Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 92172 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fadiah Adlina Ulfah
"Mata air merupakan salah satu sumber air di Kabupaten Cianjur. Desa Cibanteng hanya mengandalkan mata air untuk menopang pemenuhan kebutuhan air masyarakatnya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dimana sebaran lokasi mata air, bagaimana wilayah potensial pemanfaatan yang terbentuk, serta bagaimana wilayah pemanfaatan aktual yang dikaitkan dengan kualitas air dari mata air di Desa Cibanteng. Data lokasi sumber mata air, ketinggian, batas DAS, sistem jaringan serta debit digunakan untuk mengetahui wilayah potensial dan wilayah pemanfaatan mata air. Analisis secara deskriptif, kuantitatif dan spasial merupakan metode yang digunakan dalam penelitian ini.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa lokasi sumber mata air di Desa Cibanteng terletak di bagian selatan desa dengan ketinggian 715-895 m dpl dan wilayah potensial pemanfaatan yang terbentuk terletak pada ketinggian 610-880 m dpl dengan luas bervariasi. Pola spasial pemanfaatan mata air cenderung sesuai wilayah potensialnya, dengan kualitas air cenderung tetap antar titik pemanfaatan.

Springs is one of the water sources in Cianjur. Cibanteng Village rely on springs to support water supply the community. The purpose of this study was to investigate the distribution of the spring location, how are potential region of utilization are formed, and how the actual region of utilization that associated with the quality of water from springs in the Cibanteng Village. Data location of springs, elevation, watershed, network system and debit are used to determine potential and actual region of the springs. Descriptive, quantitative and spatial analysis are the method used in this study.
The results showed that the location of springs in Cibanteng Village located in the southern part of the village with an altitude of 715-895 m above sea level and the potential region of utilization formed at an altitude of 610-880 m above sea level with widely varied. The spatial pattern of springs utilization tend appropriate to potential region utilization, the water quality tends to remain between the point of utilization.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
S58101
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fathiyya Ulfa
"Provinsi Jawa Barat merupakan provinsi yang memiliki riwayat kejadian longsor tertinggi di Indonesia. Salah satu wilayah di Provinsi Jawa Barat yang sering terjadi longsor adalah Desa Cibanteng, Kecamatan Sukaresmi, Kabupaten Cianjur. Pada dua tahun terakhir telah terjadi dua kali pergerakan tanah di daerah yang berbeda di Desa Cibanteng.
Penelitian ini bertujuan memprediksi besar risiko kerugian bencana longsor pada masa akan datang sehingga bantuan saat terjadi longsor dapat dioptimalkan. Untuk memprediksi besar risiko kerugian digunakan variabel bahaya, kerentanan dan kapasitas kebencanaan longsor. Masing-masing variabel memiliki beberapa indikator tertentu yakni penggunaan tanah, lereng, dan kepadatan penduduk. Penghitungan risiko kerugian dilakukan menggunakan metode overlay masing-masing variabel.
Hasil penelitian adalah berupa prediksi risiko kerugian sebesar Rp. 10,1 milyar. Besar risiko kerugian tersebut didapat dari nilai bangunan, jaringan jalan, jaringan listrik dan produktivitas pertanian. Penelitian ini menunjukkan bahwa wilayah risiko bencana longsor mendominasi dibagian selatan Desa Cibanteng.

West Java is a province with highest landslide history in Indonesia. One of the area that landslide frequently occurred is Cibanteng Village, Sukaresmi Subdistrict, Cianjur District. In last two years, slow earthflow or as known as creep occurred in difference area of Cibanteng Village.
The aim of this research is to know how much the detriment risk affected by landslide in the future, so that the help when landslide occurred can be optimalized. This research use some variables such as hazard, vulnerability and capacity variables to determine the detriment risk. All variables also have the certain indicator such as landuse, slope, and population density.
By the research, the accumulation of detriment risk is about IDR 10,1 billion. This detriment is gained from building value, road value, electricity and agriculture productivity in IDR. By the result of research, it is known that landslide risk areas are dominated in south of Cibanteng Village.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
S58021
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahadi Yoga Affandani
"Gerakan tanah merupakan bencana yang sering terjadi di Kabupaten Cianjur, terutama di Desa Cibanteng yang terjadi delapan kejadian pada periode 2009-2016. Penelitian ini bertujuan untuk memetakan wilayah rawan gerakan tanah dengan metode SINMAP Stability Index Mapping . Metode SINMAP dibagi menjadi dua yaitu SINMAP berbasis data laboratorium dan SINMAP berbasis peta jenis tanah. Metode SINMAP berbasis data laboratorium menggunakan 10 sampel tanah untuk memperoleh nilai karakteristik fisik tanah yaitu nilai kohesi, angle friction, dan indeks kelembaban. SINMAP berbasis peta jenis tanah menggunakan nilai karakteristik fisik tanah dari literatur. Pengolahan SINMAP menggunakan software Arcview dengan mengolah data Digital Elevation Number DEM dengan nilai kohesi, angle friction, dan indeks kelembaban.
Berdasarkan analisis SINMAP berbasis jenis tanah hasilnya di dominasi oleh wilayah yang tidak berpotensi sebesar 59,57 terhadap luas desa, sementara luas tingkat tinggi 9,7, tingkat sedang 16,51, dan tingkat rendah 14,22. SINMAP berbasis data laboratorium di dominasi oleh wilayah rawan longsor tingkat sedang sebesar 39,35 terhadap luas desa, sementara tingkat tinggi 17,59, tingkat rendah 29,18, dan tidak berpotensi 13,88. Berdasarkan analisis dengan wilayah rawan tingkat tinggi dan validasi dari lokasi kejadian longsor, metode SINMAP berbasis data laboratorium memberikan nilai akurasi validasi 62,5, sedangkan metode SINMAP berbasis peta jenis tanah memberikan nilai 37,5.

Landslide is a disaster that commonly occurs in Cianjur Regency, especially in Cibanteng Village. This study aims to map landslide prone areas using the SINMAP Stability Index Mapping method. The SINMAP method divides into two SINMAP based laboratory data and SINMAP based on soil type map. SINMAP method based on laboratory data using 10 soil samples to obtain soil physical characteristics namely the value of cohesion, angle friction, and humidity index. SINMAP based soil type map uses the soil physical characteristic value of the literature. SINMAP processing using ArcView software to process data Digital Elevation Number DEM with a value of cohesion, friction angle, and the humidity index.
The result of SINMAP analysis based on soil type map dominated by region with no potential area equal to 59,57 of village area, while wide of high level 9.7, medium level 16,51, and low level 14,22. SINMAP based laboratory data is dominated by moderate prone areas at 39.35 of village area, while 17.59 high, 29.18 low, and no potential 13.88. SINMAP method based on laboratory data provides validation accuracy value of 62.5, while the SINMAP method based of soil type maps provide validation value of 37.5.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2018
S69862
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Febian Garvin Abidin
"Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki tingkat insiden bencana alam yang tinggi. Di antara berbagai jenis bencana, tanah longsor adalah salah satu bencana hidrometeorologi yang paling umum. Salah satu daerah yang memiliki tingkat bencana longsor tinggi adalah Kabupaten Cianjur, Provinsi Jawa Barat. Pemetaan kerusakan ekonomi dan kerugian akibat bencana longsor di suatu wilayah adalah salah satu alat penting dalam kerangka pemulihan dan rekonstruksi. Tujuan penelitian ini adalah memetakan kerusakan dan kehilangan daerah longsor di Desa Cibanteng, Kabupaten Cianjur melalui pendekatan partisipasi masyarakat dan fotografi udara.
Dalam studi ini, Forum diskusi kelompok dengan masyarakat desa dilakukan untuk mendapatkan informasi tentang kerugian ekonomi di daerah-daerah di mana tanah longsor telah terjadi. Selanjutnya, UAV kendaraan udara tak berawak digunakan untuk membuat peta resolusi tinggi dari wilayah desa dan khususnya daerah longsor.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa nilai kerusakan dalam kasus bencana longsor dapat mencapai 12 miliar rupiah di satu wilayah. Sedangkan jumlah kerugian hingga lahan longsor bisa digunakan kembali mencapai 50 miliar rupiah. Berdasarkan hasil analisis, kerusakan dan kehilangan nilai di daerah longsor yang telah terjadi dapat dijadikan acuan untuk memprediksi nilai kerugian di daerah lain, terutama di Kabupaten Cianjur.

Indonesia is one country that has a high incidence of natural disasters. Among the various types of disasters, landslides are one of the most common hydrometeorological disasters. One of the areas that have a high rate of landslide disaster is Cianjur district, West Java province. Mapping of economic damage and loss due to landslide disaster in a region is one of the important tools in the recovery and reconstruction framework. The purpose of this research is to map the damage and loss of landslide area in Cibanteng Village, Cianjur Regency through community participation approach and aerial photography.
In this study, Forums of group discussion with village communities were conducted to obtain information on economic losses in areas where landslides have occurred. Furthermore, UAV unmanned aerial vehicles was used to create high resolution maps of village areas and especially landslide areas.
The results of this study indicate that the damage value in case of landslide disaster can reach 12 billion rupiahs in one region. While the amount of loss up to landslide areas can be reused reach 50 billion rupiahs. Based on the analysis results, the damage and loss values in the landslide areas that have occurred can be used as a reference to predict the value of losses in other areas, especially in the district of Cianjur.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yusra Amelia
"Mata air merupakan pemunculan air tanah ke permukaan. Sumber air tersebut dimanfaatkan untuk memenuhi berbagai kebutuhan air domestik. Mengingat pentingnya peranan air, sangat diperlukan adanya sumber air yang dapat menyediakan air baik dari segi kuantitas dan kualitasnya. Salah satu sumber air bersih utama yang dapat dimanfaatkan untuk pemenuhan kebutuhan air domestik di Desa Cicurug ialah mata air. Mata air mempunyai debit terbatas namun kualitasnya baik. Mata air di Desa Cicurug telah banyak dimanfaatkan penduduk akan tetapi pengelolaannya masih sangat sederhana, hal inilah yang menyebabkan pengelolaan pemanfaatan sumber mata air di Desa Cicurug perlu diperhatikan. Penilitian ini bertujuan untuk menganalisis pola spasial pemanfaatan mata air berdasarkan wilayah potensial dan wilayah aktual pemanfaatannya, serta menganalisis wilayah potensial pemanfaatan mata air jika dibandingkan dengan wilayah aktualnya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif kuantitatif dan metode analisis spasial. Lokasi sumber mata air, ketinggian, batas Daerah Aliran Sungai, debit dan sistem jaringan digunakan untuk mengetahui wilayah potensial dan wilayah pemanfaatan yang terbentuk. pH, TDS, DHL, kekeruhan, senyawa fosfat, dan senyawa nitrat merupakan parameter kualitas air yang diukur pada daerah penelitian. Hasil dari penelitian ini menunjukan mata air di Desa Cicurug terletak pada ketinggian 165-346 m dpl dengan debit sebesar 0,158 l/s sampai dengan 1,935 l/s. Wilayah potensial pemanfaatan yang terbentuk terletak pada ketinggian 135 – 300 m dpl dengan luas yang bervariasi. Wilayah aktual pemanfaatan mata air di Desa Cicurug meliputi jenis penggunaan tanah berupa perkampungan yang terletak pada ketinggian 164-275 m dpl. Perbandingan antara wilayah potensial pemanfaatan mata air domestik tidak sesuai dengan wilayah aktual pemanfaatannya. Dimana terdapat wilayah aktual pemanfaatan yang melampaui wilayah potensialnya dan terdapat wilayah aktual pemanfaatan mata air yang lebih sempit dari wilayah potensialnya.

Springs are groundwater that comes to the surface. The springs are used to fulfill various domestic water needs. It is necessary to maintain the quality and the quantity of the water source to be utilized, considering the importance of water. Springs is one of the primary sources of clean water that can be used to fulfill domestic water needs in Cicurug village. Its residents have widely used the springs in Cicurug village, but the springs' management is very simplistic. Thus utilization of water resources management practices in Cicurug village should be further developed. This study analyzes the spatial pattern of springs utilization based on the potential area, the actual utilization area, and the comparison between the potential area and utilization area. The methods in this study are quantitative descriptive analysis and spatial analysis. The location of springs, altitude, watershed boundaries, discharge, and distribution network systems are used to determine the potential areas and utilization areas formed. TDS, pH, DHL, turbidity, phosphate, and nitrate are the parameters of water quality that are measured in the research area, considering that the waters are utilized for domestic use. The results of this study indicate the springs in Cicurug village are located between the altitude of 165-346 m above the sea level with a discharge of 0.158 l/s to 1.935 l/s. The potential areas of the springs' utilization are located between the altitude of 135 to 300 m above the sea level with different areas. The actual area of utilization springs in Cicurug village includes the land use types in villages located between the altitude of 164 to 275 m above sea level. The comparison between the potential areas of utilization of springs with the actual areas of springs utilization shows that utilized area exceeds the potential areas, and there is an actual area of springs utilization that is narrower than potential areas."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Desy Puspita
"Tanah longsor sering terjadi di Desa Cibanteng karena kondisi fisik dan sosialnya. Sebagai desa yang rawan longsor, Desa Cibanteng harus memperhatikan karakteristik permukiman yang sesuai karena menyangkut keberlangsungan hidup penduduk. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan melalui observasi lapang, wawancara, dan pengumpulan data dari beberapa instansi. Data yang terkumpul diolah menggunakan Ms. Excel dan ArcGIS 10.1 untuk menghasilkan peta wilayah rawan tanah longsor dari tiga indikator, yaitu lereng, penggunaan tanah, dan riwayat longsor, serta peta – peta karakteristik permukiman.
Hasil yang diperoleh yaitu masih adanya permukiman yang dapat membahayakan keselamatan hidup penduduk di Desa Cibanteng, khususnya pada wilayah rawan longsor tingkat tinggi, dengan karakteristik berupa kerapatan rumah tinggi, serta jumlah rumah non panggung dan berdinding tembok yang relatif besar. Kondisi yang demikian menunjukkan mitigasi tingkat 1 dan 2, yang berarti bahwa suatu daerah sangat penting untuk melakukan mitigasi. Daerah yang termasuk dalam tingkat mitigasi tersebut adalah Kampung Gulingmunding dan Kampung Sukamulya."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
S58105
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ludi Jalaludin
"Desa Cibanteng merupakan salah satu desa rawan bencana gerakan tanah sehingga masyarakat memerlukan kesiapsiagaan bencana sebagai bentuk kapasitas dalam merespon bencana gerakan tanah. Kesiapsiagaan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk mengantisipasi bencana melalui pengorganisasian serta melalui langkah yang tepat guna. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat kesiapsiagaan masyarakat wilayah rawan gerakan tanah di Desa Cibanteng dengan menggunakan lima variabel kesiapsiagaan antara lain pengetahuan bencana, kebijakan, rencana tanggap darurat, sistem peringatan bencana, dan mobilisasi sumber daya. Objek penelitian ini merupakan masyarakat yang berada di wilayah rawan gerakan tanah. Penilaian kesiapsiagaan dilakukan dengan menggunakan metode deskripsi kuantitatif dengan nilai rata-rata (mean). Kesiapsiagaan yang dinilai tinggi jika melampaui nilai rata-rata kesiapsiagaannya.
Hasil penelitian menunjukan terdapat tiga dusun yang tergolong memiliki kesiapsiagaan tinggi yaitu Dusun Cibuntu sebesar 8,22 (20,50%) dengan kelas rawan tinggi gerakan tanah seluas 50,84 Ha, Dusun Cikaso sebesar 8,82 (22%) dengan wilayah kelas rawan tinggi seluas 118,71 Ha, dan Dusun Ciletuh sebesar 8,33(20,79%) dengan wilayah kelas rawan tinggi seluas 102,11 Ha. Sedangkan dua dusun yang tergolong memiliki nilai kesiapsiagaan rendah yaitu Dusun Sukamulya sebesar 7,46 (18,62%) dengan wilayah rawan tinggi seluas 92,20 Ha, dan Dusun Tipar sebesar 7,25 (18,09%) dengan wilayah rawan tinggi seluas 31,90 Ha. Perbedaan wilayah rawan gerakan tanah antar dusun di Desa Cibanteng mempengaruhi kesiapsiagaannya. Semakin rawan wilayah terhadap gerakan tanah maka semakin siapsiaga masyarakat yang menempati wilayah tersebut dalam menghadapi bencana gerakan tanah.

Cibanteng is a village prone to ground movements that require community disaster preparedness as a form of disaster response capacity in ground motion. Preparedness is a series of activities undertaken to anticipate disasters, through organizing and through appropriate measures. Therefore, this study aimed to analyze the level of community preparedness prone area of land in the village Cibanteng movement using five variables including knowledge of disaster preparedness, policy, emergency response planning, disaster warning system and mobilization of resources. This research subject is the people who are in areas vulnerable to soil movement. Preparedness assessment using quantitative description with the average value (Mean). Value of high preparedness for exceeding the average value of preparedness and vice versa.
The result of research showed there are three hamlets were classified as having a high preparedness namely Hamlet Cibuntu of 8.22 (20.50%) with high-class areas prone area of 50.84 hectares, Hamlet Cikaso of 8.82 (22%) with high-class areas prone covering an area of 118.71 hectares, and Hamlet Ciletuh of 8.33 (20.79%) with high-class areas prone area of 102.11 hectares. While the two hamlets were classified as having a low value that is Hamlet Sukamulya preparedness amounted to 7.46 (18.62%) with a high-prone area measuring 92.20 hectares, and Hamlet Tipar at 7.25 (18.09%) with a high-prone area measuring 31.90 Ha. Differences between the soil movement prone region hamlet in Cibanteng affect preparedness. Increasingly prone areas vulnerable to soil movement, the more community prepared.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Widodo
"Gerakan tanah merupakan peristiwa perpindahan material pembentuk lereng berupa batuan, bahan rombakan, tanah, atau material campuran yang bergerak ke bawah atau keluar lereng. Gerakan tanah dapat terjadi karena faktor alam maupun faktor perbuatan manusia. Kecamatan Sukaresmi, Kabupaten Cianjur merupakan salah satu wilayah yang mempunyai kejadian gerakan tanah yang cukup sering terjadi. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mendeteksi serta menganalisis sebaran wilayah potensi gerakan tanah di Kecamatan Sukaresmi, Kabupaten Cianjur.
Metode pendeteksian potensi gerakan tanah dilakukan dengan menggunakan metode Decision Tree pohon keputusan dengan algoritma C4.5 untuk mendapatkan nilai Gain tertinggi dalam penentuan akar pada pohon keputusan. Data aktual kejadian gerakan tanah digunakan untuk megetahui tingkat akurasi wilayah potensi gerakan tanah dengan uji confussion matrix. Selanjutnya, analisis keterhubungan antara titik aktual kejadian dengan kondisi fisik wilayah dan hasil model dilakukan menggunakan metode weighted of evidence.
Penelitian ini menggunakan data litologi, jenis tanah, penggunaan tanah, ekstrasi data citra Landsat 8 OLI pada bulan Agustus 2017 dengan analisis Normalized Difference Vegetation Index NDVI serta ekstrasi data citra Alos PALSAR untuk wilayah ketinggian, dan kemiringan lereng.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan tingkat gerakan tanah dengan potensi tinggi di wilayah penelitian seluas 18.23 Km2 atau 19.09 dari total wilayah penelitian. Asosiasi data kejadian aktual dengan hasil identifikasi potensi gerakan tanah menunjukkan akurasi model sebesar 80.91. Distribusi wilayah potensi gerakan tanah tersebar pada wilayah dengan ciri pada ketinggian 600-800 mdpl, kemiringan lereng 14-20, kerapatan vegetasi 50-75, penggunaan tanah permukiman, jenis batuan anggota batu pasir cantayan dengan jenis tanah asosiasi latosol coklat kemerahan dan latosol coklat.

Landslide is a phenomenon of movement of slope forming material in the form of rocks, soil, or mixed material moving down or out of the slope. Landslide can occur due to natural factors and factors of human action. Sukaresmi District, Cianjur Regency is one of the areas that has landslide occurrence which is quite common. Therefore, this study was conducted with the aim to detect and analyze the spread of landslide susceptibility areas in Sukaresmi District, Cianjur Regency.
The landslide susceptibility detection method was performed using the Decision Tree method with C4.5 algorithm to obtain the highest gain value in root determination in the decision tree. Actual data of landslide occurrence was used to determine the accuracy of susceptibility region with confussion matrix examination. Furthermore, the correlation analysis between the actual point of landslide occurrence with the physical condition of the region and the model results was done using the weighted of evidence method.
This research used lithology data, soil type, landuse, Landsat 8 multispectral imagery data extraction in August 2017 with Normalized Difference Vegetation Index analysis, and Alos PALSAR imagery data extraction for altitude area and slope.
The results of this study indicate a high potential landslide in the research area of 18.23 Km2 or 19.09 of the total research area by accuracy level 80.91 with actual event data. Distribution of landslide susceptibility area was spread on area with characteristics at an altitude of 600 ndash 800 m, slope 14 20, vegetation density 50 75, settlement landuse, cantayan sandstone rock type with soil associations latosol reddish brown and brown latosol.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Devina Azalya Permata
"Mata air yang merupakan lokasi pemusatan keluarnya air tanah yang muncul di permukaan tanah akibat perpotongan lintasan air tanah oleh fenomena alam. Mata air dapat berpotensi apabila ditinjau berdasarkan kualitas dan kuantitas, pemanfaatan secara aktual serta potensial untuk melayani. Penilaian sumber mata air pada suatu wilayah diketahui dari karakteristik dengan melakukan perhitungan kuantitas maupun kualitas, pemanfaatan secara aktual maupun potensinya untuk dapat dikelola secara berkelanjutan. Mata air yang di desa ini sudah dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar, tetapi pengelolaan pemanfaatnya perlu ditinjau agar dapat dikelola lebih baik. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis karakteristik mata air berdasarkan indikator kualitas dan kuantitas air, wilayah aktual maupun potensial pemanfaatannya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif dan analisis spasial. Karakteristik didapat dari hasil pemgukuran debit dan pengujian parameter berupa pH, TDS, DHL Senyawa Nitrat, Sulfat, dan Fosfat.  Lokasi mata air, ketinggian, debit, serta Daerah aliran sungai digunakan untuk mengetahui wilayah potensial pemanfaatan yang terbentuk dari tiap mata air. Kemudian untuk loaksi mata air, jarak menuju daerah layanan dan penggunaan tanah digunakan untuk mengetahui wilayah aktual yang terlayani oleh mata air. Diketahui bahwa mata air di Desa Pelat terletak pada ketinggian 99 mdpl hinga 303 mdpl dengan kisaran debit 0,25 l/s hingga 2,5 l/s. Wilayah aktual yang terbentuk dari tiap mata air berada pada penggunaan tanah berjenis perkebunan, dan permukiman. Adapun wilayah potensial pemanfaatan yang terbentuk pada ketinggian 100-300 mdpl dengan luas yang beragam. Didapat hasil bahwa luasan wilayah potensial tidak semuanya sesuai dengan wilayah aktual pemanfaatanya. Terdapat beberapa lokasi mata air yang memiliki wilayah aktual yang lebih kecil dibandingkan dengan wilayah potensialnya sehingga perlu pengelolaan secara optimal agar semua mata air di Desa Pelat dapat dimanfaatkan dengan baik.

Springs which are locations for concentrating the discharge of groundwater that appear on the surface of the ground due to the intersection of groundwater passages by natural phenomena. Springs can have potential when viewed based on quality and quantity, actual utilization and potential to serve. Assessment of springs in an area is known from the characteristics by calculating the quantity and quality, actual utilization and potential for sustainable management. The springs in this village have been used by the surrounding community, but the management of the beneficiaries needs to be reviewed so that they can be managed better. This study aims to analyze the characteristics of springs based on indicators of water quality and quantity, actual and potential use areas. The method used in this research is quantitative descriptive and spatial analysis. Characteristics are obtained from the results of measurement of discharge and parameter testing in the form of pH, TDS, DHL of Nitrate, Sulfate and Phosphate compounds. The location of the springs, elevation, discharge, and watersheds are used to determine the potential
utilization areas formed from each spring. Then for the location of the springs, the distance to the service area and land use are used to determine the actual area served by the springs. It is known that the springs in Pelat Village are located at an altitude of 99 to 303 meters above sea level with a discharge range of 0.25 l/s to 2.5 l/s. The actual area formed from each spring is in the use of plantations and settlements. The potential utilization areas are formed at an altitude of 100-300 meters above sea level with various areas. The result shows that the area of ​​the potential area is not all in accordance with the actual area of ​​utilization. There are several locations of springs that have an actual area that is smaller
than the potential area so that optimal management is needed so that all springs in Pelat Village can be utilized properly.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Baginda Aidhil Subur
"Tesis ini membahas tentang evaluasi program sanitasi berbasis masyarakat atau di sebut SANIMAS. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar hubungan program ini terhadap perubahan prilaku masyarakat di desa bojongasih cianjur. Perubahan prilaku ditinjau oleh tiga hal yaitupredisposing factors faktor pendukung, reinforcing factors faktor pendorong, dan enabling factors faktor pendukung penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif sebanyak 40 responden yang merupakan role model dari program sanimas di cianjur ini di temui untuk pengambilan sampel dan pengisian kuesioner.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa ketiga faktor memiliki hubungan dengan perubahan prilaku masyarakat pasca program SANIMAS yaitupredisposing factors faktor pendukung, reinforcing factors faktor pendorong, dan enabling factors faktor pendukung.

This thesis discusses about Evaluation of Community Based Sanitation Program SANIMAS. the main topic of this research is for finding knowing the correlation of this program for the behavior change in the people of bojongasih village cianjur. The change of behavior we compare by tri dimension factors, predisposing factors, reinforcing factors, dan enabling factors this reseach used kuantitatif methode used 40 respondens wich is a role model of the SANIMAS program in Cianjur, were met for sampling and questionnaries.
The result of this study showed that the factors that the 3 factor have corelation with the behaviour change after the program of SANIMAS, predisposing factors, reinforcing factors, dan enabling factors.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>