Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 177083 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"[LATAR BELAKANG
Di Indonesia, kanker payudara telah menjadi peringkat pertama dalam urutan kanker tertinggi yang diderita perempuan dan terapi hormonal masih merupakan pilihan terapi yang banyak digunakan pada penderita kanker payudara, termasuk pada kasus lanjut. Telah ditemukan GPR30, yang turut mengikat estrogen, dan hasil akhir dari kaskade yang diinisasi dari GPR30 ini adalah adanya proliferasi atau pertumbuhan sel, survival dari sel (anti-apoptosis), serta migrasi atau metastasis. Perilaku Tamoxifen juga disinyalir berbeda pada ER (estrogen receptor) dan pada GPR30, yang ternyata bersifat agonis terhadap GRP30, dan hasil akhirnya dapat menstimulasi timbulnya proliferasi.
METODE
Penelitian dilakukan secara kohor retrospektif, dilakukan di Poliklinik Bedah Onkologi Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta. Penelitian didasarkan pada data pasien dalam kurun waktu 2 (dua) tahun terakhir yaitu 2008-2010. Jenis kegiatan riset ini berupa literature dan theoritical study. Sampel penelitian dipilih secara consecutive sampling.
HASIL
Sebaran data berdasarkan hasil pemeriksaan didapatkan ER (-) pada 63,6% sampel, PR (-) pada 64,8% sampel, dan C-ERB 2 (-) pada 61,3% sampel. Dari sebaran data sampel berdasarkan status pemberian Tamoxifen didapatkan bahwa 61,4% sampel tidak mendapatkan terapi Tamoxifen. Dari sampel yang mendapatkan terapi Tamoxifen, 25 dari 34 sampel (73,5%) mendapatkan terapi hormonal ini kurang dari 2 tahun dan 26,5% sampel mendapatkan terapi lebih dari 2 tahun. Sebagian besar sampel (59,1%) memiliki compliance yang baik terhadap pengobatan, dan secara keseluruhan sampel, ditemukan adanya metastasis pada 26,1% sampel. Dari sampel penelitian yang ditemukan timbulnya metastasis, sebesar 69,6% sampel sudah terdapat metastasis jauh. Pada sampel yang mendapat terapi Tamoxifen kurang dari 2 tahun, terlihat sebesar 84% sampel tidak didapatkan timbulnya metastasis, sedangkan pada sampel yang mendapat terapi Tamoxifen lebih dari 2 tahun, sebesar 77,7% sampel didapatkan timbulnya metastasis.
KESIMPULAN
Terdapat kecenderungan yang kuat bahwa Tamoxifen, suatu antagonis ER yang parsial, berperan sebagai agonis pada GPR30, dan mengemukakan suatu penemuan baru bahwa sebenarnya terapi anti-estrogen konvensional selama ini, dapat bersifat stimulasi daripada inhibisi perkembangan dari tumor yang resisten terhadap Tamoxifen., BACKGROUNDS
In Indonesia, breast cancer has become number one in the incidence of highest number or cancers which is suffered by women, and hormonal therapy has still been one of the choice, included in advanced cases. GPR30, a novel protein, has been discovered, also binds estrogen, and the end result of this cascade is cell proliferation and growth, cell survival (anti-apoptosis), and migration or even metastases. The effect of Tamoxifen is also found different in ER (estrogen receptor) and GPR30, which is an agonist for GPR30, and resulting proliferation of cells.
METHODS
The research had been done in cohort retrospective, at Oncology Surgery Outpatient Clinic Cipto Mangunkusumo Hospital Jakarta. The research was based from patients data in 2008 until 2010. This is a literature and theoritical study. The samples were selected based from consecutive sampling.
RESULTS
The descriptive data finds ER (-) in 63,6% samples, PR (-) in 64,8% samples, and C-ERB 2 (-) in 61,3% samples. It is also found that 61,4% samples did not get Tamoxifen hormonal therapy. From the samples who got Tamoxifen hormonal therapy, 25 from 34 samples (73,5%) got this hormonal therapy for less than two years, and 26,5% samples got for more than two years. Most of the samples (59,1%) have good compliance in taking the medicines, and based from all samples, metastases were found in 26,1% samples, and from these samples, 69,6% samples has got distant metatases. Based on the samples who got Tamoxifen hormonal therapy for less than two years, 84% samples did not have metastases, whereas in samples who got it for more than two years, metastases were found in 77,7% samples.
CONCLUSION
There is a strong preference that Tamoxifen, a partial ER antagonist, acts as agonist in GPR30, and reveals a novel discovery that our conventional anti-estrogen therapy which has been used all these times, may act in stimulation rather than inhibition the tumor growth which is resistant in Tamoxifen.]"
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
SP-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Lisana Sidqi Aliya
"Latar Belakang: Sel punca kanker merupakan populasi sel minor yang memiliki kemampuan self-renewal dan proliferasi tak terbatas sehingga bersifat tumorigenik dan diduga berperan dalam penurunan sensitivitas terhadap berbagai terapi kanker. Tamoksifen merupakan terapi lini pertama pada kanker payudara ER positif namun penggunaan jangka panjangnya menimbulkan masalah resistensi. Beberapa faktor yang diduga berperan dalam penurunan sensitivitas sel terhadap Tamoksifen yakni modulasi pensinyalan estrogen melalui ER?66; dan ER?36 (yang diketahui memperantarai pensinyalan non-genomik), serta ekspresi transporter effluks seperti MRP2 yang berperan dalam penurunan kadar Tamoksifen intraseluler. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis efek pemaparan Tamoksifen berulang pada sel punca kanker payudara CD24-/CD44+, dalam kaitannya mengenai sensitivitas terapi melalui perubahan ekspresi estrogen reseptor alfa dan transporter efluks MRP2.
Metode: Selpunca kanker payudara CD24-/CD44+ dipaparkan Tamoksifen 1 ?M selama 21 hari dengan DMSO sebagai kontrol negatif. Viabilitas sel setelah pemaparan Tamoksifen diuji dengan metode trypan blue exclusion. Sifat tumorigenik sel setelah pemaparan (CD24-/CD44+(T)) diuji dengan mammossphere formation assay dan dibandingkan dengan sel CD24-/CD44+(0) yang belum dipaparkan Tamoksifen. Ekspresi mRNA Oct4, c-Myc, ER?66, ER?36 dan MRP2 dianalisis dengan one step quantitative RT-PCR.
Hasil: Terjadi penurunan sensitivitas sel punca kanker payudara CD24-/CD44+(T) yang dipaparkan Tamoksifen selama 21 hari yang ditunjukkan dengan kenaikan viabilitas sel hingga 125,2%. Tamoksifen tidak dapat menekan sifat tumorigenik sel CD24-/CD44+(T) yang dibuktikan melalui jumlah mammosfer yang tidak berbeda bermakna dibandingkan dengan CD24-/CD44+(0). Penurunan sensitivitas sel CD24-/CD44+(T) juga dibuktikan melalui peningkatan ekspresi Oct4 dan c-Myc; keduanya merupakan petanda pluripotensi dan c-Myc juga dikenal sebagai petanda keganasan. Parameter penurunan sensitivitas seperti ER?66, ER?36 dan MRP2 juga menunjukkan peningkatan ekspresi pada hari ke-15 namun menurun kembali pada hari ke-21 yang menunjukkan adanya mekanisme regulasi lain yang mungkin terlibat dalam penurunan sensitivitas sel punca kanker payudara terhadap Tamoksifen.
Kesimpulan: Pemaparan Tamoksifen berulang dapat menurunkan sensitivitas sel punca kanker payudara CD24-/CD44+ melalui perubahan ekspresi estrogen reseptor alfa dan transporter efluks MRP2.

Background: Cancer stem cells are minor population of cells possessing self-renewal and unlimited proliferation abilities which support their tumorigenicity and role in decreased sensitivity to many cancer therapies. Tamoxifen is a first line therapy for breast cancer patients with positive ER status. Nonetheless, after 5 years of its long term use eventually leads to recurrence and resistance in 50% of patients receiving tamoxifen therapy. Among some factors that might play role in decreased sensitivity to tamoxifen are modulation of estrogen signaling through ER?66 and ER?36 (the latter known for its non-genomic estrogen signaling), and expression of efflux transporter such as MRP2 responsible for decreased intracellular tamoxifen level. The objective of this study is to analyze the effects of long term tamoxifen exposure toward decreased sensitivity of the breast cancer stem cells CD24-/CD44+ through changes in expression of estrogen receptor alpha and efflux transporter MRP2.
Methods: Breast cancer stem cells CD24-/CD44+ were exposed to 1 ?M tamoxifen for 21 days with DMSO as negative control. After exposure with 1 ?M tamoxifen, the cell viability were tested by the trypan blue exclusion method. Cell tumorigenicity of tamoxifen-exposed CD24-/CD44+(T) and CD24-/CD44+(0) (before treatment) were tested by the mammosphere formation assay. The expression of Oct4, c-Myc, ER?66, ER?36 andMRP2 mRNAs were analyzed by one step quantiative RT-PCR.
Results: A decreased sensitivity of the breast cancer stem cells CD24-/CD44+ exposed with 1 ?M tamoxifen for 21 days was observed as indicated by an increased cell viability up to 125.2%. In the presence of tamoxifen, breast cancer stem cells CD24-/CD44+(T) exhibited tumorigenic properties as indicated in no significant difference in the formation of mammosphere unit compared to those of CD24-/CD44+(0). After exposure with 1 ?M tamoxifen for 21 days, an elevated level of Oct4 and c-Myc expressions were observed; both are known as pluripotency markers and the latter also known as marker of aggresiveness. Parameters for a decreased sensitivity such as ER?66, ER?36 and MRP2 also exhibited an elevated expression after 15 days of exposure, but the decreased expression after 21 days of exposure suggests that there might be another mechanism involved in decreased sensitivity of the breast cancer stem cells toward tamoxifen.
Conclusion: Long term tamoxifen exposure may decrease the sensitivity of the breast cancer stem cells CD24-/CD44+ through changes in expression of estrogen receptor alpha and efflux transporter MRP2.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hana Shabrina
"Tamoksifen merupakan salah satu antiestrogen golongan Selective Estrogen Receptor Modulator yang telah dijadikan standar utama dalam mengobati kanker payudara ER+. Tamoksifen akan mengalami metabolisme membentuk tiga metabolit aktif, diantaranya: N-desmetiltamoksifen, 4-hidroksitamoksifen, dan endoksifen, metabolit yang memberikan efek terapi. Konsentrasi endoksifen > 3,3 ng/mL pada sampel darah kering memiliki tingkat kekambuhan 30% lebih rendah. Dalam analisis kadar tamoksifen dan metabolitnya, pengambilan sampel darah dapat dilakukan melalui fingerprick dengan teknik biosampling Volumetric Absorptive Microsampling (VAMS). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kadar tamoksifen dan metabolit aktifnya pada 35 pasien kanker payudara dalam sampel VAMS untuk memantau kadarnya dalam darah dengan mengaplikasikan suatu metode analisis senyawa. Metode ultrasound-assisted liquid extraction digunakan untuk preparasi sampel VAMS dan dianalisis menggunakan Kromatografi Cair Kinerja Ultra Tinggi-Spektrometri Massa (KCKUT-SM/SM) dengan baku dalam propranolol. Metode analisis yang digunakan untuk penelitian ini telah divalidasi parsial dan telah memenuhi persyaratan serta linear pada rentang konsentrasi 2,5 – 200 ng/mL untuk tamoksifen; 2,5 – 40 ng/mL untuk endoksifen; 3 – 30 ng/mL untuk 4-hidroksitamoksifen; dan 2 – 600 ng/mL untuk N-desmetiltamoksifen. Hasil yang diperoleh dari 35 sampel VAMS ialah rentang kadar tamoksifen terukur 16,16 ng/mL hingga 160,82 ng/mL, kadar endoksifen 3,37 ng/mL hingga 28,09 ng/mL, kadar 4-hidroksitamoksifen 1,55 ng/mL hingga 24,08 ng/mL, dan kadar N-desmetiltamoksifen 206,01 ng/mL hingga 590,79 ng/mL. Semua sampel VAMS pasien yang dianalisis memiliki kadar endoksifen di atas 3,3 ng/mL melebihi ambang batas.

Tamoxifen is one of the antiestrogens of the Selective Estrogen Receptor Modulator class that has become the main standard in treating ER+ breast cancer. Tamoxifen is metabolized into three active metabolites, including: N-desmethyltamoxifen, 4-hydroxytamoxifen, and endoxifen, metabolites that provide therapeutic effects. Endoxifen concentrations above 3.3 ng / mL in dried blood spot have a 30% lower recurrence rate. In the analysis of tamoxifen levels and their metabolites, blood sampling can be done with biosampling technique, Volumetric Absorptive Microsampling (VAMS). This study aims to analyze the levels of tamoxifen, endoxifen, 4-hydroxytamoxifen, and N-desmethyltamoxifen in 35 breast cancer patients in VAMS samples to monitor their levels in the blood by applying a compound analysis method. Ultrasound-assisted liquid extraction method was used to extract VAMS samples and analyzed using UPLC-MS/MS with propranolol as internal standard. The analytical method used for this research has been partially validated and has met the requirements as well and linear with the linearity range of 2.5 – 200 ng/mL for tamoxifen; 2.5 – 40 ng/mL for endoxifen; 3 – 30 ng/mL for 4-hydroxytamoxifen; and 2 – 600 ng/mL for N-desmethyltamoxifen. The result on 35 VAMS samples showed that tamoxifen levels were in the range of of 16.16 ng / mL to 160.82 ng / mL; 3.37 ng / mL to 28.09 ng / mL for endoxifen; 1.55 ng / mL to 24.08 ng / mL for 4-hydroxytamoxifen; and 206.01 ng / mL to 590.79 ng / mL for N desmethytamoxifen. All VAMS samples of patients analyzed had endoxifen levels above 3.3 ng / mL exceeding the threshold."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Silalahi, Letare Merry Chresia
"ABSTRAK
Tamoksifen merupakan obat golongan Selective Estrogen Receptor Modulator SERM yang berikatan dengan reseptor estrogen secara kompetitif dan menghambat perkembangan dan proliferasi sel kanker payudara yang bergantung pada estrogen. Aktivitas farmakologi tamoksifen bergantung pada pembentukan metabolit yang lebih aktif secara klinis, yaitu 4-hidroksi-N-desmetiltamoksifen endoksifen , yang memiliki aktivitas anti-estrogen 100 kali lebih besar daripada tamoksifen. Pada penelitian ini, endoksifen dalam plasma diukur pada 40 pasien kanker payudara yang telah menerima terapi tamoksifen minimal 2 bulan. Sampel darah 3 mL diambil dengan rentang waktu pengambilan yang bervariasi. Endoksifen dianalisis menggunakan kromatografi cair kinerja ultra tinggi ndash; tandem spektrometer massa. Metode ini linier dengan rentang 0,625 ndash; 250 ng/mL untuk tamoksifen dan 0,125 ndash; 100 ng/mL untuk endoksifen. Hasil analisis kadar endoksifen pada kondisi kesetimbangan 40 pasien kanker payudara menunjukkan kadar tamoksifen dan endoksifen terukur berada pada rentang 42,19 ng/mL sampai dengan 249,23 ng/mL dan 1,51 ng/mL sampai dengan 26,62 ng/mL secara berurutan. Sebanyak 80 pasien memiliki konsentrasi endoksifen dalam plasma di atas ambang batas klinis 5,9 ng/mL . Konsentrasi endoksifen di atas ambang batas diharapkan memiliki kemampuan anti kanker yang tinggi.

ABSTRACT
Tamoxifen, a selective estrogen receptor modulator SERM , which competitively binds to estrogen receptors ERs . Tamoxifen inhibits estrogen dependent growth and proliferation of breast cancer cells. The pharmacological activity of tamoxifen depends on the formation of the clinically active metabolites, 4 hydroxy N desmethyltamoxifen endoxifen , which has 100 fold greater anti estrogenic activity than tamoxifen. In this research, plasma endoxifen were determined in 40 breast cancer patients received tamoxifen for at least 2 months. Blood samples 3 mL were collected at a various time point after last drug intake. Endoxifen were analyzed using Ultra High Performance Liquid Chromatography ndash Tandem Mass Spectrometry. This method was linear with the range 0,625 ndash 200 ng mL for tamoxifen and 0,125 ndash 100 ng mL for endoxifen. Result of the analysis of steady state endoxifen concentration in 40 breast cancer patients showed measured values of endoxifen were in the range of 42,19 ng mL to 249,23 ng mL and 1,52 ng mL to 26,62 ng mL respectively. About 80 of patients had plasma endoxifen concentrations above the clinical threshold 5,9 ng mL . Endoxifen concentration above the threshold is expected to have high levels for anticancer effect."
2017
S69810
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Callista Andinie Mulyadi
"Tamoksifen merupakan obat golongan Selective Estrogen Receptor Modulator SERM yang digunakan sebagai terapi adjuvan kanker payudara ER. Setelah administrasi, tamoksifen dimetabolisme menjadi dua metabolit utama: endoksifen yang dapat memberikan efek terapi, dan 4-hidroksitamoksifen yang menurut beberapa penelitian dapat meningkatkan risiko terjadinya kanker endometrium. Efektivitas terapi tamoksifen yang diterima pasien dapat ditinjau melalui pencapaian kadar ambang batas dari endoksifen, dimana pasien yang memiliki kadar endoksifen > 3,3 ng/mL memiliki kemungkinan kekambuhan 26 lebih rendah. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan analisis tamoksifen, endoksifen dan 4-hidroksitamoksifen dalam sampel dried blood spot DBS dari 14 orang pasien kanker payudara yang mendapatkan tamoksifen sebagai terapi adjuvan, sebagai bentuk aplikasi klinis metode analisis senyawa dan untuk mengevaluasi efektivitas terapi tamoksifen yang diterima pasien. Sampel DBS diekstraksi dengan metode pengendapan protein dan dianalisis menggunakan kromatografi cair kinerja ultra tinggi-tandem spektrometri massa KCKUT-SM/SM. Metode ini telah divalidasi parsial dan linear pada rentang 5 ndash; 200 ng/mL untuk tamoksifen, 1 ndash; 40 ng/mL untuk endoksifen dan 0,5-20 ng/mL untuk 4-hidroksitamoksifen. Pada sampel DBS dari 14 pasien kanker payudara yang dianalisis, kadar tamoksifen terukur berkisar antara 58,27 ng/mL hingga 183,53 ng/mL, kadar endoksifen terukur berkisar antara 4,55 ng/mL hingga 28,77 ng/mL, kadar 4-hidroksitamoksifen terukur berkisar antara 0,72 ng/mL hingga 8,19 ng/mL. Seluruh pasien memiliki kadar endoksifen di atas ambang batas 3,3 ng/mL.

Tamoxifen is a Selective Estrogen Receptor Modulator SERM that is used as an adjuvant therapy for ER breast cancer. Upon administration, tamoxifen is metabolized to two main metabolites endoxifen which is responsible for its therapeutic effect and 4 OHT which can increase the risk of endometrial cancer according to some researches. Efficacy of tamoxifen therapy can be assessed from clinical threshold of endoxifen, in which patients with endoxifen level above 3,3 ng mL have a 26 lower recurrence rate. This research aims to analyze tamoxifen, endoxifen and 4 hydroxytamoxifen in dried blood spots from 14 breast cancer patients who received tamoxifen as an adjuvant therapy, as clinical application of developed method and to evaluate the effectivity of the therapy received by patients. DBS samples are extracted by protein precipitation method and are analyzed using UPLC MS MS. This method is partially validated and linear within range of 5 ndash 200 ng mL for tamoxifen, 1 ndash 40 ng mL for endoxifen, and 0,5 ndash 20 ng mL for 4 hydroxytamoxifen. The result on 14 breast cancer patients showed that tamoxifen levels were in the range of 58,27 ng mL to 183,53 ng mL, endoxifen 4,55 ng mL to 28,77 ng mL, and 4 hydroxytamoxifen 0,72 ng mL to 8,19 ng mL. All patients showed endoxifen level above the clinical threshold 3,3 ng mL.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nathania Leony
"Tamoksifen merupakan pilihan terapi hormon pertama dan utama yang digunakan pada pasien kanker payudara estrogen positif. Tamoksifen memiliki efek klinis yang bergantung pada pembentukan salah satu metabolitnya, yaitu 4-hidroksi-N-desmetiltamoksifen endoksifen . Metode yang sensitif dan selektif, serta tervalidasi menggunakan kromatografi cair ndash; tandem spektrometri massa dikembangkan pertama kali di Indonesia untuk menganalisis tamoksifen, endoksifen, dan klomifen sebagai baku dalam. Metode telah divalidasi penuh mengacu pada ketentuan dari European Medicines Agency EMEA . Adapun pemisahan secara kromatografi fase terbalik dilakukan pada kolom Acquity UPLC BEH C18 column 1,7 ?m, 2,1 mm x 100 mm , dengan laju alir 0,200 mL/menit dan kondisi gradien dari asam formiat 0,2 dan asetonitril selama 6,50 menit. Preparasi sampel menggunakan ekstraksi cair-cair dengan etil asetat dan analisis kuantitatif analit dilakukan menggunakan spektrometri massa triple quadrople dengan electrospray ionization ESI mode ion positif. Nilai transisi pada multiple reaction monitoring MRM diatur pada 372,22 > 72,22 m/z untuk tamoksifen, 374,29 > 58,20 m/z untuk endoksifen, dan 406,28 > 100,17 m/z untuk klomifen. Secara keseluruhan, metode yang telah divalidasi memiliki akurasi diff -10,82 hingga 13,10 dan presisi KV antar-hari: 5,19-12,38 yang baik, serta sensitif dengan nilai batas kuantifikasi lebih rendah LLOQ yang diperoleh 0,625 ng/mL dan 0,125 ng/mL untuk tamoksifen dan endoksifen.

Tamoxifen is the first and most commonly used hormonal therapy among estrogen positive breast cancer patients. Tamoxifen clinical efficacy is also depended on one of its metabolites formation, 4 hydroxy N desmethyltamoxifen endoxifen . A highly sensitive, selective, and validated liquid chromatography ndash tandem mass spectrometry method was developed first time in Indonesia to analyze tamoxifen, endoxifen, and clomiphene as the internal standard. The analytical method had been fully validated according to European Medicines Agency EMEA guidelines. A reverse phase chromatography separation was performed on an Acquity UPLC BEH C18 column 1,7 m, 2,1 mm x 100 mm , eluted at a flow rate 0,200 mL min under a gradient of 0,2 formic acid and acetonitrile within 6,50 minutes. Plasma samples were purified using ethyl acetate liquid liquid extraction method and analytes quantification was performed by a triple quadrupole mass spectrometry with electrospray ionization ESI in positive ion mode. The multiple reaction monitoring MRM was set at 372,22 72,22 m z for tamoxifen, 374,29 58,20 m z for endoxifen, and 406,28 100,17 m z for clomiphene. Overall, the validated method was accurate diff 10,82 to 13,10 , precise between run CV 5,19 12,38 , and sensitive with the lower limit of quantification LLOQ at 0,625 ng mL and 0,125 ng mL for tamoxifen and endoxifen, respectively.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2017
S68377
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erwin
"Tamoksifen merupakan obat pilihan pertama untuk terapi hormonal pada pasien kanker payudara sebagai terapi ajuvan. Efek antiestrogen dari tamoksifen sangat ditentukan oleh metabolit aktifnya, yaitu endoksifen. Pada penelitian ini dilakukan analisis tamoksifen dan endoksifen dalam sampel dried blood spot DBS dari 40 orang pasien kanker payudara yang memperoleh regimen tamoksifen. Sampel DBS diekstraksi dengan metode ultrasound-assisted liquid extraction dan dilakukan analisis menggunakan kromatografi cair kinerja ultra tinggi-tandem spektrometri massa KCKUT-SM/SM . Metode bioanalisis tamoksifen dan endoksifen serta klomifen sebagai baku dalam secara simultan dalam DBS menggunakan KCKUT-SM/SM telah divalidasi parsial dalam penelitian ini. Hasil uji akurasi dan presisi within-run dengan metode ini memperoleh nilai diff dan KV tidak lebih dari 15 dan tidak lebih dari 20 untuk konsentrasi LLOQ. Kurva kalibrasi untuk tamoksifen diperoleh pada rentang 5 ndash; 200 ng/mL dan 1 ndash; 40 ng/mL untuk endoksifen dengan nilai r > 0,99. Hasil analisis pada 40 pasien kanker payudara menunjukkan kadar tamoksifen berada pada rentang 40,28 ng/mL hingga 194,10 ng/mL dan kadar endoksifen dengan rentang 1,25 ng/mL hingga 18,02 ng/mL. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat 4 pasien memperoleh terapi tamoksifen yang kurang efektif berdasarkan konsentrasi ambang batas endoksifen dalam sampel DBS yaitu 3,3 ng/mL.

Tamoxifen is the first choice of hormonal therapy in breast cancer patients as their adjuvant therapy. The antiestrogen effect of tamoxifen is highly determined by its active metabolite, endoxifen. In this research, analysis of tamoxifen and endoxifen with clomiphene as the internal standard were performed in dried blood spot DBS samples of 40 breast cancer patients who received tamoxifen in their regiment. DBS samples were extracted by ultrasound assisted liquid extraction and analyzed using ultra high performance liquid chromatography tandem mass spectrometry UHPLC MS MS . A simultaneous quantification method of tamoxifen and endoxifen in DBS using UHPLC MS MS had been partially validated in this study. The diff and CV of within run accuracy and precision obtained in this method were no more than 15 and no more than 20 for LLOQ. The calibration curve range for tamoxifen obtained was 5 200 ng mL and 1 40 ng mL for endoxifen with r 0.99. The analysis results of 40 breast cancer patients showed tamoxifen levels were within the range of 40.28 ndash 194.10 ng mL and endoxifen within 1.25 ndash 18.02 ng mL. These results suggested that there were 4 patients received less effective tamoxifen therapy based on the endoxifen threshold in the DBS sample which was 3.3 ng mL.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2017
S66922
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tesanika Ribka Joulin
"Tamoksifen merupakan salah satu antikanker golongan Selective Estrogen Receptor Modulators SERMs berupa prodrug yang akan dimetabolisme menjadi bentuk metabolit aktif yang memiliki afinitas lebih tinggi terhadap ER daripada tamoksifen itu sendiri, yaitu endoksifen dan 4-hidroksitamoksifen. Oleh sebab itu, efektivitas terapi dengan tamoksifen ditentukan oleh konsentrasi metabolitnya. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh metode analisis tamoksifen, endoksifen, dan 4-hidroksitamoksifen secara simultan dalam dried blood spot yang optimum dan tervalidasi dengan klomifen sebagai baku dalam menggunakan kromatografi cair tandem spektrometri massa KCKUT-SM/SM, sehingga dilakukan optimasi dan validasi penuh dalam penelitian ini. Ekstraksi dilakukan secara pengendapan protein menggunakan pelarut metanol. Pemisahan dilakukan pada kolom UPLC Class BEH C18 menggunakan fase gerak asam formiat 0,1 - asam formiat 0,1 dalam asetonitril 35:65 secara isokratik pada laju alir 0,25 mL/menit. Deteksi massa dilakukan dengan mode ESI untuk tamoksifen, endoksifen, 4-hidroksitamoksifen, dan baku dalam klomifen dengan nilai m/z berturut-turut 372,2>72,27; 374,29>58,2; 388,29>72,19; dan 406,28>100,17. Metode ini linear dalam rentang 5-200 ng/mL untuk tamoksifen; 1-40 ng/mL untuk endoksifen; dan 0,5-20 ng/mL untuk 4-hidroksitamoksifen dengan r berturut-turut 0,9983; 0,9964; dan 0,9981. Nilai diff dan KV tidak melebihi 15 dan tidak melebihi 20 pada konsentrasi LLOQ. Metode ini telah berhasil memenuhi persyaratan validasi yang mengacu pada EMA Guidelines 2011.

Tamoxifen is an anticancer of Selective Estrogen Receptor Modulators SERMs which will be metabolized into an active metabolite form that has a higher affinity to ER than tamoxifen itself. Those metabolites are endoxifen and 4 hydroxytamoxifen. Therefore, the effectiveness of therapy with tamoxifen is determined by its metabolite concentration. The purpose of this study was to obtain a validated analysis method of tamoxifen, endoxifen, and 4 hydroxytamoxifen simultaneously in dried blood spot with clomiphene as the internal standard using liquid chromatography ndash tandem mass spectrometry, so optimization and full validation are conducted in this research. Extraction was performed by protein precipitation using methanol. The separation was performed on UPLC Class BEH C18 using formic acid 0,1 formic acid 0,1 plus acetonitrile 35 65 as the mobile phase in isocratic mode at 0,25 mL minute. The detection of the mass was performed using ESI for tamoxifen, endoxifen, 4 hydroxytamoxifen, and clomiphene as the internal standard with m z value 372,2 72,27 374,29 58,2 388,29 72,19 dan 406,28 100,17. This method is linear in the range 5 200 ng mL for tamoxifen 1 40 ng mL for endoxifen and 0,5 20 ng mL for 4 hydroxytamoxifen with r value 0,9983 0,9964 and 0,9981. diff and CV of the assay were within 15 and within 20 for LLOQ. This method has successfully fulfilled validation requirement refers to EMA Guidelines 2011."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Christoffel William Putra Untu
"Tamoxifen adalah modulator reseptor kanker estrogen selektif (SERM) kanker payudara obat yang berikatan dengan reseptor estrogen (ER). Tamoxifen dimetabolisme oleh enzim CYP2D6 menjadi metabolit yang lebih aktif, termasuk N-desmethyltamoxifen, 4-hydroxitamoxifen, dan
4-hydroxy-N-desmethyltamoxifen (endoxifen). Sejauh ini metode analitik dapat dilakukan menggunakan metode bioanalisis menggunakan sampel plasma dan sampel darah lengkap menggunakan metode biosampling tusuk jari. Biosampling tusuk jari dapat dilakukan dengan Darah Kering Spot (DBS) dan Volumetric Absorbtive Microsamplings (VAMS). Penelitian ini bertujuan untuk
membandingkan parameter rasio area puncak, pemulihan, selektivitas, efek matriks, dan stabilitas pada analisis tamoxifen dan metabolitnya antara DBS Perkin Elmer 226 dan VAMS Neoteryx MITRA®. Persiapan sampel dilakukan dengan ekstraksi pelarut metode dan ekstraksi berbantuan sonication menggunakan metanol sebagai pelarut ekstraksi. Pemisahan dilakukan dengan kromatografi fase terbalik menggunakan Acquity UPLCBEH C18 kolom (2,1 x 100 mm; 1,7 μm), dengan laju aliran 0,2 mL / menit, dan di bawah gradien fase gerak asam format 0,1% dan asam format 0,1% dalam asetonitril untuk 5 menit. Analisis kuantitatif analit dilakukan menggunakan massa triple quadrupole spektrometri dengan ionisasi electrospray (ESI) dalam mode ion positif. Kelipatan pemantauan reaksi (MRM) ditetapkan pada m / z 372.2> 72.27 untuk tamoxifen, 388.29> 72.19 untuk 4 hydroxitamoxifen, 374.29> 58.2 untuk endoxifen dan m / z 260.2> 116.2 untuk propranolol hidroklorida sebagai standar internal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan signifikan dalam nilai rasio area puncak (p <0,05), pemulihan (p <0,05), dan efek matriks (p <0,05). Secara keseluruhan, hasil analisis menggunakan VAMS biosampling Neoteryx MITRA® memberikan hasil yang lebih baik daripada DBS Perkin Elmer 226.

Tamoxifen is a selective estrogen cancer receptor modulator (SERM) breast cancer drug that binds to the estrogen receptor (ER). Tamoxifen is metabolized by the CYP2D6 enzyme into more active metabolites, including N-desmethyltamoxifen, 4-hydroxitamoxifen, and
4-hydroxy-N-desmethyltamoxifen (endoxifen). So far the analytical method can be carried out using the bioanalysis method using plasma samples and using complete blood samples fingerprint biosampling method. Finger puncture biosampling can be done with Dry Blood Spot (DBS) and Volumetric Absorbtive Microsamplings (VAMS). This research tries to compared the parameters of peak area ratio, recovery, selectivity, matrix effects, and risk in the analysis of tamoxifen and its metabolites between DBS Perkin Elmer 226 and Neoteryx MITRA® VAMS. Sample preparation was carried out by solvent extraction method and sonication-assisted extraction using methanol as extraction solvent. Separation was carried out by reverse phase chromatography using Acquity UPLCBEH C18 columns (2.1 x 100 mm; 1.7 μm), with a flow rate of 0.2 mL / min, and under the mobile phase a 0.1% acid formic phase and form 0.1% acid in acetonitrile for 5
minute. Quantitative analytic analysis was performed using triple quadrupole triple spectrometry with electrospray ionization (ESI) in positive ion mode. Multiples regulating reaction (MRM) are set at m / z 372.2> 72.27 for tamoxifen, 388.29> 72.19 for 4 hydroxitamoxifen, 374.29> 58.2 for endoxifen and m / z 260.2> 116.2 for propranolol hydrochloride as an internal standard. The results showed a significant difference in the values ​​of the peak area ratio (p <0.05), recovery (p <0.05), and the effect of the matrix (p <0.05). Overall, the results of the analysis using Neameryx MITRA® VAMS biosampling gave better results than DBS Perkin Elmer 226.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadhirah Atikafaza
"Tamoksifen adalah selective estrogen receptor modulator yang menginhibisi situs ligand-binding reseptor estrogen ER pada terapi kanker payudara. Oleh karena afinitasnya lemah terhadap ER, efektivitas terapi ditentukan dari ambang batas konsentrasi metabolitnya yang paling poten, yaitu 4-hidroksi-N-desmetiltamoksifen. Tujuan penelitian ini adalah memperoleh metode analisis tamoksifen dan 4-hidroksi-N-desmetiltamoksifen secara simultan dalam dried blood spot yang selektif dan sensitif serta tervalidasi dengan klomifen sebagai baku dalam menggunakan kromatografi cair ndash; tandem spektrometri massa KCKUT-SM/SM . Ekstraksi dilakukan menggunakan metanol-asetonitril 50:50 . Pemisahan dilakukan pada kolom UPLC Class BEH C18 menggunakan fase gerak asam formiat 0,2 -asetonitril menggunakan mode elusi gradien pada laju alir 0,2 mL/menit. Deteksi massa dilakukan pada Waters Xevo TQD dengan Electrospray Ionization positif untuk tamoksifen, 4-hidroksi-N-desmetiltamoksifen, dan baku dalam klomifen dengan nilai m/z berturut-turut: 372,22>72,22; 374,29>58,2; 406,28>100,17. Metode ini linear dalam rentang 5-200 ng/mL untuk tamoksifen dan 1-40 ng/mL untuk endoksifen dengan r berturut-turut 0,9997 dan 0,9980. Nilai diff dan KV untuk akurasi dan presisi intra hari dan antar hari tidak melebihi 15 dan tidak melebihi 20 pada konsentrasi LLOQ. Metode ini telah berhasil memenuhi persyaratan validasi yang mengacu pada EMA Guidelines 2011.

Tamoxifen is selective estrogen receptor modulator that inhibit ligand binding site of estrogen receptor ER for breast cancer therapy. As it has weak affinity to ER, the effectivity of therapy is determined by the concentration threshold of the most potent metabolite, which is 4 hydroxy N desmethyltamoxifen. The purpose of this study was to obtain selective and sensitive, also validated analysis method of tamoxifen and 4 hydroxy N desmethyltamoxifen simultaneously in dried blood spot using liquid chromatography ndash tandem mass spectrometric LC MS MS . Extraction was performed using methanol acetonitrile 50 50 . The separation was performed on UPLC Class BEH C18 column using formic acid 0,2 acetonitrile as the mobile phase in gradient elution mode at 0,2mL minute. The detection of the mass was performed on Waters Xevo TQD using positive Electrospray Ionization for tamoxifen, 4 hydroxy N desmethytamoxifen, and clomiphene as the internal standard with m z value 372,22 72,22 374,29 58,2 406,28 100,17, respectively. This method is linear in the range 5 200 ng mL for tamoxifen and 1 40 ng mL for 4 hydroxy N desmethyltamoxifen with r value 0.9997 and 0.9980, respectively. diff and CV of intra day and inter day accuracy and precision assay were within 15 and within 20 for LLOQ. This method successfully fulfilled validation requirement refers to EMA Guidelines 2011.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2017
S67375
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>