Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 173624 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Agust Supriadi
"Tesis ini membahas pengaruh makroekonomi dan konsenterasi perbankan terhadap penyaluran kredit UMKM di 33 provinsi di Indonesia selama periode 2007-2012. Penelitian kuantitatif ini menggunakan teknik estimasi data panel dengan metode Fixed Effect. Hasilnya menunjukkan konsentrasi perbankan, inflasi, dan suku bunga kredit modal kerja (SBMK) berpengaruh signifikan, sedangkan PDRB tidak berpengaruh signifikan. Tesis ini menyarankan Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memperlonggar regulasi kredit bagi UMKM. Bank sentral juga perlu menjaga stabilitas inflasi dan tingkat suku bunga pada level yang rendah. Pemerintah daerah perlu membantu meningkatkan kualitas UMKM melalui pelatihan usaha dan keuangan, serta mendorong BPD meningkatkan alokasi kredit UMKM.

This thesis analyses the influence of macroeconomic and banking concentration towards loan disbursement for MSME in 33 provinces in Indonesia during 2007-2012. The quantitative approach of this research uses data panel estimation with Fixed Effect method. The result shows that banking concentration, inflation and working capital lending rate (SBMK) have significant impact, while GDP has smaller impact. It suggests the central bank and Financial Service Authority (OJK) to ease credit regulation for MSME. The central bank also needs to maintain inflation stability and interest rate at a low level. The regional government must enhance the MSME quality through business and financial training, and urge regional development banks to increase credit allocation for MSME."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2015
T43325
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jimmy
"Krisis moneter yang terjadi di Indonesia pada tahun 1997-1998, 2005, dan 2008 membuat bank-bank mengalami kesulitan likuiditas. Kondisi tersebut menyebabkan risiko kredit/tingkat kredit bermasalah pada saat itu meningkat karena banyak perusahaan yang mengalami kesulitan keuangan dan tidak mampu mengembalikan kredit yang dimiliki kepada bank. Di sisi lain, bank juga harus memiliki modal yang cukup untuk mengantisipasi penarikan dana besar-besaran pada suatu saat oleh nasabahnya. Peningkatan kredit bermasalah (NPL) membuat bank cukup rentan terhadap guncangan ekonomi yang akan terjadi jika bank tidak memiliki modal (CAR) yang cukup. Dalam kondisi ekonomi yang buruk (shock), bank perlu berhati-hati karena tidak ada yang dapat memperkirakan luas dan dalamnya krisis keungan. Oleh karena itu, bank harus melakukan stress testing secara berkala untuk memperkirakan kemampuan bank bertahan pada kondisi yang buruk. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Vector Auto Regressive (VAR) yang mampu memperkirakan jangka waktu (lag) yang optimal yang dapat mempengaruhi variabel itu sendiri dalam persamaan regresi linier atau model yang dibentuknya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa peningkatan inflasi dan nilai tukar IDR/USD berpengaruh positif terhadap NPL, sedangkan peningkatan Pendapatan Domestik Bruto (GDP) dan BI Rate berpengaruh negatif terhadap NPL dengan lag 1 (1 kuartal). Pada saat terjadi shock, NPL akan meningkat dan mencapai NPL tertinggi pada 5 - 7 kuartal setelah terjadinya shock. Peningkatan NPL tersebut tidak sama untuk semua jenis bank. Berdasarkan struktur kepemilikan bank, Bank Campuran dan Bank Asing memiliki risiko kredit tertinggi, sedangkan BUSN Non Devisa dan BPD memiliki risiko kredit terkecil akibat terjadinya shock. Risiko kredit tersebut menyebabkan tingkat CAR Bank menurun namun masih berada di atas ketentuan Bank Indonesia, yaitu 8%.

Banks had liquidity problems in Indonesia monetary crisis in 1997-1998, 2005 and 2008. The condition caused credit risk/the level of non-performing loans (NPL) increased because many companies had financial difficulties and are not able to repay the loan to the Bank. On the other hand, Banks also must have enough capital to anticipation of massive withdrawals (rush) at any time by the customer. Increasing in non-performing loans makes banks quite vulnerable to economic shocks that would occur if the bank has no sufficient capital (CAR). In bad economic conditions (shock), Banks need to be careful because no one can predict the breadth and depth of the financial crisis. Therefore, Banks should conduct stress tests periodically to estimate the banks' ability to survive in harsh conditions. The methodology used in this research is the Vector Auto Regressive (VAR) that is able to estimate the length of time (lag) that can affect the optimal variable itself in a linear regression equation or model of the formation. The results of this research represented that the increase in inflation and exchange rate IDR/USD have positive effect on NPL, while the increase in Gross Domestic Product (GDP) and BI rate have negative effect on NPL with lag one (one quarter). In the time of a shock, NPL will increase and reached the highest NPL in 5 - 7 quarters after the shock. The increase in NPL is not the same for all types of banks. Based on the ownership structure of banks, the Joint Venture Bank and Foreign Owned Bank have the highest credit risk, while the Non-Foreign Exchange Commercial Bank and Regional Development Bank have the smallest credit risk due to shock. Credit risk causes Bank's CAR level declined but it remained above the Bank Indonesia regulation, which is 8%."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aliya Hanifah
"Non-Performing Loan (NPL) merupakan indikator penting yang mencerminkan peran kredit bank dalam pertumbuhan ekonomi di dalam suatu negara. Pemerintah dan regulator menginginkan NPL yang rendah dan tingkat pertumbuhan kredit yang tinggi, sebagai sasaran untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan inflasi yang rendah. Sektor keuangan Indonesia yang sedang menghadapi resesi ekonomi tentunya akan berdampak pada kinerja bank, terutama dalam hal pencapaian NPL. Skripsi ini mengkaji NPL perbankan nasional selama 2015 – 2020, serta menyusun model empiris yang dapat digunakan untuk memproyeksikan NPL di masa mendatang. Unit sampling adalah bank yang tergabung dalam kategori bank umum konvensional yang berjumlah sebanyak 104 bank. Data yang digunakan adalah data time series untuk variabel penelitian tahun 2015 – 2020, dan teknik analisis dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi time series dengan model estimasi Ordinary Least Square (OLS). Hasil empiris menunjukkan bahwa variabel makroekonomi suku bunga, tingkat inflasi, nilai tukar, dan US Prime Rate berpengaruh signifikan secara parsial terhadap NPL, sedangkan PDB berpengaruh negatif dan tidak signifikan secara parsial terhadap NPL. Namun demikian, suku bunga, tingkat inflasi, PDB, nilai tukar, dan US Prime Rate berpengaruh signifikan dan positif terhadap NPL secara simultan. Peneliti menemukan bahwa proyeksi NPL untuk tahun 2021: untuk skenario pesimis NPL tetap pada 5,08%, pada skenario optimis NPL akan turun menjadi 3,77%, dan pada skenario moderat NPL juga diprediksi akan turun menjadi 4,43%.

Non-Performing Loan (NPL) is an important indicator reflecting the role of bank credit in a country's economic growth. The government and regulators want low NPL and high credit growth rates, as intermediate targets to achieve high economic growth and low inflation. The Indonesian financial sector, which is facing an economic recession, will certainly have an impact on banking performance, especially in terms of achieving NPL. This thesis reviews the NPL of national banks during 2015 – 2020, as well as developing an empirical model that can be used to project NPL in the future. The sampling unit is banks that are incorporated into conventional commercial banks, of which the total number is 104 banks. The data used are time series data for the studying variables of years 2015 – 2020 which are observed, and the analysis technique in this study used time series regression analysis with the estimation model is Ordinary Least Square (OLS). The empirical results indicate that the macroeconomic variables exerting significant influence partially to NPL are interest rate, inflation rate, exchange rate, and US Prime Rate, while GDP has a negative and insignificant effect partially both on NPL. However, the effect of interest rate, inflation rate, GDP, and also exchange rate and US Prime Rate simultaneously to NPL is significant and positive. Projecting NPL in 2021 the research found that in the pessimistic scenario, NPL remains 5.08%, in the optimistic scenario, NPL will decrease to 3.77%, and in the moderate scenario, NPL is also predicted that it will decrease to be 4.43%."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wini Selnawati
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh makro ekonomi terhadap Non-Performing Loans pada bank yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia. Objek penelitian adalah seluruh bank yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia selama periode penelitian yaitu tahun 2008-2011.Variabel makro ekonomi yang diuji pengaruh nya terhadap non-performing loans diproxy kan oleh GDP, Exchange Rate, Interest rate, Money supply dan Inflasi. Data yang digunakan adalah data panel. Estimasi model dilakukan dengan menggunakan regresi. Sebelum melakukan analisa terhadap hasil regresi, terlebih dahulu hasil tersebut diuji asumsi klasiknya dan signifikansinya, sehingga dapat dipastikan hasil tersebut memenuhi standar BLUE (Best Linier Unbiased Estimator).
Berdasarkan uji multikolinearitas, ditemukan adanya penyimpangan dari asumsi klasik. Yaitu antara variabel interest rate dengan variabel inflasi. Untuk mengatasi hal tersebut penulis menghilangkan salah satu variabel independen yang terdapat multikolinearitas. Variabel yang dihilangkan oleh peneliti yaitu variabel inflasi.
Dari hasil regresi yang dilakukan, penelitian ini menemukan bahwa GDP, interest rate dan money supply (M2) memiliki pengaruh signifikan terhadap tingkat NPL sedangkan exchange rate tidak ada pengaruhnya terhadap NPL. Kemampuan prediksi dari keempat variabel tersebut terhadap NPL sebesar 13.9422%, sedangkan sisanya 86.0578% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak dimasukan ke dalam model penelitian.

The aim of this study is to explore the impact of the macroeconomic toward non-performing loans in bank that listed in Indonesia Stock Exchange. The object of this study is all of bank that listed in Indonesia Stock Exchange for the periode of 2008-2011. The variables of macroeconomic seeks to examine the effect of several factors on non-performing loans proxied by Gross Domestic Product (GDP), Exchange Rate, Interest Rate, Money Supply and Inflation. Using panel data. The panel regression is being employed in the model estimation. Before starting the annalyzing of the result of regression we need to examine the result to prove its signifiance by mean of classic and statistic assumption test, therefore we can ascertain the results already has a BLUE (Best Linier Unbiased Estimator).
Based on multicollinearity test, found a deviation from the classical assumptions. That is between the variable interest rate with a variable inflation. To overcome this, the researchers omit one of the independent variables contained multicollinearity. Variables eliminated by the researchers is the variable inflation.
The findings reveal that Gross Domestic Product (GDP), Interest Rate and money supply play an important role in influencing non-performing loans (NPL), whereas exchange rate have no significance effect. Predictive capability of the four variables to Non-performing Loans (NPL) of 13.9422%, while the remaining 86.0578% influenced by other factors not included in the research model.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
S46172
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Paloma Paramita Rachman
"Penelitian ini membahas mengenai pengaruh variabel makro ekonomi terhadap return indeks sektoral. Data yang digunakan adalah data time series. Objek pada penelitian ini adalah indeks sembilan sektor yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia periode 2006-2010. Data makro variabel yang digunakan adalah indeks produksi, harga minyak dunia, cadangan devisa, nilai tukar rupiah terhadap dollar, inflasi, jumlah ekspor, jumlah impor jumlah uang beredar, harga emas dan indeks keyakinan konsumen. Data yang digunakan berupa data bulanan. Penelitian ini menggunakan regresi linier berganda.
Hasil dari penelitian ini adalah kurs berpengaruh negatif pada seluruh sektor. Indeks produksi berpengaruh positif pada sektor infrastruktur & transportasi, dan berpengaruh negatif pada sektor perdagangan. Harga minyak dunia berpengaruh positif pada sektor pertambangan, cadangan devisa berpengaruh positif pada sektor aneka industri, properti & real estat, infrastruktur & transportasi, keuangan dan perdagangan. Inflasi berpengaruh negatif pada sektor perdagangan. Harga emas berpengaruh negatif pada sektor keuangan dan perdagangan. Indeks keyakinan konsumen berpengaruh positif pada sektor aneka industri dan keuangan. Ekspor, impor dan uang beredar tidak berpengaruh pada seluruh sektor.

This study discusses about the impact of macro economics variable on the return indexes of nine sectors listed on Indonesia Stock Exchange in the period of 2006 - 2010. Macro variables in this study are production index, world oil price, foreign exchange reserve, foreign exchange rate, inflation rate, export value, import value, amount of circulating money, gold price and consumer perception index. The used data is monthly data. This study used multiple linier regression.
The results of this study show that Foreign exchange rate has negative impact on the whole sectors. Production index has positive impact on the infrastructure and transportation sectors, but has negative impact on trade sector. World oil price has positive impact on mining sector, foreign exchange reserve has positive impact on industry, property and real estate, infrastructure and transportation, finance and trade sectors. Inflation rate has negative impact on trade sector. Price of gold has negative impact on finance and trade sector. The consumer perception index has positive impact on industry and finance sectors. Export, import and amount of circulating money does not have any impact on the any sectors.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2012
T32223
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nabila Zahra
"Dalam penelitian ini, penulis menganalisis pengaruh variabel spesifik bank dan
variabel ekonomi makro terhadap risiko kredit di tiga negara ASEAN yaitu
Indonesia, Malaysia, dan Brunei dalam lima periode mulai dari tahun 2015 sampai
dengan 2019. Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mengetahui variabel
spesifik bank dan variabel ekonomi makro mana sajakah yang berpengaruh
terhadap risiko kredit. Risiko kredit diproksikan dengan non performing financing.
Penelitian ini menggunakan metode Panel Least Square. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa variabel LAR, EAR dan Inflation berpengaruh positif dan
signifikan terhadap risiko kredit. Sedangkan, variabel CAR dan GDP Growth
berpengaruh negatif dan signifikan terhadap risiko kredit. Di sisi lain, SIZE tidak
memiliki pengaruh signifikan terhadap risiko kredit.

In this study, the author analyzes the impact of bank-specific variables and
macroeconomic variables on credit risk in three ASEAN countries, which are
Indonesia, Malaysia, and Brunei during five periods start from 2015 until 2019. The
main goal of this study is to determine which bank-specific variables and
macroeconomic variables that affect credit risk. Credit risk is proxied by non
performing financing. This study use the Panel Least Square. The results show that
LAR, EAR and Inflation variables have a positive and significant effect on credit
risk. However, CAR and GDP Growth variables have a negative and significant
effect on credit risk. On the other hand, SIZE variable don’t have a significant effect
on credit risk.
"
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dernburg, Thomas F.
Jakarta: Bharata , 1972
339 DER e
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
J. Soedradjad Djiwandono
"Pada waktu bangsa.Indonesia mempersiapkan dan kemudian melaksanakaan pernbangunan nasional jangka panjang kedua dewasa ini, selain pujian tentang keberhasilan pembangunan yang telah tercapai selama ini sering timbul pula pertanyaan tentang kurang mampunya kebijaksanaan ekonomi makro memberikan jawahan secara memuaskan terhadap perrnasalahan yang dihadapi rnasyarakat Berbagai aspek kehidupan yang diinginkan masyarakat dalam pembangunan tidak dapat dicapai dan berbagai aspek sampingan yang tidak dikehendaki timbul; semua dikaitkan dengan kebijaksanaan ekonomi makro yang dilaksanakan. Ini kemudian menimbulkan kritik yang dialamatkan kepada kebijaksanaan ekonorni. Akan tetapi, kebijaksanaan ekonorni didasarkan atas pendekatan atau teori ekonomi yang ada. Karena itu, kritik tersebut juga menjurus kepada pendekatan atau teori ekonomi. Dan akhirnya, semuanya terpulang pada ekonom profesional sebagai perumus kebijaksanaan clan sebagai ahli yang bertanggung-jawab terhadap pengembangan teori ekonomi makro yang mendasari kebijaksanaan.
Dalam era yang sarat dengan perubahan-perubahan mendasar yang berjalan cepat, perekonomian dunia berkembang sangat dinamis. Kehidupan ekonomi menjadi kurang menentu dan hubungan ekonomi-moneter serta perdagangan antarbangsa ditandai oleh persaingan yang semakin kental. Dalam keadaan ini. Kebijaksanaan ekonomi kerap kali terlambat menyesuaikan perkembangan yang telah terjadi dan kurang mampu mengantisipasi perkembangan yang akan terjadi."
Jakarta: UI-Press, 1994
PGB 0382
UI - Pidato  Universitas Indonesia Library
cover
Mahsyuri Machfudz
Malang: UIN-Maliki Press, 2016
339 MAS t
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Mankiw, N. Gregory
Jakarta: Salemba Empat, 2006
339 MAN p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>