Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 153232 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Pemilihan Umum merupakan pesta politik rakyat, hajat politik pemilik kedaulatan, pertunjukan kemerdekaan politik rakyat untuk mengekspresikan hak-hak politiknya secara merdeka, langsung, demokratis legal dan beradab sehingga terpilih Presiden dan Wakil Presiden yang legitimate, mendapat pengakuan luas dari masyarakat. Pemilu Presiden adalah pemilu untuk memilih Presiden dan Wakil Presiden dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
Tujuan utama dengan dilakukannya Pemilu Presiden dan Wakil Presiden tidak lain adalah merupakan bentuk apresiasi terhadap kedaulatan itu sendiri. Rakyat dalam pemilihan memiliki hak dan kewenangan penuh untuk menentukan sikap dan pilihannya tentang siapa yang akan mereka pilih. Di sinilah kedaulatan rakyat sangat menentukan, rakyat bebas memilih, bebas, menentukan sikap dalam pemilu Presiden dan Wakil Presiden secara langsung rakyat betul-betul berdaulat."
KWK 17:1 (2009)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Firmanzah
Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2010
330.959 8 FIR p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Agusmawanda
"Penelitian ini hendak mengetahui perilaku memilih masyarakat adat Ternate dan faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku memilih dalam Pemilu Legislatif Kota Ternate tahun 2009. Peneliti menggunakan metode kuantitatif dengan pendekatan survei di enam kelurahan di Kota Ternate dengan total sampel sebanyak 120 responden. Teori yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pendekatan sosiologis dan psikologis.
Hasil survei menunjukkan perilaku memilih masyarakat adat Ternate dalam Pemilu Legislatif Kota Ternate tahun 2009 adalah perilaku memilih berdasarkan atas ikatan primordial karena rata-rata pemilih dalam memilih partai dan caleg atas dasar hubungan keluarga, etnis, serta figur Sultan dan Boki. Karakteristik pemilih dalam masyarakat adat Ternate yang primordial dipengaruhi oleh variabel geografis, keterlibatan dalam adat, kedekatan dengan partai dan caleg serta perilaku politik Sultan dan Boki.
Berdasarkan letak geografis, rata-rata kelurahan yang berada di wilayah Kesultanan Ternate dimenangkan oleh Partai Demokrat, dan responden yang memiliki keterlibatan dalam adat Ternate juga memiliki kecenderungan memilih Partai Demokrat. Responden yang memiliki kedekatan dengan partai dan caleg sebagian besar memilih partai lama seperti Golkar, PPP dan PDIP. Sedangkan responden yang terpengaruh oleh perilaku Sultan dan Boki bukan termasuk pemilih loyal partai karena sebagian besar mereka merubah pilihan partainya di Pemilu 2009.
Implikasi teoritis dalam penelitian ini menunjukkan faktor sosiologis dan psikologis dapat menjelaskan perilaku memilih dalam masyarakat adat, temuan dalam penelitian ini juga bukan hal yang baru karena faktor sosiologis dan psikologis dalam penelitian sebelumnya juga berpengaruh dalam penelitian ini. Namun yang berbeda adalah objek penelitian, dimana Kesultanan dan masyarakat adat Ternate yaitu komunitas masyarakat yang memiliki struktur dan kultur yang terbangun sejak abad ke-13.

This study wishes to determine voting behavior of indigenous peoples of Ternate and the factors that influence voting behavior in the legislative elections of Ternate in 2009. Researchers using quantitative methods with a survey approach in six kelurahan in Ternate with 120 respondents.
The survey results showed the voting behavior of indigenous peoples of Ternate Ternate in the Legislative elections of 2009 were voting behavior based on primordial loyalty because the average voter in selecting the party and the candidates on the basis of family, ethnicity, and the figure of Sultan and Boki. The Characteristics primordial voters in the Ternate was influenced by geographic variables, involvement in adat, closeness to parties and candidates, and political behavior of the Sultan and Boki.
Based on geographic location, the average kelurahan are located in the Sultan Ternate authority was won by the Democrats Party, and respondents who have an involvement in adat Ternate also have voted Democrat. Respondents who have a closeness with the party and candidate most choose the old parties such as Golkar, PPP and PDI-P. While the respondents are influenced by the political behavior of the Sultan and Boki not including the loyal party voters because most of them change his party's choice in the 2009 election.
Theoretical implication show that in this study is nothing new, because the sociological and psychological factors in previous studies was also influential in this study. But what is different is the object of research, where the Sultanate of Ternate and the community of indigenous communities that have a structure and culture that was established since the 13th century.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2011
T28733
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Cahyanti Ira Kusumawati
"ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat reaksi dari sembilan sektor industri yang terdapat di Bursa Efek Jakarta (BEJ) yang terklasifikasi berdasarkan JASICA, yaitu: pertanian; pertambangan; industri dasar kimia; aneka industri; industri barang konsumsi; konstruksi, properti dan real estat; transportasi dan infrastruktur; keuangan; serta perdagangan jasa dan investasi, terhadap peristiwa-peristiwa politik dalam negeri. Untuk penelitian ini peristiwa politik yang dikaji adalah Pengumuman hasil Pemilu Legislatif, Pengumuman Hasil Pemilihan Presiden, Pengumuman Susunan Kabinet serta Reshuffle Kabinet.
Penelitian ini menggunakan metoda event study dengan mengambil rentang periode jendela sebanyak lima hari setelah dan lima hari sebelum terjadinya peristiwa politik. Reaksi dari masing-masing sektor sendiri diaproksimasi dari signifikansi abnormal return masing-masing portofolio sektor industri serta perbedaan antara abnormal return sebelum dan setelah terjadinya peristiwa politik. Hasil dad penelitian ini menunjukkan dua hal selama periode jendela, yaitu: pertama, terdapatnya abnormal return yang beragam dari masing-masing sektor industri terhadap setiap peristiwa politik dalam negeri, sebagian sektor menunjukkan signifikansi abnormal return ketika terjadi peristiwa politik dan sebagian lagi tidak menunjukkan signifikansinya; dan yang kedua, pada umumnya tidak terjadi perbedaan yang signifikan antara abnormal return sebelum dan setelah terjadinya peristiwa politik.

ABSTRAK
This research is aimed to observe reaction of nine JASICA based sectors in Jakarta Stock Exchange (Agriculture; Mining; Basic Chemical Industry; Miscellaneous Industry; Consumer Good; Construction, Property and Real Estate; Transportation and Infrastructure; Finance; Trade, Service and Investment) to the national political events. This research is focusing on four national political events, which are: the Announcement of General Election Results, the Announcement of Presidential Election Results, the Announcement of New Cabinet and Cabinet's Reshuffle.
The event study method is applied in this research, using eleven days length for window event period, five days before and five days after the event. The reaction is approximated by significant abnormal return and significant difference of average abnormal return between before event date and after event date during the event window period. The results show various abnormal returns from each industrial sector in each political event and generally there are no significant differences of average abnormal return between pre and post political event during the event window period.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2007
T17852
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tanjung, Ibrahim Malik
"Pemilu dalam Kondisi Vuca, karya Ibrahim Malik Tanjung, merupakan upaya penyempurnaan Pemilu 2024, berkaca dari pemilu terdahulu. Di tengah kebaikan sarana paling demokratis, terdapat ancaman VUCA yaitu Volatility, merujuk kepada kondisi labil, yang berubah sangat cepat dalam skala besar, Uncertainty, merujuk keadaan yang akan terjadi dan sulit diprediksi dengan akurat, Complexity, merujuk tantangan yang lebih rumit karena keterkaitan antar faktor, dan Ambiguity, merujuk kepada suatu kejadian dan mata rantai akibatnya.
Buku ini akan membahas mengenai bagaimana VUCA mempegaruhi demokrasi Indonesia khususnya terhadap Pemilu 2024, hal yang menjadi arena utama pembahasan buku ini yaitu; Pertama,menyangkut penyempitan daya saing elektoral secara bertahap, karena peraturan yang semakin membatasi, dan secara tidak langsung meningkatkan biaya politik. Kedua, beberapa segmen elit politik dipersenjatai dengan politik identitas, dengan minoritas menjadi korban utama dalam penggunana politik identitas. Ketiga, sementara kekuatan oposisi terutama bertanggung jawab atas lonjakan politik identitas, pihak eksekutif menanggapinya dengan menggunakan instrumen yang sangat tidak liberal untuk mempertahankan posisinya. Ini melibatkan penggunaan pasukan keamanan untuk melawan para kritikus; pemanfaatan instansi pemerintah untuk kepentingan Pemilu; dan eksploitasi pemerintah atas peningkatan konsentrasi kepemilikan di media.
Buku ini tepat hadir sebagai upaya pembaharuan dan evaluasi atas asumsi, teori, serta kritik kepada pemilu sebagai sarana demokratis, yang perlu dibaca oleh para peminat, pelaku dan pemegang regulator politik Indonesia."
Jakarta: PT Pustaka Obor Indonesia, 2023
324.6 TAN p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Adlin
"Penelitian ini akan mengungkap pertanyaan penelitian tentang faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi pemilih untuk rnemilih pasangan Zulkifli AS-dr. Sunaryo pada pemilihan Walikota dan Wakil Walikota Dumai yang dilaksanakan secara langsung pada tahun 2005. Penelitian ini rnenggunakan teori perilaku memilih (voting behavior) dengan menggunakan dua pendekatan untuk mengimplementasikan teori. Pertama, pendekatan sosiologis didukung oleh teori Cunning Jr, Wise tentang pengaruh etnis dan teori Cunning, Jr, Wise, P.A. Peterson dan Lawrence E. Rose tentang pengaruh latar belakang geografis. Kedua, pendekatan psikologis yang didukung oleh teori Jhon Kessel tentang identifikasi kepartaian, teori Hugh A. Bone dan Austin Ranney tentang orientasi pemilih terhadap kandidat dan teori Teori Harold D. Clarke, Cumming Jr dan David Wise tentang orientasi pemilih terhadap isu.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara terstruktur dengan 109 responden pemilih pasangan Zulkifli AS-dr.Sunaryo yang terpilih melalui teknik pengambilan sampel acak sistematis di tiga kelurahan yang dianggap mampu menjadi representasi tingkahlaku memilih masyarakat kota Dumai pada pilkada Dumai tahun 2005 dan studi literatur.
Temuan dalam penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar pemilih memilih pasangan Zulkifli AS-dr. Sunaryo karena pengaruh orientasi kandidat, orientasi isu, ajakan tetangga dan teman-teman dekat, dan kekecewaan pada calon incumbent. Sedangkan faktor satu suku dan satu daerah tempat tinggal ditemukan tidak terlalu berpengaruh terhadap keputusan pemilih. Selain ilu, ajakan keluarga dan ajakan tim sukses juga ditemukan, tetapi hal itu hanya berpengaruhi pada pilkada politik sebagian kecil pemilih pasangan Zulkifli AS- dr. Sunayo.
Dalam penelitian ini, teori yang dikemukakan oleh Hugh A. Bone dan Austin Ranney tentang kuatnya pengaruh kandidat terhadap pilihan politik pemilih ditemukan terbukti. Selain itu teori yang dikemukakan Harold D. Clarke, Cumming Jr dan David Wise bahwa isu berpengaruh langsung terhadap pemilih juga terbukti.

This study reveals factors that influenced voters to vote Zulkfli AS-Sunaryo on Dumai major and vice major election which was held on 2005. This research use voting behavior theory and use two approach in implementing this theory. First, Sociologic approach which are supported by Cumming and Wise with his Geographic theory and PA Peterson and Lawrence E. Rose with their Ethnic Theory. Second, Psychological approach is supported by Jhon Kessel with his Party Identification theory, Hugh A.Bone and Austin Ranney with their Candidate Orientation theory, and Harold D. Clark, Cumming and Wise with their Issue Orientation theory.
The data collected by using structured interview of 109 who vote for Zullcifli-Sunaryo which is chooses through a systematic random sampling in 3 districts. It is assumed that this district represent voting behavior of Dumai's people on major election held on 2005.
This research found that most of voters vote Zulkifli-Sunaryo because of the influence or candidate orientation, issue orientation, neighbofs and friends courage, and the disappointment to incumbent candidate. Meanwhile, it found that ethnic factor and domain has no influence to voter?s decision- Neighbours courage and success team courage only affect a small number of Zulkifli-Sunaryo voters.
In this research, theory implied by Hug A Bone and Austin Ranney are proved. It is proved that candidate orientations affect the choosing. Another theory which is implied by Harold D Clarke, Cumming Jr and David Wise also proved in this research.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2005
T21456
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
[Place of publication not identified]: LKKN, 2014
324.6 MAK
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Eva Uli Nathasya
"[ABSTRAK
Kedaulatan rakyat, demokrasi, dan pemilihan umum (pemilu) merupakan hal yang terkait satu dengan yang lain. Pemilu menjadi cara yang dipilih untuk menciptakan wakil-wakil rakyat yang dapat merepresentasikan keinginan dan kebutuhan rakyat. Di Indonesia, pemilu dilangsungkan untuk memilih anggota legislatif dan untuk memilih Presiden dan Wakil Presiden. Calon Presiden dan Wakil Presiden di Indonesia harus memenuhi persyaratan untuk terpilih menjadi Presiden dan Wakil Presiden di Indonesia. Persyaratan tersebut adalah syarat suara mayoritas mutlak dan syarat persebaran suara. Kedua syarat tersebut diatur dalam Pasal 6A ayat (3) UUD 1945. Pada pemilu Presiden dan Wakil Presiden tahun 2014, syarat persebaran suara tidak diberlakukan. Hal ini karena hanya terdapat dua pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden. Padahal, kehadiran syarat persebaran suara adalah untuk mengakomodasi keberagaman antar daerah di Indonesia. Keberagaman atau perbedaan tersebut terutama dalam hal jumlah penduduk. Hadirnya syarat persebaran suara juga menjadikan daerah sebagai objek sehingga kelak daerah dapat memberikan legitimasinya kepada pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden tersebut. Ketidakberlakuan syarat persebaran suara akan membawa berbagai dampak baik dari sisi pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden maupun dari sisi daerah. Dampak yang mungkin timbul diantaranya adalah perolehan suara yang terpusat di daerah-daerah tertentu, muncul konsep minority of directors vs. majority of directed, kampanye yang berfokus pada daerah tertentu, dan pengesampingan makna demokrasi.

ABSTRACT
People’s sovereignty, democracy, and election are connected to each other. Election happens to be the method that is chosen to generate people’s representatives who can represent people’s wishes and needs. In Indonesia, election is held to choose the member of legislature and President and Vice President. The presidential candidates must fulfill the requirements to be elected as President and Vice President of Indonesia. The requirements are the majority requirements votes absolute and distribution requirement votes. Both of these requirements are regulated in Article 6A of the Act of 1945. On the presidential election in 2014, the distribution requirement was not implemented, because there were two pairs of President and Vice President Candidates. As a matter of fact, the existence of the distribution requirement votes is beneficial to accommodate the diversity among regions in Indonesia, particularly in terms of population. The existence of distribution requirement votes also makes the region becomes the object. As a result, the region can provide the legitimacy to the Presidential Candidates. Non-enforcement of distribution requirement votes will impact the Presidential candidates and the region itself. The possible impacts that will come out because of the non-enforcement of absolute distribution requirement are the ballot will be focused in certain regions, the concept of minority if directors vs. majority of directed will be appear, the campaign will be focused on certain regions, and the meaning of democracy will be neglected., People’s sovereignty, democracy, and election are connected to each other. Election happens to be the method that is chosen to generate people’s representatives who can represent people’s wishes and needs. In Indonesia, election is held to choose the member of legislature and President and Vice President. The presidential candidates must fulfill the requirements to be elected as President and Vice President of Indonesia. The requirements are the majority requirements votes absolute and distribution requirement votes. Both of these requirements are regulated in Article 6A of the Act of 1945. On the presidential election in 2014, the distribution requirement was not implemented, because there were two pairs of President and Vice President Candidates. As a matter of fact, the existence of the distribution requirement votes is beneficial to accommodate the diversity among regions in Indonesia, particularly in terms of population. The existence of distribution requirement votes also makes the region becomes the object. As a result, the region can provide the legitimacy to the Presidential Candidates. Non-enforcement of distribution requirement votes will impact the Presidential candidates and the region itself. The possible impacts that will come out because of the non-enforcement of absolute distribution requirement are the ballot will be focused in certain regions, the concept of minority if directors vs. majority of directed will be appear, the campaign will be focused on certain regions, and the meaning of democracy will be neglected.]"
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2015
S58612
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>