Arief Ananda Asmara Kusuma
"Dewasa ini Pemerintah Republik Indonesia sedang giat-giatnya melaksanakan pembangunan di berbagai bidang dimana salah satu bidang yang memperoleh perhatian adalah bidang perhubungan atau transportasi. Pembangunan di bidang perhubungan atau transportasi diarahkan untuk dapat memperlancar arus lalu lintas manusia, barang dan jasa ke segala penjuru tanah air. Dengan demikian pembangunan di bidang perhubungan atau transportasi ini dimaksudkan untuk dapat memperlancar roda perekonomian Indonesia. Salah satu bagian dari bidang perhubungan atau transportasi adalah bidang perhubungan atau transportasi air yaitu angkutan sungai, danau dan penyeberangan yang semakin meningkat, baik untuk angkutan penumpang, barang maupun kendaraan terutama pada lintas penyeberangan antara Merak (di Pulau Jawa) dan Bakauheni (di Pulau Sumatera). Kebijaksanaan Pemerintah Republik Indonesia adalah menyerahkan fasilitas-fasilitas pelayanan angkutan sungai, danau dan penyeberangan yang bersifat komersial kepada sektor swasta dan koperasi. Khusus pada lintas penyeberangan Merak - Bakaheuni ini terdapat kerjasama antara 6 (enam) buah perusahaan pelayaran swasta dan Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Dengan tujuan utama perusahaan yaitu memperoleh keuntungan sebesar besarnya sesuai dengan pertumbuhan perusahaan dalam jangka panjang, maka manajemen perusahaan dituntut untuk dapat melakukan analisa dan memahami pola hubungan antara biaya, keuntungan dan volume kegiatan, disamping juga harga, dan laba yang akan digunakan sebagai dasar perencanaan ataupun sebagai dasar pengambilan keputusan oleh manajemen dengan menggunakan break-even point, margin of safety, mengalokasikan serta mengklasifikasikan biaya semi variabel menjadi bagian biaya tetap dan biaya variabel dan mengetahui besarnya tingkat leverage operasi perusahaan. Dengan analisa break-even diketahui bahwa break-even point perusahaan adalah sebesar Rp. 1.622.140.783 atau pada volume penjualan sebesar 2.403.172 SUP dengan besar laba yang diperoleh adalah Rp. 716.002.450. Di samping itu diketahui pula bahwa besarnya margin of safety yaitu 42,99% serta dengan leverage operasi, perusahaan dengan cepat mencari tindakan alternatif mempertahankan laba bila volume penjualan berubah. Oleh karena itu pihak manajemen perlu mengetahui analisa break-even agar dapat menelaah masalah-masalah yang menyangkut biaya-biaya, volume penjualan, harga jual dan laba, sehingga dapat mencegah pemborosan biaya, mengurangi waktu docking untuk maintenance dan memperpanjang hari operasi kapal."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1994
S19041
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library