Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 89844 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"[Pelabuhan terminal petikemas salah satu sarana utama transaksi bongkar muat. Berperan penting dalam industri dan perdagangan nasional maka harus mempunyai fasilitas yang memadahi. Distribusi dan perdagangan nasional dapat terganggu karena peningkatan lalu-lintas barang. Untuk mengatasi permasalahan ini, revitalisasi pelabuhan terminal petikemas khususnya untuk peralatan bongkar-muat dan lapangan penumpukan dilakukan secepatnya. karya tulis ini penulis menganalisis penggunaan fasilitas bongkar muat, khususnya pada Rubber Tyred Gantry crane sebagai pendukung jalannya kelancaran operasional. Hasil analisis membahas tentang efisiensi penggunaan peralatan, efektivitas perbakan kerusakan, dan perawatan sesuai jadwal sehingga dapat mengatasi keterlambatan operasional dan meningkatkan produktivitas pelabuhan terminal petikemas., Container port and terminal as one of the main facility for loading and unloading transaction, play an important role in the development of industry and nation so it should have adequate supporting facility. The distribution and national trading might be disturbed by the increment of the goods’ traffic. To accomplish the problem, revitalization of container port and terminal especially for the loading and unloading utilities and container yard should be done shortly. In this research, author is analysing the uses of the loading and unloading facility, focusing on Rubber Tyred Gantry as the supporting utilities of port operational. The analysis discuss about the efficiency of utilities, the effectivity in damage reparation and maintenance that based on schedule so it can overcome the delay of operation and increasing the productivity of container terminal and port.]"
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S58015
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arief Muhammad Allydito
"Transportasi maritim memegang peranan penting dalam siklus perdagangan dunia. Dalam perkembangannya sebagai sarana terpenting dalam pembangunan ekonomi, terminal peti kemas dapat menimbulkan emisi CO2 yang timbul dari operasional kapal, peralatan bongkar muat dan truk eksternal yang melakukan bongkar-muat sehingga harus menunggu waktu giliran dikarenakan keterbatasan peralatan bongkar muat dan lahan terminal yang mengakibatkan antrian sehingga truk terus menghasilkan CO2 dari kondisi idling. Di dalam penelitian ini dilakukan estimasi emisi CO2 dari kegiatan Receiving-Delivering yang berasal dari truk eksternal dengan model simulasi menggunakan software Arena Simulation dari kegiatan impor maupun ekspor di satu terminal peti kemas selama 31 hari. Kemudian dilakukan upaya penurunan emisi dengan strategi penambahan RTGC 2, 5 dan 10 unit untuk mengejar efektifitas waktu bongkar muat. Setelah dilakukan penelitian, didapatkan estimasi emisi pada kondisi saat ini yaitu 123868.83 kg dan waktu bongkar muat 51 menit untuk kegiatan impor serta 64627.58 kg dan 40 menit untuk kegiatan ekspor. Pada skenario penurunan yang dipilih, terjadi penurunan emisi CO2 dan waktu bongkar muat dari skenario secara berurutan 22%, 39%, dan 52%. Waktu bongkar muat secara berurutan menjadi 40, 32 dan 26 menit untuk kegiatan impor. Serta penurunan 19%, 34%, dan 44% untuk penurunan emisi CO2 dan 32 menit, 27 menit dan 23 menit untuk waktu bongkar muat kegiatan ekspor. Strategi penurunan yang dipilih dinilai layak dengan melakukan penambahan RTGC 2 dan 5 unit karena NPV dan IRR bernilai positif dengan PBP 8 dan 34 bulan.

Maritime transportation plays an important role in the world trade cycle. In its development as the most important means of economic development, container terminals can generate CO2 emissions arising from ship operations, loading and unloading equipment and external trucks carrying out for Receiving-Delivering operations. The truck have to wait their turn due to limited handling equipment and terminal land which results in queues and trucks continuing to produce CO2 from idle condition. In this study, estimation of CO2 emissions from Receiving-Delivering activities from external trucks was carried out with a simulation model using Arena Simulation software from import and export activities in one container terminal for 31 days. Then, efforts to reduce emissions were made with the strategy of adding RTGC 2, 5 and 10 units to pursue loading and unloading effectiveness. After doing the research, the estimated emission at the current condition is 123868.83 kg and loading and unloading time is 51 minutes for import activities and 64627.58 kg and 40 minutes for export activities. In the selected reduction scenario, there is a decrease in CO2 emissions and loading and unloading time from the scenarios, respectively, by 22%, 39%, and 52%. The loading and unloading time is 40, 32 and 26 minutes for import activities, respectively. As well as a reduction of 19%, 34%, and 44% for CO2 emission reductions and 32 minutes, 27 minutes and 23 minutes for loading and unloading time for export activities. The selected reduction strategy is considered feasible by adding 2 and 5 units of RTGC because the NPV and IRR are positive with PBP of 8 and 34 months.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irfan Rolanda Adfikaputra
"Tanjung Priok Port and international trade are two things that cannot be separated. However, the performance of the Tanjung Priok Container Terminal is currently not optimal even though Tanjung Priok is the main port lever in Indonesia in terms of exports to foreign countries. As a result, increasing the productivity of container ports in serving container traffic flows is essential. In order to improve container terminal productivity, this study will create a model and simulation of container stacking in the stacking yard (stacking area). A proper stacking procedure (stacking rules) will limit the amount of reshuffling, which is a waste in container operations. The study's findings are discrete event simulation-based models that may be used to evaluate container stacking options based on container terminal productivity. As a result, it is planned to provide an understanding of the relationship between productivity and container stacking procedures in stacking yards.

Pelabuhan Tanjung Priok dan perdagangan internasional adalah dua hal yang tidak bisa dipisahkan. Namun, performa Terminal Peti Kemas Tanjung Priok saat ini belum optimal padahal Tanjung Priok merupakan tuas utama pelabuhan di Indonesia dalam hal ekspor ke mancanegara. Akibatnya, peningkatan produktivitas pelabuhan peti kemas dalam melayani arus lalu lintas peti kemas menjadi sangat penting. Untuk meningkatkan produktivitas terminal peti kemas, studi ini akan membuat model dan simulasi penumpukan peti kemas di lapangan penumpukan (stacking area). Prosedur penumpukan yang tepat (aturan susun) akan membatasi jumlah perombakan, yang merupakan pemborosan dalam pengoperasian peti kemas. Temuan studi ini adalah model berbasis simulasi peristiwa diskrit yang dapat digunakan untuk mengevaluasi opsi penumpukan peti kemas berdasarkan produktivitas terminal peti kemas. Akibatnya, direncanakan untuk memberikan pemahaman tentang hubungan antara produktivitas dan prosedur penumpukan peti kemas di lapangan penumpukan."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Chatarina Petra
"Aktivitas pada terminal peti kemas di pelabuhan merupakan salah satu penunjang perekonomian pada suatu wilayah. Tingginya aktivitas pada terminal tersebut menarik perusahaan untuk membuka usahanya, sehingga klaster terminal peti kemas terbentuk, yang mendukung aspek sosial. Namun, aktivitas di terminal tersebut menghasilkan banyak emisi.  Sebagai salah satu kunci dekarbonisasi, sejak 1 Januari 2020, International Maritime Organization (IMO) memberlakukan kebijakan yang membatasi penggunaan bahan bakar dengan kandungan sulfur maksimal 0,5% v/v. Dekarbonisasi yang perlu segera diwujudkan, kebijakan penggunaan bahan bakar rendah sulfur yang wajib dipenuhi, serta adanya kepentingan dalam mempertimbangkan aspek sosial dan ekonomi pada klaster terminal peti kemas menyebabkan timbulnya suatu kebutuhan akan suatu alternatif kebijakan. Model sistem dinamis dikembangkan dalam penelitian ini untuk menganalisis rekomendasi kebijakan dekarbonisasi yang paling sesuai untuk diimplementasikan pada klaster terminal peti kemas. Sebagai acuan pengembangan model, pelabuhan Tanjung Priok yang mewadahi klaster terminal peti kemas terbesar di Indonesia digunakan sebagai objek penelitian. Selain itu, analisis dua belas aktor dan tiga skenario diinkorporasikan untuk mendapatkan analisa yang lebih mendalam. Penelitian ini menguji dan menganalisis tujuh alternatif kebijakan yang dapat diterapkan pada klaster pelabuhan Tanjung Priok, yaitu Free-Trade Zone, Shore Power System, Sulfur Emission Control Area, serta kombinasi dari kebijakan tersebut, untuk mendapatkan rekomendasi alternatif yang paling disarankan dalam mendukung dekarbonisasi yang turut mempertimbangkan isu berkelanjutan yang mencakup aspek lingkungan, ekonomi, dan sosial.

Container terminal activities at the port is one of the economic supports in a region. The high activities at the terminal attracted companies to open a business, that formed a container cluster terminal, which supports the social aspect. However, the terminal activities generate a lot of emissions. As one of the keys to decarbonization, since 1 January 2020, the International Maritime Organization (IMO) has implemented a policy that limits the use of fuels with a maximum sulfur content of 0.5% v/v. Decarbonization that needs to be implemented immediately, obligation on using low sulfur fuel, as well as the importance in considering social and economic aspects of the container terminal cluster have created a need for an alternative policy. A system dynamics model was developed in this study to analyze the most appropriate decarbonization policy recommendations that can be implemented in the container terminal cluster. As a reference for the model development, Tanjung Priok port which accommodates the largest container terminal cluster in Indonesia was used as the object of the research. In addition, the analysis of twelve actors and three scenarios was incorporated to obtain a deeper analysis. This study examines and analyses seven alternative policies that can be applied to the Tanjung Priok port cluster, namely the Free-Trade Zone, Shore Power System, Sulfur Emission Control Area, as well as the combinations of these policies, in order to obtain the most recommended alternative recommendations to support decarbonization while also considering sustainable issues that include environmental, economic, and social aspects.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sirait, Simon Juanda
"Pemanasan global menjadi fenomena yang terus terjadi, hal ini menyebabkan meningkatnya suhu bumi sebesar 87oC setiap tahun. Saat ini 90% transportasi untuk industri dilakukan melalui jalur laut. Terdapat dua komponen yang paling berperan dalam jalur laut yaitu kapal dan pelabuhan. Penelitian ini akan berfokus pada perhitungan emisi yang ada dalam keseluruhan proses di pelabuhan, mulai dari kapal berlabuh, proses bongkar muat, transfer dari dermaga ke daerah penumpukan, aktivitas penumpukan dan sebaliknya. Metodologi penelitian ini adalah dengan mengumpulkan data kinerja pelabuhan selama satu tahun mulai dari data kapal berlabuh, data alat dan utilitas, konsumsi bahan bakar dan listrik. Pelabuhan yang diteliti adalah Belawan International Container Terminal (BICT), Jakarta International Container Terminal, dan Terminal Teluk Lamong (TTL). Faktor emisi yang digunakan untuk bahan bakar berdasarkan ketentuan yang dikeluarkan Kementerian Lingkungan Hidup yang telah meratifkasi IPCC 2006 dan untuk listrik menggunakan faktor emisi pembangkit Jawa Madura Bali yaitu 0.844 kg CO2/KWH.
Berdasarkan penelitian ini, didapat bahwa emisi berdasarkan keseluruhan peralatan pelabuhan BICT menjadi paling hemat dengan 15.93 kg CO2/teus kemudian JICT 16.40 kg CO2/teus dan TTL 18.66 kg CO2/teus. Untuk emisi yang dihasilkan berdasarkan bahan bakar atau emisi langsung di daerah pelabuhan, TTL menjadi paling rendah emisi dengan 9.00 kg CO2/teus kemudian BICT 10.64 kg CO2/teus dan BICT dengan 15.38 kg CO2/teus. Untuk emisi yang berdasarkan keseluruhan proses di pelabuhan mulai dari kapal sandar hingga peti kemas keluar pelabuhan BICT menajadi paling rendah emisi dengan 29.08 kg CO2/teus kemudian JICT dengan 36.59 kg CO2/teus dan BICT 48.56 kg CO2/teus. Emisi yang sangat besar dihasilkan saat kapal sedang bersandar dan dengan penggunaan power on shore akan dapat mengurangi emisi ini dan secara keseluruhan emisi di daerah pelabuhan menjadi kecil.

The port sector has been playing one of the important roles in global trade as ports are one of the transportational chain-rings in building environmental-social performance. As we all know, the usage of means of transportation are spreading further across the world. Starting with the Kyoto Protocol for ships, the environmentally friendly trend has also drawn in the port sector. However, it is difficult to find a model with the same characteristics as those of the ports as the models. The models can be used to compare the operational performances in the aspect of CO2 emission production. On that basis, this research aimed at estimating the CO2 emissions in container ports in order to portray how a port deals with its operational matters using models suiTabel for ideal circumstances based on the available equipment. This calculative system applies the bottom-up calculation of the work activities done in the ports, of the amount of fuel consumption, not as an input variable, but as the result of the calculation of the calculation itself. As for the input variables, they are the throughput, transshipment process, transportational modality and terminal layout. The result shows that several equipment operational activities can be optimized by comparing the results of the calculation of the CO2 actual emissions.
In this research, it was found that each TEUS produced CO2 emissions as many as 15.93 kg CO2 /teus in BICT, 16.40 kg CO2 /teus in JICT, and 18.66 kg CO2 /teus in TTL, after calculating the emissions which had either direct or indirect effects. Then, the result of the calculation of only the CO2 emissions which had direct effects on the ports, i.e. the emissions of non-electrically operated equipment, was each TEUS produced as many as 9.00 kg CO2 /teus in TTL, 10.64 kg CO2 /teus in JICT, and 15.38 kg CO2 /teus in JICT. For emissions that go through the entire process at the port starting from the ship to the container out of the port of BICT it becomes the lowest emission with 29.08 kg CO2 / teus from JICT with 36.59 kg CO2 /teus and BICT 48.56 kg CO2/teus. This research is potentially of considerable use to ports since it shows how to calculate CO2 emissions in a port under ideal circumstances, the used models can adapt to the characteristics of any port, and the data serving as the input variables are not difficult to get.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizka Rhomadona
"Volume pengiriman peti kemas yang terus meningkat, mendorong pihak pelabuhan/terminal peti kemas untuk semakin meningkatkan performa. Ditambah lagi dengan semakin ketatnya persaingan antar terminal. Penerapan perencanaan yang optimal dapat membantu terminal peti kemas untuk menghadapi tantangan tersebut. Penelitian ini membahas proses optimasi perencanaan terintegrasi pada sebuah terminal peti kemas di Indonesia, dengan menggunakan dua fungsi tujuan dari segi waktu dan biaya operasional. Penelitian ini menghasilkan model dengan beberapa skenario yang telah disesuiakan dengan kondisi operasional terminal sehingga dapat menjadi salah satu bahan pertimbangan bagi pihak terminal untuk meningkatkan performa mereka, khususnya dalam perencanaan level taktis.

The increased number of container shipping nowadays, brought new challenges for container terminal to improve their operational performance. In addition with the increase of competition between ports. Optimal and integrated planning will help terminal to face those challenges. This research studied about optimizing an integrated planning of the container terminal in Indonesia, using a bi objective optimization method to minimize time violation, and also operational cost of terminal. The result of this research is a model with various scenarios which already adjusted with terminal's real operational condition, so it would be applicable and could be help terminal for increasing their performance."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S67080
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Leo Tri Utomo
"Terminal Operasi 3 Pelabuhan Tanjung Priok merupakan pelabuhan tempat pengiriman ekspor dan impor peti kemas yang berada tepat di Ibukota Jakarta dengan panjang dermaga sepanjang 1030 m terdiri dari 5 dermaga dengan luas lapangan penumpukan 122922 m2 dan waktu kerja selama 365 hari/tahun dengan waktu operasi 24 jam/hari.
Tujuan penelitian ini untuk menganalisis kelayakan dermaga pada Terminal Operasi 3 Ocean Going Division Pelabuhan Tanjung Priok dengan menggunakan metode Berth Occupancy Ratio BOR atau tingkat pemakaian dermaga berdasarkan data arus kunjungan kapal dan peti kemas disetiap bulan pada tahun 2014, 2015, dan 2016. Evaluasi dilakukan untuk memproyeksikan pertumbuhan arus kapal dan peti kemas pada tahun 2017 sampai 2034 dengan menggunakan metode regresi linier.
Hasil analisis menunjukan bahwa pada tahun 2014 sampai pada tahun 2031 nilai BOR masih dibawah 65 seperti yang disarankan oleh UNCTAD berarti bahwa penggunaan dermaga masih layak. Namun pada bulan April tahun 2032 nilai BOR sudah melebihi 65, yang berarti penggunaan dermaga sudah cukup padat. Untuk mengurangi kepadatan tersebut dapat dilakukan dengan meningkatkan produktifitas bongkar muat dari 20 TEU rsquo;s/jam ke tingkat yang lebih tinggi.

Operation Terminal 3 is a container port which is dedicated for export and import shipping. Located in Jakarta the capital city of Indonesia, the port now stretches over a distance of 1.030 meters. It consists of 5 docks with stacking area 122.922 square meters, the port operation hours is 24 hours aday, 7 days per week.
The purpose of this research to analyze the feasibility of length dock at Operation Terminal 3 ndash Ocean Going Division, Tanjung Priok Port, using Berth Occupancy Ratio BOR method and the rate of pier usage based on the container shipping growth data in 2014, 2015 and 2016. This evaluation is to project the growth of ship and container flow in 2017 until 2034 by using Linier Regression method.
The results of the analysis shows that in the year of 2014 until 2031 the BOR value is still under 65 as recommended by the UNCTAD means that the use of the dock is still feasible. However, in April 2032 the BOR value has exceeded 65 , which means the usage of the pier has already exceed its capacity. Berth utility Reducing the trafic can be done by increasing the productivity of loading unloading from 20 TEU's hour to a higher level.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S68284
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohammad Irfan
"Indonesia memiliki potensi yang sangat luas dalam mengembangkan sektor maritimnya. Salah satu upaya yang bisa dilakukan adalah memaksimalkan perdangan. Terminal peti kemas yang menjadi poros perdagangan dunia perlu perhatian lebih dalam hal ini. Kemampuan dari terminal peti kemas untuk menyerap kapal dan melakukan perpindahan barang menjadi faktor kunci dalam memaksimalkan kinerjanya. Angka Utilitas yang terbentuk atas proses tersebut menjadi acuan dalam penilaian tingkat kesibukan terminal peti kemas. Perkembangan teknologi mendorong pengoptimalan kinerja terminal peti kemas dilakukan menggunakan model simulasi. Model akan digunakan sebagai acuan atas proses yang terjadi di lapangan dan menjadi pembanding atas data-data yang sudah didapatkan sebelumnya. Penelitian ini dimaksudkan untuk membuat model dari terminal peti kemas yang sudah ada dan mensimulasikannya menggunakan software. Permodelan digunakan dalam hal ini untuk merepresentasikan proses yang terjadi pada keadaan sesungguhnya. Model yang sudah dibuat dipastikan kesesuaiannya menggunakan metode verifikasi dan validasi. Kesesuaian output data software dengan kondisi sesungguhnya menjadi pertimbangan utama. Setelah model sesuai dengan kondisi lapangan, maka perhitungan nilai utilitas dermaga dilakukan. Penilitian ini juga ditujukan untuk memahami dan mempelajari beberapa faktor yang memengaruhi angka utilitas dermaga. Faktor tersebut diantaranya adalah kedatangan kapal, jumlah dan waktu antrian, serta proses bongkar muat yang terjadi.

Indonesia has vast potential in developing its maritime sector. One effort that can be done is to maximize trade. The container terminal which is the center of world trade needs more attention in this regard. The ability of the container terminal to absorb ships and to move goods is a key factor in maximizing performance. The Utility Terminal formed by this process becomes a container terminal. Terminal technology encourages optimization of terminal performance by using a simulation model. The model will be used as a reference for the processes that occur in the field and be a comparison of data that has been obtained previously. This research is interesting to make a model of an existing container terminal and succeed it using software. Modeling is used in this case to represent the processes that occur in real situations. The models that have been made are ensured for compliance using the verification and validation methods. Output software Conformity with Conformity is a major consideration. After the model matches the field conditions, the calculation of the dock utility value is performed. This research also helps to consider and focus the factors that influence the dock utility numbers. The factors in question are the arrival of the ship, the number and time of the queue, as well as the loading and unloading process that occurs."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Reski Hanafianto Putra
"Peti kemas adalah suatu alat transportasi logistik yang dirancang secara khusus agar bisa dipakai berulang kali. Di Indonesia peti kemas mulai berkembang penggunaannya karena dalam fungsinya untuk mengemas dapat dipakai berulang kali dan kemudahan dalam operasionalnya. Didalam menggunakan peti kemas maka diperlukan fasilitas penunjang yaitu terminal peti kemas yang berfungsi untuk pendistribusian dan juga untuk penampungan. Di dalam operasional terminal peti kemas risiko keselamatan adalah suatu hal yang tidak dapat dipisahkan. Untuk itu diperlukan suatu manajemen risiko untuk mengendalikan risiko-risiko tersebut agar dapat dihindari atau dampaknya bisa diminimalisir. Manajemen risiko ini dimulai dengan mengidentifikasi secara umum risiko yang ada serta menganalisa dampak umum dan penyebab umum dari risiko tersebut. Standar khusus yang digunakan untuk manajemen keselamatan dalam kerja adalah standar internasional yaitu OHSAS. Di dalam peniliaian risiko ini digunakan sebuah metode yaitu menggunakan matriks risiko yang berisi nilai-nilai dari sebuah risiko itu sendiri. Risiko yang mendapatkan nilai tertinggi (berbahaya) dianalisis sebab terjadinya dengan menggunakan metode Fault Tree Analysis sehingga bisa diminimalisir atau dihilangkan dampak negatifnya.

Container is a logistic transportation equipment designed especially to reuse overtime. Nowadays, in Indonesia used of container as a transport equipment has growth because it is simple and easy to use. President Joko Widodo embrace through sea toll program which planned to connected all the region in Indonesia through the sea. In usage of container, the most important thing besides container itself and ship is a container terminal. Every container operation need container terminals to stacking the container and distribute them. Every operational activity in container terminal contain much safety risk. A risk management is needed to prevent, decrease the damage of risk, even to make a risk disappear. First thing to do is identification risks and analyze what main cause and the effect. After risks identified we make a simple risks scoring with risk matrix. The highest risks then identified with Fault Tree Analysis method so we know what the root of this risk and make a simple rules to control the risks."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S62708
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Rifai
"Sebagai pelabuhan utama di Indonesia, Pelabuhan Tanjung Priok senantiasa terus menerus dipelihara dan dikembangkan agar tetap dapat mempertahankan fungsinya selaku logistic center kawasan untuk meningkatkan daya saing industri dalam perdagangan internasional dan iklim investasi. Menanggapi hal tersebut PT. Pelabuhan Tanjung Priok selaku anak Perusahaan PT. Pelabuhan Indonesia II Persero yang bertugas dalam mengelola segala proses operasi dan pelayanan jasa kepelabuhanan di Tanjung Priok dituntut untuk meningkatkan kinerja pelayanan bongkar muat terutama pada sektor bongkar muatnya. Pertumbuhan arus peti kemas internasional PT Pelabuhan Tanjung Priok mencapai 67,11 dari 232,87 ribu TEUs di tahun 2015 menjadi 503,90 ribu TEUs di tahun 2016. Dan untuk pertumbuhan peti kemas domestik sebesar 9,50 132 ribu TEUs menjadi 141 ribu TEUs pada tahun 2016. Dengan jumlah peti kemas yang meningkat setiap tahun dan lokasi Container Yard yang terbatas, PT. Pelabuhan Tanjung Priok menerapkan sistem truck lossing dibeberapa terminal salah satunya di Terminal Peti Kemas Selatan. Penulis melakukan penelitian untuk mengurangi lamanya waktu tunggu truk pengangkut peti kemas sebagai akibat diberlakukannya sistem truck lossing. Proses penyelesaian masalah dilakukan dengan menggunakan penjadwalan kedatangan truk pengangkut peti kemas dengan pendekatan Truck Turnaround Time. Dari hasil implementasi penjadwalan tersebut waktu tunggu truck pengangkut peti kemas dapat diturunkan dari 99,28 menit menjadi 48,72 menit.

As the main port in Indonesia, Tanjung Priok Port is always continuously maintained and developed in order to maintain its function as a regional logistics center to improve industrial competitiveness in international trade and investment climate. Responding to this PT. Tanjung Priok Port as a subsidiary of PT. Pelabuhan Indonesia II Persero which is in charge of managing all operations and port services in Tanjung Priok is required to improve the performance of loading and unloading services, especially in the loading and unloading sector. The international container flow flows of PT Pelabuhan Tanjung Priok reach 67.11 from 232,87 thousand TEUs in 2015 to 503,90 thousand TEUs in 2016. And for domestic container growth of 9.50 132 thousand TEUs to 141 thousand TEUs in 2016. With an increasing number of containers each year and a limited Container Yard location, PT. Tanjung Priok Port implements a truck lossing system in several terminals, one of which is in South Container Terminal. The author conducted a study to reduce the length of waiting time for container transport trucks as a result of the application of truck lossing system. The problem solving process is done by scheduling the arrival of container haul truck with Truck Turnaround Time approach. From the results of the scheduling implementation the waiting time of the container truck can be lowered from 99,28 minutes to 48,72 minutes."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>