007 and 2013 respectively,
indicating that most of Indonesia’s population has failed to fulfill their needs of fruit
and vegetable which has been recommended by Balanced Diet Guidance, 400 grams
per day. One of the least amongst all is Riau Province. This study aims to identify
factors affected with fruit and vegetable consumption among Riau residents. Using
cross sectional design, this study was held in April to May 2015, conducted by 87
college students in University of Indonesia, and chosen with systematic random
sampling technique. Data was compiled using self-registered questionnaire and semiquantitative
food frequency questionnaire. The result has shown that 85,1%
respondents are unable to achieve the minimum requirement for fruit and vegetable
consumption. Through chi-square test, there are a significant relation between
vegetable preference (p-value = 0,034, OR = 0,806), mother’s education level (pvalue
= 0,097, OR = 6,122), and mother’s ethnicity (p-value = 0,006, OR = 6,028)
with fruit and vegetable consumption.]
"
2015
S59137
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suci Anggraini
"Skripsi ini membahas mengenai hubungan antara faktor lingkungan dan faktor individu dengan konsumsi makanan pada mahasiswa asrama Universitas Indonesia Depok tahun 2012.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran konsumsi makanan mahasiswa serta hubungannya dengan faktor lingkungan berupa pengaruh teman sebaya, uang bulanan, dan pendidikan orang tua serta faktor individu berupa alasan pemilihan makanan, citra tubuh, pengetahuan gizi, dan jenis kelamin di Asrama UI Depok tahun 2012. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan desain studi cross-sectional.
Hasil penelitian menunjukkan dari 100 orang responden mahasiswa, hanya 39% yang menunjukkan konsumsi makanan baik ( kecukupan Energi AKG) sementara sisanya sebanyak 61% menunjukkan konsumsi makanan yang tidak baik (<80% kecukupan Energi AKG).
Hasil analisis menunjukkan hubungan yang bermakna antara kebiasaan sarapan, uang bulanan, dan uang makan dengan konsumsi makanan. Disarankan kepada pihak Asrama untuk menyediakan makanan yang murah dengan kualitas yang baik. Selain itu kepada mahasiswa asrama untuk memiliki pola makan yang teratur sesuai dengan konsep gizi seimbang.

This study discussed about the relation between environment and individual factors with food consumption in student dormitory University of Indonesia Depok 2012.
The purpose of this study is to know about distribution of food consumption and its relation with environmental factor include peer group and parents education and also individual factors include food choice, body image, nutrition knowledge, monthly cash, and gender in student dormitory of University Indonesia year 2012. This is a descriptive study with cross-sectional design.
Result of this study showed that of 100 respondent, 39% had good category ( 80% energy recommended of AKG) and the less 61% had non good category (<80% energy recommended of AKG).
Statistical analysis shows there is a significant relationship between breakfast and monthly cash with food consumption in student. The recommendation for dormitory was to make available inexpensive food with good quality.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Bella Yunita
"Data THIRST menyatakan bahwa sebanyak 46,1% penduduk Indonesia mengalami dehidrasi ringan. Meskipun demikian, penelitian terhadap asupan cairan subjek berusia lanjut di Indonesia masih jarang dilakukan. Padahal, subjek berusia lanjut memiliki faktor risiko yang lebih besar untuk mengalami dehidrasi. Dampak dehidrasi pada subjek berusia lanjut juga cukup berbahaya, sehingga dalam penanganan dehidrasi dibutuhkan pengawasan dari orang-orang sekitar subjek. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan dengan asupan cairan pada subjek berusia lanjut. Pengambilan data dilakukan di Yayasan Kasih Keluarga, Pejaten, Jakarta Selatan pada Januari 2012. Peneliti memberikan kuesioner berisi 10 pertanyaan tentang asupan cairan yang terdiri atas 5 kategori, gejala, fungsi, keluarnya cairan, sumber, dan jumlah cairan, sebagai data untuk mengetahui tingkat pendidikan. Peneliti juga memberikan buku asupan cairan harian yang harus diisi subjek selama dua hari untuk mengukur asupan cairan subjek. Untuk mempermudah pengisian buku asupan cairan harian, peneliti memberikan gelas sebagai standar minum pada dua hari tersebut. Penelitian ini merupakan studi cross sectional dengan pengambilan sampel secara total population. Data yang didapat akan dianalisis dengan uji chi-square menggunakan program SPSS version 19. Pada akhir penelitian terdapat 35 subjek penelitian yang berpartisipasi. Sebagian besar subjek, yaitu sebanyak 31 dari 35 subjek merupakan perempuan dan 20 dari 35 subjek tidak bersekolah. Sebanyak 19 dari 35 subjek memiliki tingkat pengetahuan buruk, sedangkan sebagian besar, yaitu sebanyak 32 dari 35 subjek memiliki asupan cairan adekuat. Pada penelitian ini didapatkan data bahwa tidak terdapat hubungan bermakna antara tingkat pengetahuan dengan asupan cairan pada subjek berusia lanjut (p = 0,337).

Based on THIRST’s data, 46.1% citizens of Indonesia were diagnosed mild dehydration. In Indonesia, research about water intake in elderly are rarely held. Elderly has more risk factors to become dehydration and more dangerous complications because of dehydration. Elderly need supervision from others to control and remind them to drink. Because of that background, the purpose of this research is to know correlation between knowledge and water intake in elderly. Samples were collected in Yayasan Kasih Keluarga, Pejaten, Jakarta Selatan on January 2012. As a method, researcher gave 10 questions’ questionnaire about body fluid, its function, resource, volume, signs and symptoms of dehydration. Those questionnaires were collected to measure their knowledge about water intake. Researcher also gave them ‘buku asupan cairan harian’ that had to be filled with their water intake during two days. To make it easier to fill the sheet, we gave them a standard glass so they only had to fill the sheet with how many glasses they drink that day. Researcher will convert it into milliliters. This is a cross sectional study with total population as sampling method. The data will be analyzed by chi-square test using SPSS version 19. Thirty one of 35 subjects are female and 20 of 35 subjects had not studied at school. Nineteen of 35 subjects had poor knowledge, yet 32 of 35 subjects had adequate water intake. From this research, we can make a conclusion that there is no correlation between knowledge and water intake in elderly (p = 0,337)."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amalia Shadrina
"Berbagai penelitian menunjukkan tingginya angka prevalensi dehidrasi ringan di Indonesia. Pria usia produktif merupakan salah satu kelompok usia yang memiliki kecenderungan tinggi mengalami dehidrasi dikarenakan aktivitas fisik yang berat dalam kesehariannya. Dehidrasi pada derajat ringan dapat menyebabkan gangguan mood dan penurunan daya konsentrasi. Dehidrasi dapat dicegah dengan kebiasaan mengonsumsi cairan, adapun kebiasaan ini dipengaruhi oleh berbagai faktor yang salah satunya adalah pengetahuan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah tingkat pengetahuan adalah salah satu faktor yang berpengaruh pada asupan cairan harian pria usia produktif. Penggunaan studi cross sectional ini dilakukan kepada 40 pria yang merupakan orang tua dari anak yang terdata sebagai siswa di Yayasan Kasih Keluarga, Pejaten, Jakarta Selatan. Seluruh subyek mendapatkan kuesioner yang terdiri dari 10 pertanyaan mengenai pengetahuan asupan cairan dan Catatan Asupan Cairan Harian yang harus diisi selama dua hari.
Data penelitian ini dianalisis dengan menggunakan uji chi square untuk variabel tingkat pengetahuan dan asupan cairan, serta uji alternatif Fischer untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan dan asupan cairan. Hasil yang diperoleh yaitu 46,2% subyek memiliki tingkat pengetahuan cukup mengenai asupan cairan, terdapat 7,7% subyek dengan pengetahuan baik mengonsumsi cairan secara tidak adekuat, sedangkan subyek dengan pengetahuan kurang terdapat 50% dengan asupan cairan tidak adekuat, maka tingkat pengetahuan memengaruhi asupan cairan seseorang (p<0,05).

Some studies show a high prevalence of mild dehydration in Indonesia. Men of productive age is highly prone to get dehydration due to their physical activities everyday. Dehydration, even in the mild form, lead to mood disorders and decrease in power of concentration. Dehydration can be prevented by making a good drinking habit. While one of factors that takes effect of habit is knowledge.
This research has a purpose that to know if knowledge is one of factors that influence daily fluid intake in men of productive age. Cross sectional study was conducted to 42 men whose children were students in Yayasan Kasih Keluarga, Pejaten, South Jakarta. All participants got questionnaire consists of ten questions about hydration knowledge and a note of daily fluid intake that should be filled within two days.
The data was analyzed by using chi-square test for hydration knowledge and fluid intake variable, and fischer test was used to know the correlation between hydration knowledge and daily fluid intake. The result was, among the participants there were 46.2% had enough hydration knowledge, 7.7% participant with good knowledge consumed water inadequately, whereas among participants with poor hydration knowledge there were 50% participants had poor daily fluid intake, so hydration knowlegde significantly influences daily fluid intake (p<0.05).
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Listiana Aziza
"ABSTRAK
Latar belakang: Pilot dapat mengalami dehidrasi ringan yang akan mempengaruhi performa kognitif dan keselamatan penerbangan, sehingga pilot perlu mengonsumsi air putih yang cukup. Tujuan penelitian untuk mengetahui faktor dominan yang berhubungan dengan kebiasaan konsumsi air putih pada pilot sipil.
Metode: Studi potong lintang menggunakan data sekunder Survei Kebiasaan Hidup Sehat Pada Pilot Sipil di Indonesia Tahun 2016. Data yang dikumpulkan meliputi karakteristik demografi, pekerjaan, pengetahuan, kebiasaan konsumsi sayur dan buah, aktivitas fisik dan indeks massa tubuh (IMT). Aktifitas fisik dikategorikan aktif (frekuensi latihan fisik ≥ 3 kali/minggu) dan kurang aktif (frekuensi latihan fisik < 3 hari/minggu). Analisis menggunakan regresi Cox dengan waktu yang konstan.
Hasil: Dari data 644 pilot, terdapat 528 data yang memenuhi kriteria. Sebanyak 59,3% pilot sipil memiliki kebiasaan konsumsi air putih cukup dengan rata-rata konsumsi sebanyak 1910 ± 600 ml/hari. Aktifitas fisik, jenis penerbangan, pengetahuan tentang hidrasi dan indeks massa tubuh merupakan faktor dominan yang berhubungan dengan kebiasaan konsumsi air putih. Pilot dengan aktifitas fisik aktif memiliki kebiasaan konsumsi air putih cukup 34% lebih tinggi dibandingkan kurang aktif [RRa= 1,34; IK95% 1,16-1,54; p= 0,000]. Pilot sipil dengan jenis penerbangan jarak menengah memiliki kebiasaan konsumsi air putih cukup 16% lebih tinggi dibandingkan dengan jenis penerbangan jarak dekat [RRa= 1,16; IK95% 1,00-1,35;p= 0,045]. Pilot yang memiliki pengetahuan baik tentang hidrasi memiliki kebiasaan konsumsi air putih cukup 20% lebih tinggi dibandingkan dengan pilot pengetahuan kurang [RRa= 1,20; IK95% 1,05-1,38; p= 0,006]. Dibandingkan pilot dengan IMT <18,5kg/m2, pilot dengan IMT 18,5-23 kg/m2 memiliki 4,14 kali lipat [RRa= 4,15; IK95% 1,15-14,88 ; p= 0,029] dan IMT > 23 kg/m2 [RRa= 4,33; IK95% 1,20-15,59; p= 0,025] memiliki 4,33 kali lipat lebih terbiasa mengonsumsi air putih yang cukup.
Simpulan: Pilot dengan aktivitas fisik aktif, penerbangan jarak menengah, pengetahuan baik tentang hidrasi dan indeks massa tubuh ≥ 18,5 kg/m2 akan lebih memiliki kebiasaan konsumsi air putih yang cukup.

ABSTRACT
Background: Pilots could risk mild dehydration that would affect cognitive performance and flight safety, so they should have adequate plain water consumption. The purpose of this study was to determine the dominant factor associated with plain water consumption habit among civilian pilots.
Methods: A cross-sectional study using secondary data of Healthy Habit Survey on a civilian pilot in Indonesia 2016. The data collected were demographic, job characteristics, knowledge, fruit and vegetable consumption habit, physical activity and body mass index (BMI). Plain water consumption habit was categorized adequate (water consumption ≥ 8 glasses / day, @ glass = 250 ml) and inadequate (<8 glasses / day). Physical activity was categorized active (frequency physical exercise ≥ 3 day/week) and sedentary (frequency physical exercise <3 day/week). Data was analyzed using Cox regression with constant time.
Results: Out of 644 data, 528 met inclusion criteria. 59.3% pilots had adequate plain water consumption with mean consumption was 1910 ± 600 ml/hari. Physical activity, type of flights, knowledge about hydration and body mass index were dominant factors associated with plain water consumption habit. Compared to sedentary, active pilots were 34% higher to consume adequate plain water [RRa= 1,34; IK95% 1,16-1,54; p= 0,000]. Compared to short haul flight, pilots with medium haul flight were 16 % more consume adequate plain water, [RRa = 1.16; p = 0.045]. Compared to poor knowledge, pilots with good knowledge were 20% higher to consume adequate plain water [RRa = 1.2; p = 0.006]. Compared to pilots whose BMI <18,5kg/m2, pilots with BMI 18,5-23 kg/m2 and BMI > 23 kg/m2 were respectively 4,14 times [RRa= 4,15; IK95% 1,15-14,88 ; p= 0,029] and 4,33 times [RRa= 4,33; IK95% 1,20-15,59; p= 0,025] higher to have adequate plain water consumption habit.
Conclusion: Civilian pilots with active physical activity, operate in medium haul flight, good knowledge about hydration and BMI ≥ 18.5 kg/m2 had more adequate plain water consumption habit."
2016
T46638
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anggun Nurvika Putri
"ABSTRAK
Air mempunyai peranan penting untuk tubuh. Akan tetapi, dehidrasi menjadi salah satu masalah di Indonesia. Pada mahasiswa kesehatan diperkirakan mempunyai pengetahuan, sikap, dan perilaku terkait masalah kesehatan dibandingkan dengan mahsiswa non-kesehatan.
Tujuan: Untuk membandingkan pengetahuan, sikap, dan perilaku asupan cairan dan status hidrasi antara mahasiswa kesehatan dan non-kesehatan di Asrama Universitas Indonesia, Depok.
Metode: Penelitian potong lintang ini mempunyai responden yaitu mahasiswa yang tinggal di Asrama Universitas Indonesia usia 18-21 tahun. Kuesioner pengetahuan dan sikap (kuesioner FIHS) yang tervalidasi digunakan untuk mengukur tingkat pengetahuan dan sikap terkait asupan cairan dan status hidrasi, pengukuran perilaku asupan cairan menggunakan catatan minuman 7 hari, pengukuran status hidrasi menggunakan metode urine color (Ucol) dan Urine specific gravity (Usg), kuesioner aktivitas fisik internasional untuk mengetahui aktivitas fisik, dan sosio-ekonomi demografi menggununakan kuesioner terstruktur.
Hasil: Pada penelitian ini ditemukan pada kedua kelompok, antara mahasiswa kesehatan dan non-kesehatan mempunyai aktivitas fisik yang rendah, yaitu masing-masing 71.2% and 72,4%. Berdasarkan kuesioner FIHS mahasiswa kesehatan mempunyai nilai sikap yang lebih tinggi daripada mahasiswa non-kesehatan (p<0.001), sementara itu pada nilai pengetahuan tidak ada perbedaan antara mahasiswa kesehatan (7.37±1.37) dan non-kesehatan (7.28±1.25). Lebih dari 50% responden di kedua grup ditemukan dehidrasi bedasarkan pengukuran hidrasi status menggunakan Ucol dan Usg. Pada mahasiswa kesehatan dan non-keseehatan yang cukup minum signifikan lebih tinggi tingkat pengetahuan mengenai asupan minum dan status hidrasi daripada mahasiswa yang kurang minum.
Kesimpulan: Maka dari itu, dibutuhkan intervensi untuk meningkatkan pengetahuan dan sikap sehingga perilaku dan status hidrasi dapat lebih baik berdasarkan jurusan responden.

ABSTRACT
Water has an important role in normal body function. However, dehydration becomes one of the health problems in Indonesia. It is assumed that health science students have greater knowledge, attitude, and practice related to health issues compared to non-health science students.
Objective: To compare the knowledge, attitude, practice of daily fluid intake and hydration status between health and non-health science students in Dormitory of Universitas Indonesia, Depok.
Method: The respondents were the undergraduate students who stayed in the dormitory of Universitas Indonesia aged 18-21 years. Validated questionnaire of knowledge and attitude (FIHS Questionnaire) were used to assess knowledge and attitude regarding fluid intake and hydration status, practice of daily fluid intake was used 7-day fluid record, hydration status measurement was used Urine color (Ucol) and Urine specific gravity (Usg) methods, short international physical activity questionnaire (Short-IPAQ) was used to assess physical activity, and socio-eco demographic characteristics were assessed using structured questionnaire.
Results: In this study found both in two groups, health science and non-health science had low physical activity, 71.2% and 72.4% respectively. Based on FIHS questionnaire, health science students had a higher score of an attitude than non-health science students (p<0.001), meanwhile for their knowledge there was no difference score both in health science students (7.37±1.37) and non-health science students (7.28±1.25). More than 50% of respondents both in the two groups were dehydrated based on hydration measurement used Ucol and Usg. Among health science and non-health science students who had enough drinking significantly higher in knowledge regarding fluid intake and hydration status than the students with less drinking.
Conclusion: Therefore, it was needed to conduct the intervention for increasing knowledge and attitude to make better practice and hydration status based on respondent majority.
"
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mutiara Krissy Anjani
"Air sangat penting bagi tubuh. Berdasarkan studi epidemiologi menunjukkan bahwa sekitar 46% dewasa dan remaja di Indonesia mengalami dehidrasi ringan. Oleh karena itu, peneliti ingin mengetahui hubungan antara pengetahuan, sikap dan perilaku mahasiswa mengenai asupan cairan dan faktor-faktor yang berhubungan. Metode penelitian menggunakan desain cross-sectional dengan jumlah sampel sebanyak 108 mahasiswa. Penelitian ini dilakukan melalui pengisian kuisioner yang berhubungan dengan pengetahuan, sikap dan perilaku. Setelah itu dilakukan pengukuran tinggi dan berat badan serta dilakukanlah uji statistic dengan menggunakan uji chi-square dan kolmogorov-smirnov Z. D
ari hasil penelitian, diperoleh jumlah mahasiswa dengan pengetahuan baik berjumlah 101 orang (93,5%),sikap positif berjumlah 87 orang (80,6%), perilaku baik 82 orang (75,9%). Dari hasil uji statistik, menunjukan bahwa tidak terdapat hubungan bermakna antara pengetahuan dengan perilaku dan sikap (P >0,05), sikap dengan pengetahuan(P >0,05), dan pengetahuan dengan usia, jenis kelamin, asal daerah, pendidikan dan pekerjaan orang tua serta asal pulau (P >0,05). Dikarenakan pentingnya air dalam tubuh, terutama saat sedang melakukan aktivitas ringan ataupun berat, sangat diharapkan mahasiswa FK agar lebih ditingkatkan kepeduliannya tentang pentingnya asupan cairan dalam tubuh.

Water is the most essential fluid needed for the human body metabolism. The epidemiology study of its consumption showed that 46% of adolescences and adults in Indonesia experience mild dehydration every day. Therefore, the author examined the relation between knowledge, attitude and behavior of university students about the fluid intake and it’s related factors. The method used in this research is a cross-sectional design with 108 students as samples. The research was done by questionnaire that correlates with the knowledge, attitude and behavior filled by students with the body height and weight of each sample is also conducted. The data is then analyzed by statistical test with chi-square and Kolmogorov-Smirnov Z method.
From the result yielded, the research showed that the number of students with good knowledge is 101 people (93.5%), with positive attitude 87 people (80.6%), and with good behavior 82 people (75.9%). From the statistical test result, it is showed that there is no definite relation between knowledge and attitude with behavior (P>0.05), attitude and knowledge (P>0.05), and knowledge and age, sex, place of origin, level of education, parents’ occupation and island of origin (P>0.05). Thus, medical students should be encouraged to drink enough water in both light and heavy activities for its importance in fluid intake in the body metabolism.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2011
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fazri Azhar Ramdani
"Dalam beberapa abad terakhir, tingkat konsumsi air meningkat lebih dari dua kali lipat dan tingkat pertumbuhan populasi Industri terus meningkat. Akibatnya, kelangkaan air menjadi masalah utama yang harus dihadapi. Secara khusus, Kabupaten Bekasi merupakan kota industri terbesar di Indonesia dan terbesar di Asia Tenggara dengan 11 kawasan industri dengan 7.000 pabrik yang memiliki kebutuhan air yang sangat besar.Melihat dilema tersebut, penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan model sistem dinamis untuk mengevaluasi sistem pengelolaan air di salah satu Kota Industri Terpadu di Kabupaten Bekasi. Fokusnya adalah pada dua isu berikut: (1) Kebijakan yang dapat diambil untuk menambah pasokan kebutuhan air di Kawasan Industri Terpadu Bekasi; (2) Simulasi model dampak kebijakan terhadap ketersediaan air di Kota Industri Terpadu Kabupaten Bekasi. Adapun kebijakan jangka Panjang yang dapat dipertimbangkan adalah Penambahan pasokan air dari sungai kalimalang, pengurangan kehilangan air karena produksi dan distribusi, dan penambahan laju daur ulang air limbah menjadi air baku Kembali sehingga dapat membantu pemenuhan kebutuhan air baku kawasan industri. Dengan simulasi sistem dinamik dapat dibuktikan bahwa kebijakan pengelolaan air diatas terbukti dapat menambah penyediaan air bersih di Kawasan Industri Kota Industri Terpadu di Kabupaten Bekasi.

In the last few centuries, the rate of water consumption has more than doubled and the population growth rate of Industry continues to increase. As a result, water scarcity is a major problem that must be faced. In particular, Bekasi Regency is the largest industrial city in Indonesia and the largest in Southeast Asia with 11 industrial areas with 7,000 factories that have very large water needs. Seeing this dilemma, this study aims to develop a dynamic system model to evaluate water management systems in one of the an Integrated Industrial City in Bekasi Regency. The focus is on the following two issues: (1) Policies that can be taken to increase the supply of water demand in the Bekasi Integrated Industrial Estate; (2) Model simulation of the impact of policies on water availability in the Integrated Industrial City of Bekasi Regency. The long-term policies that can be considered are increasing the supply of water from the Kalimalang river, reducing water loss due to production and distribution, and increasing the rate of recycling of waste water into raw water again so that it can help meet the raw water needs of industrial areas. With a dynamic system simulation it can be proven that the above water management policies are proven to be able to increase the supply of clean water in the Integrated Industrial City Industrial Area in Bekasi Regency."
Jakarta: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>