Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 69477 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Reza Mahara Adhistiyo
"Artificial lighting is one of the elements in architecture that is able to deliver the meaning, so that lighting has an important role for humans to recognize the space. The identity of place will be formed based on each user's perception of space, and this element of light become one of the forming quality space. The need of lighting space will be affected by human activities that occur in it, but on the other side, the artificial lighting system is formed based on architectural significance to be conveyed.
In this paper, the authors take a case study on the South Alun-alun of Yogyakarta, where there is a modern intervention of secondary artificial lighting that has very different characteristics to the primary artificial lighting. The authors will analyze the role of artificial lighting based on the South Alun-alun ​​Yogyakarta’s space function. The result performed by calculating the amount of light luminance and literature review on the lighting theory that supports findings in the field that the identity of the place has changed between then and now.

Tata cahaya buatan merupakan salah satu elemen dalam arsitektur yang mampu menyampaikan makna di dalamnya, sehingga tata cahaya berperan penting bagi manusia untuk mengenali ruangnya. Identitas sebuah tempat akan terbentuk berdasarkan pada persepsi masing-masing pengguna ruang, dan elemen cahaya pada ruang ini lah yang menjadi salah satu pembentuk kualitas ruang. Kebutuhan ruang akan tata cahaya dipengaruhi oleh aktivitas manusia yang terjadi di dalamnya, namun di sisi lain, tata cahaya buatan dibentuk berdasar pada makna arsitektur yang ingin disampaikan.
Dalam tulisan ini penulis mengambil sebuah studi kasus yang terjadi pada Alun-alun Selatan Yogyakarta, di mana terdapat terjadi sebuah intervensi modern dari pencahayaan buatan sekunder yang memiliki karakteristik sangat berbeda dengan pencahayaan buatan primernya. Penulis akan menganalisa peran pencahayaan buatan terkait fungsi ruang Alun-alun Selatan Yogyakarta. Hasil yang didapat dilakukan dengan menghitung besar luminansi cahaya dan tinjauan pustaka mengenai teori tata cahaya yang mendukung hasil temuan di lapangan bahwa tempat tersebut telah mengalami perubahan bentuk antara dulu dan sekarang.
"
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S59548
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indah Andriati
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S48311
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Yoni Androgini
"ABSTRAK
Duduk adalah sebuah optional activities yang dilakukan di ruang terbuka publik. Sittable space adalah ruang yang nyaman untuk diduduki. Tulisan ini memiliki tujuan untuk mengetahui kualitas ruang dalam sittable space di ruang terbuka publik. Analisa dilakukan dengan metode studi literatur menggunakan teori sittable Whyte (1980) dan Gehl (2010). Studi kasus dilakukan di Alun-alun Madiun dengan metode pengamatan berbasis fenomenologi dan behaviour mapping. Hasil pengamatan dan analisis menunjukkan bahwa sittable space muncul karena dalam suatu space memiliki kualitas ruang yang memberikan kenyamanan, baik physical comfort maupun social comfort. kualitas ruang yang ditemukan dalam sittable space dalam memenuhi physical comfort antara lain: 1)Ruang yang teduh, 2)Kemudahan akses, 3)Perangan cukup, 4)view atraktif, 5)Seat. Sedangkan kualitas ruang untuk memenuhi social comfort berkaitan dengan dengan 1) jarak, 2)interaksi, 3)fleksibilitas. Namun pemenuhan kualitas ruang sittable space tersebut berbeda-beda sesuai dengan jenis aktivitas duduk yang dilakukan. Sittable space harus memiliki kualitas ruang yang memenuhi social comfort nya, sedangkan physical comfort bersifat kondisional sesuai jenis aktivitas duduk yang dilakukan.

ABSTRACT
Sitting is a optional activities in an open public space. Sittable space is a comfortable space to sit on. This study aims to find out the spatial quality of a sittable space in open public space. The analysis was done through literature studies using Whyte (1980) and Gehl (2010) theories about sittable. The observation of case study was done in Alun-alunMadiun using phenomenology and behavior mapping.The result shows that sittable space emerges from the comfort of a space, either as a physical comfort or social comfort. The spatial qualities found in sittable space in term of physical comforts come from: 1) a shaded space, 2) accessible, 3) adequate lighting, 4) attractive views, 5) seat, while the ones found in social comfort related to 1) distance, 2) interaction, 3) flexibility. However, it may differ in carrying out the needed spatial qualities for the physical comfort depending on the sitting activities.While the spatial qualities to support the social comfort are a must, the physical comfort comes conditional based on the sitting activities.
"
2016
S63105
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Laksmi Widyawati
"Yogyakarta merupakan salah satu kota bekas kerajaan di Jawa. Seperti pada umumnya kota bekas kerajaan, Yogyakarta memiliki alun alun dan tata ruang kotanya mengikuti makna filosofi yang dipercaya pada masanya. Seiring perkembangan jaman, alun-alun yang pada awal dirancang bersifat sakral menjadi semakin publik.
Berangkat dari tiga anggapan awal dalam thesis saya yang berjudul ?Alun-Alun Sebagai Ruang Publik Kota, Kajian Fungsi, Makna dan Jaringan Alun-Alun Selatan Kraton Yogyakarta?, saya mendapatkan temuan yang sesuai. Pertama, makna lama alun-alun selatan sebagai halaman belakang yang membuat masyarakat lebih bebas ?memiliki?, belum sepenuhnya terjawab, tetapi kerelaan pihak kraton memberikan halamannnya untuk rakyat justru bisa dirasakan. Ke dua, jaringan di alun-alun selatan memang menunjukkan kuatnya kearifan lokal. Ke tiga, secara fisik tata ruang memang mendukung kekuatan ruang publik. Di lapangan saya juga menemukan kinerja ruang publik yang selalu bergerak mengikuti kebutuhan. Saya juga menemukan berbagai makna yang bisa dibaca dari tanda, yang bisa dimaknai sebagai semiotik alun-alun.
Penelitian saya memiliki dua arah, kajian sejarah sebagai tolok ukur perkembangan fungsi dan makna, serta proses lapangan menekankan pada eksplorasi aktor-aktor yang terlibat di alun-alun selatan, dengan mengacu Actor Network Theory untuk memahami terbentuknya jaringan. Experiential Landscape dan Good City Form saya acu untuk pemaknaan bagi para aktor.
Saya berharap bisa melanjutkan penelitian lebih mendalam di alun-alun utara sehingga hubungan dengan alun-alun selatan dalam satu kesatuan kawasan kraton lebih terlihat. Sebagai kawasan cagar budaya, pemahaman tentang makna penting untuk konservasi perkotaan, bukan sekedar fisik dan fungsi. Saya juga mengharapkan bisa dilanjutkan oleh pihak yang lebih memahami artefak dan arkeologi untuk kepentingan konservasi.

Yogyakarta is one of the former royal city in Java. As to the former royal city Yogyakarta has square and its urban spatial structure that is believed to follow the meaning of the philosophy of the time. Along the development, the square at the beginning designed to be sacred is becoming increasingly public.
Starting from the three initial presumption of this thesis entitled "Alun-Alun as City Public Space, Study of Function, Meaning and Network in South Alun-Alun of Yogyakarta Palace", I get the appropriate findings. First, the old meaning of south alun-alun as the backyard that makes people free to "claim", has not been fully answered, but the willingness of Sultan to give his yard to people can actually be felt. Second, the network in the south alun-alun indeed showed strong local wisdom. Third, the physical layout does support the strength of public space. On the field, I also found that the performance of the public space are always move following by the needs. I also found variety of meanings that can be read from the sign, which could be interpreted as ?alun-alun semiotic?.
My research has two directions, the study of history as a benchmark development of functios and meanings, and the emphasis on exploration field actors involved in south alun-alun, with reference ?Actor Network Theory? to understand the formation of the network. I refer ?Experiential Landscape? and ?Good City Form? to analysis the meanings for actors.
I hope to continue my research in the north alun-alun, so that the relationship with south alun-alun as a single region of the palace area is more visible. An understanding meaning of cultural heritage area is important for urban conservation, not just physical and functions. I also expect to be continued to whom concern archaeological artefactsfor conservation purposes.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Astrid Vidya Primadhani
"Tesis ini menelusuri agensi objek pada self generating sebagai metode desain untuk menghasilkan arsitektur. Pada umumnya, hasil karya arsitektur berupa bangunan. Kebutuhan akan bangunan dipertanyakan ketika arsitektur bisa terealisasikan melalui media seperti objek. Tulisan ini mempertanyakan kapabilitas objek sebagai metode perancangan arsitektur yang bisa terbentuk dengan sendirinya. Lingkungan terpisah yang disebabkan oleh objek menghasilkan reaksi dari makhluk hidup. Objek bisa memiliki agensi di luar intensi awal perancang. Agensi objek akan melebihi ekspektasi perancang ketika objek memiliki kegunaan di luar dari fungsi inisial. Potensi objek untuk membentuk ruang dengan kapabilitas di luar fungsi yang ditentukan pada awalnya dieksplorasi dalam tesis ini. Melalui operasi combine dan substitute pada objek, proses self generating makhluk hidup dapat berubah menjadi initiate, inhibit atau redirect. Merancang dengan objek yang dialihkan fungsinya oleh makhluk hidup mewujudkan arsitektur. Agensi objek dirancang agar memberikan dampak pada lingkungan sekitar melalui self generating. Tesis ini menelusuri pembuatan bahan makanan tempe sebagai proses yang membutuhkan objek agar terealisasi. Dari studi proses tersebut, rancangan yang dihasilkan adalah susunan objek yang dapat melangsungkan fermentasi tempe dengan sendirinya melalui kapabilitas peralihan fungsi untuk membentuk ruang berspora.

This thesis explores the agency of objects in self-generating as a method of design in architecture. In general, architectural projects are in the form of buildings. The need for buildings is questioned when architecture can be realized through media such as objects. This writing questions the capability of objects as a method of architectural design that can be formed by itself. A separate environment that is caused by objects creates a reaction from living beings. Objects can have agency outside of the initial intention of the designer. The agency of objects will exceed the expectations of the designer when objects have a use outside of its initial function. The potential of objects to create space with the capability outside of its determined function is explored in this thesis. Through the operation of combine and substitute towards objects, the process of self generating from living beings can change to initiate, inhibit or redirect. Designing with objects that have been redirected functionally by living beings produces architecture. The agency of object is designed to provide impact towards its environment through self generating. This thesis explores the production of food as a process that needs objects to be realized. From the study of its process, the design is an arrangement of objects that can carry out tempeh fermentation by itself through the capability of functional redirection to create a spore space."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fitrie Aisyah
"Interaksi sosial merupakan kebutuhan semua manusia. Kegiatan ini dapat dilaku-kan di mana saja, terutama di ruang publik yang merupakan tempat yang dapat diakses oleh siapa saja untuk melakukan berbagai aktivitas. Skripsi ini akan mem-bahas hubungan antara elemen yang seringkali ditemukan di ruang publik dengan interaksi sosial yang terjadi di ruang tersebut dalam konteks permukiman padat penduduk. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan, elemen dalam ruang publik ternyata memiliki hubungan yang erat dan timbal balik dengan interaksi sosial di dalam ruang publik. Selain itu, elemen juga dapat memberikan informasi mengenai fungsi lain yang dapat terjadi di ruang publik dan bagaimana cara penduduk di permukiman padat memanfaatkan ruang publik mereka secara ber-sama-sama.

Social interaction is everyone's needs. The activity can be done anywhere, espe-cially in a public space where people can easily access the space and do various activity. This paper will reveal the relationship between elements found in the public space and social interaction that happen in the space especially in high den-sity settlement. Based on the observation, elements in public space has a close and mutual relationship with social interaction happened in the space. Elements also used to inform people about another function of the public space and how people in high density settlement shared their public space."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S46932
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Glenn Dinov Harun Pangestu
"Gereja Katolik Santo Yoseph merupakan sebuah bangunan peribadatan yang terletak di Matraman, Jakarta Timur. Tujuan dari dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui aspek arsitektural bangunan gereja ini Melalui pendekatan arkeologi, penelitian ini menganalisis struktur, desain, dan elemen-elemen arsitektural gereja untuk memahami konteks budaya dan religius yang membentuk pembangunan gereja tersebut. Penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui hubungan antara arsitektur dengan praktik ibadah dan peran gereja dalam kehidupan beragama. Metode dalam penelitian ini melibatkan analisis arkeologi yang dikemukakan oleh Sharer dan Ashmore. ata primer dan sekunder dikumpulkan dan dianalisis untuk mengungkapkan makna dan fungsi yang terkait dengan aspek arsitektur gereja Santo Yoseph Matraman. Konsep-konsep teoritis yang digunakan dalam penelitian ini meliputi simbolisme arsitektur gereja, makna ritus keagamaan, dan hubungan antara ruang fisik dan praktik keagamaan. Mengungkapkan bahwa komponen-komponen arsitektur bangunan tersebut memiliki makna-makna yang relevan dengan aktivitas keagamaan, seperti simbolisme dalam fasad, denah, lantai, dan fasad bangunan. Selain itu, komponen-komponen arsitektur tersebut juga berperan penting dalam mendukung berbagai kegiatan keagamaan, termasuk perayaan Ekaristi, Prosesi Sakramen Mahakudus, dan Ziarah Maria Fatima.

Santo Yoseph Catholic Church is a worship building located in Matraman, East Jakarta. The aim of this research is to determine the architectural aspects of this church building. Using an archaeological approach, this research analyzes the structure, design and architectural elements of the church to understand the cultural and religious context that shaped the construction of the church. This research also aims to determine the relationship between architecture and worship practices and the role of churches in religious life. The method in this research involves archaeological analysis proposed by Sharer and Ashmore. Primary and secondary data were collected and analyzed to reveal the meaning and function related to the architectural aspects of the Santo Yoseph Matraman church. The theoretical concepts used in this research include the symbolism of church architecture, the meaning of religious rites, and the relationship between physical space and religious practice. Revealing that the architectural components of the building have meanings that are relevant to religious activities, such as symbolism in the facade, floor plan, and building facade. Apart from that, these architectural components also play an important role in supporting various religious activities, including the celebration of the Eucharist, the Procession of the Blessed Sacrament, and the Pilgrimage of Mary Fatima."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kreshna Patrian
"Contested Space adalah ruang dimana konflik terjadi, dan bagaimana konflik tersebut akan membentuk ruang yang ditempati oleh manusia. Konflik dalam contested space berbicara tentang penguasaan ruang terutama terkait dengan penguasaan teritori dari sebuah area. Penguasaan teritori ini akhirnya akan membentuk batasan dari sebuah ruang, yang akan memisahkan masing-masing teritori tersebut secara spesifik. Salah satu bentuk penguasaan teritori yang akan dilihat di dalam skripsi ini adalah cheating. Fenomena contested space tersebut, terutama pembahasan konflik dan cheating, terlihat juga di dalam video game. Video game, sebagai sebuah ruang virtual, merupakan representasi dari dunia nyata, sehingga hal-hal yang ada di dalam dunia nyata akan terparalelkan di dalam dunia video game, dan hal ini termasuk contested space.
Skripsi ini akan melihat bagaimana fenomena contested space yang hadir di dalam dunia video game, bagaimana dia muncul, dan bagaimana hal ini akan mempengaruhi video game, terkait dengan pembahasan konflik dan penguasaan ruang. Skripsi ini juga akan melihat bagaimana tindakan penguasaan ruang, yaitu cheating, dapat mengubah ruang yang ada di dalam video game. Temuan skripsi ini akan melihat hubungan antara tindakan penguasaan ruang dan ruang yang dikuasai di dalam dunia video game, sebagai sebuah paralel dari dunia nyata.

Contested space is a place where conflict occurs, and how that conflict can shape the space humans inhabit. Conflict in contested space is about claiming space, and how to claim a territory in an area. Claiming this territory will eventually shape the boundaries of spaces, and divide each territory specifically. One of the forms of claiming spaces is cheating. The phenomenon of contested space, in regards to conflict and cheating, also occurs in video games. Video games, as a virtual space, are a representation of the real world, so everything that happens in the real world is paralleled by the video game world, and that includes contested space.
This paper will look at the phenomenon of contested space that occurs in the video game world, how it appears, and how it will affect the video game world. This paper will also look at how the act of claiming space,particularly cheating, can change the spaces in video games. The findings of this paper will look at the connection between the act of claiming and the spaces that are being claimed in the video game world, as a parallel of the real world.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S46255
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Singapore: Words & Visuals Press Pte Ltd, 2011
R 728.37 MOD
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Catur Meiyogo
"Video mapping merupakan sebuah teknik yang menggunakan pencahayaan dan proyeksi sehingga dapat menciptakan ilusi optis pada obyek-obyek. Obyek-obyek tersebut secara visual akan berubah dari bentuk aslinya menjadi bentuk baru yang berbeda dan sangat fantastis Keberadaannya sebagai salah satu fenomena Hiper-Realitas ternyata memberi pengaruh pada dunia Arsitektur dan Interior. Konsep Dekonstruksi yang terdapat di dalam Video Mapping membuatnya mampu merubah makna ruang walaupun secara visual. Karena kemampuannya dalam merubah makna ruang, membuat Video Mapping harus berhadapan dengan beberapa pertanyaan diantaranya sejauh manakah perubahan makna ruang itu dan konsekuensi logis apakah yang terjadi berkaitan dengan ruang dan waktu yang dihadapinya?

Video mapping is a technique that using light and projection which can make an optical illusion to the objects. Those objects visually changes from the original shapes to the difference and fantastic shapes. It's existence as Hiper-Reality phenomenon actually has given influence to the world of Architecture and Interior. The Concept of Deconstruction in Video Mapping give it's ability to change the defintion of space eventhough it is only as visual. Because of it's ability to change the space definition, Video Mapping has to be faced with a view question. How far the change of that space definition and what kind of logic consequence that will be related to space and time that has to be faced?"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S43285
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>