Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 155587 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sella Adelina
"Maybelline sebagai brand kosmetik impor yang mulai merajai pasar Indonesia baru saja mengangkat brand ambassador, yaitu Velove Vexia. Velove yang seorang aktris setelah menamatkan studi di Amerika kini kurang terdengar di layar kaca. Selain itu ada inkonsistensi antara pesan dari Maybelline dan kepribadian Velove. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah keputusan Maybelline dalam menggunakan Velove Vexia sudah tepat. Dengan menggunakan teori celebrity endorsement dan menganalisa dengan indikator dari Lea-Greenwood, Velove Vexia dirasa cukup tepat namun perlu usaha lebih dari Maybelline untuk mampu memaksimalkan promosi yang dilakukan.

Maybelline as an import make up brand that started to overcome Indonesian market is hiring their new brand ambassador, Velove Vexia. Velove is an actrees who had finished her study in US now is rarely shown on TV. Beside that, there's an incostencistency between the message from Maybelline and Velove's personality. This study aims to tknow wheter the use of Velove is effective enough for Maybelline or not. By using celebrity endorsement theory and analyze with the Lea-Greenwood indicator, Maybelline needs to maximize Velove’s ability to promote a better promotional message."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Hanina Ar Ridho
"Saat ini penggunaan selebriti endorser pada iklan menjadi salah satu cara untuk mencapai efektivitas periklanan, terutama untuk kosumen Muslim menjadi perhatian untuk mencapai efektivitas periklanan.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan kredibilitas selebriti dan efektivitas periklanan survei pada iklan kosmetik Wardah. Populasi pada penelitian ini merupakan konsumen yang belum pernah menggunakan produk kosmetik Wardah dan beragama Islam. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan non probability sampling - purposive sampling.
Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan membagikan kuesioner secara online kepada reponden dan berhasil dikumpulkan sebanyak 300 kuesioner. Penelitian ini menggunakan analisis pengolahan data menggunakan Structural Equation Modeling SEM.
Hasil pengolahan data menunjukkan bahwa celebrity credibility memiliki pengaruh signifikan terhadap attitude towards the advertising dan purchase behavior. Selain itu, religiosity memiliki pengaruh negatif signifikan pada celebrity credibility terhadap attitude towards the advertising dan memiliki pengaruh signifikan positif pada celebrity credibility terhadap purchase behavior.

Nowadays the use of celebrity endorsers on advertising is one way to achieve advertising effectiveness, especially for Muslim consumers to be concerned about achieving advertising effectiveness.
This study aims to analyze the relationship of celebrity credibility and advertising effectiveness survey on Wardah cosmetic advertisement. The population in this study are consumers who have never used Wardah cosmetic products and are Muslim. The sampling technique was done with non probability sampling purposive sampling.
Data collection in this study was done by distributing questionnaires online to reponden and back as many as 300 questionnaires. This research uses data processing analysis using Structural Equation Modeling SEM.
The results of data processing show that celebrity credibility has a significant influence on attitude towards the advertising and purchase behavior. However, it has a significant negative effect on the religiosity relationship on celebrity credibility and attitude towards the advertising and positive significant influence on religiosity relationship to celebrity credibility and purchase behavior.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dinda Niken Rachmatianti
"Maybelline New York sebagai anak perusahaan milik L'oreal merupakan salah satu merek kosmetik kategori massa (mass cosmetic) di Indonesia. Saat ini Maybelline New York menghadapi tantangan dalam bersaing dengan berbagai merek kosmetik lainnya dimana setiap merek dari produk kosmetik memiliki personality yang berbeda.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh brand personality terhadap minat beli konsumen pada merek kosmetik Maybelline New York serta melihat dimensi brand personality manakah yang paling berpengaruh terhadap minat beli merek kosmetik Maybelline New York.
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan teknik pengambilan sampel purposif. Pada penelitian ini sampel yang diambil adalah sebanyak 100 responden.
Hasil penelitian ini membuktikan bahwa brand personality memiliki pengaruh yang signifikan terhadap minat beli pada Maybelline New York dan dimensi sincerity dari brand personality memiliki pengaruh yang paling signifikan terhadap minat beli konsumen.

Maybelline New York as a Sister Company of L`oreal is one of the mass cosmetic brand in Indonesia. Maybelline New York nowadays was facing a challenge in a competition with other cosmetic brands where each brand from cosmetic product had a specific personality.
The intention of this research was to find the influence of brand personality to the consumer`s willingness to purchase Maybelline New York and also to find which brand personality dimension had the most influence towards consumer`s purchase intention on Maybelline New York.
Quantitative method with purposive sampling technique was applied in this research using 100 respondent sample.
The result of this research proved that brand personality had a significant effect towards purchase intention and the sincerity dimension of brand personality had the most significant influence to the consumer`s willingness to purchase Maybelline New York cosmetic brand.
"
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2014
S56285
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Devy Irsyanti Putri
"Salah satu alasan mengapa wanita berdandan dengan menggunakan kosmetika adalah agar dapat diterima oleh lingkungannya. Keinginan ini dimanfaatkan produsen kosmetika untuk memproduksi berbagai macam kosmetika barn sehingga tak heran jika dari hari ke hari persaingan dalam industri ini semakin ketat. Disini komunikasi pemasaran mernegang peranan panting sebagai aspek kritis dari keseluruhan rnisi pemasaran. Salah satu bentuk dari komunikasi pemasaran adalah iklan. Untuk menarik perhatian audiens, pengiklan sering menggunakan endorser di dalam ildan-iklannya.
Menurut model-product type malchup penggunaan endorser dalam iklan akan lebih efektif jika ada kesesuaian antara tipe endorser dengan jenis produk karena perbedaan tipe endorser mempunyai pengaruh yang berbeda terhadap produk yang diiklankan (Solomon, Ashmore dan Longo 1992; Lynch dan Schuler 1994). Jika penelitian sebelumnya cenderung membedakan tipe endorser berdasarkan daya tank (attractiveness) (Baker dan Churchill 1977 dalam Till dan Busler 2000; Caballero dan Solomon 1984; Kahle dan Homer 1985; Kamins 1990; Lynch dan Schuler 1994), pada penelitian kali ini dicoba untuk membedakan tipe endorser menjadi celebrity endorser dan non-celebrity endorser. Celebrity endorser dan non-celebrity endorser mempunyai perbedaan karakteristik yang menyebabkan masing-rnasing mempunyai keunggulan dan kelemahan dalam penggunaannya. Selain itu, pembedaan berdasarkan daya tank (attractiveness) dirasa tidal: relevan digunakan untuk produk kosmetika karena pengiklan akan cenderung menggunakan endorser yang cantik/menarik (attractive) agar mengesankan bahwa endorser memperoleh penampilan seperti itu clan penggunaan kosmetika yang diiklankannya.
Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis kesesuaian antara tipe endorser dengan jenis produk dalam iklan kosmetika ditinjau dari dirnensi atribut endorser yaitu daya tank (attractiveness), kejujuranlsifat dapat dipercaya (trustworthiness) dan keahlianlpengalaman (expertise). Berdasarkan defmisi kosmetika dalam Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.386IMen.Kes./SKIN/1994, jenis kosmetika dapat dibedakan menjadi kosmetika untuk menambah daya tank (enhancing appearance cosmetics), untuk perawatan (beauty care cosmetics) dan untuk mengatasi masalah penampilan dengan memperbaiki atau menyembunyikan suatu kekurangan pada penampilan (problem solving cosmetics).
Data primer dalam penelitian ini didapat melalui survei dengan menggunakan tiga kuesioner yang berbeda untuk tiap jenis kosmetika. Unit analisis penelitian adalah mahasiswi Universitas Indonesia Depok_ Pertanyaan dalam kuesioner merupakan gabungan antara pertanyaan tertutup dan pertanyaan terbuka. Pertanyaan bagian a dari masing-masing nomor merupakan pertanyaan tertutup yang berbentuk dikotomi yaitu pertanyaan dengan dua kemungkinan jawaban, sedangkan pertanyaan b dari masing-masing nomor merupakan pertanyaan tertutup (dengan nilai antara 1-10) untuk memberikan nilai terhadap selebriti dan non-selebriti sesuai pertanyaan a. Untuk menanyakan alasan keinginan responden untuk membeli kosmetika digunakan pertanyaan terbuka.
Dalam penelitian ini, analisis pada masing-masing atribut endorser (attractiveness, trustworthiness dan expertise) memberikan basil yang berbeda mengenai tipe endorser mana yang lebih sesuai untuk masing-masing jenis produk (enhancing appearance, beauty care dan problem solving cosmetics). Dalam penelitian ini juga ditemukan bahwa atribut kejujuran (trustworthiness) dan keahlian (expertise) endorser yang didapatkan dari pengalaman dalam menggunakan produk yang diiklankan merupakan atribut yang sangat mempengaruhi keinginan membeli (purchase intention) suatu produk kosmetika."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2003
T20194
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kussusilowati Trihandayani
"Dalam pasar persaingan bebas, merek lokal bersaing ketat dengan merek global. Pembangunan merek global memiliki keunggulan utama yaitu economies of scale, khususnya dalam iklan dan promosi, public relations, kemasan, dan kegiatan-kegiatan pemasaran lainnya. Dengan menggunakan satu wajah tunggal perusahaan atau produk, keputusan-keputusan desain menjadi lebih mudah dan lebih hemat dalam produksi, penelitian, dan pengembangan. Sedangkan keunggulan pembangunan merek lokal mempunyai kebebasan untuk mengembangkan nama-nama merek, unsur-unsur visual, asosiasi untuk masing-masing konsumen, dan memproduksinya secara lokal. Salah satu cara membangun merek suatu produk untuk memenangkan persaingan adalah dengan beriklan.
Dalam tesis ini, penulis menganalisis makna tanda dalam iklan merek lokal dan global, dan strategi penyusunan pesan iklan merek lokal dan merek global. Iklan yang digunakan adalah iklan kosmetik Sariayu versi Kharisma Jogja dan versi Bunga Khatulistiwa dan iklan kosmetik Revlon versi Animal Instinct dan versi James Bond 007.
Penelitian deskriptif ini bersifat kualitatif dengan menggunakan teknik analisis semiotik-Dalam melakukan analisis semiotik, penulis menggunakan konsep strategi penyusunan pesan iklan dari Philip Kotler. Untuk itu penulis menggabungkan konsep analisis semiotika iklan dari Roland Barthes dengan konsep elemen-elemen iklan dari Gilson dan Berkman serta konsep signeme non verbal dari Arthur Asa Berger. Selain itu, penulis juga menggunakan konsep teknik pengambilan gambar dari Arthur Asa Berger.
Paduan antara konsep-konsep tersebut menghasilkan rumusan baru yang dikemukakan oleh penulis, yaitu Analisis Semiotika Iklan Kosmetik Terpadu yang mangandung unsur (1) pesan linguistik: a. headline, subhead, body copy, slogan, (2) pesan ikonik terkodekan: a. gaya rambut, b. struktur wajah, c. ekspresi wajah, d. tata rias, e. desain iklan, f warna, (3) pesan ikonik tak dikodekan: a. gaya rambut, b. struktur wajah, c. ekspresi wajah, d. tata rias, e. desain iklan, f. warna, (4) teknik pengambilan gambar.
Hasil penelitian yang didapat menunjukkan bahwa makna tanda iklan kosmetik merek lokal lebih menonjolkan unsur-unsur tradisional dan potensi yang dimiliki oleh Indonesia. Sedangkan iklan merek global lebih menonjolkan hal-hal yang sifatnya universal dan trend dunia. Selain itu, penelitian ini juga menunjukkan bahwa strategi penyusunan pesan iklan kosmetik lokal dan global adalah: (1) Menggunakan gaya citra (image), (2) menggunakan pendekatan seksual dan emosional, (3) menggunakan beberapa kata asing, (4) menggunakan model wanita cantik, (5) menggunakan teknik pengambilan gambar secara close up.
Dan hasil analisis, penulis mencoba memberikan beberapa rekomendasi praktis, yaitu (1) Iklan merek lokal dapat tetap menonjolkan unsur-unsur tradisional dan potensi yang dimiliki oleh Indonesia, sedangkan iklan merek global sebaiknya menyesuaikan isi pesan dengan budaya Indonesia, agar tercipta kedekatan dengan konsumen. (2) desain iklan dibuat menarik dan unik, (3) teknik pengambilan gambar dibuat secara close up yang melambangkan keintiman antara model dengan pembaca. Sedangkan rekomendasi akademisnya adalah dibuat penelitian lanjutan yang menggali seberapa efektif strategi penyusunan pesan iklan kosmetik terpadu bagi khalayak, karena berhasil tidaknya suatu kampanye iklan adalah bila iklan tersebut berpengaruh terhadap khalayak."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1999
T12401
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dearesti Jodistia Rakanita
"Penelitian dalam skripsi ini dilakukan terhadap iklan kosmetik produk anti-aging yang berasal dari dua merek terkemuka di dunia yaitu L'ORÉAL dan NIVEA. Adapun metode penelitian yang ditempuh untuk menjawab permasalahan dalam skripsi ini adalah metode kualitatif deskriptif. Dalam menganalisis iklan dan pesan yang terkandung dalam iklan, digunakan teori representasi dan identitas Stuart Hall dengan pendekatan mitos kecantikan oleh Naomi Wolf untuk memahami wacana konstruksi kecantikan serta ideologi apa yang bekerja di dalamnya. Potret mengenai perempuan dalam iklan tidak mewakili bagaimana perempuan yang "sebenarnya" melainkan bagaimana perempuan "seharusnya". Ideologi yang ingin ditanamkan dalam iklan ini adalah ideologi patriarki. Perempuan dituntut untuk tampil cantik dan menarik demi diakui feminitasnya oleh laki-laki, dalam hal ini digambarkan dengan memiliki kulit yang mulus, kencang dan awet muda.

The research in this thesis used anti-aging cosmetic ads from two major cosmetic brands LOREAL and NIVEA as it corpus. The research method used to answer the problems in this thesis is qualitative descriptive method. In analyzing the ads and the meaning that wants to be conveyed in the ads, I use the representation and identity theory by Stuart Hall, in addition to the beauty myth approach by Naomi Wolf, in order to understand the discourse of the construction of beauty that is inverted in the ads. The image about women in the ads is not represent how women really "are", but how women "should be". The patriachal ideology that wants to be conveyed through the ads, is for women to look pretty and attractive to be admitted their feminity by men, specifically in having smooth and young skin."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2012
S1659
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dhiajeng Hesti Prameswara
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh negative celebrity publicity dan celebrity identification terhadap intensi membeli. Negative celebrity publicity yang digunakan adalah artikel berita negatif mengenai celebrity endorser yang mengiklankan produk fiktif. Tingkat celebrity identification dibagi menjadi identifikasi rendah dan tinggi. Penelitian desain eksperimen 2 x 2 between subject dilakukan pada 545 partisipan perempuan berumur 18-25 tahun berasal dari wilayah Jabodetabek yang diperoleh secara daring. Hasil penelitian menunjukkan bahwa partisipan yang dipaparkan negative celebrity publicity memiliki intensi membeli yang lebih rendah secara signifikan dibandingkan partisipan yang tidak dipaparkan negative celebrity publicity. Selain itu, tingkat celebrity identification juga berpengaruh pada intensi membeli, dimana partisipan yang memiliki identifikasi tinggi menunjukkan intensi membeli yang lebih tinggi daripada partisipan yang memiliki identifikasi rendah. Namun tidak terdapat interaksi antara pemaparan negative celebrity publicity dan tingkat celebrity identification yang berpengaruh terhadap intensi membeli. Oleh karena itu, perusahaan harus memerhatikan kedua faktor ini ketika menggunakan celebrity endorsement sebagai strategi pemasarannya.

ABSTRACT
The purpose of this study is to examine the effect of negative celebrity publicity and celebrity identification on consumers rsquo purchase intention. The negative celebrity publicity used in this study is a controversial news article about a celebrity who endorse a fictitious product. The consumers rsquo level of celebrity identification divided into low vs. high identification. Using 2 x 2 between subject experimental design and a sample of woman consumers age 18 25 years old living in Jabodetabek n 545 , the results showed that both negative celebrity publicity and celebrity identification affect purchase intention. Participants who were exposed to the negative celebrity publicity had less purchase intention compared to participants who were not exposed to the negative celebrity publicity. Celebrity identification also predict purchase intention, participant who were highly identified with celebrity endorser showed greater purchase intention than those who were lowly identified. No interaction effect found between negative celebrity publicity and celebrity identification toward purchase intention. Implication of this study is practitioner should concern about these factors negative celebrity publicity and celebrity identification when using celebrity endorsement as a marketing strategy."
2017
S69900
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maria Aussie Banteng Pramono
"Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruhcelebrityendorserment terhadap minat beli konsumen melalui sikap atas iklan pada brand L?oreal, yang terdiri dari physical attractiveness (daya tarik), credibility (kepercayaan), expertise (keahlian), dan congruency (keselarasan). Manfaat yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah bagi pihak manajemen atau perusahaan adalah sebagai bahan evaluasi keefektivitasan penggunaan endorser dalam mempengaruhi minat beli konsumen, dan bagi penelitian selanjutnya diharapkan dapat berguna untuk memberikan masukan tentang studi kasus yang membahas mengenai pengaruh celebrity endorsement terhadap minat beli konsumen dalam kegiatan promosi yang dilakukan oleh perusahaan.
Populasi dalam penelitian ini adalah perempuan Indonesia yang pernah melihat iklan produk L'oreal dengan brand ambassador Dian Sastro. Data primer yang berhasil dikumpulkan melalui penyebaran kuesioner berjumlah 125 orang dan diseleksi menjadi 100 orang. Pendekatan yang digunakan berdasarkan faktor-faktor pernah atau tidak menggunakan produk L?oreal, usia, informasi tentang produk, jenis produk yang digunakan, pekerjaan, pengeluaran per bulan, pengeluaran untuk membeli produk kosmetik dan perawatan, pengeluaran untuk membeli produk L?oreal. Pemecahan masalah dalam penelitian ini dilakukan dengan alat analisis korelasi dengan SPSS (Statistical Package for Service Solutions).
Analisis yang telah dilakukan dengan menggunakan program SPSS menunjukkan bahwa physical attractiveness, credibility, congruency dan expertise endorser tidak berpengaruh signifikan terhadap purchase intention.
Saran yang diberikan kepada perusahaan adalah agar mencoba strategi komunikasi pemasaran lainnya misalnya dengan promosi melalui media sosial, atau melakukan keseimbangan pada strategi pemasarannya.

This paper aims to identify and analyze the influence of celebrity endorserment on consumer buying interest through stance on advertising on brand fashion Damn I Love Indonesia, which consists of physical appearance, trustworthiness, expertise, and congruity. The benefits to be achieved in this research is for the management or the company as an evaluation is the effectiveness of the use of endorser in influencing consumer buying interest, and for further research are expected to be useful to provide input on case studies that discuss the influence of celebrity endorsement on consumer buying interest in promotional activities undertaken by the company.
The population in this study were all Indonesian women who've seen ads L'oreal products with brand ambassador Dian Sastro. Primary data were collected through questionnaires of 125 people and selected to be 100 people. Approach used based on factors never or do not use products L'oreal, age, information about the product, the type of product used, jobs, spending per month, expenditure on purchasing cosmetic products and treatments, expenditure on purchasing products L'oreal, Troubleshooting in this study was performed with a correlation analysis with SPSS (Statistical Package for Service Solutions).
The analysis was performed using SPSS shows that physical attractiveness, credibility, expertise and congruency's endorser do not have positive effect on consumer buying interest.
The advice given to companies is to try other marketing communication strategy, for example with the promotion through social media, or perform a balance in its marketing strategies.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2016
S64550
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aisyah Madeleine
"Skripsi ini membahas mengenai representasi perempuan berhijab dalam iklan produk kecantikan. Kasus iklan yang dipilih adalah iklan Pureline Hijab Fresh, iklan lotion yang diperuntukkan khusus untuk perempuan berhijab di Indonesia. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif, dan dikaji melalui analisis semiotika Ferdinand de Saussure terhadap iklan tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perempuan berhijab digambarkan sebagai sosok perempuan yang aktif, bebas, dan bersemangat. Meskipun perempuan berhijab digambarkan melakukan kegiatan-kegiatan yang maskulin, kesan feminin digambarkan melalui latar lokasi, penampilan, aktivitas, dan efek penggunaan produk.

This thesis discusses the representation of hijaber in beauty product rsquo s advertisement. The selected ad case is Pureline Hijab Fresh ads, lotion ads that are targeted for girls who wear hijab in Indonesia. This research is a descriptive qualitative research, using semiotic analysis from Ferdinand de Saussure to analyze the advertisement. The finding of this study is that hijabers are represented as an active, free, and vibrant women. Although women with hijab portrayed by performing activities that are masculine, feminine impression is built through background locations, appereance, activity, and product usage rsquo s effects that are shown in the ads.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dinda Ayu Widhiyanti
"ABSTRAK
Industri periklanan Indonesia terus mengalami perkembangan seiring dengan persaingan bisnis yang semakin ketat. Berbagai cara dilakukan pemasar demi menaikkan penjualan, termasuk dengan menyewa jasa celebrity endorser . Penggunaan jasa celebrity endorser banyak ditemukan pada online shop di media sosial Instagram. Tulisan ini berfokus menganalisis etika dan aturan iklan pada empat iklan produk kosmetika yang diiklankan oleh selebgram Anya Geraldine dan Shannon Gabriella. Regulasi yang dianalisis adalah Etika Pariwara Indonesia dan aturan Badan POM mengenai iklan kosmetika. Berdasarkan pengamatan, terdapat beberapa indikasi pelanggaran yang dilakukan oleh Anya Geraldine dan Shannon Gabriella beserta online shop yang menyewa jasa mereka. Pelanggaran ini di antaranya: dua produk kosmetika tidak memiliki izin edar Badan POM, melanggar aturan klaim kosmetika, dan melanggar ketentuan mengenai testimony . Selain pelanggaran iklan produk kosmetika, ditemukan juga iklan produk suplemen kesehatan yang masuk dalam kategori obat. Iklan produk suplemen kesehatan ini tidak hanya melanggar Etika Pariwara Indonesia dan aturan Badan POM karena tidak memiliki izin edar, tapi juga melanggar Peraturan Menteri Kesehatan terkait dengan penggunaan alat kesehatan yang tidak dilakukan oleh tenaga kesehatan.Kata Kunci: Iklan kosmetik, Selebgram, Etika Pariwara Indonesia, Peraturan Badan POM

ABSTRACT
Advertising industry in Indonesia continues to develop along with the increasingly tight business competition. Marketers do many strategies to increase sale, including hiring celebrity endorser. The appearance of celebrity endorser found in many online shops in social media, such as Instagram. This paper focuses on analyzing the ethics and regulations of advertising on four cosmetics ads advertised by selebgram Anya Geraldine and Shannon Gabriella. Ethics and regulations of the advertising reffer to Etika Pariwara Indonesia and cosmetics ads regulations by Badan POM. Based on obsevations, there are several violations indications committed by Anya Geraldine and Shannon Gabriella along with online shops that hire their services. These violations include: two cosmetics products do not have Badan POM authorization license, violate cosmetics claim, and violate rules about testimony. Further observations also found ads of health supplement products in drugs category. The ads of this health supplement products not only violate Etika Pariwara Indonesia and Badan POM regulations for not having authorization license, but also violate the regulations of the Ministry of Health related to the use of medical equipment not by health personnel.Keywords: Cosmetic ads, Selebgram, Etika Pariwara Indonesia, Badan POM regulations "
2018
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>