Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 180205 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Farah Dini Sofyani
"Penelitian ini membahas tentang penggunaan Abu Sekam Padi (RHA) sebagai bahan subtitusi perekat semen dan penggunaan Limbah Adukan Beton (CSW) sebagai agregat halus untuk mengurangi penggunaan jumlah pasir pada beton. Penelitian dilakukan dengan membuat mortar dengan lima variasi campuran dengan jumlah CSW 30%, 40%, 50%, 60% dan 70% dengan penggunaan RHA tetap yaitu 8% dari total pemakaian semen. Sifat mekanis beton yang diuji meliputi: kuat tekan, densitas atau kerapatan, absorbsi atau penyerapan air dan uji susut. Pengujian kuat tekan dilakukan pada umur 3, 7, 14, 21, 28, 56 dan 90 hari. Untuk pengujian densitas dan absorbsi dilakukan pada umur 28 hari. Sedangkan untuk pengujian susut dilakukan pada umur 1-28 hari secara terus-menerus. Pada pengujian-pengujian yang sudah dilakukan, nilai optimum terjadi pada campuran dengan jumlah CSW 30%, karena memiliki nilai kuat tekan dan densitas paling tinggi, serta penyerapan air dan penyusutan yang paling rendah. Dari penelitian ini diharapkan mortar dengan campuran RHA dan CSW dapat diaplikasikan untuk pembuatan bahan konstruksi ramah lingkungan.

The focus of this study is observing the use of Rice Husk Ash (RHA) as a subtitute of portland cement and Concrete Sludge Waste (CSW) to reduce of sand in concrete. Five compotitions are made in this study with precentages of CSW are 30%, 40%, 50%, 60% and 70% and fixed amount 8% of RHA. The concrete were tested in compressive strength test at the age of 3, 7, 14, 21, 28, 56 and 90 days. Density test and absorption test at the age of 28 days. And Shrinkage test at the age of 1-28 days. From the result of those tests obtained an optimum number of CSW 30% because has the biggest compressive strength and density, thelowestabsorption and percentage of shrinkage. From the result has been obtained, the concrete with RHA and CSW could be applied to building material."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S57865
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sheba Bilqis
"Penelitian tentang penggunaan Rice Husk Ash (RHA) sebagai substitusi perekat semen hidrolis jenis PCC dengan campuran Concrete Sludge Waste (CSW) sebagai substitusi pasir sebagai campuran mortar telah dilakukan dilaboratorium untuk menguji sifat mekanik mortar dengan total benda uji sebanyak 250 buah. Mortar yang di uji dibedakan menjadi 5 variasi yang meliputi kuat tekan sebanyak 175 buah yang diuji sesuai standar ASTM C 579-01sehingga dalam pengujian ini didapat kuat tekan optimum sebesar 20.09 Mpa; Pengujian kerapatan (density) sebanyak 25 buah yang diuji sesuai standar ASTM C 905-01dengan nilai density rata-rata sebesar 1.626 gr/cm3 ;Pengujian absorpsi sebanyak 25 benda uji sesuai standar ASTM C 1403-00 dengan nilai absorpsi rata-rata pada umur 24 jam sebesar 138 gr/cm2 ; Pengujian susut sebanyak 25 benda uji sesuai standar ASTM C531-00 dengan nilai susut rata-rata sebesar 0.1466% dari total panjang benda uji. Dengan nilai kuat tekan sebesar 20.09 MPa dengan komposisi 92% semen, 8% RHA, 50% Pasir, 50% CSW, diharapkan dapat diaplikasikan dalam pembuatan bata beton (paving blok) kelas pedestrian.

Research about using of waste materials called rice husk ash (RHA) as a substitute of adhesive hydraulic cement type of PCC mixed with concrete sludge waste (CSW) as a substitute of sand for mixed cement mortars have been done on laboratory. The mechanical properties tested in the laboratory with 250 samples of total samples. Comprising 175 samples for testing of the compressive strength refer to ASTM C 579-01 the result from this test is 20.09 Mpa, 25 sample for testing of density refer to ASTM C 905-01and the average result from this test is 1.626 gr/cm3, 25 samples for testing of absorption refer to ASTM C 1403-00 01and the average result from this test until 24 hours is 138 gr/cm2 , and 25 samples for testing of length change refer to ASTM C 531-00 01and the average result from this test is 0.1466% total length. The optimum compressive strength is 20.09 MPa, with composition cement, Aggregate 1:3, consist of 92% cement 8% RHA as an adhesive materials and 50% Sand, 50% CSW hoped can be applied in the manufacture of concrete bricks (paving blocks) for pedestrian class."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S1495
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Marchin Alfredo
"Penggunaan beton sebagai bahan konstruksi bangunan di Indonesia semakin meningkat, khususnya pada industri beton siap pakai (Ready Mix Concrete). Salah satu masalah yang timbul dalam industri beton siap pakai, adalah mengumpulkan dan membuang sisa beton yang dihasilkan dari pencucian truk pengaduk beton setelah memproduksi dan mengirimkan campuran beton ke lokasi konstruksi. Atas dasar hal tersebut, maka tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui sifat fisik dan mekanis dari beton yang mengandung limbah adukan beton siap pakai (Concrete Sludge Waste) atau disebut juga CSW yang juga ditmbahkan dengan abu sekam padi (Rice Husk Ash) atau disebut juga RHA.
Fungsi RHA dan CSW adalah sebagai bahan pengganti sebagian dari semen dan agregat halus. Sifat fisik dan mekanis yang akan diuji yaitu meliputi kuat tekan beton, modulus elastisitas dengan PUNDIT, permeabilitas, dan densitas. Berdasarkan dari hasil pengujian didapat kuat tekan yang optimum yaitu pada komposisi campuran 92% semen, 8% RHA, 70% pasir, dan 30% CSW sebesar 32,12 MPa pada umur 28 hari. Demikian juga pada pengujian karateristik beton keras lainnya seperti modulus elastisitas menggunakan PUNDIT didapat sebesar 32.133,33 MPa, penetrasi pada pengujian permeabilitas sebesar 19,67 mm, dan untuk densitas sebesar 2,056 g/cm3. Dari hasil pengujian tersebut menurut SNI untuk beton non struktural, dapat digunakan seperti paving blok, kanstin, pelataran parkir dan beton non struktural lainnya.

Using of concrete as construction materials in Indonesia is increasing, especially in ready mix concrete industry (Ready Mix Concrete). One of the problems that arise in the ready mix concrete industry, is to collect and dispose of the rest resulting from washing concrete mixer truck concrete after the concrete mix, produce and deliver to construction sites. On the basis of this, the purpose of this study was to determine the physical and mechanical properties of concrete containing waste slurry ready mix concrete (Concrete Sludge Waste) or collectively, CSW is also ditmbahkan with rice husk ash (Rice Husk Ash) or also known as RHA.
RHA and CSW function is as a partial replacement of cement and fine aggregate. Physical and mechanical properties to be tested that include concrete compressive strength, modulus of elasticity with the Pundit, permeability, and density. Based on test results obtained from the optimum compressive strength is the composition of the mixture of 92% cement, 8% RHA, 70% sand and 30% CSW of 32.12 MPa at 28 days. Similarly, the test characteristics of concrete such as modulus of elasticity of the other hard to come by using a Pundit 32133.33 MPa, penetration testing on the permeability of 19.67 mm, and for the density of 2.056 g/cm3. From the results of such testing according to SNI for non-structural concrete, can be used as paving blocks, canstine, parking lot and other non-structural concrete.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S42331
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Andika Hadif Pratama
"ABSTRAK
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan agregat halus untuk campuran mortar semen yang dicampurkan dengan bahan limbah berupa limbah adukan beton atau Concrete Sludge Waste (CSW) dan Abu Sekam Padi (RHA) yang dicampurkan dengan semen. Sifat mekanik yang diuji meliputi Kuat Tarik Langsung sebanyak 75 benda uji sesuai standar ASTM C 307-03, Kuat Tarik Lentur sebanyak 25 benda uji sesuai dengan standar ASTM C 78 - 02, Modulus Elastisitas sebanyak 25 benda uji sesuai standar ASTM C-580-02, dan Kuat Geser sebanyak 25 benda uji. Pada setiap pengujian memiliki variasi campuran yang berbeda-beda yang diberi kode CHWM 121 sampai CHWM 125. Pada pengujian Kuat Tarik Langsung nilai terbesarnya ada pada campuran CHWM 122 dengan nilai 5,52 MPa, sedangkan nilai terendahnya ada pada campuran CHWM 123 dengan nilai 2,40 MPa. Pada pengujian dan Modulus Elastisitas nilai terbesarnya ada pada campuran CHWM 121, sedangkan nilai terendahnya ada pada campuran CHWM 125. Pada pengujian Kuat Geser nilai terbesarnya ada pada campuran CHWM 121 dengan nilai 2,88 MPa, sedangkan nilai terendahnya ada pada campuran CHWM 123 dengan nilai 1,47 MPa.
Dari pengujian Kuat Tarik Langsung disimpulkan bahwa campuran yang paling optimum untuk menahan Tegangan Tarik Langsung adalah campuran CHWM 122. Dari pengujian Kuat Tarik Lentur dan Modulus Elastisitas disimpulkan bahwa campuran yang paling optimum adalah CHWM 121. Dari pengujian Kuat Geser disimpulkan bahwa campuran yang paling optimum adalah CHWM 121.

ABSTRACT
In this study, researchers used a mixture of fine aggregate for cement mortar that is mixed with waste materials in the form of waste concrete or Concrete Sludge Waste (CSW) and Rice Husk Ash (RHA) is mixed with cement. Mechanical properties tested include Direct Tensile Strength as much as 75 specimens according to ASTM C 307-03, Flexural Strength Modulus of Ruptureas many as 25 test specimens in accordance with ASTM C 78-02, Modulus of Elasticity of 25 test specimens according to ASTM C-580-02 , and Shear of Strength much as 25 specimens. At each test has a variety of different mixtures are given a code CHWM CHWM 121 to 125. Direct Tensile of Strength on testing its greatest value is in the mixture CHWM 122 with a value of 5.52 MPa, while the lowest is in the mixture with a value of 2.40 CHWM 123 MPa. On Direct Tensile Strength testing and Modulus of Elasticity greatest value is in a mixture of CHWM 121, while the lowest is in the mixture CHWM 125. On Shear of Strength testing the greatest value is in the mixture CHWM 121 with a value of 2.88 MPa, while the lowest is in the mixture with a value of 1.47 CHWM 123 MPa.
From Direct Tensile Strength testing concluded that the most optimum mix to hold Direct Tensile is a mixture of CHWM 122. On Shear of Strength testing and Modulus of Elasticity is concluded that the most optimum mix is CHWM 121. Shear of Strength tests concluded that the most optimum mix is CHWM 121."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S42658
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Arya Imam
"Dalam penelitian ini meninjau penggunaan bahan limbah adukan beton siap pakai atau Concrete Sludge Waste (CSW) sebagai substitusi pasir untuk agregat halus dan penggunaan abu sekam padi Rice Husk Ash (RHA) sebagai substitusi perekat semen dalam campuran mortar yang diharapkan dapat dimanfaatkan dalam pembuatan paving block. CSW itu sendiri yaitu limbah sisa adukan beton yang sama sekali tidak terpakai dan menjadi suatu masalah bagi perusahaan produsen ready mix dalam hal tempat pembuangan akhirnya. Sifat mekanik campuran mortar yang diuji dengan total benda uji sebanyak 125 buah. Yang meliputi kuat tarik langsung 75 benda uji sesuai standar ASTM C 307-03, modulus elastisitas sebanyak 25 benda uji sesuai standar ASTM C 580-02, dan kuat geser sebanyak 25 benda uji.
Pengujian sifat mekanis mortar dibagi kedalam 5 variasi campuran mortar dengan penambahan komposisi CSW sebanyak 30%,40%,50%,60%,70% untuk setiap masing-masing variasi campuran. Dalam pengujian ini didapatkan nilai kekuatan terbesar untuk campuran mortar dengan komposisi semen, agregat halus 1:3, yang terdiri dari 92% Semen, 8% RHA, 70% Pasir, 30% CSW mencapai nilai kuat tarik optimum sebesar 4.98 MPa, modulus elastistas sebesar 10299.224 MPa, dan nilai kuat geser sebesar 1.09 MPa.

In this research reviewed the use of waste material concrete ready mix or Concrete Sludge Waste (CSW) as a substitute sand for fine aggregate and the use of Rice Husk Ash (RHA) as a substitute for cement adhesive in the mix mortar that is expected to be utilized in the manufacture of paving blocks . CSW's own residual waste concrete that is completely unused and become a problem for ready mix manufacturers company in landfills. Mechanical properties of mortar mixtures were tested with a total 125 specimens. Which includes 75 direct tensile test specimens according to ASTM C 307-03, modulus of elasticity with 25 test specimens according to ASTM C 580-02, and the shear strength with 25 specimens.
Testing the mechanical properties of mortar mixtures were divided into five variations of the composition mortar with the addition of CSW as much as 30%, 40%, 50%, 60%, 70% for each variation of mixture. In this test the value obtained for the greatest strength of mortar mixed with the composition of cement, fine aggregate ratio 1:3, which consists of 92% cement, 8% RHA, 70% sand, 30% CSW getting optimum tensile strength value 4.98 MPa, modulus of elasticity 10299.224 MPa, and shear strength 1.09 MPa.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S43237
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
William Sakti
"ABSTRACT
Pengujian beton dengan metode non destructive test sangat dibutuhkan dalam mengevaluasi kondisi beton pada konstruksi, guna mengurangi resiko kerugian akibat pengujian dengan metode destructive test. Skripsi ini membahas korelasi shearwave velocity dengan mutu beton. Penelitian ini adalah penelitian eksperimental dengan mencari nilai shearwave velocity dan mutu beton, yang kemudian dibandingkan dengan nilai longitudinal wave velocity. Nilai shearwave velocity didapatkan dari pengujian menggunakan bantuan alat A1040 MIRA dan longitudinal wave velocity didapatkan dari bantuan alat UPV. Pengujian dilakukan pada beton dengan mutu K225, K350, dan K500 selama 28 hari hingga lebih. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa shearwave velocity pada beton berbanding lurus dengan mutu beton akan tetapi nilai shearwave velocity tidak mengikuti kenaikan kekuatan tekan beton, shearwave velocity cenderung bersifat stabil saat umur beton memasuki 10 hingga 14 hari.

ABSTRACT
Concrete testing with non destructive test method is needed in evaluating the condition of concrete in construction, in order to reduce the risk of loss due to testing by destructive test method. This thesis discusses the correlation of shearwave velocity with the concrete strength. This research is an experimental research by looking for shearwave velocity and concrete strength, which is then compared with longitudinal wave velocity value. The shearwave velocity values were obtained from the test using the A1040 MIRA tool and longitudinal wave velocity were obtained from the test using the UPV tools. Tests were performed on concrete with quality K225, K350, and K500 for 28 days to over. The result of this research shows that shearwave velocity in concrete is directly proportional to the quality of concrete but the shearwave velocity does not follow the increase of concrete compressive strength for the same quality, shearwave velocity tends to be stable when the age of concrete enters 10 to 14 days."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wahyu Dwi Cahyadi
"Skripsi ini membahas tentang penggunaan Abu Sekam Padi (RHA) sebagai bahan substitusi perekat semen dan penggunaan Limbah Adukan Beton (CSW) sebagai agregat halus untuk mengurangi penggunaan jumlah pasir pada beton. Penelitian dilakukan dengan membuat mix design dari beton normal fc' 25 MPa dan dikembangkan pada lima variasi campuran dengan jumlah CSW 30%, 40%, 50%, 60% dan 70% dengan penggunaan RHA tetap yaitu 8% dai total pemakaian semen. Sifat mekanis beton yang diuji meliputi: kuat tekan, modulus elastisitas, densitas, permeabilitas.
Pengujian kuat tekan dilakukan pada umur 3, 7, 14, 21, 28, 56 dan 90 hari terhadap lima benda uji pada setiap umur pengujian. Pada pengujian kuat tekan dan modulus elastisitas nilai optimum terjadi pada campuran dengan jumlah CSW 30%, sedangkan prosentase susut terbesar terjadi pada beton dengan campuran CSW 70%. Dari penelitia ini diharapkan beton dengan campuran RHA dan CSW menghasilkan mutu sesuai yang direncanakan dan dapat diaplikasikan untuk produk paving blok.

The focus of the study is observing the use of Rice Husk Ash (RHA) as a substitute of portland cement and Concrete Sludge Waste (CSW) to reduce of sand in concrete.Refers to the mix design of normal concrete fc' 25 MPa the mechanical properties tested in five variations with a percentage of CSW 30%, 40%, 50%, 60%, 70% and using fixed number 8% of RHA.
The concrete were tested compressive strength, modulus of elasticity, density, and permeability at the age of 3, 7, 14, 21, 28, 56 and 90 days for five specimens at each age of test. From the testing of compressive strength, modulus of elasticity obtained an optimum number of CSW 30%. And teh largest percentage of shrinkage occured in CSW 70%. From the result has been obtained, the concrete with RHA and CSW produce quality as planned and can be applied to block paving products, could be applied to the road pavement.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S42086
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Amalia Hidayah
"Hampir semua material yang digunakan untuk pembuatan beton menggunakan bahan dari alam menyebabkan berkurangnya sumber daya alam yang ada. Dilihat dari sisi lain, banyak terdapat limbah beton yang hanya menjadi limbah di tempat pembuangannya. Penelitian ini akan menggunakan agregat halus daur ulang sebagai agregat pada beton. Komposisi benda uji terdiri dari 0%, 20%, 40%, dan 60% agregat halus daur ulang dari limbah beton mutu K350-K400 menggunakan bahan tambah superplasticizer Glenium C-316. Pengujian meliputi, yaitu pengujian kuat tekan, kuat lentur, dan susut pada beton. Kuat tekan beton dengan komposisi 20% agregat halus daur ulang meningkat dari kuat beton normal pada umur 7, 21 dan 28 hari. Tegangan lentur beton dengan komposisi 20% agregat halus daur ulang mengalami penurunan sebesar 8.54% dari beton normal. Susut beton dengan komposisi 60% agregat kasar daur ulang mempunyai nilai susut tertinggi dibandingkan dengan campuran lainnya.

Almost all of the materials used for the manufacture of concrete using materials from nature, causes natural resources that exist decrease. Besides, there are a lot of concrete waste at a waste disposal. This study will use recycled fine aggregate in concrete. Composition of the test object consists of 0%, 20%, 40%, and 60% of fine recycled aggregate from waste concrete K350-K400 with addition superplasticizer Glenium C-316. Testing includes, compressive strength test, flexural strength, and shrinkage in concrete. Compressive strength of concrete with a composition of 20% recycled fine aggregate increase compared to normal concrete at the age of 7, 21 and 28 days. Flexure strength of concrete with a composition of 20% recycled fine aggregate decreased by 8.54% compared to normal concrete. Shrinkage of concrete with a composition of 60% recycled coarse aggregate has the highest shrinkage values compared to other mixtures."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S60805
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Pada suatu konstruksi bangnman, beton merupakan bagian yang penting dan
mempunyai andil yang besar terhadap kekuatan konstruksi bangunan tersebut. Salah
satu faktor yang mempengaruhi kekuatan beton ialah mutu material-material penyusun
campuran beton. Pada suatu bangunan tertentu diperlukan beton bertulang dan
pemasangan tulangan daiam beton bertulang ini harus sesuai dengan perhitungan yang
telah dilakukan ahli-ahli Sipil. Spesifikasi mutu beton biasanya dinyatakan dalam kuat
campuran beton. Untuk mengetahui apakah beton-beton yang ada pada suatu konstruksi
bangunan telah memenuhi spesifikasi yang diharuskan, tentunya perlu dilakukan suatu
pemeriksaan
Pemeriksaan ini dapat dilakukan tanpa merusak sehingga tidak mempengaruhi
kekuatannya setelah pemeriksaan dilakukan. Salah satu metoda tak merusak yang dapat
dilakukan untuk pemeriksaan beton bertulang ini adalah uji ultrasonik, yaitu dengan
memanfaatkan gelombang akustik berfrekuensi tinggi. Dasar dari metoda ini adalah
adanya perbedaan kecepatan gelombang ultrasonik di dalam beton akibat adanya cacat-
cacat berupa keropos atau retakan yang mungkin terdapat baik di dalam maupun pada
permukaan beton dan adanya perbedaan kecepatan gelombang ultrasonik di dalam
tulangan baja.
Pada penelitian ini dibuat beberapa benda uji baik yang berbenruk kubus,
silinder, maupun balok dengan maupun tanpa tulangan baja dengan kual lekan yang
berbeda-beda sebagai model pengujian dengan pengkombinasian gradasi agreat kasar.
Peugujian ultrasonik pada benda uji dilakukan dengan metode transmisi. Pada pengujian ini digunakan slat yang dapar mengeluarkan gelombang ultrasonik dengn frekuensi 54 khz dan kecepatan gelombang yang merambat dalam beton 3,5 - 4,5 km/s tergantung mutu beton."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S35460
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>