Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 113834 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Najmi Afriandini
"Penelitian ini bertujuan untuk mengurangi waktu setup proses printing pada industri grafik printing. Penelitian ini berfokus pada permasalahan tingginya downtime yang sebagian besar dipengaruhi oleh waktu setup yang mengakibatkan rendahnya nilai kualitas, output produksi, dan utilisasinya. Permasalahan ini kemudian dianalisis nilai performansinya dengan menggunakan metode Overall Equipment Effectiveness (OEE), dari hasil perhitungan OEE diperoleh nilai yang sangat rendah sebesar 30%. Berdasarkan hasil analisa, nilai OEE yang rendah disebabkan oleh tingginya waktu Setup mesin. Pengurangan waktu setup dilakukan dengan penerapan konsep Single Minute Exchange of Dies (SMED), dengan pengurangan sebesar 52%.

The purpose of this study is to decrease the setup time of printing process in graphic printing industry. This study focuses on the problem of downtime that most affected by the setup time that result to low achievement of quality, production output, and utilization. After that, the value of Performances of this problem was analyzed by using Overall Equipment Effectiveness (OEE), and the result was very low about 30%. Based on the analysis, the value of low OEE caused by high setup time. The reduction of Setup time was done by the implementation of Single Minute Exchange of Dies (SMED) concept, with 52% setup time reduction."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S59257
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dhedhi Risnanto
"Di Indonesia pengelolaan kekayaan alam dikuasai oleh Negara, sesuai dengan UUD 1945, oleh karena itu semua proses penambangan minyak dan gas bumi dikuasai oleh Negara. Walaupun kenyataannya Negara tidak mempunyai cukup sumberdaya untuk mendayagunakannya, sehingga dibuatlah suatu sistem kerjasama antara swasta dan pemerintah untuk memberdayakan suberdaya mineral tersebut. Oleh karena itu Negara yang akan menentukan seberapa besar produksi minyak yang akan diproduksi oleh masing-masing kontraktor. Target produksi minyak tentunya harus dilaksanakan oleh masing-masing kontraktor karena hal ini merupakan bagian dari kesepakatan. Permasalahan yang sering timbul dalam proses produksi ini adalah adanya kendala posisi lapangan kerja yang jauh, kondisi cuaca dan yang tidak kalah menarik adalah keandalan dari peralatan produksinya. Sehingga untuk menjaga produksi minyak mentah dari suatu lapangan tetap optimal maka peralatan produksi harus dijaga dengan baik. Kondisi sekarang ini yang ada di lapangan masih banyak sekali terjadi breakdown yang tidak terencana dari peralatan produksinya, sehingga perlu dilakukan penelitian yang mendalam dalam sistem pemeliharaannya sehingga akan didapatkan Overall Equipment Effectiveness yang optimal Dengan pendekatan menggunakan Overall Equipment Effectiveness dan analisa menggunakan Failure Mode and Effect Analysis diharapkan dalam penelitian ini akan memberikan masukan untuk perbaikan sistem perawatan bagi peralatan produksi minyak di anjungan lepas pantai. Dari hasil analisa diketahui bahwa masing-masing anjungan masih mempunyai kekurangan dalam hal kinerja peralatan sehingga perlu dilakukan tindak lanjut dalam hal pemeliharaan peralatan.

In Indonesia natural resources management controlled by the State, in accordance with the Constitution of 1945, therefore all the oil and gas mining is controlled by State. Despite the actually that the State does not have enough resources to utilize it, so that made a system of cooperation between the private and the government to empower these minerals. Therefore, the State will determine how much oil production will be produced by each contractor. Oil production target must be executed by each contractor as this is part of the deal. Problems often arise in the process of this production is the presence of obstacles employment position that far, weather conditions and no less interesting is the reliability of production equipment. So in order to maintain crude oil production from an optimum field production equipment must be maintained so well. In the current conditions that in the field is still a lot happening unplanned breakdown of production equipment, so it needs to be done in-depth research in their maintenance system that will be obtained, Overall Equipment Effectiveness optimal. With the approach of using dynamic system analysis and use of failure mode and effect analysis is expected in the study will provide inputs for the improvement of treatment system for oil production equipment on offshore platform. From the analysis found that each of the platform still has shortcomings in terms of performance so that equipment necessary follow-up in terms of maintenance of equipment."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
T27846
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Mellynia Tri Sugiarti
"Overall Equipment Effectiveness (OEE) merupakan salah satu hal yang dapat dijadikan sebagai indikator dalam mengukur efektivitas dan efisiensi serta dapat membantu melihat dan mengukur masalah sehingga dapat menyiapkan metode standar untuk mengukur kemajuan dan memperbaiki masalah yang terjadi selama produksi obat-obatan berlangsung. Pengamatan dilakukan untuk mengetahui metode yang tepat dalam meningkatkan availabilitas melalui penurunan durasi buka reject dan penyortiran sehingga dapat meningkatkan OEE di proses pengemasan primer. Pengamatan dilakukan setiap hari di tiap shift, baik pagi, siang, maupun malam agar dapat mengetahui tingkat produktivitas di tiap shift berlangsung. Untuk meningkatkan availabilitas sebagai faktor peningkat efektivitas kerja, metode dilakukan dengan mengurangi durasi buka reject kemasan dan membandingkan besar OEE baik pada metode buka reject yang dilakukan di akhir shift maupun dilakukan saat proses pengemasan berlangsung dengan penambahan jumlah SDM. Besar OEE untuk metode buka reject saat pengemasan berlangsung sebesar 72,78%, sedangkan besar OEE pada metode buka reject di akhir shift sebesar 61,86%. Bila dibandingkan dengan produk obat yang sama dengan melihat performa mesin serta kualitas produk yang dihasilkan, dapat dilihat bahwa metode buka reject yang dilakukan saat pengemasan berlangsung memiliki besar OEE dan availabilitas yang lebih tinggi dibanding dilakukan di akhir shift.

Overall Equipment Effectiveness (OEE) is one of the things that can be used as an indicator in measuring effectiveness and efficiency so could be a standard method for measuring progress and fixing problems that occur during drug production. Observations were made to find out the right method to increase availability by reducing the duration of open reject and sorting so as to increase OEE in the primary packaging process. Observations are made every day in each shift in order to determine the level of machine’s productivity in packaging. To increase availability as a factor for increasing work effectiveness, the method is carried out by reducing the duration of opening reject packages and comparing the size of OEE both in the open reject method which is carried out at the end of the shift and when the packaging process takes place with the addition of the number of human resources. The OEE for the open reject method when packaging was in progress was 72.78%, while the OEE for the open reject method at the end of the shift was 61.86%. When compared with the same drug product by looking at the performance of the machine and the quality of the product produced, it can be seen that the open reject method which is used during packaging has higher OEE and higher availability rather than the method which done at the end of the shift."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Bagas Caesar Maulidani
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui produktivitas suatu proses produksi pada Industri Manufaktur Stamping. Penelitian ini menemukan bahwa equipment losses merupakan salah satu permasalahan yang sesungguhnya, sehingga tindakan perbaikan difokuskan pada permasalahan ini. Dalam penelitian ini menggunakan metode Overall Equipment Effectiveness (OEE), dari hasil perhitungan OEE diperoleh nilai yang sangat rendah sebesar 75% tidak mencapai standar World Class 85%. Berdasarkan hasil analisa menggunakan diagram pareto, kerugian losses paling mempengaruhi rendahnya nilai OEE yaitu performance losses dan waktu setup mesin. Pengurangan waktu setup dilakukan dengan penerapan konsep Single Minute Exchange of Dies (SMED) dengan memisahkan setup internal dan setup eksternal yang menghasilkan pengurangan waktu sebesar 30%.

This study aims to determine the productivity of a production process in the Stamping Manufacturing Industry. This study found that equipment losses are one of the real problems, so corrective action is focused on this problem. In this study using the Overall Equipment Effectiveness (OEE) method, from the results of the OEE calculation, a very low value of 75% did not reach the 85% World Class standard. Based on the results of the analysis using the Pareto diagram, the losses that most affect the low OEE value are performance losses and machine setup time. The reduction in setup time is done by applying the Single Minute Exchange of Dies (SMED) concept by separating the internal setup and external setup which results in a 30% reduction in time."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lisa Ratnasari
"Tesis ini membahas mengenai pemetaan industri percetakaan di Indonesia dengan menggunakan Analisis klaster. dengan metode K-Means. Pada saat ini penyebaran industri percetakan di Indonesia tidak merata, sebagian besar terkonsentrasi di pulau Jawa (73.3%), belum adanya informasi mengenai industri percetakan, informasi yang ada hanya sebatas penyebaran 2585 percetakan berikut bentuk badan hukumnya sehingga kebutuhan logistik (produk cetak) yang tidak dapat terbagi secara merata di antara perusahaan percetakan yang ada.
Variabel yang digunakan dalam penelitian sebanyak 13 variabel, dengan menggunakan analisis faktor varibel direduksi menjadi 5 faktor. Hasil analisis klaster dengan metode K-means dibentuk sebanyak 3 klaster dimana faktor utilisasi mempunyai nilai p-value sebesar 0.620, lebih besar dari 0.05, artinya faktor utilisasi dari ketiga klaster relatif sama atau utilisasi antara klaster 1 tidak berbeda nyata dengan utilisasi di kedua klaster lainnya.
Klaster 1 terdiri dari 382 perusahaan yang merepresentasikan industri percetakan di Indonesia secara umum dimana semua nilai faktornya bertanda negatif yang artinya semua nilai faktor rendah atau berada dibawah Klaster 2 terdiri dari 4 perusahaan dengan faktor pendapatan lain dan investasi (7.75701) serta faktor asset (4.74713) tinggi, tetapi faktor terkait produksi rendah (-0.07193).Pada klaster 3 hanya faktor utilisasi saja yang rendah (-0.55112), hal ini menunjukkan perusahaan tidak efisien dikarenakan produktivitasnya yang rendah.
Hasil dari klaster yang terbentuk dibuat analisa SWOT sebagai salah satu dasar untuk rencana strategi pengembangan industri yang akan dilakukan. Pemerintah perlu kiranya untuk mengembangkan industri cetak secara lebih merata dan berkualitas.

This thesis discussed the mapping percetakaan industry in Indonesia by using cluster analysis. with K-Means method. At this time the spread of the printing industry in Indonesia is uneven, mostly concentrated in Java (73.3%), lack of information about the printing industry, there is only limited information dissemination following printing 2585 forms so that the logistics needs of its legal entity (print product) are not can be divided evenly among the existing printing company.
Variables used in the study as many as 13 variables, using a variable factor analysis is reduced to 5 factors. From the results of cluster analysis with K-means cluster method established as many as three clusters in which the utilization factor has a value p-value for 0620, greater than 0.05, meaning that utilization factor of the three clusters are relatively equal to or utilization of cluster 1 are not significantly different with the utilization in two other clusters.
Cluster 1 consists of 382 companies representing the printing industry in Indonesia is generally where all values are negative factors which means that all the factors are low or below-average population of clusters formed. Cluster 2 consists of 4 companies with other factors and investment income (7.75701) and high asset factor (4.74713), but low-production-related factors (-0.07193). In cluster 3 is only just a low utilization factor (-0.55112), but four factors others do not, it shows the company is inefficient due to low productivity.
Results from the cluster formed made a SWOT analysis as a basis for industrial development strategy plan will be done. Government is necessary to develop the print industry in a more equitable and quality.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
T29849
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Putut Handonowarih
"Setup dalam proses produksi adalah hal yang sifatnya harus, banyak point penting yang harus dilakukan dalam proses setup, karena proses produksi yang baik dan hasil produksi yang baik sangat ditentukan oleh proses setup yang baik dan benar. Akan tetapi ada efek negatif dari setup, yaitu timbulnya kerugian baik dari segi waktu maupun dari segi scrap produk. Hal tersebut dikarenakan waktu setup yang lama. Demikian juga dalam proses produksi magnet wire, proses setup termasuk salah satu penyumbang kerugian. Penelitian ini akan meneliti bagaimana cara menurunkan waktu setup sehingga kerugian akibat setup bisa diminimalkan. Metode yang digunakan adalah Single Minute Exchange of Die dan hasilnya adalah berkurangnya waktu setup dan berkurangnya scrap karena waktu setup yang berkurang.

Setup in the production process is of its nature must be, many important points that must be done in the setup process, because the production process and production results largely determined by the setup process. However, there are negative effects of the setup, namely the emergence of losses both in terms of time and in terms of product scrap. That is because a long setup time. Likewise in the magnet wire production process, the setup process is one contributor to losses. This research will examine how to reduce setup times so that losses can be minimized due to the setup, method used is Single Minute Exchange of dies , there are two outcomes of reduced setup time and scrap because of the setup process time is also reduced."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S52102
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ariawan Hindarko
"Tanpa kita sadari, seluruh aspek kehidupan kita erat berhubungan dengan informasi yang dapat tersampaikan dalam berbagai bentuk dan media. Media tersebut disebut dengan dokumen yang terdiri dari dokumen Hardcopy dan Softcopy. Sejalan dengan perkembangan dan kebutuhan yang semakin meningkat. maka berkembanglah teknologi penggandaan dokumen yang semakin hari kian berkembang. Dari sekian banyak teknologi tersebut teknologi yang bertahan dan masih berkembang sampai saat ini adalah teknologi Percetakan atau yang lebih dikenal dengan offset dan teknologi fotocopi.
PT Astra Graphia Tbk (Selanjutnya menjadi Astragraphia Document Solution dan disingkat menjadi ADS) mulai dikenal oleh masyarakat pada tahun 1970-an sebagai distributor tunggal mesin fotocopi Xerox di Indonesia. Pada saat itu ADS dapat menikmati keuntungan sebagai first mover karena teknologi fotocopi berkembang pesat menggantikan teknologi sebelumnya yaitu stensil. Sementara itu. teknologi percetakan jugs mengalami perkembangan yang sangal pesat dengan ditemukannya beberapa inovasi bare. Pada saat itu, kedua teknologi tersebut merupakan teknologi yang berbeda secara keseluruhan sehingga baik dari nisi kualitas, kecepatan maupun kemampuan dari kedua teknologi tersebut henarbenar berbeda. Namun, seiring dengan perkembangan teknologi Digital di semua aspek kehidupan kita, dikenal dengan nama teknologi Digital Printing. sebenarnya merupakan teknologi pencetakan dengan menggunakan sinar laser sehingga menghasilkan kualitas dan kecepatan yang semakin baik dan dapat disetarakan dengan hasil dari mesin offset. Juga terjadi perubahan konsep dan pola pemasaran. Pada masa lalu dikenal konsep pamasaran masal sekarang konsep pemasaran bergerak ke arah One to One Marketing dan Just In Time (JIT) yang menychabkan jumlah ckscmplar dari setiap pencetakan penggandaan dokumen cenderung menurun.
Berdasarkan trend perkembangan teknologi dan pemasaran di atas. Digital Printing menjadi solusi yang tepat bagi para pcmain di industi ini yang disebut Commercial Printer (CP). Tanpa biaya tetap untuk setiap prosesnya dan hasil sera kecepatan yang semakin baik Digital Printing sangat tepat untuk menjadi peltm,anli teknologi fotocopi analog dun pelengkap teknologi offset yang hares dimiliki oleh CP. Di dunia, penjualan teknologi Digital Printing ini sangat sukses namun di Indonesia, semenjak dipasarkan dari tahun 1990-an tingkat adopsinya masih sangat rendah. Hal tersebut menjadi salah sate pokok bahasan dalam karya akhir ini.
Penelitian dilaksanakan kepada 30 (tiga puluh) pemain CP di Jabotabek dcngan menggunakan pendekatan model penelitian dari teori divusi inovasi dari jurnal yang dilulis oleh Ruud T Frambach. Model tersebut menjabarkan faktorfaktor yang mempengaruhi proses adopsi suatu inovasi dari nisi supplier penyedia inovasinya. karakteristik calon adopsirnya, karakteristik dari inovasi itu sendiri dun keadaan lingkungan industrinya.
Dari beberapa variable yang ditetiti ditemukan bahwa memang masih ada beberapa hal yang menjadi penghambat adopsi teknologi Digital Print di pasar CP. Dari karakteristik pemain CP sendiri sebagai calon adopter, ada beberapa faktor pcnghamat diantaranya masih rendahnya tingkat sentralisasi di mereka. Tingginya tingkat fornialisasi, rendahnya tingkat interaksi antar karyawan dan ukuran perusahaan QCP yang tidak terlalu besar baik dari sisi pendapatan maupun karyawan. Sedangkan dari variable ketersediaan informasi. pads Saul ini informasi yang tersedia sudah baik namun pada umumnya para pemain CP tersebut hanya mengetahui mengenai konsep dari teknologi Digital Printing namun belum cukup detail untuk mengetahui aplikasi mana yang tepat untuk mereka. Menurut karakteristik inovasi dan kondisi iklim usahanya Digital Printing itu sendiri masih dipandang terlalu mahal dimana banyak pemain baru dengan modal yang kuat namun cenderung mcnghancurkan harga. Selain ilu, para pemain CP tersebut belum merasa yakin bahwa pasar sudah siap untuk rnengkonsumsi teknologi Digital Printing ini. Dari segi pemasaran yang saal ini dilakukan ADS, yang menjadi faktor penghambat proses adopsi adalah-pcranan ADS di segmen ICP inasih clirasa kurang dan lcrbatasnya opsi dari ADS untuk memiliki unit digital printing termasuk pelayanan purna jualnya.
Menyingkapi hal tersebut, ADS harus menyiapkan beberapa strategi seperti proses edukasi pasar yang torus berjalan, pemanfaatan fasilitas yang dimiliki ADS untuk meyakinkan calon adopter, pengembangan strategi pemasaran untuk mengakomodasi kebutuhan pasar, menyiapkan strategi penjualan baru yang lebih fokus, produk yang lebih luas untuk memenuhi kebutuhan pasar yang lebih luas seperti fotocopi warna.
Untuk mendukung hal tersebut, ADS juga harus melakukan langkah-langkah khusus perubahan struktur organisasi tim penjualan agar lcbih fokus pada masingmasing segmen, peningkatan kemampuan tenaga penjualan langsung ADS, secara konsisien torus mengadakan acara untuk edukasi pasar dan mengeksplore secara Iebih mendalam mengenai keunggulan produk ADS dibandingkan kompetitornya.

Nowdays, information is become of the critical thing in our lives that reflected in variety of media called document (Hardcopy or Softcopy). Due to the increasing of document utilization and needs, many technologies were develop to increase the speed and quality of producing the document. From offset technology, risography technology to: copier technology were develop by each vendor to support the needs and market.
PT Astra Graphia Tbk (ADS) was; established in 1976 as a sole distributor for Xerox product in Indonesia. As the first mover in this industry, ADS succesfully introduced the xerography technology into Indonesian market. Meanwhile, offset technology also improve rapidly with many innovations. From the technology perspective, offset technology and xerography is totally different. But since the digital technology is now influenced in all aspects including in Graphic Arts Industry, digital and xerography technology are collaborating to create the new concept called Digital Printing. With continuous improvement, quality and speed of its technology is catching up with the offset printing quality. This new paradigm not only happened in the technology of the printing but also in the marketing concept. One to One Marketing and Just In Time (JIT) became the new concept of marketing that changed the paradigm of printing from less title more print to trtt3rr title leSs print.
Based on above trends and paradigm, Digital Printing is a perfect solution for Commercial Printer. Willi no initial cost in each process are a continuous improvement in the quality and speed of printing, Digital Printing become the proper solution for Quick Commercial Print (QCP) to replace the analog copier technology and for Industrial Commercial Print (ICP) as a complement for their current offset printing. Xerox succesfully sold the Digital Technology in the whole world. n the contraty in Indonesia. ADS was introduced the Digital Printing in 1990 but the adoption level of Indonesian market is very slow until now.
Research was conducted to 3() CP players in Jabotabek Area with approach using Diffusion of Innovation Theory by Ruud T Frambach. The variables that covered in the model including innovation characteristic, competitive environment and adopter characteristic. Based on above observered variables, the obstacle for the Digital Printing adoption process in CP market from adoter charateristic is as following: centralization is low, formalization is high, interaction among employee is low and the size of the QCP is relatively small (number of employees and revenue). From the information variable, most CP players felt that the information about Digital Printing is avaiable but they required more details. From the competitive environment variable, most CP playes considered the investment for Digital Printing technology is too high compare with the readiness of end users meanwhile there are some new players with big capital trying to ercalc the new market space with tow price strategy.
ICP playes felt that ADS is well known as the copier vendor rather than the Digital Printing provider for CP market. Some respondence also mentioned that they need more options to accuired the digital printing technology from ADS.
Based on the research above, ADS should address some new strategies as following: educating the market, utilization of ADS facility to support the sales process, developing new marketing strategy to accomodate the market needs and developing the new sales strategy which more focused on each segment. variety of products to fulfill the requirement from market such as: digital copier color.
In order to support above strategies, ADS should prepare some infrastructure changes such as: restructuring the sales department, enhancing the capability of ADS Account Manager. educating the market and exploring the tangible and intangible value of ADS product competitive compare to its competitors.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T18427
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Sopyan Yahya
"Proses dispersi pigmen merupakan proses paling penting dan kompleks pada manufaktur tinta cetak. Sebuah perusahaan manufaktur tinta cetak multinasional memproduksi tinta cetak melalui produk setengah jadi atau intermediate yang kemudian dikonversi menjadi tinta cetak siap pakai. Pigmen konsentrat merupakan intermediate dengan proses manufaktur yang paling kompleks karena melibatkan proses dispersi pigmen. Namun, selama periode 2019-2021 nilai persentase Right First Time produksi pigmen konsentrat ada di bawah 70%. Analisis penyebab cacat untuk meningkatkan kualitas pigmen konsentrat sulit dilakukan karena banyaknya faktor yang terlibat dalam prosesnya. Seiring dengan perkembangan teknologi, penggunaan metode Data Mining pada dunia industri telah banyak diteliti. Salah satu aktivitas industri yang dilakukan dengan metode Data Mining adalah klasifikasi kualitas. Pada penelitian ini dilakukan pemodelan klasifikasi kualitas tinta cetak berdasarkan proses dispersi pigmen menggunakan Decision Tree, C4.5 dan CART. Penelitian ini dilakukan dengan kerangka kerja QM-CRISP-DM merujuk pada penelitian Schafer et al. (2018). Data didapatkan dari logbook produksi dan database ERP perusahaan dari tahun 2019-2021. Model dibuat dengan menggunakan 15 variabel independen dengan target variabel kehalusan partikel, cacat atau tidak cacat. Penggunaan metode over-sampling dengan metode cross-validation menghasilkan akurasi tertinggi, yaitu 83.33%. Perbaikan proses guna mendapat produk yang tidak cacat diajukan berdasarkan model yang telah dibuat.

The pigment dispersion process is the most important and complex process in printing ink manufacturing. A printing ink manufacturing company produces ink through semi-finished or intermediate products. Pigment concentrate is an intermediate with the most complex manufacturing process because it involves a pigment dispersion process. However, during the 2019-2021 period, the percentage value of the Right First-Time percentage of concentrated pigment production is below 70%. Analysis of the causes of defects to improve the quality of pigment concentrates is difficult because of the many factors involved in the process. Along with technological developments, the use of Data Mining methods in the industrial world has been widely studied. One of the industrial activities carried out using the Data Mining method is quality classification. In this study, a modeling of the quality classification of printing ink based on the pigment dispersion process was carried out using Decision Tree, C4.5 and CART. This research was conducted using the QM-CRISP-DM framework referring to the research of Schafer et al. (2018). The data is obtained from the production logbook and the company's ERP database from 2019-2021. The model is made using 15 independent variables with particle fineness as target variable, defect and not defect. Model with balanced dataset by SMOTE and trained by cross-validation method showed accuracy at 83.33%. Furthermore, improvement actions were proposed based on the constructed model"
Jakarta: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Helty Fatimah Bakri
"Backlog Rumah adalah salah satu indikator yang digunakan bidang perumahan untuk mengukur jumlah kebutuhan rumah di Indonesia. Backlog rumah dapat diukur dari dua perspektif yaitu dari sisi kepenghunian maupun dari sisi kepemilikan. Backlog Kepemilikan dihitung berdasarkan angka home ownership rate persentase rumah tangga yang menempati rumah milik sendiri. Sumber data dasar yang digunakan dalam perhitungan ini adalah bersumber dari data Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia. Berdasarkan data BPS pada tahun 2015 kekurangan kebutuhan (backlog) perumahan mencapai 11,4 juta unit atau menurun dari 2010 yang mencapai 13,5 juta unit. Dalam rangka mengatasi permasalahan tersebut, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia mencanangkan program pembangunan satu juta rumah. Sedangkan kebutuhan rumah bagi masyarakat terus bertambah sekitar 800.000 unit pertahun. Keadaan buruk ini harus segera diperbaiki dengan mempercepat pembanguna rumah dengan teknologi konstruksi yang tepat.Penelitian ini bertujuan untuk mengenalkan teknologi konstruksi baru, yaitu teknologi 3D Concrete Printing (3DCP) untuk konstruksi perumahan secara cepat. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk mengembangkan bisnis proses konstruksi 3DCP dengan mempertimbangkan nilai investasi dan manfaat untuk mendorong
kontraktor-kontraktor di Indonesia menerapkan teknologi ini. Teknologi ini
mempunyai potensi yang sangat besar untuk kegiatan konstruksi yang sangat cepat pada sektor perumahan. Hal ini dikarenakan,teknologi 3DCP tidak membutuhkan formwork untuk pembangunan rumah yang akan berdampak positif pada waktu konstruksi yang sangat singkat.

The backlog of houses is one of the indicators used to measure the number
of housing needs in Indonesia. The backlog of houses can be measured from the ownership, calculated based on the number of homeownership rate percentage households occupying houses belonging to himself. The source of basic data used in this calculation is sourced from the central bureau of statistics (BPS) Indonesia. According to the BPS in 2015 the shortage needs housing backlog reached 11.4 million units or decline from 2010 that reached 13.5 million units. In order to overcome these problems, the Ministry of public works and Housing Republic of Indonesia established the development program one million houses for 5 years. While the needs of houses growth about 800,000 units per year. This study aims to introduce the new technology of 3D Concrete Printing (3DCP) for the rapid construction and develop the construction business process of 3D Concrete Printing for encouraging contractors to applicate the technology of 3DCP. This technology has a potential for the rapid industrialization of the housing sector, with benefits of reduced construction time due to no formwork requirement.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
T55216
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fatimah Husin
"Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) menyebabkan 3,9 juta kematian di dunia. Provinsi Jawa Tengah merupakan salah satu provinsi dengan angka prevalensi diatas prevalensi nasional yaitu dengan rentang prevalensi (10,71%-43,1%) dan menempati urutan ketujuh dalam kasus ISPA di Indonesia. Kelurahan Semanggi, Kecamatan Pasar Kliwon, Surakarta merupakan lokasi 3 industri batik printing. Proses produksi di industri batik printing menghasilkan partikulat debu yang dapat berpengaruh pada kesehatan pekerja. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara pajanan faktor lingkungan fiisik kerja dengan kejadian ISPA pada pekerja di industry batik printing Kelurahan Semanggi, Kecamatan Pasar Kliwon, Jawa Tengah. Penelitian ini menggunakan desain studi cross sectional dengan jumlah sampel sebanyak 103 pekerja. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor lingkungan fisik kerja yang memiliki hubungan bermakna dengan kejadian ISPA pada pekerja adalah kelembaban udara (3,14;1,20-8,25). Himbauan penggunaan APD perlu diterapkan pada pekerja industry batik printing.

Acute Respiratory Infection (ARI) cause 3.9 million death in the world. In Central Java is one of province with prevalence rate above the national prevalence with a prevalence range (10.71-43.1%) and seventh rank of ARI in Indonesia. Kelurahan Semanggi, Kecamatan Pasar Kliwon, Surakarta is the location of three batik printing industry. Production process in this industry is produce particulate dust that can take effect to health workers. This research is to analyze the relationship between the exposure factor physical work environment with ARI on batik printing industry workers Kelurahan Semanggi, Kecamatan Pasar Kliwon, Jawa Tengan. This research used cross sectional study design with a total sample 103 workers. The result shows than physical work environment factor that has correlation with ARI in workers is the humidity (3,14;1,20-8,25). The use of Personal Protective Equipment needs to be applied to batik printing industry workers.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
S58813
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>