Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 38029 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis wacana liputan Bali TV Berita Kemoning-Budaga, Klungkung, Bali. Wacana pemberitaan pembubaran desa pakraman pasca bentrok dan di-framming dalam berita Bali TV. Pertama dalam sejarah pers di Bali, Bali Posti berkonflik dengan Gubernur Bali Made Mangku Pastika menjadi permasalahan hukum perdata dan menarik untuk dianalisis. Teori analisis yang digunakan dalam penelitian meliputi teori wacana (Michael Focuault), agenda setting (Webber), framing (Todd Gitlin), semiotika (Ferdinand de Saussure) dan komodifikasi (Mosco). Temuan penelitian ini adalah analisis wacana berita Bali TV dengan angle wacana berita “pembubaran desa pakraman”, pasca bentrok Kemoning-Budaga, Klungkung, Bali berkaitan dengan agenda setting, komodifikasi, kapitalisme media, disinformasi media dan konflik kepentingan media dalam memproduksi, mendistribusi, merepoduksi berita sebagai wacana dalam komodifikasi media. Simpulan penelitian ini adalah wacana liputan Bali TV dan wacana tanding Gubernur Bali Made Mangku Pastika masing-masing memiliki kepentingan ekonomi, politik dan ideologi dalam komodifikasi media untuk memperebutkan opini khalayak sebagai konsumsi atas produksi, reproduksi dan distribusi media. Saran hasil penelitian di pihak pemerintah, dewan pers, organisasi pers dan wartawan agar memberikan manfaat bagi kehidupan dan pembangunan sehingga dapat berperan menjadi literasi media.
"
SWISID 2:2 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Romi Faslah
"Penelitian tentang konflik polilik kiai NU sangat penting dan masih sedikit jumlahnya. Penelitian ini penting karena di Iingkungan NU, frekwensi konflik politik antar kiai sangat tinggi. Sejarah mencatat, bahwa konflik di kalangan kiai dan elit NU sudah terrjadi mulai ketika NU memutuskan keluar dari Masyumi dan saat NU menjadi partai politik pada tahun l952. Suasana konflik juga terjadi ketika NU masih aktif berfusi di Partai Persatuan Pembangunan (PPP) pada tahun 1973 - I984. Ketika NU memutuskan kembali ke khittah 1926 pada tahun 1984 para kiai dan elit NU juga terlibat konflik politik, dan konflik itu semakin mengeras saat masa reformasi, khususnya pada Pemilihan Presiden 2004 secara langsung.
Dalam penelitian ini difokuskan pada masalah konflik politik kiai NU pada Pemilihan Presiden 2004, khususnya dalam hal pencalonan KH. Hasyim Muzadi sebagai calon wakil presiden. Kontflik politik yang terjadi di kalangan kiai tidak terjadi konflik secara fisik, telapi konflik yang dilatarbelakangi oleh adanya dukung-mendukung para klai terhadap pasangan calon presiden dan wakil presiden tertentu. Pada Pemilu Presiden 2004 yang dilaksanakan secara langsung yang pertama kali di Indonesia membuat para kiai dan elit NU terlibat dalam urusan politik praktis dan perebutan kekuasaan. Minimal ada dua elit yang berlomba untuk merebutkan kekuasaan, di antaranya KH. Hasyim Muzadi, sebagai Ketua Umum Tanfidziyah PBNU, sebagai calon wakii presiden yang mendampingi Megawati, calon presiden dari PDIP. Yang kedua adalah KH. Sholahuddin Wahid. Ketua Tanfidziyah PBNU. sebagai calon wakil presiden mendampingi Wiranto dari Partai Golkar. Untuk menguraikan masalah tersebut, dalam penelitian ini menggunakan teori konflik elit dan teori elit. Kedua teori tersebut digunakan untuk menganalisa tipe konflik yang terjadi di kalangan kiai dan elit NU.
Dengan menggunakan teknik wawancara, mengumpulkan dokumen dan data-data yang berkaitan dengan masalah tersebut yang kemudian dianalisa dengan menggunakan pendekatan analisa kualitatif Dari analisa tersebut penulis menemukan bahwa ada dua faktor dominan yang menyebabkan terjadinya konflik politik kiai NU pada Pemilu Presiden 2004. Pertama, ada dua elit PBNU yang mencalonkan diri menjadi calon wakil presiden sehingga timbul aksi dukung mendukung di antara kiai. Kedua, adanya perbedaan di kalangan elit dan kiai tentang penafsiran tentang teks khittah NU.

The research on political conflict of NU?s Kiais (Islamic Leaders) is important and less in number. This research is important because within NU environment NU, the Frequency of the political conflicts among kiai 'is extremely high. The history recorded that the conflict among kiais and elite of NU occurred since NU decided departing from Masyumi and when NU became political party in 1952. The conflicting atmosphere also happened when NU was still actively in Fusion with the Partai Persatuan Pernbangunan (PPP, Development Unity Party) in 1973 - l984. When NU decided returning to the 1926 khittah (original statement of vision and mission) in l984, the kiais and elite of NU were also involved in such political conflict, and this conflict was in the climax point in the reform era, especially in the 2004 presidency election.
This research focused on the political conflict of NU Kiais in the 2004 Presidency Election, especially in the case of KH. Hasyim Muzadi candidacy as the vice president. The political conflict that occurred among kiai was not physical conflict but grounded on the Kiai support to their president and vice president candidates. The 2004 presidency election that was the first time conducted in Indonesia caused many kiais and elit of NU engaged in the practical political affairs. At least there were two elites who competed to win the power, including KH. Hasyirn Muzadi, the General Chairman of PBNU, as the vice president to accompany Megawati, the president candidate from PDIP. The second figure was KH Sholahuddin Wahid, the Chairman of PBNU, as the vice president to accompany Wiranto From Partai Golkar. To study this case, this research used theory of conflicting elite and the theory of elite. The two theories were employed to analyze the type of conflict which took place among kiai and elite of NU.
Using the interview techniques, the collected document and data related with the problem were analyzed with qualitative analysis approach. From the analysis, the writer found that there were two dominant factors that cause the political conflict of NU?s kiais in the 2004 Presidency Election. First, there were two elite of PBNU who come forward as the president candidate so the one another supporting among the kiais took place. Second, there was difference interpretation of NU Khittah text among the elite and kiais.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2005
T22491
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sukosono
"Pokok masalah dalam penelitian ini adalah wacana media tentang pengadobsian dan perdagangan anak-anak Aceh korban bencana. Tujuan penelitian untuk mengetahui makna yang tidak terungkap di balik teks berita dan keperpihakan, serta ideologi yang dianut harian media Indonesia.
Kerangka pemikiran yang dipakai adalah teori interpretasi, Hans Georg Gadamer.
Prinsip utama teorinya adalah bahwa orang selalu memahami pengalaman dari perspektif praduga. lnterpretasi terhadap suatu teks melibatkan pengamatan terhadap makna teks yang menyatu dengan Iinguistik. Studi analisis wacana ini menggunakan pendekatan teori-teori hegemoni terutama dari Antonio Gramsci, dimana dalam teorinya menekankan bagaimana penerimaan keiompok didominasi oleh kehadiran kelompok dominan. Media dapat menjadi sarana dimana satu kelompok mengukuhkan posisinya dan merendahkan kelompok lain. Penelitian ini bersifat kualitatif dengan menggunakakan pendekatan analisis model Norman Fairclough. Konteks penelitian akan difokuskan pada teks berita dari berbagai kategori berita, yaitu: hard news, soft news, developing news, dan continuing news. Metode pengumpulan data dilakukan dengan jalan mengumpulkan dan menyeleksi berita pasca peristiwa gempa bumi dan tsunami di Surat Kabar Harian (Skh) Media Indonesia yang terbit dari 27 Desember 2004 - 27 Januari 2005. Unit analisis penelitian ini dilakukan dalam level mikro. Analisa akan dilakukan pada level teks berita, yaitu untuk melihat koherensi dan kohesivitas, melihat bagaimana antar kata atau kalimat digabungkan sehingga membentuk suatu pengertian pengertian. Dalam perspektif ini, akan melihat bagaimana bahasa digunakan sebagai praktek kekuasaan dan bagaimana pengguna bahasa membawa ideologis tertentu.
Sedang teknis analisis yang dipakai adalah model Nomian Fairclouch. Pendekatan ini melihat dan menitikberatkan perhatian pada bagaimana teks yang mikro dengan konteks masyarakat yang makro. Teks dianalisis seoara linguistik, dengan melihat kosa kata, semantik, dan tata kalimat, serta bagaimana antar kata kalimat tersebut digabung sehingga membentuk pengertian.
Hasil analisis menunjukkan, pemakaian bahasa oleh para tokoh menimbulkan penafsiran makna yang berbeda-beda. Pernyataan yang disampaikan para tokoh sering menggunakan gaya bahasa eutimisme. Gaya bahasa ini dipergunakan untuk mengganti kata lain dengan tujuan menghaluskan arti yang sesungguhnya. Namun, di sisi lain hal ini dapat menimbulkan kecurigaan di kalangan masyarakat.
Media Indonesia melakukan keperpihakannya terhadap salah satu kelompok rnasyarakat tertentu, walaupun tetap menampilkannya dengan kemasan yang seolah independen. Pengambilan berbagai tokoh sebagai nara sumber berita hanya dari satu kelompok masyarakat atau tokoh golongan tertentu, menunjukkan keperpihakan media tersebut. Penelitian ini memberikan pembenaran atas teori Antonio Gramsci, bahwa penerimaan kelompok didominasi oleh kehadiran kelompok dominan dan media massa menjadi sarana satu kelompok untuk mengukuhkan posisinya dan merendahkan kelompok lain. Di dalam isu ini terlihat jelas adanya pertarungan ideologi dalam masyarakat, khususnya golongan Islam dengan Kristen."
Depok: Universitas Indonesia, 2005
T22416
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yeremia Angga Sugiyanto
"Digitalisasi yang terus berkembang pesat tmengubah pola khalayak dalam menggunakan keaktifannya untuk memperoleh manfaat dari konsumsi media. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dinamika transformasi konsumsi media dari editor-mediated ke non-editor mediated dan kembali ke editor mediated. Penelitian ini menggunakan teori Uses and Gratification untuk melihat peran aktif khalayak untuk memperoleh manfaat dari media dalam memenuhi kebutuhannya. Adapun pendekatan dan metode penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode narrative psychology. Hasil dalam penelitian ini menunjukkan bahwa preferensi konsumsi media oleh khalayak dapat ditentukan oleh faktor trust, yang diperoleh melalui kredibilitas yang dibangun melalui ketaatan pada etika jurnalistik yang menjamin akurasi dan proses verifikasi informasi, seperti yang dilakukan oleh Editor Mediated.

Digitalization has changed audience patterns in using their activeness to gain benefit from media consumption. This study aims to determine the dynamics of media consumption transformation from editor-mediated to non-editor-mediated and back to editor-mediated. This study uses the Uses and Gratification theory to see the audience's active role in obtaining the benefits of the media in meeting their needs. The approach and research method using a qualitative approach with the narrative psychology method. This study indicates that the media consumption preferences can be determined by the trust factor, which is obtained through the credibility built through adherence to journalistic ethics that ensures the accuracy and verification process of information, as practiced by Mediated Editors."
Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fitria Nur Syamsiah
"Penelitian yang berjudul "Pengaruh Orientasi Media Terhadap Perceived Realism Berita di Televisi" ini berusaha untuk mengukur pengaruh variabel ritualized, instrumental, afinitas televisi, dan audience activity terhadap variabel perceived realism berita konflik Mesuji di televisi. Penelitian dilakukan pada mahasiswa Universitas Indonesia sebanyak 277 responden dengan metode kuantitatif dan analisis Structural Equation Model (SEM).
Hasil penelitian menunjukkan tingkat perceived realism mahasiswa terhadap berita konflik Mesuji cenderung rendah. Tidak terdapat hubungan antara variabel ritualized, instrumental, afinitas televisi, dan audience activity terhadap perceived realism. Namun terdapat hubungan antara variabel ritualized dengan afinitas televisi dan variabel instrumental dengan audience activity.

This study titled "The Influence of Media Use Orientation to Perceived Realism of Conflict News in Television" mesured the influence of ritualized, instrumental, television affinity, and audience activity to perceived realism of Mesuji conflict news on television. The study was conducted to 277 University of Indonesia students with quantitative method and Structural Equation Model (SEM) analysis.
The result showed student perceived realism to Mesuji conflict news tended to be low. There were no relationships from ritualized, instrumental, television affinity, and audience activity to perceived realism. But there was relationship between ritualized and television affinity, also between instrumental and audience activity.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Henny Mahartini
"Kasus Bank Century menjadi pemberitaan di hampir seluruh media massa di Indonesia. Ini menunjukkan bahwa media memiliki perhatian yang tinggi terhadap kasus Bank Century.
Penulis mengajukan satu pertanyaan besar, yaitu bagaimana representasi humanisme transendental media dalam penyelesaian konflik. Secara metodologi penelitian ini menggunakan paradigma konstruktivis dengan menggunakan analisis framing.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan Kompas berusaha netral dan balance serta konstruktif dalam pandangannya terhadap kasus Bank Century. Hal ini dapat terlihat dari penulisan tajuk rencana Kompas dalam kasus Bank Century bahwa Kompas mengungkapkan fakta secara lengkap dan damai lewat kekuatan kata-kata yang mampu memberikan penerangan dan pencerahan serta memetakan konflik untuk memunculkan solusi, bukan hanya terfokus pada arena konflik. Dengan menggunakan perangkat metode analisis framing Robert N. Entman, hal ini dapat terlihat pada elemen Make Moral Judgement dan Treatement Recommendation yang menunjukkan bahwa media massa mempunyai peran yang penting dalam mengawasi pemerintah dalam penyelesaian kasus Bank Century ini."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2010
S5409
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Indra Budi
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2023
PGB 0623
UI - Pidato  Universitas Indonesia Library
cover
D. Sures Kumar
"Konflik antara warga Desa Adat Kemoning dengan warga Desa Adat Budaga, Kecamatan Semarapura Kabupaten Klungkung Bali, Sabtu 17 September 2011, yang diakibatkan, perbedaan dalam menyikapi keberadaan pura dan prosesi upacara di Pura Dalem, yang akhirnya menimbulkan konflik terbuka dan mengakibatkan kerugian materil dan korban jiwa, dengan meninggalkan bapak I Ketut Ariaka Warga Desa Adat Budaga dan puluhan warga kedua desa mengalami luka-luka. Sehingga, dituntut peran dari Majelis Madya Desa Pakraman (MMDP) Klungkung, sebagai lembaga yang berwenang menyelesaikan masalah adat sesuai dengan peraturan daerah (Perda) Pemda Bali No.3 Tahun 2001, untuk mereduksi konflik tersebut.
Melihat Fenomena tersebut, Peneliti mencoba mengkaji, Peran Kepemimpinan Majelis Madya Desa Pakraman Klungkung dalam masyarakat dan bagaimana konflik tersebut terjadi serta apa yang meyebabkannya. Yang ditelusuri dari berbagai dimensi, baik sejarah pembentukan Desa Pakraman, nilai – nilai/ajaran kehidupan orang Bali dan sejarah konflik di Bali. Untuk memahami factor-faktor yang menyebabkan konflik tersebut terjadi dan bagaimana Peran Kepemimpinan Majelis Madya Desa Pakraman Klungkung dalam menyelesaikan Konflik yang terjadi antara kedua Desa Adat tersebut, terdapat beberapa masalah, yaitu 1). Faktor-faktor apa saja yang menyebabkan Konflik Antar Desa tersebut dapat terjadi?. 2). Bagaimana Peran Kepemimpinan Majelis Madya Desa Pakraman (MMDP) Klungkung dalam Menyelesaikan Konflik tersebut?. Untuk membedah masalah tersebut peneliti gunakan Teori Kepemimpinan, untuk melihat bagaimana peran kepemimpinan MMDP menyelesaikan konflik dan Teori Konflik, dalam melihat penyebab konflik antar Desa ada tersebut.
Secara umum signifikansi penulisan ini untuk mengetahui dan menganalisa factor-faktor penyebab konflik di Desa kemoning dan Desa Budaga, dan untuk mengetahui bagaimana peran Majelis Madya Desa Pakraman (MMDP) Klungkung dalam menyelesaikan Konflik. Untuk mencapai tujuan tersebut penelitian ini menggunakan metode kualitatif, dimana data – data diperoleh dengan, observasi partisipatif, wawancara mendalam (in-dept interview) serta studi kepustakaan dengan tringulasi pengolahan data. Secara ringkas temuan yang diperoleh adalah, konflik antar Warga Desa Adat Kemoning dan Wrga Desa Adat Budaga, disebabkan saling klaim status Pura Dalem, Pura Prajapati, dan status Setra (tanah kuburan), serta dipicu adanya Paruman Agung Desa Adat Kemoning dan pemasangan spanduk batas Desa (selamat datang di Wewengkon/Lingkungan Desa Budaga) oleh Desa Adat Budaga. Majelis Madya Desa Pakraman Klungkung, sudah berupaya mendamaikan kedua belah pihak dengan memediasi dan melakukan musyawarah, namun hal tersebut tidak berhasil mendamaikan kedua belah pihak. Perbedaan yang ada dan tidak dapat dikelola dengan baik akhirnya menimbulkan konflik terbuka, serta mengakibatkan kerugian materil dan korban jiwa, hal ini menunjukan, belum maksimalnya peran Majelis Madya Desa Pakraman (MMDP) Klungkung, menciptakan keharmonisan sesama warga. Sehingga pemerintah Klungkung perlu mengambil alih masalah ini dan memcarikan solusi yang lebih efektif.

Conflict between Indigenous Villagers of Kemoning and Indigenous Villagers of Budaga, District Semarapura Klungkung Bali, Saturday, September 17, 2011, as a result, the difference in response to presence of the temple and ceremonial procession at Pura Dalem, open conflict which resulted in material losses and casualties, death of Mr. I Ketut Ariaka, resident of Indigenous Village of Budaga and dozens of the residents in both villages injured. So that, required role of Majelis Madya Pakraman Village Klungkung as authorized agency to finish the problem based on local regulations, local goverment of Bali No.3, 2001.
Seeing the phenomenon, researcher try to assess the role of leadership Majelis Madya Pakraman Village Klungkung in the community how the conflict occurred and what causes. Researcher browse from various dimensions, Pakraman Village establisment history, values / teachings of Balinese life and history of the conflict in Bali. There are some problem to understand factors that cause conflict happen and how the role of Majelis Madya Pakraman Village Klungkung namely 1. What are the factors that lead to conflict between the village could happen?. 2. How is the role of Leadership Majelis Madya Pakraman Village Klungkung in resolving the conflict?. Researcher in analyzing the problem using a theory of leadership to see how the role MMDP resolve conflict and conflict theory in view of the causes of conflict between villages.
In general, the significance of this research to identify and analyze the factors causing the conflict, and to find how the role of Majelis Madya Pakraman Village (MMDP) Klungkung in resolving conflicts that occur. To achieve these objectives, used qualitative methods, where datas obtained with participant observation, in-depth interviews and study of literature with tringulasi data processing. In summary, the conflict due to overlapping claims status Pura Dalem, Pura Prajapati, and status of Setra (burial ground), and triggered Paruman Agung of Indigenous Village of Kemoning and installation of banners village boundary (welcome to wewengkon / budaga village environment) by Indigenous Village of Budaga. Majelis Madya Pakraman Village Klungkung, has attempted to reconcile the two sides to mediate and to deliberate, but it is not successfully reconcile the two sides. Differences that exist and can not be managed well eventually lead to open conflict, as well as resulting in material losses and casualties, this show, not maximal the role of Majelis Madya Pakraman Village (MMDP) Klungkung, creating harmony fellow citizens. So Klungkung government need to take over this problem and find a more effective solution.
"
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shintia Dwi Savitri
"Skripsi ini membahas tentang perbedaan bentuk judul berita terhadap jumlah pembacanya atau klik pada media online Kompas.com. Berita yang dikhususkan adalah kasus pembunuhan Wayan Mirna Salihin dengan tersangka Jessica Kumala Wongso. Penelitian ini menggunakan metode analisis isi dengan pendekatan kuantitatif. Dalam penelitian ini akan mencaritahu apakah memang ada perbedaan antara bentuk frame judul berita terhadap jumlah klik-nya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa memang ada sedikit perbedaan antara bentuk frame judul berita dengan jumlah pembacanya.

This thesis discusses the impact of headlines framing to the amount of readers or click per headlines. In detail, the news programme that become an object research is the case of murdered Wayan Mirna Salihin with the suspect Jessica Kumala Wongso. This study using content anyalzing quantitative methods. And in this study will looks is there a correlation between headlines framing and amount of its clicks. The results show that theres a difference amount of clicks or readers of new headlines framing by Kompas.com. 
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zahra Siti Arkandina
"Penelitian ini mengeksplorasi pengalaman orang muda Indonesia dengan aspirasi berpindah ke luar negeri. Eksplorasi ini dilakukan dengan memahami konstruksi identitas kosmopolitan mereka melalui praktik media di keseharian. Berbagai studi menunjukkan bahwa orang muda juga menganggap mobilitas sebagai cara mendapatkan kebebasan dan peluang kehidupan yang lebih baik. Keterbukaan atas pengalaman budaya ini mencerminkan identitas kosmopolitan. Penelitian ini menggunakan kerangka berpikir kosmopolitisasi Beck dan identitas Hall untuk memahami pengalaman orang muda dalam mengonstruksi identitas kosmopolitan melalui praktik keseharian. Wawancara mendalam dilakukan dengan empat informan, dan riset ini menemukan bahwa identitas kosmopolitan dikonstruksi melalui ekspresi keinginan dan kemampuan mereka dalam mempelajari dan mengadopsi nilai dan praktik budaya asing yang diperoleh dari pemanfaatan teknologi media dan interaksi langsung dengan mereka. Pengetahuan dan kemampuan tersebut dimaknai sebagai modal untuk keluar dari konteks lokal mereka. Riset ini menemukan  bahwa identitas kosmopolitan orang muda dikonstruksi dan dimaknai sebagai modal strategis untuk mewujudkan tujuan dan kebutuhan masa depan, yakni menempatkan diri di ranah budaya global untuk memperoleh kualitas hidup yang lebih baik. Selain itu, penelitian ini juga menyimpulkan bahwa identitas kosmopolitan dikonstruksi dan dimaknai sebagai bagian dari identitas orang muda. Identitas kosmopolitan beriringan dengan dan tidak menghapuskan identitas lain, termasuk yang dalam praktiknya inkonsisten dengan identitas kosmopolitan.

This study explores the experiences of Indonesian youth with aspirations to move abroad. This exploration is done by understanding the construction of their cosmopolitan identity through their daily media practices. Various studies have shown that young people also see mobility as a way of gaining greater freedom and opportunities. This openness to cultural experience reflects a cosmopolitan identity. This study uses Beck’s cosmopolitization and Hall’s identity frameworks to understand the experiences of young people in constructing their cosmopolitan identit’es through everyday practice. In-depth interviews were conducted with four informants, and this research found that cosmopolitan identities are constructed through the expression of their desire and ability to learn and adopt the values ​​and practices of foreign cultures obtained from the use of media technology and direct interaction. Knowledge and abilities are interpreted as capital to move beyond their local context. This research finds that the cosmopolitan identity of young people is constructed and interpreted as a strategic capital to achieve future goals and needs, namely, positioning themselves in the realm of global culture in the hope of obtaining a better quality of life. In addition, this study concludes that cosmopolitan identity is constructed and interpreted as part of young people’s identity. A cosmopolitan identity goes hand in hand with and does not abolish other identities, including those that are in practice inconsistent with cosmopolitan identities."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>