Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5685 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"This raw material study can be assumed as a preliminary stage in the investigation. Struverite-magnetic middling is frequently left behind in substantial quantities. It cannot be upgraded using common process because of the magnetic behavior of some cassiterite. In general, the results of mineralogical investigation indicate that cassiterite contained has already had good liberation. Thus it becomes a positive factor in the physical treatment of the middling. However, in relation to the magnetic behavior, the result indicates that most cassiterite and struverite have the same degree of magnetism which is the main problem in separating the cassiterite. It is expected that the best treatment to upgrade the struverite can be determined and the commercial product will be obtained to increase the economic value in the tin mining industry."
IMJ 2:3 (1996)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Onek Gunawan
"Meningkatnya aktivitas eksploitasi dan kegiatan indutri pengolahan bijih Timah (SnO2) di pulau Bangka berpotensi menyebabkan kenaikan konsentrasi dan aktivitas TENOR (Technologically Enchanced Naturally Occurring Radioaktive Materials) di permukaan. Peningkatan konsentrasi dan aktivitas TENORM akan memberikan dampak bagi keselamatan dan kesehatan pekerja serta lingkungan. Pada penelitian ini diperoleh konsentrasi aktivitas TENORM pada Tin Slag yang cukup tinggi yaitu di atas 1 Bq/g untuk Th-232, Th-228, U-238 dan Ra-226. Sedangkan untuk radionuklida K-40 masih berada pada level alam yaitu maksimum 2,16 Bq/g dari batas maksimal yang ditentukan 10 Bq/g. Sebagai konsekuensi tingginya aktivitas deret Th-232 dan U-238 adalah Tin Slag pada penelitian ini memiliki karakteristik nilai rata-rata Radium Equivalent Activity (Raeq) dan External Hazard Index (Hi) masing-masing sebesar 27,08 Bq/g dan 73,14 sedangkan batasan maksimum yang ditentukan oleh United Nations Scientific Committee on the Effects of Atomic Radiation (UNSCEAR) 2000 masing-masing sebesar 0,37 Bq/g untuk Raeq dan 1 untuk Hi. Konsekuensi lain yang diperoleh adalah tingginya dosis absorbsi dan dosis efektif yang mungkin diterima pekerja dimana dalam penelitian ini diperoleh masing-masing untuk dosis absorbsi sebesar 12104 nGy/jam dan dosis efektif 23,04 mSv/tahun. Dari simulasi menggunakan perangkat RESRAD ONSITE diketahui terdapat kenaikan dosis efektif sampai batas maksimum pada tahun ke-20 sebesar 27,17 mSv/tahun jauh di atas ambang 20 mSv/tahun untuk pekerja radiasi. Selain itu diperoleh pola kontribusi dosis untuk tiap radionuklida sampai tahun ke-60 dimana dari total keseluruhan kontribusi hampir semuanya didominasi oleh deret Th-232 yaitu lebih dari 50 % dari total dosis. Estimasi peluang terjadinya kanker menunjukan nilai maksimum 63 x 10-3 hal ini berarti terdapat 63 dari 1000 kejadian, nilai ini juga berada di atas nilai ambang yang ditetapkan United States Evironmental Protection Agency (EPA) yaitu pada skala 10-4.

Increased activity of exploitation and industrial activities of Tin Ore processing (SnO2) in Bangka Island has the potential to increase the concentration and activity of TENORM (Technologically Enhanced Naturally Occurring Radioaktive Materials) on the surface. Increasing TENORM concentration and activities will have an impact on workers and environment. In this research, TENORM activity concentration in Tin Slag is higher than 1 Bq/g for Th-232, Th-228, U-238 and Ra-226. K-40 is still at a natural level that is a maximum of 2,16 Bq/g from the maximum limit specified 10 Bq/g. As a consequence of the high level of activity of Th-232 and U-238 series is Tin Slag in this research has characteristic of average value of Radium Equivalent Activity (Raeq) and External Hazard Index (Hi) respectively 27,08 Bq/g and 73, 14 while the maximum limit determined by the United Nations Scientific Committee on the Effects of Atomic Radiation (UNSCEAR) 2000 was 0.37 Bq/g for Raeq and 1 for Hi. Another consequence is the high absorption dose and high the effective dose will be received by the workers. In present research we found high value for absorption dose and effective dose are respectively 12104 nGy/hour and 23.04 mSv/year. From the simulation using the RESRAD ONSITE device is known that effective dose will increase up to the maximum limit (27.17 mSv/year ) in the 20th year. It is above the threshold 20 mSv/year for radiation workers. In addition, from dose contribution pattern ,we found from total contribution dose is more than 50 % dominated by Th-232 series. The probability of cancer indicate a maximum value of 63 x 10-3, this means there are 63 out of 1000 events, this value is also above the threshold value set by United States Evironmental Protection Agency (EPA) on scale 10-4."
Depok: Universitas Indonesia, 2018
T51282
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Taryana Artasuwangsa
"PT TIMAH selaku produsen timah Indonesia mengahadapi beberapa masalah yang menyebabkan perusanaan ini mengalami masa krisis:
Pertama harga timah yang jatuh dari $12300 per ton menjadi menjadi $5300 per ton sedangkan biaya produksi PT TIMAH berada pada tingkat $10000 per ton.
Kedua jumlah produksi timah dunia telah melebihi kebutuhan, terutama setelah muncul-nya Brazilia dengan potensi produksi yang besar dan harga jual yang murah.
Ketiga, terdapatnya stock timah di beberapa negara antara lain Amerika yang se-waktu-waktu mengeluarkan cadangannya dan mengakibatkan turunnya harga timah di pasar.
Keempat pemakaian timah dalam industri cenderung terus menurun dengan makin banyak ditemukannya material substitusi.
Selanjutnya masalah intern PT TIMAH merupakan masalah yang paling mendesak yaitu: produktivitas dan efisiensi yang rendah, dikarenakan peralatan dan sarana yang sudah tua, menyusutnya sumber daya alam dan organisasi yang komplek dengan jumlah pegawai yang berlebihan.
Dihadapkan pada masalah2 tersebut diatas, PT Timah berusaha keras untuk mengatasi masa krisisnya, dengan menyusun strategi baru. meningkatkan efisiensi dengan menekan biaya produksi seningga daya saing perusanaan dapat ditingkatkan pada harga pokok $4500 per ton pada tahun 1995.
Maka restrukturisasi dilaksanakan melalui reorganisasi, rekonstruksi, relokasi dan penglepasan asset2 yang membebam perusanaan termasuk juga harus mendutkan jumlah karyawan dari 24000 orang menjadi 12000 secara bertahap.
Sejumlah tambang yang rugi harus segera distop dan yang masih baik, pengelolaannya diserahkan kepada koperasi atau tambang karya, sehingga PT Timah tidak dibebani biaya operasi dalam sektor penambangan daratyang selama ini berbiaya tinggi dan merugi.
Dengan demildan terjadi pengurangan jumlah karyawan dan sekaligus perampingan organisasi dimana PT Timah hanya menangani langsung sektor penambangan lout. Maka dengan jumlah karyawan yang lebih sedikit diharapkan selain dapat menurunkan biaya operasi dan meningkatkan efisiensi juga memumgkinkan pembinaan sumberdaya manusia yang lebih baik dalam hal kualitas dan sekaligus penghasilannya .
Berlainan dengan penambangan darat yang sederhana dan dan teknolog'mya telah dikuasai fihak luar I swasta , penambanganlaut menggunakan teknologi madya yang perlu didukung dengan profesionalisme teknik penambangan dan sistem logistiknya .
Sementara itu kekayaan sumberdaya atom di Belitung dan Singkep dengan harga timah yang rendah menjadi tidak feasibel sehingga operasi penambangan laut perlu di konsentrasi-kan di lokasi-lokasi yang lebih kaya yaitu di Bangka dan Karimun Kundur. Tulisan ini mencoba meninjau dan menganalisa strategi perusanaan untuk menilai kemungkinan keber-hasilan PT Timah dalam melaksanakan strategi serta Iangkah2 kebijakannya."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1992
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Disa Kurnia Dewi
"Aktivitas pertambangan timah sudah dilakukan sejak tahun 1976 oleh PT Timah Tbk sehingga semakin sedikit sumber timah yang diketahui. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan karakteristik mineralisasi timah primer di Parit Tiga, Kabupaten Bangka Barat, Kepulauan Bangka Belitung. Metode yang digunakan pada penelitian ini, yaitu XRD, XRF, Petrografi, dan Mineragrafi. Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, daerah penelitian terdiri atas dua satuan geomorfologi yang meliputi Satuan Perbukitan Vulkanik dan Satuan Tailing Antropogenik. Berdasarkan hasil interpretasi persebaran litologi di daerah penelitian, maka daerah penelitian memiliki dua satuan batuan, antara lain Satuan Granit Klabat Berbutir Halus dan Satuan Granit Klabat Berbutir Sedang-Kasar. Lalu, struktur yang berkembang di daerah penelitian adalah Sesar Mendatar Mengiri Turun dan sheeted vein/veinlet. Kemudian, alterasi yang berkembang di daerah penelitian terdiri dari empat fasies, yaitu Alterasi Kuarsa + Turmalin (104.2 ppm), Alterasi Kuarsa + Halosit + Klorit + Pirofilit (56.5 ppm), Alterasi Kuarsa + Illite (52.4 pm), dan Alterasi Kuarsa + Kaolinit + Klorit + Dickite (19.5 ppm). Endapan bijih yang ditemukan di daerah penelitian, yaitu kasiterit, hematit, dan pirit. Tipe endapan timah di daerah penelitian adalah greisen dan berada pada kontak antara batuan silikat dan batuan granit. Mineralisasi timah primer di daerah penelitian berkaitan dengan sesar, urat-urat, dan alterasi.

Tin mining activities have been carried out since 1976 by PT Timah Tbk so that fewer sources of tin are known. This study aims to determine the characteristics of primary tin mineralization in Parit Tiga, West Bangka Regency, Bangka Belitung Islands. The methods which I used in this study are XRD, XRF, Petrography, and Mineragraphy. Based on the results of the analysis that had been done, the study area consists of two geomorphological units which include the Volcanic Hills Unit and the Anthropogenic Tailings Unit. Based on the interpretation of lithology distribution in the study area, there are two rock units, which are the Fine-Grained Granite Klabat Unit and the Medium-Coarse Grained Granite Klabat Unit. Then, the structure developed in the study area is a Left Normal Slip Fault and sheeted vein/veinlet. Then, alterations developed in the study area consist of four facies, which are Quartz + Tourmaline Alteration (104.2 ppm), Quartz + Halloysite + Chlorite + Pyrophillic Alteration (56.5 ppm), Quartz + Illite Alteration (52.4 pm), and Quartz + Kaolinite + Chlorite + Dickite Alteration (19.5 ppm). The type of primary tin mineralization in the study area is the filling of sheeted veins in tourmaline and quartz minerals. Ore deposits that were found in the study area consisted of cassiterite, hematite, and pyrite. The type of deposit in the study area was greisen and located in contact between silicate rocks and granite rocks. Primary tin mineralization in the study area was related to fracture, veins, and alteration."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Morgan, E.
Oxford: Pergamon Press, 1985
672.823 MOR t (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Priyono
"Pelebur bijih timah (smelter) merupakan bagian tidak terpisahkan dari pengusahaan pertambangan timah dalam memproduksi logam timah. Permasalahan utama adalah bahwa pelebur timah PT Koba Tin mempunyai kemampuan memproduksi logam timah sebanyak 12.000 ton per tahun dan hanya mampu mengolah bijih timah kadar tinggi. Untuk itu perlu dilakukan suatu analisis kelayakan dalam rangka rencana investasi penambahan alat pelebur bijih timah yang mampu mengolah bijih timah kadar rendah serta dapat memproduksi sebanyak 25.000 ton pertahun.
Melalui penelitian dan analisis yang ditinjau dari beberapa aspek tentang analisis kelayakan tersebut rencana investasi penambahan alat pelebur bijih timah layak dilakukan apabila dilihat dari nilai laju pengembalian internal (IRR) yang jauh di atas tingkat pengembalian minimum yang menarik (MARK) serta nilai sekarang bersih sebesar US$ 20.362.429 dan periode pengembalian investasi selama 4 tahun 2 bulan.
Analisa kepekaan memperlihatkan bahwa harga logam timah sangat berpengaruh terhadap kelayakan penambahan alat pelebur bijih timah, dengan menurunkan harga timah 2,5% atau sebesar US$ 4.290, IRR turun menjadi 5,5%, nilai sekarang sebesar US$ 96.707 dengan periode pengembalian 5 tahun 9 bulan. Dari hasil analisis keseluruhan bahwa rencana investasi penambahan alat pelebur bijih timah ini layak dikerjakan apabila harga timah tidak lebih rendah dari US$ 4.290, volume penjualan dan produksi harus lebih tinggi dari titik pulang pokok.

A tin ore smelter can not be separated from tin ore exploitation and tin metal production. Mean problem of PT Koba Tin smelter is its ability to produce 12.000 tons tin metal of highgrade tin ore per year. An analysis has to be done in order to plan an investment of tin ore smelter capable to process 25.000 ton of lowgrade tin ore per year.
Through feasibility analysis and study of some aspects an added smelter investment plan was recommended seen from its internal Rate of Return (1RR) which is far above Minimum Attractive Rate of Return (MARR) and also having a Net Present Value (NPV) equal to US$ 20.362.429 and an investment period returning of 4 years 2 months.
Sensitivity analysis show that tin metal price heavily influenced the addition feasibility of the tin ore smelter, by cutting 2,5% of tin price or equal to US$ 4.290, NPV is US$ 96.707 with a return period of 5 years 9 months. The overall analysis results shows the investment plan of the tin ore smelter is feasible if the tin price is not lower than US$ 4.290, sales and production must higher than the Break Event Point (BEP).
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
T5959
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hermawan Puji Yuwana
"Terak timah 2 merupakan hasil samping industri pengolahan timah. Terak timah 2 berpotensi untuk meningkatkan konsentrasi radioaktif yang kemudian dikenal dengan TENORM (Technologically Enhanced Naturally Occurring Radioactive Materials). Terak timah 2 memiliki potensi untuk digunakan sebagai substitusi agregat halus pada pembuatan mortar. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi aspek teknis dan radiologis dari potensi penggunaan kembali terak timah 2 yang mengandung tenorm sebagai bahan mortar. Kandungan kimia utama dari terak timah 2 berdasarkan analisis XRF adalah SiO2, Al2O3, CaO, Fe2O3, dan TiO2. Terak timah 2 masih mengandung Sn sebanyak 3,36% dan berkesesuaian dengan tipikal terak timah 2 pada umumnya. Hasil spektrometri gamma terhadap terak timah 2, dihasilkan konsentrasi aktivitas radionuklida 226Ra, 228Ra, 228Th, 238U, dan 40K berturut-turut adalah 5,724 Bq/gram, 16,590 Bq/gram, 14,29 Bq/gram, 0,895 Bq/gram, dan 1,161 Bq/gram. Terak timah 2 memiliki kandungan organik yang rendah, kadar lumpur kurang dari 5%, berat jenis sebesar 3,695 gram/cm3, gradasi terak timah 2 masuk dalam zona I yaitu ukuran butir kasar, dan nilai modulus halus butir sebesar 3,37. Terak timah 2 akan divariasikan pada 0%, 5%, 10%, 15%, dan 20% terhadap agregat halus. Mortar dibuat dengan proporsi semen dan pasir sebesar 1:3 dan faktor air semen (w/c) sebesar 0.7. Sampel mortar berbentuk silinder dengan ukuran diameter ± 3,5 cm dan tinggi ± 4 cm. Setelah mortar dicetak, sampel mortar direndam dalam air kemudian diuji pada umur 7,14, dan 28 hari. Penambahan terak timah 2 memberikan kuat tekan optimum pada umur 7, 14, dan 28 hari berturut-turut adalah 8,044, 8,836, and 11,172 MPa. Penambahan terak timah 2 memberikan kenaikan paparan radiasi permukaan pada benda uji mortar – terak timah 2. Rerata paparan radiasi permukaan pada variasi 5%, 10%, 15%, dan 20% berturut-turut adalah 0,112, 0,125, 0,136, 0,142 µSv/jam. Hasil analisis dari indeks Raeq, Hex, Hin, Dosis Serap, dan Dosis Efektif (E) didapatkan hasil berturut-turut 27.149 Bq/Kg, 88,79, 73,32, 12.371,11 nGyh-1, dan 15,17 mSv/tahun. Hasil simulasi RESRAD-ONSITE terhadap 2 skenario permukiman dan industri dan 2 skenario lokasi, menghasilkan nilai dosis di atas 1 mSv/tahun. Simulai dengan RESRAD-BUILD dengan skenario seperti variasi ukuran ruangan, variasi ketebalan lapisan acian dinding, variasi konsentrasi aktivitas, dan faktor hunian/okupansi juga menghasilkan nilai dosis di atas 1 mSv/tahun. Berdasarkan indeks dan simulasi, terak timah 2 memberikan potensi bahaya radiologi kepada pekerja dan masyarakat/publik.

Tin slag 2 is a by-products of tin processing industry. Tin slag 2 has potential to increase the radioactive concentration, then known as TENORM (Technologically Enhanced Naturally Occurring Radioactive Materials). Tin slag 2 has the potential to be used as a substitute for fine aggregate in the mortar. The aims of this study was to determine the technical and radiological aspects of the potential reuse of tin slag 2 containing TENORM as fine aggregate subtituent on mortar. Tin slag 2 has major constituent such as SiO2, Al2O3, CaO, Fe2O3, and TiO2 based on XRF analysis. Tin slag 2 still contains Sn in the range of 3,36% still in accordance with the typical tin slag 2 in general. The results of gamma spectrometry on tin slag 2 showed that the concentration activity of 226Ra, 228Ra, 228Th, 238U, and 40K are respectively 5,724 Bq/gram, 16,590 Bq/gram, 14,29 Bq/gram, 0,895 Bq/gram, and 1, 161 Bq/gram. Tin slag 2 has low organic content, silt/clay content is less than 5%, specific gravity is 3,695 gram/cm3, gradation area (zone) I which is coarse grain size, and the fine modulus (FM) value is 3.37 outside the range of fineness modulus in ASTM C33. The tin slag 2 substitution was varied at 0%, 5%, 10%, 15%, and 20% of the fine aggregate. Proportion of 1:3 cement to sand with water/cement ratio (W/C) of 0.7. The mortar sample is cylindrical in shape with with a size of ± 3,5 cm in diameter and ± 4 cm in height based on the existing practice at IPLN - BRIN. After the mortar was molded, the mortar samples were immersed in water and then tested at the ages of 7,14, and 28 days. The addition of 5% tin slag 2 give the most optimum compressive strength value at the age of 7, 14, and 28 days are 8.044, 8.836, and 11.172 MPa. The addition of tin slag 2 gives an increase in surface radiation exposure on the mortar– tin slag 2. The average of radiation surface exposure at variations of 5%, 10%, 15%, and 20% respectively is 0.112, 0.125, 0.136, 0.142 µSv /hour. Based on the indexs of Raeq, Hex, Hin, Absorbed Dose, dan Effective Dose (E) the results were 27.149 Bq/Kg, 88,79, 73,32, 12.371,11 nGyh-1, dan 15,17 mSv/year. The results of the RESRAD-ONSITE simulation for residential and industrial scenarios and 2 location scenarios, resulted in a dose value above 1 mSv/year. Simulation with RESRAD-BUILD with scenarios such as variations in room size, variations in wall plaster layer thickness, variations in activity concentration, and occupancy factors also produces dose values above 1 mSv/year. Based on the index and simulation, tin slag 2 provides a potential radiological hazard to the workers and the public"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Sulistiyanto
"Indonesia merupakan pengekspor terbesar, dan produsen timah terbesar kedua dunia setelah China. Timah Indonesia sekitar 95% diekspor, dan sisanya dikonsumsi oleh industri pengguna timah dalam negeri. Dengan potensi tersebut, Indonesia berpeluang menentukan harga timah dunia melalui bursa timah dalam negeri. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan analisis integrasi harga timah ICDX terhadap harga timah LME, dan analisis dampak kebijakan tata niaga timah terhadap kinerja ekspor timah Indonesia. Melalui uji kointegrasi, ECM, dan Granger Causality Test, diketahui adanya hubungan jangka panjang, jangka pendek, dengan hubungan dua arah (saling mempengaruhi). Dengan analisis data panel, kebijakan tata niaga timah berdampak terhadap penurunan volume ekspor timah ke sepuluh negara utama tujuan ekspor Indonesia

Indonesia is the largest exporter and second largest tin producer after China. Indonesian tin about 95% is exported and the rest is consumed by the domestic industries. With this potential, Indonesia has the opportunity to determine the price through the Tin Exchange in the country. This study aimed to analyze price integration of ICDX tin price on LME tin price, and analyze the impact of tin trade reguulation system to the performance of Indonesia's tin exports. With the
cointegration test, ECM, and Granger Causality Test, known of the relationship in the long term, short term, with bidirectional relationship (mutual influence). By
Using panel data analysis, the policy has impact on the decline of tin export volume to the ten major countries of Indonesian export destination.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2016
T45954
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rachmat Zamzani
"ABSTRAK
Proses produksi logam timah merupakan rangkaian dari beberapa tahap proses seperti penambangan, penyimpanan material, peleburan dan pemurnian yang menghasilkan balok timah. Setiap proses mempunyai variabel-variabel yang sangat mempengaruhi produksi logam timah. Data historis menunjukkan penggunaan bahan-bahan pada setiap tahap proses produksi logam timah bervariasi dan acak. Multiple regression digunakan untuk menghubungkan keterkaitan antara variabel-variabel independen dan variabel-variabel dependen yang merupakan variabel-variabel acak yang resiko. Formula yang dihasilkan oleh multiple regression menjadi dasar untuk membangun model regresi. Teknik Monte Carlo digunakan untuk melakukan simulasi dari model regresi dan menghasilkan nilai-nilai ramalan. Prediksi atau peramalan ini dijadikan dasar dalam analisa proses produksi yang rentan terhadap resiko kegagalan. Analisa resiko terhadap prediksi di masa yang akan datang tersebut diharapkan mampu mengurangi dampak dari resiko.

ABSTRACT
Production process of tin metal is series of some states of processes like mining, storage, melting, and refining to produce tin ingot. Every state of process has variables which are very influencing the production of tin ingot. Historical data shows the use of materials in each production process of tin ingot is varies and random. Multiple regression is used to the correlationship of the between independent variables and dependent variables which are randomly risk variables. The formulas that produced by the multiple regression become basis for developing regression model. Monte Carlo technique is used for simulating the regression model to produce forecast values. The prediction or forecasting values risk used to analyse the production process failure to risk. The risk analyses future prediction is to lower the risk.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
T27104
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yudo Haryadi
"ABSTRAK
Penelitian mengenai eksplorasi mineral plaser di laut menggunakan marine resitivity dan sub bottom profiling dilakukan pada dua lokasi yang keduanya berada di perairan sebelah utara Pulau Bangka. Lokasi 1 berada pada 105,60o BT-105,64oBT dan 01,4630oLS-01,4633oLS. Lokasi 2 berada pada 105,45oBT-105,47oBT dan 01,5182oLS-01,5361oLS. Lokasi 1 merupakan lokasi penambangan timah yang didukung oleh data pemboran, sedangkan lokasi 2 adalah lokasi yang belum dilakukan eksplorasi. Metode penelitian yang digunakan adalah metode marine resistivity delapan saluran dengan menggunakan konfigurasi dipole-dipole dengan jarak spasi antar elektroda 30m dan metode sub bottom profiling tipe pinger dengan frekuensi 3.5khz. Sedangkan untuk pengolahan data marine resistivity digunakan perangkat lunak Earth Imager untuk menghasilkan model inversi resistivitas Hasil penelitian pada lokasi 1 adalah dijumpainya batuan dasar, sedimen aluvial-transisi, sedimen laut dan sedimen tailing yang diinterpretasikan dari data bor dan resistivitas batuan pada daerah tersebut. Berdasarkan korelasi data-data tersebut , pada lokasi 1 dapat disimpulkan bahwa endapan timah umumnya dijumpai pada sedimen aluvial ? transisi, dengan beberapa lokasi yang mengandung timah dominan berada dekat dengan batuan dasar. Hasil penelitian pada lokasi 2 adalah dijumpainya batuan dasar, sedimen aluvial ? transisi dan sedimen laut yang diinterpretasikan dari data resistivitas dan data sub botom profiling. Dengan mempelajari karakteristik endapan timah pada lokasi 1 maka pada lokasi 2 dapat diinterpretasikan daerah-daerah yang berpotensi mengandung mineral timah."
2008
T21386
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>