Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 157731 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Penerapan ergonomi dalam proses rancang bangun diawali oleh militer, khususnya sejak Perang Dunia IIri, di mana banyak produk-produk militer tidak dapat menunjukkan perfomasinya yang baik. Dari hasil penelitian menunjukkan, kegagalan tersebut dikarenakan peralatan tidak ergonomis. Oleh karena itu, sesuai dengaan perkembangan teknologi, kita selalu dituntut untuk menciptakan peralatan yang canggih, dengan selalu memperhatikan aspek-aspek ergonomi tersebut."
MLHA 44-45 (1988)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Perkembangan industri pesawat terbang di dunia semakin pesat, di mana sudah tampak adanya persaingan antara negara-negara indusri bidang ini. Mengingat kompleksnya kebutuhan pengguna jasa/penumpang, maka dewasa ini peran ergonomi mutlak diperlukan dalam perencanaan interior pesawat sesuai dengan jenis pesawat dan misi penerbangaannya."
MLHA 44-45 (1988)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Kohar Sulistyadi
Jakarta: Universitas Sahid, 2003
620.82 KOH p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Sritomo Wignjosoebroto
Surabaya: Guna Widya, 2000
620.82 SRI e (1)
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Anggit Paramitha
"Aktivitas pekerjaan perajin ukiran batu dalam proses produksinya memiliki bahaya ergonomi yang dapat berisiko terjadinya Musculoskeletal Disorders (MSDs) terkait dengan postur janggal dalam durasi lama, gerakan berulang dan rutin dilakukan setiap hari. Penelitian dilakukan pada proses kerja perajin ukiran batu di Duta Alam, Jakarta Selatan tahun 2014 bertujuan untuk menilai tingkat risiko ergonomi berdasarkan metode Rapid Entire Body Assessment (REBA) dan keluhan Musculoskeletal Disorders (MSDs) menggunakan Nordic Body Map. Hasil penelitian didapatkan tingkat risiko ergonomi pada pekerjaan perajin yaitu risiko sedang sebanyak 6 aktivitas kerja dan tingkat risiko tinggi sebanyak 8 aktivitas kerja dari 14 aktivitas pekerjaan yang ada.
Dari hasil kuesioner dan nordic body map diketahui keluhan MSDs yang paling banyak dirasakan perajin pada pinggang bagian bawah dan pinggang bagian atas (92,9%). Keluhan yang dirasakan berupa pegal-pegal, sakit/nyeri, kaku, kejang/keram dan kesemutan. Selain risiko ergonomi, di dapatkan juga faktor lain yang memperberat keluhan MSDs yaitu karakteristik individu yang terdiri dari umur, jenis kelamin, masa kerja, jam kerja per hari, Indeks Massa Tubuh (IMT), kebiasaan merokok dan aktifitas fisik. Sebagian besar aktivitas kerja memiliki tingkat risiko ergonomi tinggi sehingga diperlukan segera tindakan perbaikan desain tempat kerja. Disarankan juga adanya pengaturan waktu kerja dan istirahat yang efisien bagi perajin.

Job activities stone artisans in the production process has ergonomic hazard that could have risk the occurence of Muskuloskeletal Disorders (MSDs) associated with awkward posture with long-duration, repetitive movements and routine activity. The study was conducted on the working process of stone artisans in Duta Alam, South Jakarta in 2014 to assess the level of ergonomic risk based methods Rapid Entire Body Assessment (REBA) and Musculoskeletal Disorders (MSDs) using Nordic Body Map. From the results on the occupational risk levels obtained medium risk 6 work activities and high risk 8 work activities of 14 processes the work activities.
The results of the questionnaire and nordic body map is known complaint MSDs that be perceived stone artisans to low back and upper back (92.9%). The complaints is stifness, painful, tingling, andspasms. In addition toergonomic risk, other factors also found that complaints aggravate MSDs risk factors consists of individual characteristic consisting of age, length of service, hours worked, body mass index, smoking habit, and physical activities. Most of the work activities have a high level of ergonomic risk that required immediate corrective action design of the workplace. In addition, suggested of regulating working and rest time efficient for crafter.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S56013
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wanwan Ridwan
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2010
S26514
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Septina Suriatmini
"Aktivitas manual handling yang tidak tepat adalah salah satu bahaya yang paling sering dihadapi oleh pekerja di tempat kerja. Aktivitas manual handling seperti mengangkat, memindahkan, mendorong, menarik, membawa, atau menahan barang/beban, adanya tekanan pada bagian tubuh atau postur janggal yang dilakukan secara berulang atau dalam waktu yang lama, dapat menimbulkan cedera muskuloskeletal. Risiko cedera/keluhan muskuloskeletal dapat terjadi pada pekerja tergantung dari faktor-faktor beban yang ditangani, layout area kerja, postur atau pergerakan yang terkait, keahlian dan kebugaran pekerja, durasi dan frekuensi aktivitas. PTMI merupakan industri farmasi di Jakarta yang memproduksi obatobatan dengan melibatkan aktivitas manual handling yang dapat menjadi risiko terhadap keluhan MSDs. Oleh sebab itu dilakukan penelitian untuk mengetahui gambaran aktivitas manual handling, tingkat risiko ergonomi per bagian tubuh terkait postur, beban, durasi dan frekuensi menggunakan survei BRIEF, serta tingkat keluhan MSDs per bagian tubuh yang dirasakan oleh pekerja menggunakan kuesioner Nordic Body Map.
Hasil observasi pada bulan November - Desember 2010 terdapat aktivitas manual handling di semua tahap proses produksi/area kerja seperti mengangkat/menurunkan, mendorong/menarik, dan menahan beban. Terdapat postur janggal dan gerakan berulang. Hasil survei BRIEF diperoleh tingkat risiko ergonomi yang tinggi terdapat pada area penimbangan (pada 9 bagian tubuh), area pentabletan/pengkapsulan (pada punggung dan leher), dan pada area inspeksi (pada tangan kanan). Hasil kuesioner Nordic Body Map, dari 115 responden paling banyak merasakan keluhan MSDS pada bahu kanan (69%), bahu kiri (65%), leher (64%), dan punggung (62%). Keluhan MSDS yang berat dialami oleh Pekerja di area penimbangan (hampir semua bagian tubuh), di area Pentabletan/pengkapsulan (leher dan punggung), dan di area Inspeksi (kaki dan tangan). Distribusi keluhan MSDS berdasarkan jenis kelamin paling banyak pada perempuan; berdasarkan usia paling banyak pada pekerja usia 30 – 45 tahun; berdasarkan masa kerja paling banyak pada pekerja dengan masa kerja lebih dari 10 tahun; berdasarkan area kerja paling banyak pada pekerja di area penyalutan; berdasarkan kebiasaan tidur paling banyak pada pekerja dengan jam tidur kurang dari 7 jam; berdasarkan kebiasaan merokok paling banyak pada perokok ringan; berdasarkan kebiasaan olah raga paling banyak pada pekerja yang tidak terbiasa berolah raga.

Activity of incorrect manual handling is one of the most common hazards facedby workers in the workplace. Manual handling activities such as lift, move, push, pull, carry, or hold the goods/load, the pressure on the body or awkward postures performed repeatedly or in a long time, can lead to musculoskeletal injury. Risk of injury / musculoskeletal disorders can occur in workers depending on the factors i.e. load to be handled, workspace layout, posture or movement-related, skill and fitness of workers, duration and frequency of activity. PTMI, a pharmaceutical industry in Jakarta, produces the drug by involving manual handling activity that can be a risk of MSDs complaints. Therefore a study should be conducted to know the manual handling activities, the level of ergonomics risk related to the body posture, weight, duration and frequency using BRIEF survey, and the level of MSDS complaints that is felt by workers per part of the body using Nordic Body Map questionnaire.
The result of observation in November - December 2010 there were manual handling activities at all stages of production process/work areas such as lifting/lowering, pushing/pulling, and holding the goods/load. There are awkward postures and repetitive movements. BRIEF survey results show the high level of ergonomic risk in the weighing area (in 9 parts of the body), tabletting/encapsulating (on the back and neck), and the inspection area (on right hand). Nordic Body Map Questionnaire results, of the 115 respondents, most complaints felt on the right shoulder MSDs (69%), left shoulder (65%), neck (64%), and back (62%). Severe MSDs Complaints experienced by workers in the weighing area (almost all parts of the body), in the tabletting/encapsulating area (neck and back), and in the Inspection area (feet and hands). Distribution of MSDS based on sex mostly occur on female workers; based on age mostly occur on workers aged 30-45 years; based on working experience mostly occur on workers which has been worked for more than 10 years; based on working area mostly occur on workers in the coating area; based on sleeping habit mostly occur on workers which has habit of sleeping less than 7 hours; based on smoking habit mostly occur on light smokers; based on sport habit mostly occur on workers which have no habit of working out sports.
"
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2011
T28881
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Mety Puji Wartianti
"ABSTRAK
Pekerjaan menggunakan komputer dengan postur tubuh cenderung statis dapat menyebabkan ketidaknyamanan dan keluhan kesehatan. Kondisi workstation mempengaruhi postur tubuh yang dibentuk oleh pegawai. Ketidaksesuaian antara pekerja dan workstation memperbesar risiko terbentuknya postur janggal. Telitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor risiko ergonomi pada pegawai yang menggunakan komputer di Ditjen Binwasnaker Kemnakertrans tahun 2013. Desain penelitian ini adalah cross sectional dengan pendekatan semi kuantitatif. Analisis risiko dilakukan dengan kuesioner dan observasi untuk mengidentifikasi pekerjaan yang berisiko, nordic body map, lembar kerja RULA untuk penilaian postur kerja serta observasi terhadap disain tempat kerja. Hasil telitian menunjukkan risiko ergonomi terbentuknya postur janggal pada anggota tubuh lengan atas, lengan bawah, pergelangan tangan, leher, batang tubuh dan kaki dengan tingkat risiko level 3 dan 4. Postur janggal tersebut disebabkan karena disain tempat kerja yang tidak sesuai dengan standar yang direkomendasikan.

ABSTRACT
The use of computer in the work place with a static posture tends to cause discomfort and health complaints. The design of the workstation will effect to the employees posture. Mismatch between workers and workstations increases the risk of awkward postures. The purpose of this research was to determinate the ergonomic risk factors of the Ditjen Binwasnaker Kemnakertrans employees whose used computer in 2013. This study used cross sectional design with semi-quantitative type of research. Risk analysis carried out by questioner and observation high risk job, nordic body map, measurement of posture performed using RULA (Rapid Upper Limb Assessment) worksheets and observation of workplace design. The results of this research showed that ergonomic risk caused the awkward postures on limb upper arm, forearm, wrist, neck, torso and legs with a risk level 3 and 4. This is caused by the workplace design not comply with recommended standard."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S56017
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jayadi Pide
"Mahasiswa yang menggunakan laptop memiliki risiko terkenan keluhan Musculosceletal Disorders (MSDs). Penelitian ini menggambarkan risiko ergonomi yang dapat menyebabkan MSDs pada Mahasiswa S1 Reguler FKM UI Tahun 2015 akibat penggunaan laptop. Penilaian tingkat risiko dilihat dari posisi menggunakan laptop dengan menggunakan metode REBA. Faktor keluhan dilihat dari postur tubuh, faktor individu, dan faktor aktivitas dan lingkungan. Penelitian ini menilai keluhan MSDs menggunakan kuesioner dengan jumlah responden 100 orang. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan pendekatan cross sectional.
Hasil penelitian ini menunjukkan postur janggal yang sering dilakukan mahasiswa yaitu duduk di kursi dengan laptop diletakkan di meja, tingkat risiko tertinggi pada posisi duduk di lantai dengan laptop diletakkan di lantai, jenis keluhan tersering pada leher (96%) dan paling banyak pegal pada punggung bagian bawah (72,83%), 100% mahasiswa menggunakan laptop lebih dari 1 jam perhari dan 98% lebih dari 2 hari perminggu, Tingkat keluhan ringan terbesar 80,77%, sedang 40,63%, parah 2,30%, dan sangat parah 1,28%. Tingkat risiko dapat diturunkan dengan mengatur posisi tubuh, tempat kerja, dan berristirahat sejenak dengan melakukan peregangan otot.

The students who used laptop has the risk of suffering from subjective complaint of Musculosceletal Disorders (MSDs). This study aims to describe the ergonomy risk which can caused MSDs among students of S1 Reguler FKM UI in 2015 as the effect of laptop usage. The scoring of risk level was seen from the position of laptop usage using REBA method. The complaint factor was described from body posture as well as individual, activites, and environmental factors. This study scored MSDs complaint using questionnaire with the total of 100 respondents. This study is descriptive using cross sectional method.
The results obtained showed that inappropriate posture that often happened among students were sitting on the chair with their laptop on the table, the highest risk was the position of student who was sitting on the floor with their laptop also on the floor, type of complaints that often occured was the pain on the neck (96%) and stiff muscle that often occured on the lower part of the back (72,83%), 100% of the students use laptop more than an hour per day and 98% use it more than 2 hours per week. The level of complaint showed that the mild one was 80,77%, moderate 40,63%, bad 2,30%, and severe 1,28%. The level of risk can be reduced by adjusting body position, workplace, and resting for a while by doing muscle stretching.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
S60670
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pane, Felita Ersalina Samara
"Suhu ruangan dan intensitas pencahayaan merupakan beberapa faktor lingkungan kerja fisik yang berpengaruh terhadap performa kerja dan beban mental manusia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh suhu ruangan dan intensitas pencahayaan terhadap performa kognitif, (kecepatan respon dan konsentrasi), serta beban mental (tingkat stress) siswa sekolah dasar. Metode desain eksperimen faktorial digunakan dalam penelitian ini, dimana setiap faktor memiliki tiga level yang diujikan yaitu 21°C, 25°C,dan 29°C untuk suhu ruangan dan 50 lux, 150 lux, dan 300 lux untuk intensitas pencahayaan. Penelitian ini menghasilkan bahwa suhu ruangan dan intensitas pencahayaan berpengaruh signifikan terhadap performa kognitif dan tingkat stress pada siswa sekolah dasar.

Room temperature and light intensity are some of the physical work environment factors that affect work performance and human work load. This study aims to determine the effect of room temperature and light intensity on cognitive performance, (speed of response and concentration), and mental load, (the stress levels) of elementary school students. Factorial experimental design method used in this study, in which each factor has three levels to be tested, specifically 21°C, 25°C, and 29°C to room temperature and 50 lux, 150 lux and 300 lux for the light intensity. This study resulted that room temperature and light intensity are significantly affect on cognitive performance and stress levels in elementary school students."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S1996
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>