Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 92410 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Anisa Nur Septikasari
"ABSTRAK
Telah dilakukan pengolahan dan interpretasi data seismik 2D dengan menggunakan informasi line BGR06-141 untuk mengidentifikasi kondisi geologi subsurface pada zona epicentral gempa megathrust tahun 2004. Data seismik tersebut merupakan bagian dari daerah subduksi Lempeng Samudera Indo-Australia dan Benua Eurasia yang memiliki seismisitas yang tinggi dan rawan terhadap gempa. Pengolahan data seismik dilakukan dari proses preconditioning, radon filter, analisis kecepatan dan Post Stack Time Migration untuk meningkatkan signal to noise ratio(S/N ratio). Hasil pengolahan berupa penampang seismik yang menggambarkan kondisi geologi bawah permukaan daerah penelitian. Interpretasi yang berhasil dilakukan berupa sedimen sebagai cekungan busur muka (fore arc basin), tinggian (ridge), dan prisma akresi. Hasil penelitian juga menunjukkan patahan aktif strike slip fault, normal fault dan reverse fault pada penampang seismik yang diperkuat dengan penerapan atribut seismic variance. Diharapkan hasil bisa dimanfaatkan sebagai informasi awal mengenai kegempaan dimasa datang.

ABSTRACT
A 2D seismic data processing and interpretation of line BGR06-141 have been done for identifying geological subsurface condition around epicentral zone of 2004 megathrust earthquake. The seismic data is acquired crossing the subduction zones between Indo-Australian Oceanic Plate and the Eurasian Continent Plate where has a high seismicity and vulnerable against earthquakes. Several data processing has been performed systematically on the seismic including pre-conditioning data, filtering using radon transform, velocity analysis and Post Stack Time Migration to improve enhance the signal to noise ratio (S/N ratio). Data processing results is shown in the form of vertical seismic section that describes the subsurface geological condition in the study. Careful interpretation of data processing result shows that the form of fore arc basin sediments, ridge and a prism accretion. This study also shows active strike slip fault, normal fault and reverse fault on the vertical seismic section which are confirmed by seismic attribute variance. We hope this result could be a reference for early information about future earthquake study."
2015
S60034
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"PREDIKSI PENYEBARAN LATERAL POROSITAS DARI ATRIBUT SEISMIK MENGGUNAKAN ARTIFICIAL NEURAL NETWORK Abdullah Nurhasan*, Abdul Haris* ABSTRAK Atribut seismik merupakan informasi yang berasal dari data seismik yang bisa dipelajari untuk memprediksi suatu target baik dengan kalkulasi langsung atau dengan analisis. Walaupun hubungan antara atribut seismik dengan karakteristik batuan dan reservoar tidak dapat dideskripsikan secara khusus, banyak makalah yang membuktikan bahwa atribut seismik merupakan faktor yang efektif untuk mengklasifikasikan karakter batuan. Makalah ini menampilkan hasil proses yang dilakukan oleh ANN yang dapat mempelajari pola hubungan antara atribut seismk dengan porositas. Tujuan utama penelitian ini adalah memprediksi penyebaran lateral porositas dari atribut seismik. Pada tahap awal, hubungan antara log porositas dengan satu tras seismik yang berhimpit ditentukan dengan ANN. Setelah jaringan terbentuk, metode tersebut diterapkan untuk seluruh tras seismik yang ada pada suatu volume seismik. Atribut seismik yang dijadikan input adalah amplitudo, amplitudo sesaat, frekuensi sesaat, fasa sesaat. Jaringan yang digunakan adalah Backporopagation dengan 3 layer masing-masing memiliki 55, 15, dan 1 neuron. Hasil proses jaringan ini memiliki tingkat korelasi 0,7 dengan rata-rata error kuadrat 15,6%. Kata Kunci : Atribut Seismik, Artificial Neural Network, Porositas"
Universitas Indonesia, 2007
S28879
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Haryo Adityo
"Interpretasi seismik merupakan salah satu tahapan dalam kegiatan eksplorasi seismik untuk memetakan struktur kedalaman, serta menemukan lokasi dengan prospek migas. Penelitian berlokasikan di Kalimantan dengan objek Cekungan X. Dengan menggunakan basis data berupa seismik 2D, checkshot borehole, log sumur, dan data-data geologi seperti stratigrafi regional dan peta geologi. Konversi kedalaman menggunakan metode layering cake, dengan dua strategi layering. Dimulai dengan picking horizon seismik dan fault, kemudian dilanjutkan dengan memetakan struktur berdasarkan two-way time. Konversi kedalaman bisa dilakukan setelah menentukan nilai k, Vo dan Vinterval. Dengan membuat permodelan Vo dan Vinterval yang kemudian diaplikasikan pada formula DT, maka didapatkan peta struktur kedalaman. Dari kalibrasi terhadap data log sumur, didapatkan data residual. Ketika permodelan peta residual diaplikasikan ke peta kedalaman sebelumnya maka akan didapatkan hasil akhir peta struktur kedalaman. Terakhir, dilakukan suatu analisis untuk menentukan prospek migas di cekungan tersebut, dan didapatkan dua lokasi yang memiliki prospek migas.

Seismic Interpretation is a part of exploration project to get depth structure map, also to find an interesting structure with hidrocarbon prospect. Located in Kalimantan with the main object is Basin X. 2D seismic data, borehole checkshot, well logs, and some geological data such as geological map and regional stratigraphy are the main database. In this study, depth conversion is performed by using layering cake method with two layering strategies. Starting with seismic horizon and fault picking, then mapping the time structure map based on two-way time. The depth conversion can be done after the value of k, Vo and Vinterval are inverted from checkshot. After make velocity modelling for Vo and Vinterval, used it with DT formula, then the result would be considered the fisrst depth structure map. Callibrated it with log data would gain residual depth, the residual modelling will give correction to the depth structure map, that would be considered as the final depth structure map. HC prospect and structure of interest are analyzed using this depth structure map, and found two structures with HC prospect."
Depok: Universitas Indonesia, 2008
S28984
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Reuben Alexandro
"Bali, merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang rawan terhadap bencana tsunami, hal ini dikarenakan lokasi Bali dekat dengan segmen atau zona pertemuan lempeng Eurasia dan Indo-Australia. Pada tahun 1977, Bali terkena dampak tsunami yang terjadi akibat gempabumi pada zona megathrust Sumba, dan pada tahun 1994 terkena dampak dari tsunami akibat gempabumi pada zona megathrust daerah Jawa Timur. Penelitian ini bertujuan untuk memodelkan proses penjalaran gelombang tsunami dan jangkauan inundasi. Penelitian akan berfokus untuk memodelkan tsunami akibat tsunami historik banyuwangi 7.8Mw, dan skenario gempa zona megathrust kekuatan 8.4 Mw dan 9.0Mw, dengan fokus area penelitian kecamatan Kuta, Kabupaten Badung, Bali. Pemodelan dilakukan menggunakan software ComMIT, dengan mengamati 3 titik pengamatan, area pantai Seminyak, pantai Kuta, dan pantai Kedonganan. Berdasarkan penelitian dibutuhkan waktu 29 hingga 32 menit untuk gelombang mencapai darat, dengan ketinggian maksimum gelombang 740 hingga 1557 cm. Sementara jangkauan maksimum tsunami 600 hingga 1600 meter dari garis pantai. 

Bali is a province in Indonesia that vulnerable to tsunamis, this is due to its location that lies near the convergent boundary of the Indo-Australian and Eurasian plates. In 1977, Bali got affected by the tsunami from Sumba’s megathrust earthquake, while in 1994 got affected by the tsunami from West Java’s megathrust earthquake. This research aims to model the propagation of the historical Banyuwangi’s tsunami with a magnitude  of 7.8Mw, and other scenarios of Bali’s megathrust segment earthquake with magnitudes of 8.4Mw and 9.0Mw, which were observed on three beach point, Seminyak beach, Kuta beach, and Kedonganan beach. Based on the simulation results, the tsunami wave took 29 to 32 minutes time, with a 740 to 1557 cm maximum wave amplitude. While the maximum propagation is 600 to 1600 m from the observed points."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fitria
"Telah dilakukan pengolahan data multicomponent seismic pada komponen radial untuk menganalisis kualitas data yang dihasilkan oleh S-Wave. Data seismik yang digunakan pada penelitian ini adalah data multicomponent seismic pada Zona Transisi yaitu data Ocean Bottom Cable. Pengukuran multicomponent seismic dengan menggunakan tiga komponen (X, Y, Z) dari geophone beserta satu komponen dari hydrophone akan merekam Wavefield seismik lebih lengkap dari pada pengukuran secara konvensional.
Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis hasil pengolahan data multicomponent seismic pada komponen radial yaitu komponen Y pada Geophone. Pengolahan data pada komponen radial dilakukan dari reformat sampai dengan geometri. Untuk mendapatkan penampang seismik dari gelombang S tidak bisa digunakan pengolahan data menggunakan alur kerja secara konvensional. ACP (Asymptotic Conversion Point) adalah salah satu proses pengolahan data gelombang S yang paling penting.
ACP berhasil menentukan nilai Vp/Vs pada data multicomponent seismic ini. Sehingga dapat digunakan untuk melakukan CCP (Commont Conversion Point) Binning. Sehingga menghasilkan data yang lebih bersih dari noise-noise yang menunjukkan adanya berbedaan litologi dibawah permukaan bumi, hal ini ditandai oleh perbedaan kecepatan perambatan gelombang pada waktu yang sama.

We have processed seismic multi-component data especially on radial component to analyze data qualities of FractureS-Wave. In this study, the seismic data are multi-component seismic data on the transition zone. Multi-component seismik measurements using three components (X, Y, and Z) of geophones and hydrophones component, they will record seismik wave field more complete than the conventional measurements.
This study does to analyze the results of multicomponent seismic data processing in the radial component, of the Y component Geophone. The processed on radial component conducted from reformat to geometry. To get a section of the S wave seismic refraction is not use conventional workflow. ACP (Asymptotic Conversion Point) is the most important one of the S- Wave data processing.
ACP succeeded in determined the Vp/Vs value of multicomponent seismic data. So it can be used to perform the CCP (commont Conversion Point) binning. So was produced data was cleaner than noises that were shows different lithology of subsurface, it is characterized by wave velocity different in the layer at the same TWT.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
S55020
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Desta Suci Fitriani
"Interpretasi patahan merupakan tahapan penting dalam memodelkan kondisi geologi suatu daerah. Wilayah lepas pantai Kepulauan Tanimbar terletak pada zona fold thrust belt (FTB) yang terbentuk akibat tumbukan antara Lempeng Sunda dan Australia. Karena kondisi geologi yang kompleks ini, interpretasi patahan secara manual akan bersifat subjektif dan membutuhkan waktu yang lama. Saat ini, interpretasi patahan dapat dibantu dengan penggunaan atribut seismik. Penelitian ini membandingkan atribut variance dan fault likelihood dalam menggambarkan patahan penyusun zona FTB di Kepulauan Tanimbar. Penggunaan structural oriented filters juga diterapkan untuk memaksimalkan hasil atribut. Fault Enhancement Filter merupakan filter terbaik yang mampu menghaluskan reflektor dan meningkatkan diskontinuitas pada data seismik. FEF ini akan dijadikan input untuk atribut variance dan fault likelihood. Atribut variance tidak menunjukkan hasil yang kontras antara zona patahan dan bukan patahan. Namun, fault likelihood mampu membedakan zona patahan dan bukan patahan dengan kontras yang signifkan. Oleh sebab itu, fault likelihood adalah atribut yang terbaik dalam menggambarkan patahan penyusun zona FTB di Kepulauan Tanimbar

Fault interpretation is an important step in modeling the geological conditions of an area. The offshore area of the Tanimbar Islands is located in the fold thrust belt (FTB) zone which was formed due to the collision between the Sunda and Australia plate. Due to this complex geological condition, manual fault interpretation will be subjective and takes a long time. Currently, fault interpretation can be assisted by using seismic attributes. This study compares the variance and fault likelihood attributes in describing the faults that construct the FTB zone in the Tanimbar Islands. The use of structural oriented filters is also applied to maximize attribute results. Fault Enhancement Filter is the best filter for smoothing reflectors and increasing discontinuities in seismic data. This FEF will be used as input for the variance and fault likelihood attributes. The variance result does not show a contrast between fault and non-fault zones. However, the fault likelihood was able to distinguish fault and non-fault zones with significant contrast. Therefore, fault likelihood is the best attribute in describing the faults that construct the FTB zone in the Tanimbar Islands"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zulfiana Listyaningrum
"Salah satu wilayah yang terpapar bahaya tsunami adalah wilayah pesisir Barat Banten. Masyarakat yang yang tinggal di tepi pantai di wilayah ini harus selalu waspada karena bencana tsunami dapat terjadi kapan saja. Ancaman tsunami diperkuat setelah penelitian dari PUSGEN 2017 yang menyebutkan bahwa megathrust Selat Sunda memiliki potensi untuk terjadi gempabumi sampai dengan skala 8.8 SR karena terdapat zona seismic gap. Untuk itu perlu dilakukan penelitian tentang keterpaparan wilayah terhadap bencana tsunami. Penentuan keterpaparan diperoleh dengan mengoverlay hasil pemodelan matematis tsunami menggunakan software ComMIT keluaran dari NOAA dengan data kepadatan wilayah pesisir hasil digitasi penulis. Hasil keluaran software berupa tinggi run up, luas inundasi dan estimated time arrival. Kepadatan penduduk dalam penelitian ini ditentukan dengan metode housing population density yaitu dengan membagi jumlah penduduk terhadap luasan wilayah pemukiman. Hasilnya dapat dihitung irisan dari luasan inundasi tsunami dengan luasan pemukiman dan diperoleh jumlah penduduk yang terpapar tsunami. Dari 5 sampel wilayah yang dikaji, hasilnya adalah jumlah penduduk paling banyak yang diperkirakan terpapar tsunami adalah di Kecamatan Panimbang. Hal ini disebabkan lokasi permukiman padat penduduk yang sangat dekat dengan laut.

West coast of Banten is one of the regions that exposed to tsunami hazard. People living in this region have to be aware of the possible tsunami occurrence anytime. The issue on tsunami threats was strengthened after PUSGEN 2017 research result indicated that Megathrust of Sunda Strait has a potency to trigger an earthquake up to magnitude 8.8 generated in the seismic gap zone. Therefore, we need a more detail study about area exposed to tsunami hazard. The determination of the exposure is obtained by overlaying the results of mathematically modeled tsunamis from ComMIT software by NOAA with the coastal population density digitized by the writer. The outputs of ComMIT software are heights of run up, inundation areas and estimated time arrivals. In this research, population density is determined by housing population density method, in which the total number of populations is divided by the area of settlements. The result is the number of populations that exposed by tsunami obtained from the intersection between the area of inundation and the area of settlements. From 5 samples which were studied, the largest number of habitants exposed to tsunami hazard is in Panimbang district. This is due to the location is densely populated settlements and very close to the coast line."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
T53734
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rafi Muchamad Alaudi
"Kecamatan Cilacap Selatan merupakan kecamatan yang memiliki risiko besar untuk mengalami kejadian bencana tsunami. Letak wilayah tersebut berdekatan dengan celah seismik dalam area megathrust segmen Jawa Barat-Jawa Tengah yang apabila pecah diprediksikan menghasilkan tsunami. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa dampak gemba bumi megathrust segmen Jawa Barat-Jawa Tengah terhadap Kecamatan Cilacap Selatan melalui model tsunami yang dibuat. Model dibuat berdasarkan persamaan air dangkal (shallow water equations) pada perangkat lunak COMCOT v1.7. Dua skenario multi-faults dan single-fault dibuat dengan magnitudo acuan yang sama sebesar 8.7 Mw di mana hasil pengamatan dari kedua skenario menunjukan waktu tiba tsunami diestimasi membutuhkan waktu 43 menit, ketinggian genangan berkisar 0,5 – 24 meter, total luas area inundasi berkisar 1128,14 – 1145,4 hektar, dan ketinggian maksimum tsunami berkisar 11,476 – 13,054 meter. Kemudian, peta rawan bahaya tsunami untuk kedua skenario dibuat berdasarkan area inundasi tersebut dan dibandingkan dengan peta rawan bahaya tsunami oleh DLR & GTZ.

The region of South Cilacap is known to experience natural disasters in the form of tsunamis. Their geographic location is near seismic gap zones in megathrust areas segmented in West-Central Java. It is predicted that the spit of the West-Central Java segment would lead to a tsunami. This research is conducted to analyze the effects of a megathrust earthquake in the West-Central Java segment in regards to the area of South Cilacap through the model tsunami. This model is based on the shallow water equations in the software COMCOT v1.7. Two scenarios, multi-faults and single-fault, is made with a reference magnitude of 8.7 Mw in which the results show that the arrival time of tsunamis is estimated to take 43 minunies, inundation height ranging from 0,5 – 24 meters, total inundation area ranges from 1128,14 – 1145,4 hectares, and the maximum tsunami height ranges from 11,476 – 13,054 meters. Then, tsunami hazard maps for both scenarios were made based on the inundated areas and compare it with the tsunami hazard maps produced by DLR & GTZ."
Depok: Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Munawwarah
"Telah dilakukan kajian optimalisasi inversi seismik dengan memvariasikan jumlah picking horizon dan metode inversi yang digunakan untuk memetakan gambaran bawah permukaan yang berpotensi menjadi reservoar hidrokarbon di lapangan F3, Laut Utara, Belanda. Inversi seismik ini dikontrol oleh data sumur. Inversi seismik sangat ditentukan oleh penentuan picking horizon dan metode inversi yang digunakan. Untuk struktur litologi yang tidak kompleks (flat) cukup menggunakan dua horizon. Sedangkan untuk litologi yang kompleks seperti downlap dan onlap, picking horizon tidak cukup dua. Pada daerah lapangan F3 ini memiliki downlap dan bright spot, yang menyebabkan lapangan ini berpotensi sebagai reservoar hidrokarbon dan telah dilakukan pengujian penggunaan jumlah picking horizon untuk memetakan bawah permukaan di lapangan ini. Diperoleh hasil yang optimal dengan 3 horizon, adapun metode seismik inversi yang optimal untuk menyelesaikan downlap ini adalah model based daripada metode bandlimited dan sparse spike. Hasil horizon slice pada metode model based menunjukkan bahwa terdapat dua zona reservoar. Ketebalan reservoar pertama sekitar 40.08 m dengan luas sekitar 13,353,840 m2 dan reservoar kedua ketebalannya sekitar 26.4 m dengan luas sekitar 5,104,160 m2 .

Study about optimization in seismic inversion by varying the number of horizon picking and inversion method has been conducted to delineate subsurface of prospective hidrocarbon reservoir zone at field F3, North Sea, Netherland. Seismic inversion was controlled by wells data. Seismic inversion is strongly determined by horizon picking and the method of the inversion itself. For less lithological structure (flat), 2 horizons are enough, meanwhile for complex lithological structure such as downlap and onlap, more horizons picking are needed. Downlap and bright spot structure were found in field F3 which made this area became prospectous and thus horizon picking determination was conducted to delineate the subsurface. The result shows that the optimum horizon is 3, and the optimum seismic inversion method is model based than bandlimited and sparse spike. The results of horizon slice models based method shows that there are two reservoir zones exist. The first zone is approximately 40.08 m thick which enclose 13,353,840 m2 areas, while the second zone is about 26.4 m thick with 5,104,160 m2 areas"
2013
S46516
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aristo
"Tinjauan karakteristik zona seismogenik terkait dengan proses rupture gempabumi di zona Subduksi Sumatera telah dilakukan dengan berbagai metode. Zona ini tercatat pernah mengalami beberapa gempa besar yaitu gempabumi Aceh 2004 Mw=9,1, Nias-Simeulue 2005 Mw=8,6, Bengkulu 2007 Mw=8,5, dan Enggano 2000 Mw=7,9. Penelitian ini memfokuskan hubungan antara analisis kontras densitas berdasarkan data gravitasi satelit GOCE dengan distribusi slip di zona rupture empat gempabumi besar yang pernah terjadi. Pemrosesan data gravitasi satelit dilakukan untuk mendapatkan data Gravity disturbance (Gd) dan turunan vertikal gravitasi (Tzz) yang dikoreksi oleh efek topografi dan sedimen dengan dekomposisi spektrum yang berbeda-beda untuk mendapatkan peta gravitasi dengan kedalaman yang berbeda-beda. Berdasarkan analisis Tzz, slip maksimal rupture gempabumi berkorelasi dengan pola Tzz minimal dan kontras densitas rendah, sementara itu rupture berakhir pada pola Tzz maksimal dan kontras densitas tinggi. Pola Tzz dan Gravity disturbance dapat menggambarkan posisi barrier dan asperitas dari zona subduksi Sumatra. Peta skematik berhasil menggambarkan segmentasi seismik Subduksi Sumatra yang memiliki zona asperitas sepanjang strike subduksi yang berhubungan dengan Tzz minimal dan berhubungan dengan zona forearc, serta adanya barrier yang berhubungan dengan Tzz maksimal yang merupakan manifestasi dari struktur (fracture zone dan seamount) yang tersubduksi ke lempeng samudra.

The review of the characteristics of the seismogenic zone associated with the earthquake rupture process in the Sumatra Subduction Zone has been carried out by various methods. This zone has experienced several major earthquakes, namely the Aceh 2004 Mw=9,1, Nias-Simeulue 2005 Mw=8,6, Bengkulu 2007 Mw=8,5, and Enggano 2000 Mw=7,9. This study focuses on the relationship between density contrast analysis based on gravity data from the GOCE satellite and the slip distribution in the rupture zones of four major earthquakes that have occurred. Satellite gravity data processing was carried out to obtain data for Gravity disturbance (Gd) and vertical gravity derivatives (Tzz), which are corrected by topography and sediment effects with different spectrum decomposition to get gravity maps with different depths. Based on the Tzz analysis, the maximal slip of the earthquake rupture is correlated with the minimal Tzz pattern and low-density contrast. In contrast, the rupture ends at the maximum Tzz pattern and high-density contrast. Tzz pattern and Gravity disturbance can describe the barrier position and asperity of Sumatra subduction zone. The schematic map succeeds in portraying the seismic segmentation of Sumatra Subduction which have asperities zone along the subduction strike associated with the minimal Tzz and associated with the forearc zone, as well as the barrier related to the maximum Tzz which is a manifestation of structures (fracture zone and seamount) that are subducted to the oceanic plate."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>