Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 97165 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Artikel ini hendak memahami pendidikan karakter di pesantren dan menjelaskan nilai-nilai pembentuk karakter santri dan strategi pelaksanaan pendidikan karakter di pesantren. Hasil kajian ini menyimpulkan bahwa pesantren merupakan institusi pendidikan yang menerapkan pendidikan karakter secara integral dalam keseluruhan proses pendidikan dan pembelajaran yang ada dalam pesantren. Karena itu terbentuklah kultur khas pesantren yang membedakannya dengan sistem pendidikan di luar pesantren. Nilai-nilai yang dikembangkan pesantren yang dilandasi oleh semangat agama dan kebebasan. Di samping itu pondok pesantren modern pada umumnya mengembangkan motto yang dibuat oleh Pondok Modern Gontor, motto tersebut adalah: berbadan sehat, berpengetahuan luas dan berpikiran bebas. Nilai-nilai pembentuk karakter pesantren modern itu kemudian diimplementasikan baik dalam proses pembelajaran, pembentukan budaya pesantren, kegiatan kokurikuler dan kegiatan ekstrakurikuler.
"
AJMS 4:1 (2013)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Penelitian mengenai cerita pantun Sunda dewasa ini jaih lebih sedikit jumlahnya dibandingkan dengan penelitian tentang teks sastra Sunda tertulis seperti yang berupa naskah (manuscript: handschrift). Dalam cerita pantun sarat dengan nilai-nilai pendidikan karakter, seperti dalam teks cerita pantun Mundinglaya di Kusuma (CPMK). Beberapa alasan pentingnya dilakukan penelitian terhadap teks CPMK adalah sebagai berikut: (1) Teks CPMK belum pernah ditelilli mengenai tranformasi dari kelisanan ke keberaksaraannya, (2) teks CPMK belum pernah dikaji secara struktural-semiotik, (3) teks CPMK belum pernah dikaji berdasarkan pendekatan etnopedagogi sehingga diperoleh informasi yang berkenaan dengan nilai-nilai pendidikan karakter bangsa dari teks tersebut. Pendekatan sastra yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan objektif dengan metode struktural-semiotik. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) Tradisi dan transmisi penurunan teks CPMK dilakukan secara lisan melalui pergelaran mantun, sedangkan tradisi dan transmisi teks WMK tidak dapat diketahui dengan pasti karena teks itu merupakan satu teks unikum. (2) Teks lisan CPMK dan WMK memiliki struktur formal dan struktur naratif. Struktur formal CPMK terbentuk oleh 8 formula, sedangkan struktur formal WMK terbentuk oleh puisi pupuh. Struktur naratif CPMK tersusun dalam 13 fungsi dan 7 lingkungan tindakan, sedangkan struktur naratif WMK tersusun dalam 6 model aktan dan 1 model fungsional yang terdiri atas 3 tahpan jalan cerita. (3) Transformasi yang terjadi dari kelisanan (orality) CPMK ke keberaksaraan (literacy) WMK ada pada tataran bentuk formal, sedangkan tataran isi cerita tetap sama. (4) Hadirnya transformasi dari kelisanan CPMK ke keberaksaraan WMK, secara semiotik, moral yang tertuang dalam cerita pantun ke dalam era (zaman) wawacan sejalan dengan situasi dan kondisi serta minat masyarakat Sunda masa itu.
"
JURPEND 14:2 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Ferdiansyah
"Korea Selatan memiliki banyak peristiwa penting dalam sejarah bangsanya yang mengantarkannya menjadi salah satu negara maju dan memiliki ekonomi yang baik di Asia Timur. Keberhasilan itu menunjukkan peran negara dalam melakukan pendidikan karakter terhadap masyarakatnya. Fenomena tersebut sejalan dengan sebuah riset dari Thomas J Stanley yang mengatakan bahwa sifat kompetitif menjadi salah satu faktor yang mendorong kesuksesan individu. Tujuan penelitian ini adalah menjelaskan dinamika sistem ujian nasional yang berkembang di Korea Selatan hingga membentuk karakter kompetitif pada masyarakatnya. Peneliti berfokus pada latar-belakang terbentuknya karakter kompetitif pada masyarakat Korea Selatan. Penelitian ini merupakan penelitian studi kepustakaan dengan menggunakan pendekatan diakronis. Hasil analisis menunjukkan bahwa sistem ujian nasional yang dikembangkan sejak abad ke-5 mampu menjadi motivasi sekaligus mengontrol perilaku kompetitif yang ada di masyarakat Korea Selatan. Dinamika sistem ujian nasional yang diselenggarakan pemerintah berhasil menciptakan internalisasi nilai-nilai kompetitif tidak hanya di bidang pendidikan tetapi meluas ke segala aspek kehidupan masyarakat Korea Selatan.

South Korea had many important events in its nation's history that have led it to become one of the developed countries and has a good economy in East Asia. This success shows the role of the state in carrying out character education for its people. This phenomenon is in line with a research from Thomas J Stanley which said that competitiveness is one of the factors that drives individual success. The purpose of this study is to explain the dynamics of the national exam system that is developing in South Korea to shape the competitive character of its society. Researcher focus on the background of competitive character development in South Korean society. This research is a literature study using a diachronic approach. The results of the analysis show that the national exam system developed since the 5th century is able to motivate and control competitive behavior in South Korean society. The dynamics of the national exam system organized by the government succeeded in creating the internalization of competitive values not only in the education sector but extending to all aspects of South Korean society's life."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Simanjuntak, Dewi Fransiska
"Penelitian ini dilakukan untuk melihat gambaran penerimaan diri sebagai manfaat pendidikan psikologi pada mahasiswa psikologi jenjang sarjana. Penerimaan diri adalah kondisi dimana seseorang benar-benar menerima dirinya tanpa tergantung penerimaan orang lain (Ellis,1997). Manfaat pendidikan psikologi dilihat dengan pertanyaan terbuka tentang manfaat pendidikan psikologi. Penerimaan diri dengan menggunkan alat ukur Unconditional Self Acceptance Questionnaire (USAQ) (Chamberlain & Haaga, 2001). Penelitian ini dilakukan pada 179 orang mahasiswa jenjanga sarjana Fakultas Psikologi Universitas Indonesia angkatan 2009, 2010, 2011, dan 2012. Hasil penelitian yang diperoleh adalah tidak ada perbedaan yang signifikan antara skor penerimaan diri sebagai dampak pendidikan psikologi pada setiap angkatan mahasiswa (p=0,582).

This study is conducted to see the description of self-acceptance as the benefit of Psychology Education for undergraduate psychology students. Self-acceptance is a condition where a person truly accept himself (Ellis, 1997). Benefit of psychology education is measured by open-ended questions. Self-acceptance is measured by Unconditional Self Acceptance Questionnaire (USAQ) (Chamberlain & Haaga, 2001). Study was conducted on 179 undergraduate students, University of Indonesia in grade 2009, 2010, 2011, and 2012. Result of this study , there is no significant differences between the scores of selfacceptance as the benefit of psychology education to students in each grade (p = 0.582)."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
S46959
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Naura Nazifah
"ABSTRAK
Snow White atau dalam bahasa Indonesia dikenal dengan Putri Salju adalah salah satu karakter fiksi yang pertama kali muncul dalam kumpulan dongeng milik Grimm Bersaudara. Penggambaran mengenai karakteristik seorang putri yang melekat pada karakter Snow White dalam dongeng membuat masyarakat memiliki konsep atau imaji seorang putri. Namun seiring perkembangan zaman, banyak dongeng yang menjadi acuan adaptasi untuk berbagai film, salah satunya film Snow White and the Huntsman produksi Hollywood sebagai hasil adaptasi dari dongeng Schneewittchen dalam kumpulan dongeng karya Grimm Bersaudara. Namun berbeda dengan karakter Snow White yang sudah dikenal masyarakat melalui dongeng, karakter Snow White dalam film mengalami perluasan yang cukup terlihat. Secara khusus, penelitian ini akan membahas mengenai perluasan karakter yang dialami oleh tokoh Snow White dalam film versi Hollywood serta bagaimana peran Hollywood dalam industri perfilman nasional dan internasional. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan pendekatan teori representasi Stuart Hall, dan mitos dari Roland Barthes serta teori Gender."
2019
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Mulder, Niels
Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1985
155.2 MUL p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Littauer, Florence
Jakarta: Binarupa Aksara, 1995
155.2 LIT pt
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Anggara Kusumaatmaja
"Dalam kehidupannya, manusia selalu mengejar prestasi berdasarkan kemampuan dan bidangnya masing-masing. Menurut Robinson (dalam http://www-mcnair.berkeley.edu/97joumal, 1997) tinggi rendahnya prestasi di pengaruhi oleh kemandirian seseorang. Menjadi anak bungsu, seringkali mendapat anggapan sebagai anak yang manja dan tidak mandiri. Gunawan (dalam Gunarsa & Gunarsa, 2000) mengatakan bahwa posisi anak sebagai anak sulung, bimgsu, dan tunggal sedikit banyak dapat berdampak pada pembentukan kepribadiannya. Oleh karena kemandirian juga merupakan salah satu aspek dari kepribadian, maka posisi anak juga berdampak terhadap kemandiriaimya. Kemandirian mempakan salah satu aspek kepribadian yang penting (Conger, 1991), terlebih bagi remaja usia 17-19 tahun, pada saat memasidd jenjang perguruan tinggi, remaja mulai dituntut untuk menjadi sosok yang mandiri (Ganda, 1992). Sebagai mahasiswa fakultas yang memiliki daya saing yang cukup ketat dalam penerimaan mahasiswa, mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Indonesia (UI) dituntut untuk memiliki prestasi yang baik agar nantinya tidak dikeluarkan (putus studi).
Pada penelitian ini peneliti ingin melihat bagaimana kemandirian dan prestasi akademik remaja bungsu serta melihat apakah ada hubungan kemandirian dengan prestasi akademik remaja bungsu di perguman tinggi?. Penelitian ini dilakukan pada 75 orang subyek yang terdiri dari 22 subyek laki-laki dan 53 subyek perempuan, yang bemsia 18-19 tahun dan merupakan mahasiswa Fakultas Psikologi UI. Pemilihan subyek dilakukan dengan menggunakan teknik incidental sampling. Setiap subyek dalam penelitian ini, mendapatkan kuesioner yang telah disusun oleh peneliti berdasarkan lima aspek kemandirian. Untuk memperoleh data prestasi akademik, subyek diminta untuk menuliskan Indeks Prestasi Kumulatif terakhir yang diperolehnya dan peneliti mencek kembali kepada sub bagian akademik mahasiswa Fakultas Psikologi UI.
Data dalam penelitian ini diolah dengan menggunakan teknik koefisien alpha dan korelasi Pearson product-moment yang ada pada program SPSS for MS Windows Release 10.0. Dari hasil penelitian, didapatkan bahwa Remaja bungsu pada fakultas psikologi UI yang mendapatkan skor kemandirian rendah, lebih banyak dari pada yang mendapatkan skor kemandirian tinggi. Walaupim deraikian, perbedaan jumlah remaja bungsu yang mendapatkan skor kemandirian tinggi -dengan skor kemandirian rendah, hanya terpaut 1,3 % saja. Jumlah remaja bungsu pada Fakultas Psikoiogi UI yang memiliki prestasi akademik buruk, lebih banyak dari pada yang memiliki prestasi akadeniik baik. Namun hal tersebut tidak dapat dijadikan dasar untuk mengatakan bahwa mahasiswa bungsu Fakultas Psikologi memiliki prestasi akademik yang buruk, mengingat perbedaan antara responden yang memiliki prestasi akademik baik dengan responden yang memiliki prestasi akademik buruk hanya terpaut 9,3 % saja. Selain kedua hal tersebut, juga dapat diketahui bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara kemandirian dengan prestasi akademik remaja bungsu di Fakultas Psikologi UI. Keadaan ini mungkin disebabkan oleh karena masih banyak faktor lain yang turut mempengaruhi prestasi akademik seseorang yang tidak terukur dalam penelitian ini. Faktor-faktor tersebut antara lain adalah bakat khusus, motivasi untuk berprestasi, harga diri akademik, lingkungan sekolah, lingkungan keluarga, dan faktor situasional (Syah, 2000).
Saran yang dapat diberikan untuk penelitian lain sehubungan dengan penelitian ini antara lain adalah untuk menguji validitas internal dan ekstemal dari instrumen pengukuran, sebaiknya faktor-faktor lain yang turut mempengaruhi prestasi akademik dan kemandirian perlu diikutsertakan. Meskipun hasil penelitian menunjukan tidak ada hubungan yang signifikan antara kemandirian dengan prestasi akademik remaja bungsu pada perguruan tinggi, aspek tanggung jawab terhadap diri sendiri dan orang lain memiliki hubungan yang signifikan dengan prestasi akademik. Oleh karenanya, disarankan bagi para orang tua untuk memupuk tanggung jawab pada anak bungsu mereka sejak dmi agar dapat memaksimalkan prestasi akademik anak bungsunya."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2002
S2865
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Seta Wicaksana
"ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran tipe kepribadian Generasi Y jika dilihat dari dimensi Big Five Personality. Responden pada penelitian ini adalah 1286 orang yang meliputi karyawan dan mahasiswa Indonesia dengan rentang usia 18-37 tahun (generasi Y). Alat pengumpul data yang digunakan adalah NEO-PI-R Costa & McCrae (1992) yang dikembangkan olleh Humanika Consulting (2004). Nilai koefisien reliabilitas alat ukur NEO-PI-R Costa yang dikembangkan Humanika Consulting adalah sebesar 0,5 sampai 0,6. Analisis data menggunakan metode kuantitatif deskriptif. Hasil analisis menunjukkan bahwa tipe kepribadian Generasi Y berada pada kategori rendah jika dilihat dari extraversion, openness to new exprience, agreeableness dan conscientiousness. Sedangkan jika dilihat dari tipe kepribadian neuroticism berada pada kategori rata-rata"
Jakarta: Fakultas Psikologi Universitas Pancasila, 2017
150 MS 8:1 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>