Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 185335 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Salah satu bahasa daerah di Nusa Tenggara Timur yang terancam punah adalah bahasa Kafoa. Bahasa ini hanya dituturkan oleh 1200 orang di Desa Probur Utara, Alor Barat Daya, Kabupaten Alor. Habollat, satu dari dua dusun yang ada di desa itu menjadi wilayah terakhir pemertahanan bahasa Kafoa. Dalam penggunaannya, ia tidak terlepas dari ekspresi kekuasaan dan jaringan kekerabatan 12 suku yang ada. Kedua aspek ini telah ikut mempenaruhi pembentukan sistem sosial budaya, struktur sosial, sekaligus sistem kebahasaan. Pengaruh itu tampak ke dalam praktik pengasuhan atau pemeliharaan antar generasi. Setiap anak mendapatkan sentuhan pertamanya dalam bahasa Kafoa, baik tuturan harian ataupun tuturan yang dianggap sebagai wasiat (woum) dari leluhurnya. Woum merangkai pandangan dunia dan nilai-nilai luhur dari generasi sebelumnya yang bertujuan untuk menjaga diri dan masyarakat saat berinteraksi antara satu dengan lainnya. Penelitian etnografis ini akhirnya menemukan kenyataan bahwa woum selain dianggap sebagai kearifan budaya, juga menjadi faktor penting pemertahanan bahasa Kafoa."
JNANA 18:2 (2013)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Dea Rifia Bella
"Tulisan ini menawarkan pendekatan etnografi kolaborasi dalam melihat dan memahami fenomena kepunahan bahasa melalui kacamata antropologi linguistik kontemporer, khususnya pada masyarakat Hamap, Alor, Nusa Tenggara Timur. Meskipun masyarakat Hamap dinyatakan mengalami kepunahan bahasa, mereka tidak merasa bahasa Hamap mengalami kepunahan. Dalam upaya making sense kenyataan dari kepunahan bahasa perlu adanya preposisi dengan bantuan metodologi yang arif dalam melihat bahasa yang hadir dalam interaksi dan dinamika sosial di masyarakat. Permasalahan sebelumnya adalah, mayoritas metodologi terdahulu melihat kepunahan bahasa dengan penyelamatan melalui pakem-pakem umum (konservasi, dokumentasi, revitalisasi), penyelamatan gramatikal (seperti pembuatan kamus dan penghitungan bahasa) sehingga analisis partikularitas pada masyarakat yang diteliti tidak terlihat. Oleh sebab itu, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pendekatan etnografi kolaborasi dapat menjadi alternatif dalam mengidentifikasi dan juga menganalisis persoalan kepunahan bahasa. Dengan pendekatan etnografi kolaborasi, ditemukan bahwa di tengah status kepunahan bahasa, terdapat penggunaan bahasa Hamap pada situasi-situasi dan kondisi-kondisi tertentu. Terutama di tengah kondisi masyarakat Hamap yang hidup berdampingan dengan tiga kelompok etnis lainnya, yakni Klon, Abui, dan Kui. Selain itu juga, dalam tulisan ini saya mencoba mempertanyakan kembali konsepsi mengenai kepunahan bahasa yang sudah menghegemoni dengan memperlihatkan praktik-praktik berbahasa yang nyata terjadi di masyarakat Hamap

This thesis presents a collaborative ethnographic approach to observing and understanding language extinction phenomena through the lens of contemporary linguistic anthropology, specifically within the Hamap community in Alor, East Nusa Tenggara. Despite the Hamap community being acknowledged as experiencing language extinction, they do not perceive the Hamap language as endangered. To make sense of the reality of language extinction, there is a need for prepositions aided by a judicious methodology to examine the language present in interactions and social dynamics within the community. The previous issue was that the majority of earlier methodologies viewed language extinction through general frameworks (conservation, documentation, revitalization) and grammatical preservation (such as creating dictionaries and language counts), neglecting the analysis of particularities within the studied community. Therefore, this research indicates that the collaborative ethnographic approach can be an alternative in identifying and analyzing language extinction issues. Through this approach, it was found that amidst the endangered status, the Hamap language is still used in specific situations and conditions. This is particularly evident in the context of the Hamap community coexisting with three other ethnic groups: Klon, Abui, and Kui. Additionally, in this writing, I attempt to question the prevailing conception of language extinction by demonstrating actual language practices occurring in the Hamap community."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Saadah Soepono
Jakarta : Badan Pengembangan Kebudayaan dan Pariwisata, 2002
306 SRI a
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Anton M. Moeliono
Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2004
306.4 ANT m
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Andi Acdian
"Tesis ini merupakan kajian terhadap siasat dan politik budaya masyarakat adat kasepuhan dalam pertarungan mendapatkan hak atas sumberdaya atas lahan dan hutan adat di kawasan konservasi Halimun-Salak, Jawa Barat dan Banten. Fokus kajian diarahkan pada sosok dan peran para pemimpin adat di dua wilayah kasepuhan, masing-masing adalah Kasepuhan Cisitu di Kabupaten Lebak, Banten dan Kasepuhan Sinar Resmi di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Perhatian terhadap dua sosok pemimpin masyarakat adat itu memberikan penulis sebuah gambaran menarik tentang bentuk-bentuk siasat dan politik budaya yang menjadi sumber inspirasi dalam aksi-aksi kolektif masyarakat kasepuhan berhadapan dengan kebijakan negara, khususnya terhadap klaim atas wilayah konservasi oleh Departemen Kehutanan dan eksploitasi emas oleh PT Aneka Tambang (PT Antam). Studi ini menunjukan bahwa lebih dari sekedar sebuah gagasan adat yang statis, adat menjadi sebuah konstruksi dinamis yang bergerak sesuai dengan proses kontestasi yang terjadi antara masyarakat kasepuhan tersebut berhadapan dengan negara, diwakili oleh pemimpin mereka, dan sekaligus juga sebuah inovasi dalam menjaga dan mempertahankan lembaga adat dalam proses perubahan cepat yang terjadi dalam kehidupan masyarakat tersebut.

This thesis is a study about cultural politics and strategy of indigenous peoples (Kasepuhan) in the struggle obtain rights to resources of land and forests in the conservation areas of Halimun-Salak, West Java and Banten. The study focused on the figure and the role of traditional leaders in the two kasepuhan areas, Kasepuhan Cisitu in Lebak , Banten province and Kasepuhan Sinar Resmi, Sukabumi, West Java. The focus to the leaders role and function in designing cultural politics and strategy in their contestation against the state policies, especially the claim of conservation areas by Forestry Department and gold mining by PT Aneka Tambang, provides an interesting findings of adat as dynamic construction along with their daily struggles, as well as an inovative strategy by the leaders to maintain adat institution under rapid social changes in their environment."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2011
T28974
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Septianto Aldiansyah
"Keberadaan Taman Nasional Gandang Dewata menunjukkan kemauan, komitmen dan ambisi untuk memperluas kawasan lindung bagi spesies penting. Anoa (Bubalus quarlesi) berstatus Endangered Species (EN) dan juga masuk dalam Appendix I CITES yang berarti spesies ini terancam punah dan dilarang dalam segala bentuk perdagangan internasional. Tindakan konservasi bagi spesies ini di pulau Sulawesi memerlukan pendekatan ekologi dan geospasial. Pendekatan yang tepat diharapkan dapat meminimalisir tekanan terhadap populasi dan menghubungkan kawasan konservasi yang mungkin saja menjadi rumah bagi populasi anoa terbesar di dunia. Penelitian ini bertujuan memodelkan prediksi habitat secara spasial dan memprediksi kondisi habitat anoa tahun 2018 dan 2021 serta melihat potensi konservasi melalui pendekatan lansekap. Metode yang digunakan dalam membangun model adalah Maximum Entropy dengan memanfaatkan parameter lingkungan dan data kehadiran anoa. Parameter lingkungan yang digunakan adalah jarak dari jalan, jarak dari permukiman, jarak dari sungai, penggunaan lahan dan tutupan lahan, kemiringan lereng, wilayah ketinggian, dan kerapatan vegetasi. Sedangkan data kehadiran yang digunakan adalah jejak aktivitas anoa. Hasil menunjukkan bahwa jejak aktivitas yang ditemukan adalah sarang, kotoran (feses), jejak kaki, tempat istirahat dan tempat tidur. Anoa pegunungan di Taman Nasional Gandang Dewata dapat ditemui pada wilayah yang jauh dari sumber aktivitas manusia seperti jalan dan permukiman, dekat dengan sungai, terdapat pada tutupan lahan berupa tutupan vegetasi dengan kemiringan lereng landai hingga curam dan dapat ditemukan pada hutan pegunungan bawah hingga hutan pegunungan atas. Dalam waktu 3 tahun, terjadi pengurangan habitat anoa seluas 3.203 ha. Terkait aspek geospasial, korelasi terbesar bersumber dari aktivitas manusia (jarak dari jalan dan jarak dari permukiman). Pendekatan lansekap menemukan kemungkinan migrasi melalui koridor dari Taman Nasional Gandang Dewata menuju Taman Nasional Lore Lindu dengan memanfaatkan struktur topografi dan hutan lindung disekitarnya.

The existence of Gandang Dewata National Park shows the willingness, commitment and ambition to expand the protected area for important species. Anoa (Bubalus quarlesi) has Endangered Species (EN) status and is also included in Appendix I CITES which means this species is threatened with extinction and prohibited in all forms of international trade. Conservation action for this species on the island of Sulawesi requires an ecological and geospatial approach. The right approach is expected to minimize population pressure and link conservation areas that may be home to the world's largest anoa population. This study aims to model habitat predictions spatially and predict the condition of anoa habitat in 2018 and 2021 as well as see the potential for conservation through a landscape approach. The method used in building the model is Maximum Entropy by utilizing environmental parameters and anoa presence data. The environmental parameters used are distance from roads, distance from settlements, distance from rivers, land use land cover, slope, elevation, and vegetation density. While the presence data used is traces of anoa activity. The results showed that the traces of activity found were nests, feces, footprints, resting areas and beds area. Mountain anoa in Gandang Dewata National Park can be found in areas far from sources of human activity such as roads and settlements, close to rivers, found in land cover in the form of vegetation cover with gentle to steep slopes and can be found in lower mountain forest to upper mountain forest. Within 3 years, anoa habitat has been reduced to an area of 3.203 ha. Regarding the geospatial aspect, the largest correlation comes from human activities (distance from roads and distance from settlements). The landscape approach finds the possibility of migration through the corridor from Gandang Dewata National Park to Lore Lindu National Park by utilizing the topographical structure and the surrounding protected forest."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Waworuntu, Damar Gerung
"Skripsi ini menganalisis implementasi dari Otoritas Manajemen di Indonesia berdasarkan ketentuan hukum dari Convention on International Trade of Endangered Species of Wild Fauna and Flora (CITES) . Thesis ini akan membahas implementasi penegakan hukum akan perdagangan hewan langka dari segi international, regional, yang pada akhirnya mengerucut ke implementasinya di tingkat nasional di Indonesia. Penulis menemukan bahwa adanya ketentuan yang memberikan dua instansi negara menyebabkan susahnya isu perdagangan ilegal hewan langka ditegakkan. Penulis percaya bahwa dengan adanya kerjasama regional dan penggunaan sumberdaya dari ASEAN Wildlife Enforcement Network, perdagangan hewan liar dapat dikontrol hingga dapat menjadi pendapatan stabil untuk negara.

This research shall analyze the implementation of the Management Authority in Indonesia as based on the legal instructions of the Convention on International Trade of Endangered Species of Wild Fauna and Flora (CITES). It shall discuss the implementation wildlife trade enforcement stage-by-stage from an international platform, a regional co-operation platform and finally leading into its implementation at a national level in Indonesia. Through the writing process, the writer has found that from a legal perspective, other then Indonesias lack of capacity to address this problem, endangered wildlife trade enforcement has been unable to reach its optimal level due to the overlaying laws which give authority to more than one state institution to excercise this right. Though such distribution of power is allowed by the CITES, Indonesia still needs to develop an optimal effort to address illegal endangered wildlife trade. The writer believes that this can be done by Indonesia through utilizing the resources of the regional wildlife enforcement, ASEAN Wildlife Enforcement Network, thus making endangered wildlife species trade a viable asset for the country."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2015
S61713
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ginting, Erni Farida
"Penelitian ini bertujuan mencari tahu kaitan antara perilaku sosial warga guyub Bugis di Jakarta Utara dan bahasa daerahnya, yang difokuskan. pada usaha untuk mendeskripsikan serta mengeksplanasikan tingkat pemertahanan dan penggeseran bahasa daerah guyub yang bersangkutan. Teori yang dijadikan kerangka acuan dalam tesis ini adalah teori yang dikemukakan oleh Dorian (19B1). Kajian ini menggunakan metode kuantitatif dan kualitatif. Data-data kebahasaan yang dimanfaatkan dalam penelitian ini diperoleh dari penyebaran kuesioner.
Di dalam penelitian ini dibicarakan faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pemertahanan dan penggeseran bahasa daerah guyub Bugis. Secara khusus, dalam telaah ini dipaparkan kecenderungan pemakaian bahasa Bugis yang ditinjau dan variabel-variabel seperti situasi dan topik pembicaraan, Dalam uraian tesis ini dijabarkan pula kecenderungan sikap guyub Bugis terhadap bahasa daerahnya maupun bahasa daerah yang lain. Masalah status diglosik guyub ini turut pula dipersoalkan di dalamnya.
Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa telah terjadi proses pemertahanan dan penggeseran bahasa di kalangan guyub Bugis di Jakarta Utara. Pemertahanan bahasa terjadi di kalangan responden usia dewasa, sementara penggeseran bahasa dialami oleh responden usia muda. Pemertahanan bahasa dan penggeseran bahasa di kalangan guyub Bugis ini dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti tempat lahir, kawin campur, situasi, dan faktor subjektif. Melalui penelitian ini diketahui pula bahwa terdapat dua sikap yang berbeda di antara guyub Bugis terhadap bahasa daerahnya. Kelompok pria merupakan kelompok yang bersikap positif terhadap bahasa Bugis, sedangkan kelompok wanita cenderung bersikap negatif terhadap bahasa daerahnya. Sikap mereka terhadap bahasa daerah lain beragam, sebagian bersikap positif dan sebagian lagi sebaliknya. Dari penelitian ini pula terungkap bahwa guyub Bugis di Jakarta Utara berada dalam situasi diglosik versi Fishman, yakni masyarakat bilingual dengan diglosia.

The aim of this research is to find out the relation between the social behaviour of Bugis people domiciling in North Jakarta and their traditional language, which is focused on the effort to describe and to explain the level of their traditional language maintenance and language shift. The theoretical frame work offered by Dorian (1981) has been employed in this study. The study has been conducted by employing both quantitative and qualitative methods. The data used in this research comes from the questionnaires.
I have discussed the factors that influence the level of the Bugis traditional language maintenance and shift. As of previous, mainly I talked about the preference of most Bugis in using their language, viewed from some variables such as situation and topic of conversation. I also tried to explain the attitudinal tendency of Bugis about their own language and other traditional languages. Moreover, the level of diglossia of Bugis also counts here.
The result of this research has found that Bugis people in North Jakarta are in the process of both maintaining the language as well as shifting it. Those who maintain the language are mostly member of the older generation, and those who tend to shift it are of the younger generation. The factors that influence the language maintenance and language shift are place of birth, cross-cultural marriage, situation, and subjective factors. I also noticed that there are two different language attitudes among Bugis regarding their tradtional language. Male group can be assumed as those who have a positive attitude to the language, but in contrast female group are those who have a negative attitude to their traditional language. About the attitude of other languages, it seems that both groups show various preferences, some are quite positive while others are negative. Another result of this research also shows that the Bugis are in the Fishman's type of diglossic situation, namely bilingual society with diglossia."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2004
T11145
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Stella Estee Samantha
"Bahasa memiliki kaitan yang erat dengan budaya. Oleh karena itu, pembelajaran suatu bahasa khususnya bahasa asing tidak dapat dilepaskan dari pembelajaran budaya. Berangkat dari isu tersebut Uni Eropa membuat suatu standar, yaitu Common European Framework of Reference CEFR yang memiliki kebijakan untuk memasukkan unsur-unsur budaya ke dalam materi ajar bahasa negara-negara anggotanya. Tujuannya tidak hanya untuk mempermudah pembelajaran bahasa asing namun juga mengenalkan budaya target kepada para penutur asing. Berkaitan dengan hal tersebut, maka penelitian ini bertujuan untuk mencari tahu muatan budaya Belanda apa saja yang terdapat dalam buku ajar bahasa Belanda Contact! 1 Nederlands voor anderstaligen 2014 yang kini digunakan oleh Program Studi Belanda FIB UI dan bagaimana muatan-muatan budaya tersebut disajikan dalam latihan kemahirannya. Untuk meneliti permasalahan yang ada, digunakan metode campuran. Metode kuantitatif digunakan untuk mengetahui pada jenis muatan-muatan budaya apa saja yang muncul. Untuk memaparkannya, digunakan metode deskriptif kualitatif. Menggunakan teori lapisan kebudayaan oleh Trompenaars Hampden-Turner, akan terlihat tiga lapisan kebudayaan ndash; terutama lapisan Tindakan dan Artefak yang ditonjolkan dalam pemberian muatan kebudayaan pada buku ajar Contact! 1.

Language has a close relation to culture. Therefore, the learning of languages ndash in particular foreign language ndash can not be separated from cultural learning. From the issue above, the European Union make a standard called Common European Framework of Reference CEFR which has the policy of incorporating cultural elements into the language teaching materials of its member states. The goal is not only to facilitate the learning of foreign languages but also to introduce the target culture to foreign speakers. Related to this matter, this research aims to find out what are the content of Dutch culture related in the language textbook Contact 1 Nederlands voor anderstaligen 2014 which is now used by the Dutch Studies FIB UI and how those cultural contents are presented in their exercises. To examine the existing problems, a mixed method is used. Quantitative method is used to find out what types of cultural loads arise. To expose it, qualitative descriptive method is used. Using the theory of cultural layers by Trompenaars Hampden Turner, there will be three layers of culture ndash especially Artifacts and Products ndash that are featured as a cultural content on Contact 1."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2018
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nabila Rahmiyati Putri
"

Kemampuan bahasa semantik adalah kemampuan pemahaman bahasa yang seringkali berkaitan dengan pemahaman mengenai kosakata. Kemampuan ini memiliki peran untuk membantu proses belajar anak. Anak tunarungu menemui hambatan dalam mengembangkan kemampuan bahasa semantiknya, dan hal ini bisa dipengaruhi oleh metode komunikasi yang digunakan. Penelitian ini bertujuan untuk memeroleh gambaran tentang perkembangan bahasa semantik anak tunarungu yang menggunakan tiga metode komunikasi, yaitu oral, bahasa isyarat, dan komunikasi total. Sebanyak 30 anak tunarungu kelas 3-6 SD yang sudah mampu membaca beserta orang tuanya menjadi partisipan dalam penelitian ini. Penelitian dilaksanakan secara online menggunakan PPVT 4th ed untuk mengukur kemampuan bahasa semantik dan Kuesioner Metode Komunikasi. Hasil analisis menggunakan exploratory data analysis menunjukkan adanya perbedaan kemampuan bahasa semantik antar kelompok metode komunikasi dengan kemampuan bahasa semantik tertinggi di kelompok bahasa isyarat. Penelitian selanjutnya disarankan untuk menambah jumlah partisipan, melakukan pengembangan norma PPVT 4th ed dan mengukur variabel lain yang menjadi faktor dalam menjelaskan efektivitas penggunaan metode komunikasi terhadap perkembangan kemampuan bahasa semantik.

 


Semantic language skills is language comprehension skills that are often related to understanding vocabulary. Who has a role to help children's learning processes. Deaf Children have obstacles in developing their semantic language skills, and this can be influenced by their communication methods. This study aims to obtain an overview of the semantic language development of deaf children using three methods of communication, that is oral, sign language, and total communication. A total of 30 deaf children from grade 3-6 elementary school who were able to read and their parents became participants in this study. The study was conducted online using PPVT 4th ed to measure semantic language skills and the Communication Method Questionnaire. The results of exploratory data analysis show that there are differences in semantic language skills between groups of communication methods and the highest semantic language skills in sign language groups. Future studies are suggested to increase the number of participants, make consideration to deveelop PPVT 4th ed norms and measure other variables that possibly become factors in explaining the effectiveness of using communication methods for development semantic languages skill.

 

"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia , 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>