Ditemukan 169460 dokumen yang sesuai dengan query
"Teluk Ambon merupakan ekosistem perairan yang unik, karena antara teluk luar dan teluk dalam dipisahkan oleh daerah ambang yang sempit. Topografi Teluk Ambon ikut mempengaruhi dinamika oseanografis perairan termasuk zooplankton yang hidup di dalamnya. Penelitian ini dilakukan selama tiga tahun mulai dari tahun 2007-2009 di perairan Teluk Ambon. Tujuan penelitian untuk mengetahui distribusi dan kelimpahan Cladocera Penilia avirostris di perairan Teluk Ambon. Pengambilan contoh zooplankton menggunakan jaring NORPAC. Sampling dilakukan secara vertikal dari kedalaman 10 meter ke permukaan. Distribusi Cladocera Penilia avirostris bervariasi, diduga berkaitan dengan kondisi hidrografi perairan Teluk Ambon. Distribusinya lebih terkonsentrasi di daerah pesisir Teluk Ambon bagian dalam, bila dibandingkan dengan di daerah ambang dan daerah Teluk bagian luar. Variasi kelimpahan ini merupakan respon terhadap faktor lingkungan di perairan Teluk Ambon, di mana absennya Penilia avirostris pada waktu tertentu sebagai bentuk adaptasi terhadap perubahan kondisi lingkungan dengan membentuk spora yang dilengkapi membran luar yang resisten.
"
OLDI 37:2 (2011)
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
"Perairaan Teluk Ambon berdasarkan konfigurasinya dibedakan menjadi TAD (Teluk Ambon Bagian Dalam) dan TAL (Teluk Ambon Bagian Luar). Meningkatnya pembangunan dan pertambahan penduduk di sekitar perairan teluk akan mengakibatkan terjadinya perubahan ekosistem perairan sekitarnya. Penelitian fauna megabentos di perairan Teluk Ambon dilakukan pada bulan Juli dan Oktober 2009, di delapan lokasi meliputi Hunuth dan Halog, yang terletak di Teluk Ambon Bagian Dalam (TAD) serta Rmah Tiga, Kota Jawa, Hative Besar, Batu Capeu, Eri dan Liliboi, yang terletak di Teluk Ambon Bagian Luar. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sebaran jenis, kelimpahan individu, dan keanekaragaman jenis megabentos dengan menggunakan metode “Reef Check Benthos” (RCB). Sebanyak delapan megabentos yang terdiri dari kelompok karang satu jenis; ekhinodermata (tiga jenis); moluska (tiga jenis); dan krustase (satu jenis). Nilai indeks keanekaragaman yang didapat menunjukkan bahwa kondisi keanekaragaman jenis fauna megabentos di perairan Teluk Ambon berada pada tingkat yang rendah. "
OLDI 37:2 (2011)
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
"Fitoplankton mempunyai peranan penting di perairan, selain sebagai dasar rantai makanan juga merupakan salah satu indikator kualitas perairan. Tujuan penelitian iniuntuk mengetahui komposisi dan kelimpahan fitoplankton di Teluk Jakarta. Penelitian dilaksanakan pada bulan April, Juni, Agustus, dan Oktober 2010 pada 7 (tujuh) stasiun di Teluk Jakarta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ditemukan 52 genera fitoplankton dari 4 kelas, yaitu Chlorophyceae 3 genera, Cyanophyceae 3 genera, Dinophyceae 8 genera, dan Bacillariophyceae 38 genera dengan total kelimpahan berkisar 270.043 sampai 1.534.425 sel/L. Kelimpahan kelas Bacillariophyceae lebih tinggi dibandingkan kelas fitoplankton lainnya. Selanjutnya dari kelas Bacillariophyceae yang sering ditemukan selama penelitian di Teluk Jakarta adalah genus Chaetoceros. Kelimpahan Chaetoceros selama penelitian berkisar 37.003 sampai 656.253 sel/L, merupakan indikator bahwa perairan Teluk Jakarta tercemar."
OLDI 39:2 (2013)
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
"Pemerintah Kota Ambon melakukan percepatan pembangunan dan memberikan prioritas kebijakan pembangunan yang berorientasi kepada Ambon sebagai kota pesisir. Studi ini menerapkan metode penginderaan jauh, transek, dan menggunakan data pertumbuhan ekonomi untuk mengetahui dampak pembangunan ekonomi di Kota Ambon.terhadap tutupan lahan dan ekosistem hutan mangrove di sekitar Teluk Ambon. Hasil penelitian menunjukkan bahwa laju pertumbuhan ekonomi berhubungan secara nyata dengan laju pembukaan lahan. Pembukaan lahan juga terjadi di kawasan hutan mangrove yang menyebabkan vegetasi hutan mangrove terfragmentasi menjadi bagian-bagian kecil. Selain itu regenerasi hutan mangrove juga terhambat akibat banyaknya sampah dan lumpur yang berasal dari pembukaan lahan. Mengacu pada kriteria baku sesuai Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 201 Tahun 2004, kondisi ekosistem hutan mangrove di Teluk Ambon sudah masuk dalam kategori rusak.
"
OLDI 39:3 (2013)
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
"Pulau Nusalaut merupakan salah satu pulau kecil di Perairan Maluku. Penelitian di pulau ini dilaksanakan pada bulan Mei 2009, bertujuan mengetahui kepadatan dan keragaman moluska dengan menggunakan metodectransek kuadrat. Secara keseluruhan, ditemukan 25 spesies moluska, terdiri dari 14 kelas Gastropoda (22 spesies) dan 3 suku kelas Bivalvia (3 spesies). Hasil penelitian menunjukkan bahwa komunitas yang ada memiliki keragaman yang rendah dan merata dengan tidak adanya dominasi dari satu atau lebih spesies. Nassarius pullus (Nassariidae) merupakan salah satu spesies dengan kepadatan tertinggi."
OLDI 38:3 (2012)
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
"Kajian tentang keanekaragaman spesies Ekhinodermata di perairan Kai kecil, Maluku Tenggara telah dilakukan pada bulan Maret 2011 di delapan lokasi dan tujuan untuk melihat komposisi spesies, struktur komunitas, zonasi, dan sebaran lokal. Pengambilan sampel biota dilakukan dengan menggunakan transek kuadrat ukuran 1 m2. Hasilnya diperoleh 19 fauna Ekhinodermata dari 8 lokasi yang mewakili 6 spesies Holothuroidea, 7 spesies Echinoidea, 3 spesies Asteroidea, dan 3 spesies Ophiuroidea. Teripang atau Holothuroidea merupakan kelompok yang paling menonjol untuk daerah lamun. Fauna Ekhinodermata di perairan Kai kecil, Maluku Tenggara, memiliki keanekaragaman dan kelimpahan yang rendah dibandingkan dengan di perairan Lombok Barat. Hal ini mengindikasikan bahwa telah terjadi eksploitasi berlebih terhadap fauna Ekhinodermata bernilai ekonomis, seperti berbagai spesies teripang.
"
OLDI 39:2 (2013)
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
"Perairan pesisir laut Probolinggo, Jawa Timur merupakan perairan yang direncanakan untuk kepentingan budidaya. Untuk itu perlu dilakukan penelitian kualitas perairan di kawasan budidaya desa Randutata, Kalibuntu, dan Gending yang telah dilakukan pada bulan Maret 2012. Parameter mikrobiologi yang dianalisis adalah kepadatan total bakteri koli, bakteri E. Coli, bakteri pathogen, bakteri heterotrofik, bakteri halotoleran, bakteri pengurai fosfat, nitrat dan ammonia, dan total sel. Analisis total bakteri koli dan E. Coli menggunakan metode filtrasi; identifikasi bakteri pathogen menggunakan uji biokimia; analisis kepadatan bakteri heterotrofik dan halotoleran, pengurai fosfat, nitrat dan ammonia menggunakan metode tuang; analisis total sel menggunakan Acridine Orange Epifluorescence Microscopy. Walaupun ditemukan bakteri pathogen Vibrio sp. dan Salmonella sp. yang berbahaya, namun perairan laut dan tambak didominasi oleh bakteri yang tidak berbahaya, yaitu Proteus sp. dan Aeromonas sp. Kepadatan bakteri heterotrofik dan , bakteri pengurai fosfat, nitrat dan ammonia tinggi baik di perairan maupun di sedimen tambak yang menyebabkan nutrisi lingkungannya memenuhi standar untuk kehidupan biota laut."
OLDI 39:2 (2013)
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
"Di dalam ekosistem terumbu karang terjadi hubungan simbiosis, baik yang bersifat mutualisme, komensalisme, maupun parasitisme. Penelitian mengenai hubungan parasitisme antara dua jenis bita laut belum banyak dilakukan di Indonesia. Penelitian hubungan parasitisme antara siput Thyca crystalline dan bintang biru laut Linckia laevigata telah dilakukan di perairan Ternate pada bbulan Oktober sampai November 2009. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan parasitisme antara Thyca crystalline sebagai parasite dan Linckia laevigata sebagai inangnya. Penelitian dilakukan pada 41 lokasi dengan metode koleksi bebas pada ekosistem terumbu karang menggunakan bantuan perlengkapan selam SCUBA. Pengukuran struktur populasi siput parasite dan inangnya dihitung dengan pendekatan morfometri dan diuji ddengan menggunakan program SPSS. Penelitan menunjukkan bahwa jumlah parasite dan ukuran maksimal parasit tidak dipengaruhi oleh ukuran tubuh inangnya.
"
OLDI 36:2 (2010)
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
"Karbon anorganik erat hubungannya dengan proses pembentukan senyawa CaCO3 yang merupakan penyusun utama terumbu karang ataupun mikroorganisme yang ada di lautan seperti foraminifera dan cocolitoporit. Selain itu juga berhubungan dengan proses kimia yang terjadi ketika gas karbon dioksida terlarut dalam perairan. Penelitian karbon anorganik di perairan Pulau Pari telah dilaksanakan pada bulan Agustus dan November 2008. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui distribusi dan konsentrasi karon anorganik di perairan Pulai Pari. Untuk menentukan konsentrasi karbon anorganik menggunakan proses CO2SYS dan untuk memetakan pola distribusinya menggunakan metode interpolasi dalam program ArcGIS 9.2. "
OLDI 36:2 (2010)
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
"Foraminifera bentik sangat potensial digunakna sebagai indikator lingkungan karena memiliki siklus hidup yang cepat dengan populasi tinggi dalam satuan luas. Kajian tentang kondisi foraminifera bentik di wilayah pesisir utara ini dilaksanakan pada 2010 di pesisir Cirebon dan Semarang, tahun 2011 di perairan Teluk Jakarta. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui kondisi foraminifera bentik dari jenis Ammonia beccarii untuk digunakan sebagai bioindikator kualitas perairan pesisir. Contoh sedimen diambil dengan menggunakan Smith McIntyre Grab, lapisan permukaan setebal 2 cm diambil untuk kajian laboratorium. Pewarnaan dengan menggunakan rose Bengal dilakukan untuk mengetahui keberadaan specimen hidup. Hasil pengamatan menunjukkan adanya dominasi yang kuat dari Ammonia beccarii baik pada populasi hidup maupun dalam bentuk post-mortem di ketiga perairan tersebut yang mempunyai keragaman jenis rendah. Indikasi penting lainnya adalah terdapatnya cangkang abnormal dalam berbagai bentuk pada Ammonia beccarii. Berdasarkan temuan ini, Ammonia beccarii memiliki potensi untuk digunakan sebagai indikator alternatif dalam penilaian kualitas perairan pesisir di utara Jawa."
OLDI 38:3 (2012)
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library