Ditemukan 171492 dokumen yang sesuai dengan query
"PTLR adalah instalasi pengolahan limbah radioaktif yang berasal dari berbagai instalasi pengguna iptek nuklir. Desain PTLR telah dirancang sesuai dengan standar keselamatan, sehingga tidak akan menimbulkan dampak negative terhadap ruangan daerah kerja maupun lingkungan. Walaupun demikian perlu dilakukan pengukuran untuk mengetahui seberapa besar paparan eadiasi dan kontaminasi di udara di ruangan kerja sebelum tercemar ke pekerja. Dalam hal ini akan dilakukan prarancangan peralatan di daerah ruang kompaksi. Pengukuran kontaminasi menggunakan pompa pengisap yang dihubungkan melalui pipa paralon menggunakan filter sedangkan untuk mengukur paparan radiasi menggunakan dosimetri termoluminisens. "
PRIMA 7:13 (2010)
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
Universitas Indonesia, 2002
TA1123
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Mochammad Helmi Aziz
"Aerobiologi dari lingkungan rumah sakit merupakan cerminan kebersihan rumah sakit dan berperan dalam penyebaran penyakit infeksi. Berbagai macam kontaminan udara, seperti spora jamur, dapat menyebabkan penyakit pada pasien bila terinhalasi ataupun teringesti, terutama pada populasi pasien imunokompromais. Penelitian ini merupakan penelitian pendahuluan yang bertujuan untuk mengevaluasi jumlah kontaminan jamur udara di dua ruang rawat imunokompromais di Indonesia, RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo. Rerata jumlah koloni di ruang rawat inap hematologi (tanpa filter HEPA) adalah 132 CFU/m3 (76 – 1085 CFU/m3) dan rerata jumlah koloni di ruang rawat intensif dewasa (dengan filter HEPA) adalah 16 CFU/m3 (8 – 42 CFU/m3). Suhu dan kelembapan relatif pernah mencapai ambang batas yang direkomendasikan di kedua ruangan. Ragi, Penicillium spp., dan Aspergillus spp. merupakan tiga kelompok jamur dengan jumlah terbanyak yang berhasil diisolasi dari kedua ruangan.
Hospital aerobiology is a reflection of hospital cleanliness and has a major role in infectious disease transmission. Several air contaminants, such as fungal spores, can cause disease if inhaled or ingested, especially in immunocompromised patients. This study is a preliminary study that aimed to evaluate the level of fungal airborne contamination in two wards in a referral hospital in Indonesia, RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo. The mean airborne fungal colony count in the hematology ward (without HEPA filter) was 132 CFU/m3 (76 – 1085 CFU/m3) and in the intensive care ward (with HEPA filter) was 16 CFU/m3 (8 – 42 CFU/m3). Temperature and relative humidity were observed above or below the recommended level. Yeast, Penicillium spp., and Aspergillus spp. were three groups of fungi that were mostly isolated from both rooms. "
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
T-Pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Adhi Rahadian
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S51991
UI - Skripsi Open Universitas Indonesia Library
Husnul Fitri
"Pusat Teknologi Limbah Radioaktif (PTLR) adalah unit organisasi di bawah Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) yang bertugas melaksanakan penelitian dan pengembangan industri nuklir dan aplikasi IPTEK nuklir dalam berbagai bidang pembangunan. Data PTLR pada tahun 2014 menunjukkan telah terjadi 3 kali insiden dimana 2 diantaranya disebabkan oleh unsafe act pekerja. Survei profil budaya keselamatan yang dilakukan pada tahun 2013, menunjukkan profil budaya keselamatan secara keseluruhan berada dibawah 65%. Data pemantauan proses kerja pada tahun 2011 bulan Juni hingga Juli menunjukkan bahwa dari 85 kali pemantauan ditemukannya 28 perilaku tidak selamat atau sebesar 32,94%. Menurut informasi yang didapatkan dari tim K3 perusahaan, PTLR telah menerapkan program-program K3, namun bentuk upaya manajemen perilaku masih kurang dilakukan, sehingga kasus kecelakaan dan bentuk-bentuk perilaku tidak selamat masih terjadi. Sehingga, dilakukan penelitian dengan tujuan untuk menjelaskan komitmen manajemen terhadap aspek-aspek dukungan manajemen, kerjasama tim, dan kebijakan perusahaan dalam menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) pada Pusat Teknologi Limbah Radioaktif (PTLR) BATAN tahun 2014. Metode yang digunakan adalah kualitatif yang bersifat deskriptif dan observasional melalui wawancara mendalam dan observasi data sekunder. Hasil penelitian menunjukkan komitmen manajemen dalam menerapkan SMK3 secara keseluruhan cukup baik. Dukungan manajemen dalam menerapkan SMK3 sudah cukup baik. Kerjasama tim dalam menerapkan SMK3 masih kurang baik dan Kebijakan PTLR dalam menerapkan SMK3 sudah baik.
Pusat Teknologi Limbah Radioaktif (PTLR) is an organizational unit under the Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) which is in charge of carrying out the research and development of the nuclear industry and nuclear science and technology applications in various fields of development. PTLR’s data in 2014 shows that an incident has occurred 3 times where 2 of them are caused by unsafe act of workers. Based on the results of the safety culture profile surveys conducted in 2013, the overall safety culture profile is below 65%. Data monitoring of the work process in June and July 2011 showed that out of 85 times monitoring 28 times unsafe behavior have found or by 32.94%. According to information obtained from the company safety team, PTLR has implemented safety program, but the forms of behavior management efforts are still less done, so the case of accidents and other forms of unsafe behavior still occur. This study aims to explain about the management's commitment to the aspects of management support, teamwork, and company policies to implement the Occupational Safety and Health Management System (OSHMS) at Pusat Teknologi Limbah Radioaktif (PTLR) BATAN 2014. The research method used descriptive and observational through in-depth interviews and observation of secondary data. The results showed the commitment of management to implement the Occupational Safety and Health Management System (OSHMS) overall is pretty good. Management support in implementing SMK3 good enough. Teamwork in implementing SMK3 still not good and PTLR’s Policy in implementing SMK3 at already good."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
S58731
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Likadja, Frans E.
Bandung: Binacipta, 1987
343.097 LIK m
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Arief Wijaya
2008
TA1710
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Isprianti
Depok: Universitas Indonesia, 2005
TA1287
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Sri Ayu Imaningtyas
"
ABSTRAKKualitas udara di kota Jakarta dewasa ini cenderung mengalami penurunan oleh adanya dampak negatif dan perkembangan kegiatan industri. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui keadaan kualitas udara di Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur dan daerah sekitarnya. Kualitas udara ditentukan berdasarkan nilai Index of Atmospheric Purity (IAP) dengan menggunakan lumut kerak sebagai bioindikator. Hasil penelitian inenunjukkan bahwa lumut kerak di kawasan industri dan daerah sekitarnya terdiri dari tiga jenis, yaitu dua jenis dari Inarga Physca, dan satu jenis dari marga Leprara. Dari data jumiah jenis, luas penutupan, dan frekuensi kehadiran tiap jenis lumut kerak tersebut, diketahui bahwa niiai lAP di Kawasan Industri Pulogadung adalah 7,35 sedangkan di daerah sekitarnya adalah 12,35. Berdasarkan kritenia penggolongan nilai IAP menurut LeBlanc & De Sloover, maka kualitas udara di kedua lokasi tersebut tenniasuk terceinar benat."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1994
S-Pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Iwan Kustiawan
"Kawasan perkotaan di Indonesia tumbuh secara dinamis sejalan dengan dinamika perkembangan demografis, ekonomi dan iisik-spasial. Ditinjau dari aspek spasial, kawasan perkotaan yang terbentuk cenderung bersifat ekspansif dan menunjukkan gejala urban sprawl yang semakin iidak terkendali, mengalih-fungsikan kawasan pertanian subur di pinggiran kota dan meningkatkan kebergantungan pada kendaraan bermotor. Penelitian ini mengeksplorasi keterkaitan antam bentuk perkotaan dan keberlanjutan perkotaan secara lingkungan, sosial, dan` ekonomi, sebagai landasan untuk melakukan intervensi terhadap struktur dau pola ruang kawasan perkotaan; dan merumuskan arahan pengembangan kawasan perkotaan secara spasial untuk mewujudkan stmktur dan pola ruang kawasan perkotaan yang lebih berkelanjutan sesuai dengan karakteristik spwifik kota, dengan wilayah studi di Kawasan Perkotaan Bandung. Hasil analisis keterkaitan bentuk perkotaan dan karakteristik sosial-ekonomi dengan pola perilaku pezjalanan 'penduduk pada skala kawasan perumahan (neighborhoocy menunjukkan bahwa unsur-unsur bentuk perkotaan mempunyai kaitan yang lebih besar daripada karakteristik sosiai-ekonomi terhadap pola/perllaku perjalanan. Hal ini berarti intervensi terhadap bentuk perkotazm, melalui unsur-unsurnya yang mencakup denstitas, diveisitas penggunaan lahan, desain, dan aksesibiltas, dapat memengaxuhi pola/perilaku pmjalanan, teruimna panjang pexjalanan 'dan konsekuensinya terhadap konsumsi energi, emisi yang dihasilkan dan kualitas udara perkotaan. Dalam konteks inilah kompaksi perkotaan dapat menjadi strategi alternatif untuk mcwujudkan kawasan perkotaan yang Iebih berkelanjutan.
Urban areas in Indonesia are growing so fast and dynamic. In spatial context, urban structure and land use pattern tends to growth expansively and become uncontrolled urban sprawl which impacting on the conversion of agricultural land in suburban and increasing of car dependency. This research explore relationship between urban form and its sustainability (environmental, social, and economy), as base as to do intervention to structure and pattern urban development; and formulates urban area development spatially toward more sustainable urban structure and pattern according to city specific characteristic, with Bandung Metropolitan Area as case study. Relationship urban form and socio economic characteristic with travel patem/behaviour on neighborhood scale point out that urban form elements have greater than socio economic characteristic to travel behaviour. It means intervention to urban form trough its element (density, diversity, design, and acceshaility) gets influence to travel behaviour, particularly on -travel _distance and its consequency to energy consumption, emission, and urban air quality. In the context, urban compaction cans be alternative strategy toward more sustainable urban development."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2010
D-1888
UI - Disertasi Open Universitas Indonesia Library