Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5160 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Tulisan ini membicarakan fonem segmental bahasa Kanum barkari. Bahasa Kanum Barkari terletak di wilayah perbatasan Indonesia dengan Papua New Guini. Bahasa Kanum Barkari merupakan salah satu bahasa daerah yang ada di Papua yang dituturkan oleh masyarakat di Kampung Kondo, Kabupaten Merauke. Penelitian ini menggunakan metode deksriptif dengan tiga tahapan, yaitu tahap penyediaan data, tahap analisis data, dan tahap penyajian hasil analisis data. Analisis data dilaksanakan sesudah data yang terjaring diklasifikasikan. Analisis yang diterapkan menggunakan metode distribusional. Hasil kajian menunjukkan bahwa Kanum Barkari memiliki 16 buah fonem konsonan yaitu /p/, /b/, /t/, /d/, /j/, /k/, /g/, /m/, /n, /l/, /s/. /r/, /h/, /w/, /y/ dan 6 buah fonem vokal."
JIKK 3:1 (2015)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Erniati
"Tulisan ini membicarakan tentang perbandingan fonem bahasa Indonesia dengan bahasa Hitu. Bahasa Hitu merupakan salah satu bahasa daerah yang ada di Provinsi Maluku yang dituturkan oleh masyarakat di Kecamatan Leihitu, Kabupaten Maluku Tengah. Hasil kajian menunjukkan bahwa bahasa Indonesia memiliki 22 buah fonem konsonan, yaitu /p/, /b/, /t/, /d/, /c/, /j/, /k/, /g/, /m/, /n/, /ŋ/, /ñ/, /l/, /f/, /s/, /z/, /ʃ/, /x/, /h/, /r/, /w/, /y/ dan lima buah fonem vokal, yaitu /a/, /i/, /u/, /e/, /o/. Sementara itu, bahasa Hitu memiliki fonem segmental sebanyak 24 fonem segmental, yang terdiri dari 5 buah fonem vocal dan 19 fonem konsonan. Konsonan-konsonan bahasa Hitu yang berhasil dideskripsikan yaitu: /p/, /b/, /c/, /d/, /g/, /h/, /j/, /k/, /l/, /m/, /n/, /r/, /s/, /t/, /w/, /y/, /ň/, /?/,dan /G/."
ambon: Badan Pengembangan Bahasa dan Perbukuan, 2019
400 JIKKT 7:2 (2019)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Utjen Djusen Ranabrata
Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, 1991
499.223 2 UTJ r (1)
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Myrna Laksman-Huntley
"Bahasa merupakan sistem lambang bunyi yang arbitrer dan digunakan sebagai alat komunikasi dalam kehidup_an sosial. Manusia dapat berbahasa tanpa mengenal tulis-an. Jadi tulisan bersifat sekunder dan merupakan turunan bahasa lisan. Beberapa jenis huruf bahkan tidak lain daripada turunan belaka dari bunyi. Bahasa disebut arbitrer karena tidak ada hubungan wajib antara satuan-satuan ba_hasa dengan yang dilambangkannya. Orang Indonesia, mi_salnya, menamai suatu benda meja sedangkan oleh masya_rakat bahasa lain benda tersebut dinamai tafel (Belanda), table (Perancis; Inggris), tavola (Italia), dan mesa (Spanyol) (Kridalaksana, 1984:2-3).
Menurut Berry (1977:37-46), bahasa memiliki tiga tingkat dasar yaitu unsur, bentuk, dan keadaan. Unsur adalah bunyi yang digunakan pada saat kita berbicara dan lambang yang digunakan ketika kita menulis. Bentuk meru_pakan susunan unsur sehingga menjadi pola yang dapat di_kenal dan dimengerti..."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1985
S14420
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sarah Sayekti
"
ABSTRAK
Sarah Sayekti. Distribusi fonem letupan dalam bahasa Belanda. Tujuan dari pembahasan topik ini adalah untuk memberikan gambaran mengenai posisi fonem-fonem letupan bahasa Belanda baik di dalam lingkup kata yang ditinjau menurut suku kata. Apakah di awal atau di akhir kata. Juga untuk memberikan gambaran mengenai kemunculan fonem-fonem letupan tersebut dalam kombinasinya dengan fonem vokal dan konsonan yang lain.
,br>
Selain pembahasan mengenai fonem letupan, kata dan suku kata secara khusus, juga akan dibahas mengenai aturan-aturan fonologis yang berkaitan dengan fonem letupan Aturan-aturan fonologis ini juga perlu diuraikan di sini karena dengan terjadinya proses-proses fonologis tersebut maka kemunculan dan kemungkinan pengkombinasian fonem letupan dalam kata-kata bahasa Belanda sudah dapat dipastikan. Misalnya proses fonologis pengawasuaraan. Karena proses fonologis ini juga terjadi pada fonem letupan bersuara yang muncul di akhir kata, maka dapat dipastikan bahwa di dalam ujaran kita tidak akan mendapatkan fonem letupan bersuara pada akhir kata.
Pada akhirnya dapat ditarik kesimpulan atas distribusi dan pengkombinasian fonem letupan berdasarkan bentuk fonem seperti fonem bilabial, dental atau velar. Kesimpulan berdasarkan bentuk fonem ini diharapkan dapat mempermudah orang asing yang berbicara bahasa Belanda dalam menentukan fonem yang berkombinasi dengan fonem letupan ini dalam kata-kata.
"
1998
S15951
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Puspitorini
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1992
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1996
S11402
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erniati
"Bahasa Woirata merupakan satu-satunya bahasa daerah di Provinsi Maluku yang termasuk rumpun non Austronesia. Dituturkan hanya di dua desa yaitu Desa Oirata Barat dan Oirata Timur di Pulau Kisar. Masalah yang akan dibahas dalam penelitian adalah bagaimana deskripsi fonem bahasa Woirata ke dalam kata. Tujuannya adalah mendeskripsikan fonem bahasa Woirata dan mendistribusikan fonem tersebut ke dalam kata. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode kualitatif. Hasil penelitian membuktikan bahwa bahasa Woirata memiliki 19 buah fonem segmental yang terdiri atas 14 fonem konsonan dan lima buah fonem vocal. Fonem vokal tersebut, yaituu /i/, /u/,/e/,/o/,dan /a/. Kelima fonem vokal tersebut, semuanya berdistribusi lengkap, yaitumenempati semua posisi dalam kata, baik pada posisi awal, tengah,dan akhir kata. Fonem konsonan bahasa Woirata berjumlah 14 buah. Fonem-fonem tersebut, yaitu: /p/, /t/, /d/, /k/, /m/, /n/, /s/, /r/, /h/, /l/, /w/, /y/, /G/, dan /?/. Distirbusi keempat belas fonem konsonan tersebut bervariasi. Fonem konsonan yang berdistribusi lengkap yang menempati semua posisi dalam kata, baik pada posisi awal, tengah,dan akhir kata, yaitu /p/, /t/, /k/, /m/, /n/, /s/, /r/, /h/, /l/, /w/, dan /y/. Fonem konsonan yang menempati posisi awaldan tengah kata, yaitu /d/, dan /l/. Fonem konsonan yang hanya menempati posisi tengah dan belakang kata, yaitu G/, dan /?/."
ambon: Badan Pengembangan Bahasa dan Perbukuan, 2020
400 JIKKT 8:2 (2020)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Jahronah
"Skripsi berjudul Perilaku Fonem /e/ dan /?/ dalam Kosa Kata Kamus Besar Bahasa Indonesia dari huruf A sampai dengan F ini adalah sebuah upaya sederhana untuk menegaskan /e/ dan /?/ sebagai dua buah fonem yang berbeda. Dalam skripsi ini saya berusaha untuk membuktikan bahwa /e/ dan /?/ adalah dua buah fonem yang mampu membedakan makna, menemukan pola perilaku kedua fonem itu dalam membentuk suku kata serta menghitung beban fungsi kedua fonem tersebut dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, dari huruf A sampai dengan F. Dengan menggunakan metode pasangan minimal seperti yang dikemukakan oleh Gleason (1961:16), saya rnempertentangkan kata-kata yang hanya memiliki satu perbedaan bunyi, yaitu /e/ dan /?/ serta memiliki perbedaan makna. Contoh pasangan minimal itu ialah kata bengkok dan b?ngkok. Kedua kata tersebut hanya memiliki satu perbedaan bunyi, yaitu /e/ dan /?/. Kata bengkok mengandung arti 'menyimpang dari garis lurus, berkeluk; tidak lurus; 2. ki. Tidak jujur; curang. Adapun kata b?ngkok mengandung arti tanah milik desa yang dipinjamkan kepada pamong desa untuk digarap dan dipetik hasilnya sebagai pengganti gaji. Berdasarkan contoh tersebut, dapat dibuktikan bahwa perbedaan bunyi /e/ dan /?/ dalam kedua kata tersebut menyebabkan adanya perbedaan rnakna. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa /e/ dan /?/ adalah fonem yang berbeda. Seluruh kosa kata yang mengandung fonem /?/ adalah 1560 kosa kata sedangkan kosa kata yang mengandung fonem /e/ berjumlah 1413 kosa kata. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa beban fungsi /?/ lebih besar daripada /e/ sehingga grafem yang seharusnya dipakai untuk kedua fonem itu adalah ?."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2002
S10918
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erdian Puji Kristiono
"Penelitian realisasi fonem /h/ bahasa Indonesia ini telah dilakukan pada bulan November 2004 sampai Mei 2005. Tujuan penelitian ini adalah melihat lingkungan bunyi yang dapat mempengaruhi realisasi fonem /h/ dalam siaran berita. Penelitian ini juga berusaha untuk melihat apakah yang dihadapi pembawa berita benar-benar berpengaruh terhadap pelesapan fonem /h/. Pengumpulan data dilakukan dengan melakukan perekaman siaran berita Metro Hari Ini di Metro TV pada tanggal 1 Desember 2004 sampai 31 Januari 2005. Rekaman tersebut kemudian ditranskripsikan ke dalam bentuk tulisan, lalu kata-kata yang mempunyai huruf h ditandai. Langkah selanjutnya adalah membandingkan rekaman dengan tulisan untuk memperoleh data berupa tulisan fonetis. Metode penelitian ini adalah metode kuantitatif. Dalam mengumpulkan data, penelitian ini menggunakan teknik observasi. Metode yang digunakan untuk menganalisis adalah metode deskriptif. Metode deskriptif adalah prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan atau melukiskan keadaan subjek atau objek penelitian pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya. Penelitian sebelumnya yang turut memberi masukan adalah penelitian yang dilakukan oleh Adelaar, Hans Lapoliwa, Samsuri, dan Asmah Haji Omar. Fonem /h/ direalisasikan oleh bunyi-bunyi [h] dan [ ] di antara bunyi [a] dan [u]. Fonem /h/ dapat direalisasikan secara opsional oleh bunyi [w] dan [y] apabila berada di antara bunyi [u] dan [a]. Selain itu, /h/ direalisasikan oleh [?] di antara bunyi [i] dan [i]. Pada posisi awal, posisi tengah, posisi belakang, /h/ cenderung dipertahankan. Dalam tataran frase, /h/ dipertahankan pada frase nominal penyebut tempat. Pada situasi dialog, pembaca berita tidak mempertahankan /h/ pada kata-kata kebutuhan, tahu, tahun, dan pimilihan. Selain itu, realisasi fonem /h/ juga dapat ditinjau dari sudut morfologis dan historis"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2005
S10855
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>