Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 175696 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dyah Ayu Woro Setyaningrum
"Adrenomedulin merupakan peptida dengan berbagai aktivitas biologi baik pada keadaan fisiologis maupun pada keganasan. Pada keganasan adrenomedulin berperan sebagai faktor stimulasi proliferasi, menghambat apoptosis, serta menginduksi angiogenesis. Ekspresi adrenomedulin terutama dipengaruhi oleh hipoksia sehingga adrenomedulin banyak ditemukan pada berbagai tumor solid. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis ekspresi Adrenomedulin jaringan karsinoma payudara invasif NST baik yang metastasis dan non-metastasis, serta dilihat hubungan adrenomedulin dengan jumlah mitosis dan apoptosis yang dilakukan dengan memeriksa ekspresi Caspase-3.
Metode penelitian: pada 50 kasus karsinoma payudara invasif NST dengan 25 sampel non-metastasis (N0) dan 25 sampel sisanya adalah sampel metastasis (N1) dilakukan pemeriksaan ekspresi adrenomedulin dan Caspase-3 dengan pulasan imunohistokimia, serta jumlah mitosis dengan pulasan HE.
Hasil : ada perbedaan bermakna ekspresi Adrenomedulin pada jaringan karsinoma payudara invasif NST metastasis dengan non-metastasis (p=0,002) dan terdapat korelasi (koefisien korelasi Spearman 0, 490) antara ekspresi adrenomedulin dengan metastasis, ada perbedaan bermakna ekspresi Caspase-3 pada jaringan karsinoma payudara invasif NST metastasis dengan non-metastasis (p=0,038) dan ada korelasi (koefisien korelasi Spearman 0, 327) antara ekspresi Caspase-3 dengan metastasis, namun tidak ada perbedaan bermakna jumlah mitosis pada jaringan karsinoma payudara invasif NST metastasis dengan non-metastasis (p=0,004) dan tidak ditemukan korelasi (koefisien korelasi Spearman 0,188) antara mitosis dengan metastasis, tidak ada perbedaan bermakna antara ekspresi adrenomedulin dengan ekspresi Caspase-3 (p=0,697) maupun dengan mitosis (p=0,711) pada jaringan karsinoma payudara invasif NST metastasis dengan non-metastasis.

Adrenomedullin is a peptide hormone with many biological activities either in physiological conditions or malignancy. Adrenomedullin in malignancy acts as a factor in stimulating proliferation, inhibiting apoptosis, and induces angiogenesis. Its secretion is influenced by hypoxia condition and cytokine secretion. Adrenomedullin is found in variety of solid tumors. The purpose of this study was to analyze the expression of adrenomedullin in invasive carcinoma NST of the breast tissue both metastatic and non-metastatic, and its relations with mitosis count and apoptosis.
Methods: in 50 cases of invasive carcinoma NST of the breast with 25 samples of non-metastatic (N0) and 25 metastastic (N1) samples were examined for the expression of adrenomedullin and Caspase-3 that investigated by immunohistochemistry staining, and mitosis count by HE staining. Apoptosis was investigated by the expression of caspase-3.
Results: There is significance differences of Adrenomedullin expression in breast invasive cancer NST tissue with metastasis compare to non-metastasis (p = 0.002) and correlation between the expression of adrenomedullin with metastasis to regional lymph node (Spearman coefficient correlation 0.490), there is significance differences of Caspase-3 expression in breast invasive cancer NST tissue with metastasis compare to non-metastasis (p = 0.038) and there is correlation between the expression of Caspase-3 with metastasis to regional lymph node (Spearman coefficient correlation 0.327), but there isn‟t significance differences in mitosis count between metastasis and non-metastasis (p = 0.906), there is no correlation between the expression of adrenomedullin and the expression of Caspase-3 (Spearman coefficient correlation 0.089) and mitosis (Spearman coefficient correlation 0.099).
Conclusion: adrenomedullin expression are found correlate to metastasis to the lymph nodes in breast cancer invasive NST, but there were no correlation with mitosis and apoptosis.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indria Purnama Sari
"Tujuan: Menentukan hubungan ukuran tumor dan derajat histopatologi dengan metastasis tulang pada pasien kanker payudara berusia dibawah 40 tahun di RS Kanker Dharmais, membantu meningkatkan kualitas tatalaksana bagi klinisi.
Metode: Analisa menggunakan data sekunder. Hasil ukuran tumor dikelompokkan menjadi ≤ 5 cm dan > 5 cm berdasarkan AJCC TNM staging system diperoleh melalui pencitraan radiologi payudara dari sistem PACS dan derajat histopatologi menurut derajat histopatologi Nottingham kombinasi diperoleh dari hasil ekspertise patologi anatomi, serta evaluasi metastasis tulang menggunakan skintigrafi tulang berdasarkan total populasi pasien kanker payudara berusia dibawah 40 tahun.
Hasil: Jumlah subyek penelitian 32 perempuan kanker payudara berusia dibawah 40 tahun periode Januari 2011 hingga Juli 2014 di RS Kanker Dharmais. Tidak ada hubungan yang bermakna antara ukuran tumor dengan metastasis tulang (P= 0,715 (Fisher exact test), OR=1,71 (0,32-9,36)). Terdapat hubungan yang bermakna antara derajat histopatologi dengan metastasis tulang (P=0,010, P < 0,05).Dari 10 subyek derajat histopatologi tinggi, ternyata semua subyek mengalami metastasis tulang negatif. Pada subyek dengan derajat histopatologi sedang didapatkan 8 dari 15 subyek yang mengalami metastasis tulang. Pada subyek penelitian dengan derajat histopatologi rendah didapatkan 6 dari 7 subyek mengalami metastasis tulang negatif. Rerata usia 33,2 tahun dan simpang baku 3,7 tahun memiliki kejadian metastasis tulang lebih tinggi (P=0,024). Terdapat data tambahan dan ditemukan hubungan yang bermakna antara Cerb-b2/HER-2 positif dengan metastasis tulang (P=0,049 (P < 0,05), Odds Ratio=5,67 (0,84 ? 43,16)).Prevalensi metastasis tulang yaitu sebesar 28,1%.
Kesimpulan: Pasien kanker payudara berusia dibawah 40 tahun dengan ukuran tumor besar tidak memiliki kejadian metastasis tulang lebih tinggi. Pasien dengan derajat histopatologi tinggi tidak memiliki kejadian metastasis tulang lebih tinggi, namun ditemukan angka kejadian metastasis tulang lebih tinggi pada derajat histopatologi sedang. Terdapat dua faktor lain yang juga mempunyai hubungan dengan kejadian metastasis tulang yaitu usia dan Cerb-br/HER-2. Rerata usia 33,2 tahun dengan simpang baku 3,7 tahun pada pasien kanker payudara berusia di bawah 40 tahun memiliki kejadian metastasis tulang lebih tinggi. Cerb-b2/HER-2 positif pada pasien kanker payudara berusia di bawah 40 tahun memiliki kejadian metastasis tulang lebih tinggi dengan resiko kejadian sebesar 5,67 kali. Prevalensi metastasis tulang cukup tinggi pada pasien kanker payudara berusia dibawah 40 tahun yaitu sebesar 28,1%.

Objective: Determine the relationship of tumor size and histopathology grade with bone metastases in breast cancer patients under 40 years old in Dharmais Cancer Hospital, to help improve the quality of management of the clinician.
Methods: Analysis using secondary data. The results of tumor size are grouped into ≤ 5 cm and> 5 cm based on the AJCC TNM staging system from PACS system, obtained through breast radiology imaging and histopathologic grade according to histopathological Nottingham combination obtained from the anatomical pathology expertise, the evaluation of bone metastases using bone scintigraphy. These analyses are based on the total population of breast cancer patients under 40 years old.
Results: The study subjects are 32 female breast cancer under 40 years old from January 2011 to July 2014 Dharmais Cancer Hospital. There is no significant relationship between the tumor size with bone metastasis (P = 0.715 (Fisher exact test), OR = 1.71 (0.32 to 9.36)). There is a significant relationship between the histopathology grade with bone metastases (P = 0.010, P <0.05). From 10 subjects with high grade histopathology, all subjects have no bone metastases. In subjects with moderate grade histopatholog, 8 of 15 subjects have bone metastases. In subjects with a low grade histopathology showed 6 of 7 subjects have no bone metastases. The mean age of 33.2 years and standard deviations of 3.7 years had a higher incidence of bone metastases (P = 0.024). There are additional data and found a significant association between Cerb-b2 / HER-2 positive patients with bone metastases (P = 0.049 (P <0.05), odds ratio = 5.67 (0.84 to 43.16)). The prevalence bone metastasis is equal to 28.1%.
Conclusion: Breast cancer patients under 40 years with large tumor size did not have a higher incidence of bone metastases. Patients with a high grade histopathology do not have higher incidence of bone metastases, but found the incidence of bone metastases was higher in moderate grade histopathology. There are two other factors that also have a relationship with the incidence of bone metastases, that are age and Cerb-br / HER-2. The mean age of 33.2 years with standard deviations of 3.7 years in patients with breast cancer under 40 years old have a higher incidence of bone metastases. Cerb-b2 / HER-2 positive breast cancer patients under 40 years old have a higher incidence of bone metastases with the risk of occurrence 5.67 times. The prevalence of bone metastases in breast cancer patients under the age of 40 years is quite high equal to 28.1%.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kristina Anna bethania
"Latar Belakang: Kanker payudara merupakan jenis kanker yang paling umum terjadi pada wanita dan penyebab kematian kanker yang paling sering terjadi. Status kelenjar getah bening (KGB) amerupakan faktor prognostik dan penentu pilihan tatalaksana pasien kanker payudara. Biomarka untuk memprediksi metastasis KGB sampai saat ini belum akurat. Beberapa biomarka yang berhubungan dengan agresivitas dan prediksi metastasis yaitu CD44 (Cluster of Differentiation 44) dan MT1-MMP (Membrane Type 1- Matrix Metalloproteinase). Ekspresi CD44 dan MT1-MMP yang tinggi berhubungan dengan sifat yang lebih agresif dan prognosis yang buruk sehingga dibutuhkan biomarka tumor yang dapat memberikan informasi adanya metastasis KGB.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan ekspresi CD44 dan MT1-MMP pada metastasis kelenjar getah bening karsinoma payudara invasif NST.
Metode: Penelitian analitik observasional dengan desain potong lintang pada sediaan operasi mastektomi kasus karsinoma payudara invasif NST di RSCM periode Januari 2019 sampai Juni 2020. Sampel penelitian dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu 24 kasus karsinoma payudara invasif NST dengan metastasis kelenjar getah bening dan 24 kasus karsinoma payudara invasive NST tanpa metastasis kelenjar getah bening. Pengambilan sampel penelitian dilakukan secara simple random sampling dari kasus yang memenuhi kriteria inklusi dan tidak termasuk kriteria eksklusi. Dilakukan pulasan imunohistokimia CD44 dan MT1-MMP dan dilakukan perhitungan jumlah sel yang terpulas positif. Analisis statistik Chi Square dan Kruskal Wallis dilakukan diantara dua kelompok tersebut.
Hasil : Terdapat perbedaan bermakna ekspresi CD44 pada karsinoma payudara invasif No Special Type dengan dan tanpa metastasis kelenjar getah bening.(p=0,009). Terdapat perbedaan bermakna ekspresi MT1-MMP pada karsinoma payudara tipe invasive carcinoma of No Special Type dengan dan tanpa metastasis kelenjar getah bening(p=0,032). Serta adanya hubungan overekspresi CD44 dan MT1-MMP pada metastasis kelenjar getah bening (p=0,000)
Kesimpulan : Terdapat hubungan bermakna antara ekspresi CD44 dan MT1-MMP pada karsinoma payudara invasif NST dengan status metastasis kelenjar getah bening.

Background: Breast cancer is the most common type of cancer in women and the most common cause of cancer death. Lymph node status (KGB) is a prognostic factor and determinant of treatment options for breast cancer patients. The biomarker for predicting lymph node metastasis is not accurate until this time. Several biomarkers associated with aggressiveness and metastatic prediction are CD44 (Cluster of Differentiation44) and MT1-MMP (Membrane Type 1-Matrix Mettaloproteinase). The high expression of CD44 and MT1-MMP is associated with a more aggressive nature and poor prognosis. The tumor biomarkers are needed to provide information on the presence of lymph node metastases.
Aims: This study aims to determine the relationship between CD44 and MT1-MMP expression on lymph node metastases of invasive breast cancer NST.
Method: An observational analytic study with a cross-sectional design on a mastectomy operation for invasive breast carcinoma NST cases at RSCM from January 2019 to June 2020. The study sample was divided into 2 groups, 24 cases of NST invasive breast carcinoma with lymph node metastases and 24 cases of invasive breast carcinoma NST without lymph node metastases. The research sample was taken by simple random sampling of cases that met the inclusion criteria and did not include the exclusion criteria. CD44 and MT1-MMP immunohistochemical staining were performed and the number of cells stained positively was calculated. Chi-Square and Kruskal Wallis statistical analysis was performed between the two groups.
Results: There was a significant difference in the expression of CD44 in invasive breast carcinoma NST with and without lymph node metastases (p = 0.009). There was a significant difference in the expression of MT1-MMP in invasive carcinoma of No Special Type breast carcinoma with and without lymph node metastases (p = 0.032). And there is a relationship between CD44 and MT1-MMP overexpression in lymph node metastases (p = 0.000)
Conclusion: There was a significant relationship between CD44 and MT1-MMP expression in invasive breast carcinoma NST and lymph node metastasis status.
"
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nopriansyah Darwin
"Latar Belakang: Kanker payudara merupakan jenis kanker yang paling sering terjadi pada wanita di seluruh dunia dan menyumbangkan angka mortalitas yang tinggi akibat risiko metastasis. Metastasis dapat terjadi meskipun pasien telah diterapi secara adekuat. Epitel-mesenchymal transition (EMT) adalah salah satu mekanisme utama terjadinya metastasis. Sel yang mengalami perubahan fenotip menjadi mesenkimal bersifat agresif, motil dan potensial menjadi metastasis. Vimentin merupakan salah satu biomarker spesifik yang muncul ketika sel mengadopsi fenotip mesenkim. Vimentin dapat memprediksi metastasis dan survival pada kanker payudara. Tujuan: Mengetahui hubungan antara ekspresi vimentin terhadap kejadian metastasis dan survival pada pasien kanker payudara. Metode: Desain studi ini adalah kohort retrospektif. Subjek berasal dari pasien kanker payudara di RSUP dr. Ciptomangunkusumo periode 2017–2018. Dilakukan pemeriksaan imunohistokimia untuk mengetahui ekspresi vimentin. Pasien diobservasi selama 4 tahun untuk mengetahui keluaran metastasis dan survival. Hasil: Terdapat 43 subjek, terdiri dari 39 ekspresi vimentin positif (90,7%), 10 subjek metastasis (23,3%), 16 subjek meninggal (37,2%). Pasien dengan ekspresi vimentin positif memiliki risiko 2,99 kali terjadi metastasis. Rerata overall survival (OS) pasien ekspresi vimentin positif lebih rendah dibandingkan negatif (162,0 minggu vs 174,5 minggu). Namun, secara statistik tidak terdapat hubungan bermakna antara vimentin terhadap kejadian metastasis (p=1,000) dan survival (p=0.971). Kesimpulan: Ekspresi vimentin tidak berhubungan dengan kejadian metastasis dan survival. Namun, ekspresi vimentin positif memiliki kecenderungan meningkatkan risiko metastasis dan mortalitas yang lebih cepat pada pasien kanker payudara.

Background: Breast cancer is the most common of cancer in women around the world and contributes to a high mortality rate because of the risk of metastases. Metastases can still occur even if the patient has been adequately treated. Epithelial-mesenchymal transition (EMT) is one of the main mechanisms of metastasis. Cells that have a phenotypic change to mesenchymal are aggressive, motile, and prone to become metastatic. Vimentin is the specific biomarker that appears when cells have changed to mesenchymal phenotype. Vimentin can predict metastasis and survival in breast cancer. Aim: to find the association between vimentin expression with metastases and survival in breast cancer patients. Methods: This study design is a retrospective cohort. The subjects are breast cancer patients at Dr. Ciptomangunkusumo from 2017 to 2018. Immunohistochemical staining was performed to analyze the expression of vimentin. Patients were followed-up for 4 years to determine metastasis event and survival outcome. Results: There were 43 subjects, consist of 39 positive vimentin expressions (90.7%), 10 metastases (23.3%), and 16 death (37.2%). Patients with positive vimentin expression have 2.99-times the risk of developing metastases. The mean overall survival (OS) of patients with positive was lower than negative vimentin expression (162.0 weeks vs. 174.5 weeks). However, the association between vimentin with metastatic (p=1,000) and survival (p=0.971) outcome was not statistically significant. Conclusion: Vimentin expression is not associated with metastatic events and survival outcome. However, positive vimentin expression tends to increase the risk of metastasis and increase mortality rates in breast cancer patients."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Oyon Istambul
"Latar belakang: Kanker payudara (KPD) mempunyai angka kejadian tertinggi pada wanita di dunia yang apabila tidak terdeteksi secara dini akan mengalami perkembangan menjadi stadium lanjut yang berujung pada metastasis ke organ-organ penting tubuh lainnya terutama di tulang. Keterlambatan pendeteksian akan meningkatkan kerusakan tulang secara permanen. Saat ini berbagai macam studi dilakukan untuk mencari parameter metastasis tulang secara dini dan salah satunya adalah keberadaan mikroklasifikasi pada mamografi sebagai salah satu parameters kejadian metastasis tulang.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan mencari hubungan gambaran mikrokalsifikasi pada mamografi KPD sebagai parameter terjadinya metastasis tulang dan faktor faktor yang memengaruhinya.
Metode Desain studi ini adalah kasus kontrol menggunakan data sekunder pasien kanker payudara yang berobat di poli bedah onkologi RSCM dari Juni Tahun 2019 sampai dengan Juni Tahun 2021. Kelompok kasus adalah pasien KPD yang mengalami metastasis tulang dan kelompok kontrol adalah yang tidak mengalami metastasis tulang yang dilihat berdasarkan pemeriksaan Bone Scan, Ct Scan dan foto polos. Dilihat keberadaan mikroklasifikasi melalui mamografi. Dilakukan uji statistik univariat untuk melihat proporsi (%) dan dilanjutkan dengan uji bivariat yaitu chi square dan fisher jika syarat tidak terpenuhi.
Hasil Didapatkan 81 subjek penelitian dengan kriteria inklusi dengan hasil 56,8% pasien dengan di atas 50 tahun, 86,4% IMT dibawah 30, 76,5% premenopause, 71,6% pada stadium lanjut, 70,4% dengan histopatologi NST, 58% luminal B, dan 30,9 % dengan metastasis tulang. Uji bivariat menunjukkan terdapat hubungan yang bermakna antara keberadaan mikroklasifikasi dengan metastasis tulang (OR 3,284 CI 95% 1,212-8,889 p=0,017cs) dan hubungan bermakna antara stadium lanjut dengan keberadaan mikrokalsifikasi (OR 3,74, CI 95% 1,28-10,86 p=0,012cs) .
Kesimpulan Keberadaan mikrokalsifikasi pada penderita kanker payudara berhubungan secara bermakna dengan metastasis tulang dan stadium lokal lanjut memiliki hubungan yang bermakna dengan keberadaan mikroklasifikasi.

Background: Breast cancer (BC) has the highest incidence in women in the world which if not detected early will develop into an advanced stage which leads to metastasis to other important organs of the body, especially in the bones. Delay in detection will increase morbidity in the form of permanent bone damage. Currently, various studies have been carried out to find parameters of early bone metastases and one of them is the presence of microclassification on mammography as one of the parameters for the incidence of bone metastasis
Objective: The design of this study is a case control using secondary data of breast cancer patients seeking treatment at the RSCM oncology surgery from June 2019 to June 2021. The case group was BC patients who had bone metastases and the control group was those who did not experience bone metastases taken from examination of Bone Scan, CT Scan and plain photo. Seen the existence of microclassification through mammography. Univariate statistical test was conducted to see the proportion (%) and continued with the bivariate test, namely chi square and fisher if the conditions were not met.
Methods The design of this study was a retrospective case-control study. Data were taken from breast cancer patients who were treated at the Oncology Surgery Clinic of RSCM who had undergone histopathological examination, mammography and imaging examinations such as bone prints or other additional investigations that confirmed whether the patient had bone metastases or not. Some of the data collected were age, body mass index, menopausal status, immunohistochemistry, tumor stage and histopathology.
Results There were 81 study subjects with inclusion criteria with results 56,7% of patients with over 50 years, 86,4% BMI below 30, 76,5% premenopausal 71,6% in advanced stages, 70,4% with NST histopathology, 58% luminal B, and 30,9% with bone metastases. The bivariate test showed a significant relationship between the presence of microclassification and bone metastases (OR 3.284 CI 95 1.212-8.899 p 0.017cs) and a significant relationship between the presence of advanced stage and the presence of microcalcifications (OR 3.74, 95% CI 1.28-10.86, p=0.012cs) .
Conclusion The presence of bone metastases in BC was significantly associated with the presence of microcalcification on mammography and locally advanced stages had a significant relationship with the presence of microcalcifications.
"
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2021
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Debbie Yournita
"Kanker payudara merupakan kanker paling sering pada wanita dan merupakan penyebab kematian kedua tersering dari seluruh kanker di dunia. Metastasis merupakan penyebab utama kematian pasien kanker payudara. Status kelenjar getah bening (KGB) digunakan untuk mengidentifikasi prognosis, stadium tumor, serta penentuan modalitas terapi. Nottingham Prognostic Index (NPI) juga dapat digunakan dalam memprediksi prognosis dan kesintasan pasien. Salah satu biomarker yang diharapkan dapat memprediksi adanya metastasis KGB dan memperkirakan kesintasan pasien yaitu CD133. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ekspresi protein CD133, sehingga dapat digunakan sebagai faktor penanda kemungkinan terjadinya metastasis KGB dan memprediksi kesintasan pasien pada karsinoma payudara invasif no special type (NST). Penelitian ini menggunakan desain kasus kontrol terhadap kasus mastektomi karsinoma payudara invasif NST di RSCM periode Januari 2019 sampai Desember 2022. Sampel penelitian dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu 30 kasus karsinoma payudara invasif NST dengan metastasis KGB dan 30 kasus tanpa metastasis KGB. Pengambilan sampel penelitian dilakukan secara consecutive sampling. Dihitung skor NPI. Didapatkan perbedaan bermakna ekspresi CD133 pada karsinoma payudara invasif NST dengan dan tanpa metastasis KGB. Ekspresi CD133 tinggi lebih banyak ditemukan, yaitu 24 kasus (80%). Didapatkan korelasi yang bermakna antara ekspresi CD133 dan skor NPI. Ekspresi CD133 tinggi lebih banyak ditemukan pada kasus dengan NPI >5,4 (buruk), yaitu 20 kasus (66,7%).

Breast cancer is the most prevalent malignancy in women and the second largest cause of cancer-related death worldwide. The main cause of breast cancer’s high death rate is metastasis. Lymph node status is used to identify prognosis, tumor stage, and determine therapeutic modalities. Nottingham Prognostic Index (NPI) can be used to predict prognosis and patient survival. The biomarker that can predict lymph node metastasis and predict patient survival is CD133. This study aims to determine the expression of CD133 protein, which can be used as a marker for the possibility of lymph node metastasis and predict patient survival in invasive breast carcinoma of no special type. This study used a case control design on a mastectomy operation for invasive breast carcinoma NST cases at RSCM from January 2019 to December 2022. The study sample was divided into 2 groups, 30 cases of invasive breast carcinoma NST with lymph node metastasis and 30 cases without lymph node metastasis. The sample was taken by consecutive sampling. NPI score was calculated. There was a significant difference in CD133 expression in invasive breast carcinoma NST with and without lymph node metastasis. High CD133 expression was found more in invasive breast carcinoma NST with lymph node metastasis (24 cases or 80%). There was significant correlation between CD133 expression and NPI score. High CD133 expression was found more in invasive breast carcinoma NST with poor NPI (20 cases or 66,7%). "
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Diah Artanti Sekarayu Budi Sarwono
"Kanker payudara merupakan salah satu jenis kanker yang paling umum. Sebagaimana diketahui, kanker suatu jaringan dapat menyebar atau bermetastasis ke jaringan lain sebagai kanker sekunder, di mana pada kanker payudara 90% kematian selama pengobatan dikaitkan pada metastasis. Penelitian ini fokus kepada karakteristik metastasis bone only sebagai subtipe metastasis tulang kanker payudara yang belum banyak diteliti walaupun angka kelangsungan hidup (survival)nya paling bagus dibandingkan bila metastasis ke organ/tempat lainnya. Gambaran karakteristik pasien KPD BMO yg berobat di RSCM juga belum pernah diteliti. Penelitian ini menggunakan desain penelitian observasional deskriptif dengan desain studi cross sectional dengan teknik sampel total sampling. Terdapat 1278 pasien KPD metastasis yg berobat di RSCM 2017-2022. Didapatkan 148 pasien KPD BMO, namun karena ketidak lengkapan informasi di hasil pemeriksaan penunjang maka yang masuk kriteria inklusi penelitian ini adalah 47 pasien. Dari 47 pasien, ditemukan karakteristik 100% perempuan, rentang usia terbanyak 45-64 tahun (70,2%), 46,8% bersuku Jawa, 85,1% dalam usia menopause, dengan sebagian besar kanker karsinoma duktal invasif (85,1%) grade 2 (68,1%) dan subtipe luminal A (42,6%). Kasus Denovo sebanyak 48,9%. Ditemukan metastasis multiple (91,5%) lesi osteolitik(29,8%) , dan berlokasi di Os. Vertebrae (31,7%). Sejalan dengan penelitian sebelumnya dan faktor risiko metastasis bone only, sehingga dapat dilakukan studi lanjutan berupa studi analitik maupun genomic untuk mengkonfirmasi hubungan kausalitas tiap variabel.

Breast cancer is one of the most common types of cancer. As we know, cancer in one tissue can spread or metastasize to other tissues as secondary cancer, where in breast cancer 90% of deaths during treatment are attributed to these metastases. This study focuses on the characteristics of bone only metastases as a subtype of breast cancer bone metastases that has not been widely studied although its survival is better than breast cancer which metastases to other organs. This research uses a descriptive observational research design with a cross sectional study design with a total sampling technique. We found 1278 breast cancer with metastasis treated in RSCM within 2017-2022. There are 148 breast cancer bone metastasis only, but only 47 patients were included in the research due to the completed radiology data. Of the 47 patients, the characteristics of the 47 patients were 100% female; 70,2% aged 45-64 years-old ;46,8% Javanese ; 85,1% in menopausal age, 68,1% with grade 2 invasive ductal carcinoma and 42,6% luminal A subtype; 48,9% Denovo cases ; 91,5% suffered from Multiple osteolytic lesion metastases and 31,7% were located in Os. Vertebrae. In line with previous research and risk factors for bone only metastasis, further studies can be carried out in the form of analytical or genomic studies to confirm the causal relationship between each variable."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jessica Halim
"Latar Belakang : Kanker payudara adalah kanker kedua tersering pada wanita dengan
angka kcmatian yang tinggi. Keganasan, cherno-resistance, dan kegagaJan tempi untuk menyembuhkan kanker payudara disebabkan oleb adanya sel punca kanker payudara (BCSCs). BCSCs mengekspresikan multigen untuk kelangsungan hidup, kemampuan self-renewal, dan kemampuan bennetastasis. LingkWlgan hipoksia memicu sel tumor untuk mengekspresikan gen pro-survival dan beradaptasi secara metabolik terhadap stres, sehingga memlcu pertumbuhan sel kanker.
Inhibitor of Apoptosis Prolein
(lAP), mengatur supresi apoptosis, kontrol pembelahan sel, dan promosi angiogenesis.
Ekspresi gen survivin sangat tinggi di sei tumor Wltuk kclangsungan hidup.
perkembangan tumor dan keganasan. Survivin sangat papuler dijadikan sebagai gen target kanker. Mendalami peran SUrYivin dalam kondisi hipoksia akan menjanjikan
manfaat terapeutik yang lebih baik. Dalam percobaan ini, ekspresi survivin akan diamati di BCSCs yang dibiakkan dalam media bebas serum yang diberi perlakuan hipoksia 1%dengan periode berbeda.
Mctode : Sel punca diekstrak dari kanker payudara, kemudian diberi perlakuan hipoksia. RNA kemudian diisolasi dan diukur dengan spectrophotometry Wltuk menentukan kadar kemumian sampeL Setelah itu, One-Step qRT-PCR dilakukan untuk mendapatkan hasH ekspresi relatif gen survivin. Produk peR tersebut kemudian diproses dengan electrophoresis uotuk memastikan gen yang telat diamplifikasi.
HasH : Kadar ekspresi gen survivin rnengalami penurunan di sci pWlca kanker payudara selama proses hypoxia dengan interval yang berbeda.
Kesimpulan : Sci punca kanker payudara yang diberi perlakuan hypoxia yang berbeda
menunjukkan kadar ekspresi gen survi.vin yang rendah. Ada kemungkinan bahwa seI
tersebut telah berdiferensiasi dalam popuJasi sel puncak. Penelitian tambahan perlu dilaksanakan untuk memastikan aktivitas apoptosis di sel puncak kanker payudara dalam kondisi hypoxia."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
S70453
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
I Wayan Wisnu Brata
"
ABSTRAK
Nama : I Wayan Wisnu Latar belakang: Kanker payudara (KPD) merupakan kanker yang paling sering terjadi pada wanita di seluruh dunia. Pada tahun 2020, KPD merupakan kasus kanker baru terbanyak di Indonesia dengan 65,858 kasus dan kematian 22,430 kasus. Namun, 90% kematian tersebut disebabkan karena proses metastasis. KPD sering bermetastasis ke tulang (70-80%) dalam kurun waktu 18-20 bulan setelah ditegakkannya diagnosis. PTHrP (Parathyroid Hormone-related Protein) diduga berhubungan dengan KPD yang bermetastasis ke tulang dan menandakan perjalanan klinis KPD yang lebih agresif. PTHrP dapat muncul sebagai alat diagnostik prabedah penting dan memberi gambaran kesintasan pasien yang mengalami metastasis tulang. Tujuan: Studi ini bertujuan untuk melihat hubungan ekspresi PTHrP dengan kejadian metastasis tulang pada karsinoma payudara subtipe luminal (KPDL). Metode: Penelitian ini adalah penelitian analitik dengan desain studi case control. Sampel diambil dengan cara consecutive sampling. Kriteria inklusi adalah pasien KPDL yang dilakukan biopsi atau operasi dan menjalani terapi di bagian Bedah Onkologi RSUP Dr. Cipto Mangunkusumo dan terdapat blok paraffin yang layak diproses. Data klinikopatologis seperti usia, indeks massa tubuh, ukuran tumor, keterlibatan KGB, dan stadium kanker diperoleh dari rekam medis. Dilakukan pewarnaan imunohistokimia dengan reagen AB75150 pada jaringan tumor payudara yang tersimpan dan tingkat ekspresi PTHrP disajikan dalam bentuk h-score. Analisis statistik dilakukan menggunakan program SPSS 27.0. Hasil: Didapatkan 45 sampel dengan 18 sampel dengan metastasis ke tulang dan 27 sampel tidak dengan metastasis ke tulang. Dari analisis data, didapatkan hubungan yang signifikan antara ekspresi PTHrP dengan kejadian metastasis tulang pada sampel KPDL (p = <0,001) dengan OR 31,2 (IK95% 5,3 – 185). OS sampel dengan ekspresi PTHrP kuat adalah 20.5% dengan HR 7.3 (IK95% 2-26.6). Proporsi ekspresi PTHrP kuat pada metastasis tulang 83%. Proporsi ekspresi kuat PTHrP pada KPDL sebesar 48.9 %. Kesimpulan: Peningkatan ekspresi PTHrP memiliki hubungan yang signifikan dengan kejadian metastasis tulang pada pasien KPDL serta OS yang lebih rendah.

Introduction: Breast cancer (BC) is the most common cancer in women throughout the world. In 2020, BC was the largest number of new cancer cases in Indonesia with 65,858 cases and 22,430 deaths. However, 90% of deaths are caused by the metastatic process. BC often metastasizes to the bones (70-80%) within 18-20 months after diagnosis. PTHrP (Parathyroid Hormone-related Protein) is thought to be associated with BC that metastasizes to the bone and indicates a more aggressive clinical course of breast cancer. PTHrP may emerge as an important presurgical diagnostic tool and provide insight into the survival of patients presenting with bone metastases. There has been no research that states a specific relationship between PTHrP and luminal subtype BC. Objective: This study aims to examine the relationship between PTHrP expression and the incidence of bone metastases in luminal subtype BC. Methods: This research is an analytical study with a case control study design. Samples were taken by consecutive sampling according to the inclusion and exclusion criteria. Inclusion criteria were patients with luminal subtype BC who underwent biopsy or surgery and underwent therapy in the Surgical Oncology department of Dr. RSUP. Cipto Mangunkusumo and there are paraffin blocks that are suitable for processing. Clinicopathological data such as age, body mass index, tumor size, lymph node involvement, and cancer stage were obtained from medical records. Immunohistochemical staining was carried out on stored breast tissue and the PTHrP expression level was presented in the form of an H-score. Statistical analysis was carried out using the SPSS 27.0 program. Results: There were 45 samples obtained with 18 samples with bone metastases and 27 samples without bone metastases. From data analysis, a significant relationship was found between PTHrP expression and the incidence of bone metastases in luminal subtype BC samples (p = <0.001) with OR 31.2 (95% CI 5.3 – 185). OS of samples with strong PTHrP expression was 20.5% with HR 7.3 (95% CI 2-26.6). The proportion of strong PTHrP expression in bone metastases was 83%. The proportion of strong expression of PTHrP in luminal subtype BC was 48.9%. Conclusion: Increased PTHrP expression has a significant association with the incidence of bone metastases in luminal subtype BC patients as well as lower OS."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2024
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Rebecca N. Angka
"Faktor perturnbuhan cndote1 vaskular atau Vascular Endothelial Growth Factor (selanjutnya disebut VEGF) adalah suatu glikoprotein dimer yang dihasilkan oleh sel tumor dan jaringan yang memerlukan pasokan pembuluh darah baru. Beberapa penelitian membuktikan bahwa terdapat hubungan antara penyebaran ke kelenjar gctah bening ketiak dengan ekspresi VEGF C dan D terutama pada kanker payudara jenis duktal invasif. Ekspresi berlebihan dari VEGF disenai ekspresi berlebihan dari HER2 kanker payudara. Lebih jauh diketahui bahwa ekspresi VEGF berhubungan dengan penyebaran ke kelenjar getah bening ketiak. Pengaruh faktor ini mendorong peneliti untuk mempelajari kanker payudara stadium II dengan HER-2 posltif karena penyebaran ke kelenjar getah benlng ketiak pada sisi yang sama dengan kanker payudara, mulai ditemukan pada stadium II baik pada tumor ukuran di bawah 2 em ataupun pada tumor berukuran lebih dari 2 em. Dalam penelitian ini dinilai poia ekspresi VEGF pada subjek dengan penyebaran ke kelenjar getah bening (N l) dan pada keadaan belum adanya keterlibatan kelenjar getah bening (NO). Ekspresi VEGF dapat diamati dan diukur derajatnya pada jaringan kanker payudara dengan teknik imunohistokimia. Pola ekspresi yang didapatkan dari hasil penelitian ini diharapkan dapat melihat sifat biologik kanker payudara dalam hal penyebarannya ke kele11iar gctah bening ketiak dan dapat digunakan sebagai faktor prediksi dalam hal penyebarannya.

Vascular Endotbelia1 Growth Factor (VEGF) is a chimeric glycoprotein produced by tumor cells and tissues that require ample blood supply. Some studies have suggested that there is an association between metastasis of cancer cells to the axillary lymph nodes and VEGF C and D especially in ductile invasive breast carcinoma. The over expression from VEGF together with HER-2 were found in 77.2 percent of breast cancer patients. Furthermore evidence suggest that VEGF expression is connected with the spread of cancer to the axillary lymph nodes. We examined breast cancer stage II with HER-2 positive, as the spread of cancer cells to the axillary lymph nodes from the same breast cancer side will only be found at stage H for both tumor under 2 em or more than 2 em. We examined VEGFC the its relationship with axillary lymph node. The results from this research is aimed at monitoring the spread of breast cancer to the axillary lymph nodes and to predict its spread and therefore to find the most effective treatment management for this type of cancer. We analyzed VEGF-C expression in 95 sample breast cancer stage ll with HER-2 positive from 1999 2009. There is no significant associated between VEGF-C expression and axillary lymph node (p = 0.089)."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2009
T32374
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>