Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 64423 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Saat ini banyak para peneliti melakukan penelitian untuk menginvestigasi sifat gelombang elektromagnetik pada metamaterial. Metamaterial adalah struktur material yang dapat memanipulasi gelombang elektromagnetik sehingga metamaterial ini bisa memiliki index bias negatif atau nilai index bias yang sangat tinggi, bergantung strukturnya. Sehingga bisa didapati "material yang tidak kelihatan pada panjang gelombang tertentu. Sifat-sifat tersebut tidak dimiliki oleh material yang dijumpai di alam semesta. Terahertz metamaterial memiliki keterbatasan dibandingkan metamaterial yang aktif pada frekuensi gelombang optik visibel dan gelombang mikro. Keterbatasan ini dikarenakan oleh sulitnya dalam pendeteksian terahertz metamaterial. Saat ini ada beberapa teknologi fabrikasi yang berkembang untuk pembuatan terahertz metamaterial. Kondisi terkini, fleksibel absorber terahertz metamaterial untuk aplikasi pesawat siluman dan metamaterial dengan refractive index yang tinggi telah didemonstrasikan."
MRS 1:1 (2013)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Screen printing atau teknologi film tebal merupakan suatu metoda yang digunakan untuk memproduksi secara masal
biosensor elektrokimia untuk bidang kesehatan, lingkungan, dan industri obat-obatan. Pada tulisan ini dipaparkan
proses pembuatan biosensor kolesterol yang meliputi tahapan desain dan fabrikasi dengan teknik screen printing.
Biosensor kolesterol ini berbasis amperometrik yang terdiri dari 3 (tiga) buah elektroda, yaitu elektroda working,
reference, dan counter yang difabrikasi dengan teknologi screen printing. Pemilihan material atau bahan untuk biocomponent
dan membran serta metoda imobilisasi juga dijelaskan secara singkat. Biosensor yang dibuat ini untuk
deteksi kadar kolesterol, di mana diharapkan nantinya bisa digunakan sebagai dasar untuk pengembangan biosensor jenis lainnya"
621 ELIT 2:1 (2011)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Ariawan Hindarko
"Tanpa kita sadari, seluruh aspek kehidupan kita erat berhubungan dengan informasi yang dapat tersampaikan dalam berbagai bentuk dan media. Media tersebut disebut dengan dokumen yang terdiri dari dokumen Hardcopy dan Softcopy. Sejalan dengan perkembangan dan kebutuhan yang semakin meningkat. maka berkembanglah teknologi penggandaan dokumen yang semakin hari kian berkembang. Dari sekian banyak teknologi tersebut teknologi yang bertahan dan masih berkembang sampai saat ini adalah teknologi Percetakan atau yang lebih dikenal dengan offset dan teknologi fotocopi.
PT Astra Graphia Tbk (Selanjutnya menjadi Astragraphia Document Solution dan disingkat menjadi ADS) mulai dikenal oleh masyarakat pada tahun 1970-an sebagai distributor tunggal mesin fotocopi Xerox di Indonesia. Pada saat itu ADS dapat menikmati keuntungan sebagai first mover karena teknologi fotocopi berkembang pesat menggantikan teknologi sebelumnya yaitu stensil. Sementara itu. teknologi percetakan jugs mengalami perkembangan yang sangal pesat dengan ditemukannya beberapa inovasi bare. Pada saat itu, kedua teknologi tersebut merupakan teknologi yang berbeda secara keseluruhan sehingga baik dari nisi kualitas, kecepatan maupun kemampuan dari kedua teknologi tersebut henarbenar berbeda. Namun, seiring dengan perkembangan teknologi Digital di semua aspek kehidupan kita, dikenal dengan nama teknologi Digital Printing. sebenarnya merupakan teknologi pencetakan dengan menggunakan sinar laser sehingga menghasilkan kualitas dan kecepatan yang semakin baik dan dapat disetarakan dengan hasil dari mesin offset. Juga terjadi perubahan konsep dan pola pemasaran. Pada masa lalu dikenal konsep pamasaran masal sekarang konsep pemasaran bergerak ke arah One to One Marketing dan Just In Time (JIT) yang menychabkan jumlah ckscmplar dari setiap pencetakan penggandaan dokumen cenderung menurun.
Berdasarkan trend perkembangan teknologi dan pemasaran di atas. Digital Printing menjadi solusi yang tepat bagi para pcmain di industi ini yang disebut Commercial Printer (CP). Tanpa biaya tetap untuk setiap prosesnya dan hasil sera kecepatan yang semakin baik Digital Printing sangat tepat untuk menjadi peltm,anli teknologi fotocopi analog dun pelengkap teknologi offset yang hares dimiliki oleh CP. Di dunia, penjualan teknologi Digital Printing ini sangat sukses namun di Indonesia, semenjak dipasarkan dari tahun 1990-an tingkat adopsinya masih sangat rendah. Hal tersebut menjadi salah sate pokok bahasan dalam karya akhir ini.
Penelitian dilaksanakan kepada 30 (tiga puluh) pemain CP di Jabotabek dcngan menggunakan pendekatan model penelitian dari teori divusi inovasi dari jurnal yang dilulis oleh Ruud T Frambach. Model tersebut menjabarkan faktorfaktor yang mempengaruhi proses adopsi suatu inovasi dari nisi supplier penyedia inovasinya. karakteristik calon adopsirnya, karakteristik dari inovasi itu sendiri dun keadaan lingkungan industrinya.
Dari beberapa variable yang ditetiti ditemukan bahwa memang masih ada beberapa hal yang menjadi penghambat adopsi teknologi Digital Print di pasar CP. Dari karakteristik pemain CP sendiri sebagai calon adopter, ada beberapa faktor pcnghamat diantaranya masih rendahnya tingkat sentralisasi di mereka. Tingginya tingkat fornialisasi, rendahnya tingkat interaksi antar karyawan dan ukuran perusahaan QCP yang tidak terlalu besar baik dari sisi pendapatan maupun karyawan. Sedangkan dari variable ketersediaan informasi. pads Saul ini informasi yang tersedia sudah baik namun pada umumnya para pemain CP tersebut hanya mengetahui mengenai konsep dari teknologi Digital Printing namun belum cukup detail untuk mengetahui aplikasi mana yang tepat untuk mereka. Menurut karakteristik inovasi dan kondisi iklim usahanya Digital Printing itu sendiri masih dipandang terlalu mahal dimana banyak pemain baru dengan modal yang kuat namun cenderung mcnghancurkan harga. Selain ilu, para pemain CP tersebut belum merasa yakin bahwa pasar sudah siap untuk rnengkonsumsi teknologi Digital Printing ini. Dari segi pemasaran yang saal ini dilakukan ADS, yang menjadi faktor penghambat proses adopsi adalah-pcranan ADS di segmen ICP inasih clirasa kurang dan lcrbatasnya opsi dari ADS untuk memiliki unit digital printing termasuk pelayanan purna jualnya.
Menyingkapi hal tersebut, ADS harus menyiapkan beberapa strategi seperti proses edukasi pasar yang torus berjalan, pemanfaatan fasilitas yang dimiliki ADS untuk meyakinkan calon adopter, pengembangan strategi pemasaran untuk mengakomodasi kebutuhan pasar, menyiapkan strategi penjualan baru yang lebih fokus, produk yang lebih luas untuk memenuhi kebutuhan pasar yang lebih luas seperti fotocopi warna.
Untuk mendukung hal tersebut, ADS juga harus melakukan langkah-langkah khusus perubahan struktur organisasi tim penjualan agar lcbih fokus pada masingmasing segmen, peningkatan kemampuan tenaga penjualan langsung ADS, secara konsisien torus mengadakan acara untuk edukasi pasar dan mengeksplore secara Iebih mendalam mengenai keunggulan produk ADS dibandingkan kompetitornya.

Nowdays, information is become of the critical thing in our lives that reflected in variety of media called document (Hardcopy or Softcopy). Due to the increasing of document utilization and needs, many technologies were develop to increase the speed and quality of producing the document. From offset technology, risography technology to: copier technology were develop by each vendor to support the needs and market.
PT Astra Graphia Tbk (ADS) was; established in 1976 as a sole distributor for Xerox product in Indonesia. As the first mover in this industry, ADS succesfully introduced the xerography technology into Indonesian market. Meanwhile, offset technology also improve rapidly with many innovations. From the technology perspective, offset technology and xerography is totally different. But since the digital technology is now influenced in all aspects including in Graphic Arts Industry, digital and xerography technology are collaborating to create the new concept called Digital Printing. With continuous improvement, quality and speed of its technology is catching up with the offset printing quality. This new paradigm not only happened in the technology of the printing but also in the marketing concept. One to One Marketing and Just In Time (JIT) became the new concept of marketing that changed the paradigm of printing from less title more print to trtt3rr title leSs print.
Based on above trends and paradigm, Digital Printing is a perfect solution for Commercial Printer. Willi no initial cost in each process are a continuous improvement in the quality and speed of printing, Digital Printing become the proper solution for Quick Commercial Print (QCP) to replace the analog copier technology and for Industrial Commercial Print (ICP) as a complement for their current offset printing. Xerox succesfully sold the Digital Technology in the whole world. n the contraty in Indonesia. ADS was introduced the Digital Printing in 1990 but the adoption level of Indonesian market is very slow until now.
Research was conducted to 3() CP players in Jabotabek Area with approach using Diffusion of Innovation Theory by Ruud T Frambach. The variables that covered in the model including innovation characteristic, competitive environment and adopter characteristic. Based on above observered variables, the obstacle for the Digital Printing adoption process in CP market from adoter charateristic is as following: centralization is low, formalization is high, interaction among employee is low and the size of the QCP is relatively small (number of employees and revenue). From the information variable, most CP players felt that the information about Digital Printing is avaiable but they required more details. From the competitive environment variable, most CP playes considered the investment for Digital Printing technology is too high compare with the readiness of end users meanwhile there are some new players with big capital trying to ercalc the new market space with tow price strategy.
ICP playes felt that ADS is well known as the copier vendor rather than the Digital Printing provider for CP market. Some respondence also mentioned that they need more options to accuired the digital printing technology from ADS.
Based on the research above, ADS should address some new strategies as following: educating the market, utilization of ADS facility to support the sales process, developing new marketing strategy to accomodate the market needs and developing the new sales strategy which more focused on each segment. variety of products to fulfill the requirement from market such as: digital copier color.
In order to support above strategies, ADS should prepare some infrastructure changes such as: restructuring the sales department, enhancing the capability of ADS Account Manager. educating the market and exploring the tangible and intangible value of ADS product competitive compare to its competitors.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T18427
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Engdahl, David A.
Philadelphia: Chilton Books, 1967
778.6 ENG c
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Helty Fatimah Bakri
"Backlog Rumah adalah salah satu indikator yang digunakan bidang perumahan untuk mengukur jumlah kebutuhan rumah di Indonesia. Backlog rumah dapat diukur dari dua perspektif yaitu dari sisi kepenghunian maupun dari sisi kepemilikan. Backlog Kepemilikan dihitung berdasarkan angka home ownership rate persentase rumah tangga yang menempati rumah milik sendiri. Sumber data dasar yang digunakan dalam perhitungan ini adalah bersumber dari data Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia. Berdasarkan data BPS pada tahun 2015 kekurangan kebutuhan (backlog) perumahan mencapai 11,4 juta unit atau menurun dari 2010 yang mencapai 13,5 juta unit. Dalam rangka mengatasi permasalahan tersebut, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia mencanangkan program pembangunan satu juta rumah. Sedangkan kebutuhan rumah bagi masyarakat terus bertambah sekitar 800.000 unit pertahun. Keadaan buruk ini harus segera diperbaiki dengan mempercepat pembanguna rumah dengan teknologi konstruksi yang tepat.Penelitian ini bertujuan untuk mengenalkan teknologi konstruksi baru, yaitu teknologi 3D Concrete Printing (3DCP) untuk konstruksi perumahan secara cepat. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk mengembangkan bisnis proses konstruksi 3DCP dengan mempertimbangkan nilai investasi dan manfaat untuk mendorong
kontraktor-kontraktor di Indonesia menerapkan teknologi ini. Teknologi ini
mempunyai potensi yang sangat besar untuk kegiatan konstruksi yang sangat cepat pada sektor perumahan. Hal ini dikarenakan,teknologi 3DCP tidak membutuhkan formwork untuk pembangunan rumah yang akan berdampak positif pada waktu konstruksi yang sangat singkat.

The backlog of houses is one of the indicators used to measure the number
of housing needs in Indonesia. The backlog of houses can be measured from the ownership, calculated based on the number of homeownership rate percentage households occupying houses belonging to himself. The source of basic data used in this calculation is sourced from the central bureau of statistics (BPS) Indonesia. According to the BPS in 2015 the shortage needs housing backlog reached 11.4 million units or decline from 2010 that reached 13.5 million units. In order to overcome these problems, the Ministry of public works and Housing Republic of Indonesia established the development program one million houses for 5 years. While the needs of houses growth about 800,000 units per year. This study aims to introduce the new technology of 3D Concrete Printing (3DCP) for the rapid construction and develop the construction business process of 3D Concrete Printing for encouraging contractors to applicate the technology of 3DCP. This technology has a potential for the rapid industrialization of the housing sector, with benefits of reduced construction time due to no formwork requirement.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
T55216
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yulfina Bimawanti
"Saat ini teknologi 3D printing telah dikembangkan pada bidang farmasi khususnya teknologi produksi sediaan padat yang disebut tablet 3D printing. Hal ini dapat mendukung tujuan personalisasi sediaan farmasi khususnya terkait dosis obat. Salah satu metode yang dapat digunakan untuk personalisasi dosis obat untuk pasien yaitu tablet 3D printing. Penetapan dosis dibuat dengan merancang tablet 3D printing dengan volume tertentu menggunakan perangkat lunak untuk menyesuaikan dosis yang dibutuhkan. Penulisan ini bertujuan untuk mengkaji beberapa polimer yang dapat digunakan sebagai filamen dengan metode fused deposition modeling untuk pembuatan tablet 3D printing dan menganalisis profil pelepasan obat dari tablet 3D printing tersebut. Kajian ini berfokus untuk mempelajari karakteristik yang terdapat pada beberapa polimer yaitu poli asam laktat, polivinil alkohol, poli kaprolakton, polivinil pirolidon, poletilen oksida, etilen vinil asetat, etil selulosa, hidroksipropilmetil selulosa, dan hidroksipropil selulosa berupa sifat termoplastik, biodegradasi, dan sifat mekaniknya agar dapat diaplikasikan pada fused deposition modeling 3D printing. Selain itu, dipelajari pula pelepasan obat dari matriks tablet 3D printing. Hasil-hasil penelitian menunjukkan bahwa polimer yang dapat digunakan harus memiliki sifat termoplastik dan biodegradable. Polimer di atas dapat digunakan untuk membentuk filamen untuk pembuatan tablet 3D printing. Pilihan polimer yang digunakan berpengaruh pada profil pelepasan obat dari tablet 3D printing. Oleh karena itu, diajukan gagasan untuk membuat tablet dengan teknologi 3D printing dapat memfasilitasi modifikasi bentuk, ukuran, dosis dan profil pelepasan obat dari tablet. Tablet 3D printing dapat dikembangkan lebih lanjut menggunakan metode ini sehingga tujuan personalisasi obat dapat terwujud.

Currently 3D printing technology has been developed into the pharmaceutical field, especially solid preparations technology namely 3D printed tablets. This can support the purpose of personalizing medicine, especially related to drug dosages. Determination of dosage is made by designing tablets with certain volume using software to adjust the required dose. The purpose of this paper is to review several polymers that can be used in 3D printing with the fused deposition modeling as filament forming for the manufacture of 3D printed tablets and to analyze various types of drug release profiles. This review focuses on studying the characteristics found in several polymers, polylactic acid, polyvinyl alcohol, polycaprolactone, polyvinyl pyrrolidone, polyethylene oxide, ethylene vinyl acetate, ethyl cellulose, hydroxypropylmethyl cellulose, and hydroxypropyl cellulose in the form of thermoplastic, biodegradable, and mechanical properties so that they can applied in fused deposition modeling 3D printing technique. In addition, the drug release profile from 3D printed tablet is also studied. Research results show that polymers that can be used must have thermoplastic properties and are biodegradable. The polymers that have been mentioned can be used to form filaments for making 3D printed tablets. Drug release profile is very dependent on the polymer used on 3D printed tablets. Tablets made with this technology can be modified in both shape and size that affect the drug release profile from the matrix. 3D printed tablets has the potential to be developed using this method so that the goal of drug personalization can be realized."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lisa Ratnasari
"Tesis ini membahas mengenai pemetaan industri percetakaan di Indonesia dengan menggunakan Analisis klaster. dengan metode K-Means. Pada saat ini penyebaran industri percetakan di Indonesia tidak merata, sebagian besar terkonsentrasi di pulau Jawa (73.3%), belum adanya informasi mengenai industri percetakan, informasi yang ada hanya sebatas penyebaran 2585 percetakan berikut bentuk badan hukumnya sehingga kebutuhan logistik (produk cetak) yang tidak dapat terbagi secara merata di antara perusahaan percetakan yang ada.
Variabel yang digunakan dalam penelitian sebanyak 13 variabel, dengan menggunakan analisis faktor varibel direduksi menjadi 5 faktor. Hasil analisis klaster dengan metode K-means dibentuk sebanyak 3 klaster dimana faktor utilisasi mempunyai nilai p-value sebesar 0.620, lebih besar dari 0.05, artinya faktor utilisasi dari ketiga klaster relatif sama atau utilisasi antara klaster 1 tidak berbeda nyata dengan utilisasi di kedua klaster lainnya.
Klaster 1 terdiri dari 382 perusahaan yang merepresentasikan industri percetakan di Indonesia secara umum dimana semua nilai faktornya bertanda negatif yang artinya semua nilai faktor rendah atau berada dibawah Klaster 2 terdiri dari 4 perusahaan dengan faktor pendapatan lain dan investasi (7.75701) serta faktor asset (4.74713) tinggi, tetapi faktor terkait produksi rendah (-0.07193).Pada klaster 3 hanya faktor utilisasi saja yang rendah (-0.55112), hal ini menunjukkan perusahaan tidak efisien dikarenakan produktivitasnya yang rendah.
Hasil dari klaster yang terbentuk dibuat analisa SWOT sebagai salah satu dasar untuk rencana strategi pengembangan industri yang akan dilakukan. Pemerintah perlu kiranya untuk mengembangkan industri cetak secara lebih merata dan berkualitas.

This thesis discussed the mapping percetakaan industry in Indonesia by using cluster analysis. with K-Means method. At this time the spread of the printing industry in Indonesia is uneven, mostly concentrated in Java (73.3%), lack of information about the printing industry, there is only limited information dissemination following printing 2585 forms so that the logistics needs of its legal entity (print product) are not can be divided evenly among the existing printing company.
Variables used in the study as many as 13 variables, using a variable factor analysis is reduced to 5 factors. From the results of cluster analysis with K-means cluster method established as many as three clusters in which the utilization factor has a value p-value for 0620, greater than 0.05, meaning that utilization factor of the three clusters are relatively equal to or utilization of cluster 1 are not significantly different with the utilization in two other clusters.
Cluster 1 consists of 382 companies representing the printing industry in Indonesia is generally where all values are negative factors which means that all the factors are low or below-average population of clusters formed. Cluster 2 consists of 4 companies with other factors and investment income (7.75701) and high asset factor (4.74713), but low-production-related factors (-0.07193). In cluster 3 is only just a low utilization factor (-0.55112), but four factors others do not, it shows the company is inefficient due to low productivity.
Results from the cluster formed made a SWOT analysis as a basis for industrial development strategy plan will be done. Government is necessary to develop the print industry in a more equitable and quality.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
T29849
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Chichester: John Wiley & Sons, 1997
R 686.2 ADV XXIII
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Carter, Thomas Francis
Ann Arbor : University Microfilm International, 1955
686.209 51 CAR i
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Pollard, Michael
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1993
686.209 2 POL j
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>