Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 185571 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Adnan Asyraf
"Berjalan kaki merupakan moda transportasi yang paling mendasar dan dapat dilakukan oleh semua orang. Oleh karena itu dibutuhkan fasilitas untuk menunjang para pejalan kaki dalam melaksanakan aktifitas mereka, terutama bagi penyeberang jalan. Agar para pejalan kaki dapat menyeberang secara aman, perlu disediakan fasilitas yang sesuai dengan kondisi lalu lintas. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis karakteristik penyeberang jalan di Jl. Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Indonesia. Karakteristik tersebut dapat dijadikan referensi dalam merancang fasilitas penyeberangan di masa mendatang.
Variabel-variabel pejalan kaki yang dianalisis diantaranya adalah, kecepatan menyeberang, jenis kelamin, tingkat kepatuhan dan usia. Selain itu, karakteristik pengemudi dan kondisi fasilitas juga dianalisis untuk mendapatkan perbedaan yang mendetil antara penyeberangan pelican fixed time (lampu penyeberangan waktu tetap) dan push button (lampu penyeberangan tombol).
Berdasarkan data yang didapat, laki-laki menyeberang lebih cepat dibandingkan perempuan. Selain itu, perempuan cenderung lebih mematuhi peraturan dibandingkan laki-laki. Penyeberangan pelican push button lebih direkomendasikan untuk arus dan kecepatan lalu lintas lebih tinggi bila dibandingkan oleh penyeberangan pelican fixed time.

Walking is the most basic mode of transportation and can be done by everyone. Therefore, it is necessary to build facilities to support pedestrians in carrying out their activities, especially to cross the road. So that pedestrians can cross safely, the facilities need to be provided in accordance with traffic conditions.
The purpose of this study was to analyze the characteristics of the pedestrian at Jl. Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Indonesia. These characteristics can be used as a reference in designing pedestrian facilities in the future.
The variables that been analyzed include pedestrian crossing speed, gender, age, and obedience. In addition, the characteristics of the driver and the condition of the facilities were also analyzed to obtain detailed differences between fixed-time pelican crossing and push button.
Based on the data obtained, the male to cross more quickly than women. In addition, women are more likely than male to obey the regulations. Push button pelican crossing is recommended for higher traffic flows and speeds than fixed by the pelican crossing time.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S58102
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Iqbal Pahlefi
"[Pejalan kaki dapat menyeberang jalan secara aman apabila disediakan fasilitas yang sesuai dengan kondisi lalu lintas. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis karakteristik penyeberang jalan pada fasilitas zebra cross dan pelican fixed time. Karakteristik tersebut dapat dijadikan referensi dalam merancang fasilitas penyeberangan di masa
mendatang.
Variabel-variabel pejalan kaki yang dianalisis diantaranya adalah
kecepatan menyeberang, jenis kelamin dan tingkat kepatuhan. Karakteristik pengemudi dan kondisi fasilitas juga dianalisis untuk mendapatkan perbedaan yang mendetil antara penyeberangan zebra cross dan pelican fixed time.
Berdasarkan analisis, laki-laki menyeberang lebih cepat dibandingkan perempuan, kecepatan laki-laki adalah 1,286 m/detik dan 0,978
m/detik sedangkan kecepatan perempuan adalah 1,224 m/detik dan 0,905 m/detik. Kecepatan individu menyeberang lebih cepat dibandingkan platoon, kecepatan individu adalah 1,261 m/detik dan 0,934 m/detik sedangkan kecepatan platoon adalah 1,113 m/detik dan 0,849 m/detik. Perempuan cenderung lebih mematuhi peraturan dibandingkan laki-laki. Penyeberangan pelican fixed time lebih direkomendasikan untuk arus dan kecepatan lalu lintas lebih tinggi bila dibandingkan oleh penyeberangan zebra cross.;Pedestrians can cross the road safely if the facilities need to be provided in accordance with traffic conditions. The purpose of this study was to analyze the characteristics of the pedestrian crossing on zebra cross and pelican fixed time facilities. These characteristics can be used as a reference in designing pedestrian facilities in the future.
The variables that been analyzed include pedestrian crossing speed,
gender and obedience. Characteristics of the driver and condition of facilities were also analyzed to obtain detailed differences between zebra cross and pelican fixed time facilities.
Based on the analysis, the male to cross more quicker than women,
the male speed is 1,286 m/sec and 0.978 m/sec while the female speed is 1.224 m/sec and 0.905 m/sec. Individual to cross more quicker than platoon, individual speed is 1,261 m/sec and 0.934 m/sec while the platoon speed is 1,113 m/sec and 0,849 m/sec. Women are more likely than male to obey the regulations. Pelican fixed time facilities is recommended for higher traffic flows and speeds than zebra cross., Pedestrians can cross the road safely if the facilities need to be provided in accordance with traffic conditions. The purpose of this study was to analyze the characteristics of the pedestrian crossing on zebra cross and pelican fixed time facilities. These characteristics can be used as a reference in designing pedestrian facilities in the future.
The variables that been analyzed include pedestrian crossing speed,
gender and obedience. Characteristics of the driver and condition of facilities were also analyzed to obtain detailed differences between zebra cross and pelican fixed time facilities.
Based on the analysis, the male to cross more quicker than women,
the male speed is 1,286 m/sec and 0.978 m/sec while the female speed is 1.224 m/sec and 0.905 m/sec. Individual to cross more quicker than platoon, individual speed is 1,261 m/sec and 0.934 m/sec while the platoon speed is 1,113 m/sec and 0,849 m/sec. Women are more likely than male to obey the regulations. Pelican fixed time facilities is recommended for higher traffic flows and speeds than zebra cross.]"
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S58231
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yohanes Elia Purwanto
"Pejalan kaki adalah salah satu bagian dari sistem transportasi yang keberadaan serta kepentingannya tidak dapat diabaikan, khususnya di dalam proses perencanaan sistem transportasi. Fasilitas penyeberangan pada persimpangan yang tidak dilengkapi dengan sinyal lalu lintas adalah area yang memiliki risiko tinggi bagi para pejalan kaki. Skripsi ini membahas mengenai gap yang dapat diterima oleh pejalan kaki saat mereka akan melakukan penyeberangan jalan dengan menganalisis pergerakan kendaraan di dalam arus lalu lintas. Pengambilan data dilakukan dengan perekaman video dan pengamatan langsung pada persimpangan. Penulis mempelajari dan menggunakan beberapa metode yang telah digunakan dalam penelitian-penelitian sebelumnya: metode Raff, metode Greenshield, metode Harder, dan metode Wu. Penulis menganalisis dan membandingkan hasil dari masing-masing metode tersebut untuk menentukan metode manakah yang paling sesuai dengan kondisi aktual di lapangan. Hasil dari penelitian ini menunjukkan nilai dari gap kritis beserta faktor-faktor lain yang mempengaruhinya.

Pedestrian is one part of transportation system that its existence and importance should not be ignored in the transportation system planning process. Crossing facility at intersection which not equipped with traffic signal are high risk area for pedestrians. This paper discuss about gap that can be received by pedestrians when they will cross the road by analyzing the movement of vehicles in the traffic flow. Data are taken by video recording and direct observation on the intersection. The authors study and use several methods that have been used in previous literatures Raff's method, Greenshield, Harder's method, and Wu's method. The authors analyze and compare the results of those method to find which one is the most appropriate to the actual condition. The results show the value of critical gap along with factors that affect it."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dea Meirina Sari
"Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji karakteristik pejalan kaki, menganalisis kelayakan fasilitas pejalan kaki, dan menganalisis efektifitas pemanfaatan jembatan penyeberangan. Lokasi studi berada di ruas Jalan Raya Lenteng Agung arah Utara. Pengumpulan data dilakukan dengan dua cara. Pertama, penggunaan perangkat kamera untuk menentukan jumlah pejalan kaki dan kecepatan. Kedua, dengan kuesioner untuk mengetahui alasan penggunaan fasilitas dan saran.
Hasil perhitungan menghasilkan Level Of Service (LOS) dari semua ruas di daerah studi berkisar antara LOS A sampai C, dimana LOS C adalah LOS untuk fasilitas Jembatan Penyeberangan Orang (JPO). Adapun efektifitas penggunaan JPO ditunjukkan dalam bentuk persentase jumlah pengguna JPO terhadap jumlah total penyeberang, yaitu sebesar 50.26%.
Hasil analisis alasan penggunaan JPO dengan kuesioner menunjukkan keselamatan merupakan alasan utama pejalan kaki menggunakan JPO dan alasan kelelahan bagi pejalan kaki yang tidak menggunakan JPO. Selain itu, penerangan dan perbaikan trotoar adalah hal utama yang dibutuhkan untuk fasilitas pejalan kaki.
Berdasarkan kajian ini, perlu adanya evaluasi lebih lanjut tentang spesifikasi teknis fasilitas pejalan kaki yang ada saat ini dan perlu adanya kajian tentang penyeberang bawah tanah atau tambahan fasilitas untuk penyeberang lansia atau cacat tubuh.

Pedestrians are frequently blamed as one of the sources of traffic jam.The aims of this study are to examine the characteristics of pedestrians, to analyze the feasibility of pedestrian facilities, and to analyze the effectiveness of the utilization of the pedestrian bridge at a certain congested location. It is located on Jalan Lenteng Agung - north direction. Data collections were done in two ways. First, recorded by using camera to determine the number of pedestrians and speed. Second, the questionnaire to determine the reason of using facilities and suggestions.
The analysis shows that Level of Service (LOS) of all the segments are ranged from LOS A to LOS C, where LOS C for pedestrian bridge. The effectiveness of the use of the pedestrian bridge which is represented by the ratio of pedestrian bridge users to total number of crossing people is 50.26%.
The results of the questionnaire analysis indicate that safety is the main reason for pedestrian use the pedestrian bridge and exhausting is the reason for pedestrians who do not use the pedestrian bridge.
From this study it is suggested that it is necessary to provide more lighting and to repair the sidewalk, and it is needed further evaluation on the technical specification of pedestrian facilities that was created by Dirjen Bina Marga in 1990 and further study on the underground pedestrian facility or additional facilities for elderly and disable pedestrian.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S69112
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dea Meirina Sari
"[Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji karakteristik pejalan kaki, menganalisis kelayakan fasilitas pejalan kaki, dan menganalisis efektifitas pemanfaatan jembatan penyeberangan. Lokasi studi berada di ruas Jalan Raya Lenteng Agung arah Utara. Pengumpulan data dilakukan dengan dua cara. Pertama, penggunaan perangkat kamera untuk menentukan jumlah pejalan kaki dan kecepatan. Kedua, dengan kuesioner untuk mengetahui alasan penggunaan fasilitas dan saran. Hasil perhitungan menghasilkan Level Of Service (LOS) dari semua ruas di daerah studi berkisar antara LOS A sampai C, dimana LOS C adalah LOS untuk fasilitas Jembatan Penyeberangan Orang (JPO). Adapun efektifitas penggunaan JPO ditunjukkan dalam bentuk persentase jumlah pengguna JPO terhadap jumlah total penyeberang, yaitu sebesar 50.26%. Hasil analisis alasan penggunaan JPO dengan kuesioner menunjukkan keselamatan merupakan alasan utama pejalan kaki menggunakan JPO dan alasan kelelahan bagi pejalan kaki yang tidak menggunakan JPO. Selain itu, penerangan dan perbaikan trotoar adalah hal utama yang dibutuhkan untuk fasilitas pejalan kaki. Berdasarkan kajian ini, perlu adanya evaluasi lebih lanjut tentang spesifikasi teknis fasilitas pejalan kaki yang ada saat ini dan perlu adanya kajian tentang penyeberang bawah tanah atau tambahan fasilitas untuk penyeberang lansia atau cacat tubuh.
Kata kunci : pejalan kaki, tingkat pelayanan.;The aims of this study are to examine the characteristics of pedestrians, to analyze the feasibility of pedestrian facilities, and to analyze the effectiveness of the utilization of the pedestrian bridge. Data collections were done in two ways. First, recorded by using camera to determine the number of pedestrians and speed. Second, the questionnaire to determine the reason of using facilities and suggestions. The result of the calculation produces Level of Service (LOS) of all the segments are LOS A to C where LOS C for pedestrian bridge. The effectiveness of the use of the pedestrian bridge which is representated by the ratio of pedestrian bridge users to total number of people crossing is 50.26%. The results of the questionnaire analysis indicate that safety is the main reason for pedestrian use of pedestrian bridge and pedestrian exhausting is the reason for pedestrians who do not use the pedestrian bridge. Some advices can be given in, The aims of this study are to examine the characteristics of pedestrians, to analyze the feasibility of pedestrian facilities, and to analyze the effectiveness of the utilization of the pedestrian bridge. Data collections were done in two ways. First, recorded by using camera to determine the number of pedestrians and speed. Second, the questionnaire to determine the reason of using facilities and suggestions. The result of the calculation produces Level of Service (LOS) of all the segments are LOS A to C where LOS C for pedestrian bridge. The effectiveness of the use of the pedestrian bridge which is representated by the ratio of pedestrian bridge users to total number of people crossing is 50.26%. The results of the questionnaire analysis indicate that safety is the main reason for pedestrian use of pedestrian bridge and pedestrian exhausting is the reason for pedestrians who do not use the pedestrian bridge. Some advices can be given in]"
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Della Avika Rahmi
"Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) merupakan media penyeberangan yang aman dan nyaman bagi penggunanya. Namun, pada kenyataannya sangat banyak infrastruktur JPO yang tidak sesuai dengan standar perencanaan dan dapat mengurangi tingkat keamanan dan kenyamanan bagi pengguna dan sekitarnya. Untuk beberapa alasan, pejalan kaki merasakan ketidaknyamanan ketika menyeberang dengan menggunakan JPO dan bahkan lebih memilih untuk menghindarinya. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kondisi fisik eksisting JPO di Jalan MH Thamrin, Jakarta pusat terhadap Standar Perencanaan Perancangan JPO di Daerah Perkotaan (SNI, 1995), menganalisa tingkat pelayanan JPO berdasarkan HCM, dan menganalisa kebutuhan dan tanggapan pengguna JPO dengan kuesioner terbuka dan tertutup. Hasil penelitian ini diharapkan mampu untuk meningkatkan kualitas JPO dan memaksimalkan fungsi dan meningkatkan tingkat pelayanan bagi pejalan kaki sebagai penggunanya.

Footbridge is a safe and comfort crossing media for the users. However, in reality there are many footbridges infrastructure that not represent with standard of pedestrian bridge planning which is able to reduce the safety and comfort level for the users and surroundings. For some reasons, pedestrians feel uncomfortable in using footbridge to cross the road and even prefer not to use it. This study aim to evaluate the physical condition of the footbridge located on Jalan MH. Thamrin, Central Jakarta according to standard of Planning Procedures for Crossing Bridge in Urban Area (SNI, 1995), analyze the Level Of Service the bridge according to HCM, and analyze the footbridge user needs and responses about this facility with closed and opened questionnaire. The result of the analysis of this study expected to be able to improve the quality of footbridge in order to maximize the functionality and improve the services for pedestrians as the users."
Depok: Universitas Indonesia, 2016
S64482
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohadi Prasetyo
"Dengan pesatnya pertumbuhan kepemilikan dan penggunaan telepon seluler di seluruh dunia, gangguan telepon seluler telah menjadi ancaman nyata bagi pejalan kaki. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana gangguan telepon seluler di kalangan pejalan kaki. Observasi lapangan dan wawancara digunakan untuk mencatat gangguan telepon seluler, perilaku pejalan kaki yang tidak aman, dan aktivitas pejalan kaki menggunakan telepon seluler. Uji chi-square Pearson dan uji eksak Fisher dilakukan untuk menganalisis hubungan antara gangguan ponsel dan perilaku tidak aman pejalan kaki serta pengaruh faktor sosio-demografis terhadap gangguan ponsel. Selain itu, Cramer's V digunakan untuk mengukur seberapa kuat variabel-variabel tersebut terkait. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa pejalan kaki yang melihat ponsel saat mendekat cenderung tidak melihat ke kiri dan ke kanan (lalu lintas) sebelum menyeberang dibandingkan dengan gangguan ponsel lainnya. Selain itu, SMS dan telepon mendorong pejalan kaki untuk menyeberang di luar penyeberangan yang telah ditentukan dibandingkan dengan gangguan lainnya. Selain itu, melihat notifikasi merupakan aktivitas paling umum di kalangan pejalan kaki yang mengganggu perhatian mereka saat menyeberang.

With the rapid growth of mobile phone ownership and usage worldwide, mobile phone distraction has become a real threat to pedestrians. This research aimed to examine the extent of mobile phone distraction among pedestrians. Field observations and interviews were employed to record mobile phone distractions, unsafe pedestrian behaviours, and pedestrians’ activities on mobile phones. The Pearson chi-square and Fisher’s exact test were performed to analyse the association between mobile phone distractions and pedestrian unsafe behaviours and the influence of socio-demographic factors on mobile phone distractions. In addition, Cramer’s V was employed to measure how strongly the variables are associated. The result of the research revealed that pedestrians who were looking at a mobile phone when approaching tend to not look left and right (traffic) before crossing compared to other mobile phone distractions. Moreover, texting and calling encourage pedestrians to cross outside the designated crosswalk compared to other distractions. In addition, seeing a notification was the most common activity among pedestrians that distracted them when crossing."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dasdo Yessa
"Transportasi merupakan suatu alat pendukung aktivitas manusia untuk melaksanakan kegiatan rutin, bisnis, pendidikan, sosial dan lain sebagainya. Sebagai prasarana pendukung, transportasi harus mendapatkan pelayanan yang baik sehingga diperoleh sistem pergerakan yang efektif dan efisien bagi pengguna transportasi. Peningkatan sistem transportasi memerlukan penanganan yang menyeluruh, mengingat bahwa transportasi timbul karena adanya perpindahan manusia dan barang. Meningkatnya perpindahan tersebut dituntut penyediaan fasilitas penunjang laju perpindahan manusia dan barang yang memenuhi ketentuan keselamatan bagi pejalan kaki dimana pejalan kaki merupakan salah satu komponen lalu lintas yang sangat penting terutama di perkotaan Jalan Margonda Raya merupakan kawasan Central Business Distric, menyediakan cukup banyak fasilitas untuk pejalan kaki dikarenakan banyak masyarakat yang melakukan aktifitas-aktifitas kesehariannya di area tersebut seperti pekerja, mahasiswa, pelajar, pedagang dan lain sebagainya, karena pada kawasan ini merupakan akses dari pusat perbelanjaan, sekolah, bank, perkantoran dan kampus-kampus.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan volume kendaraan dan volume penyeberang dalam penentuan fasilitas penyeberangan kasus di jalan Margonda Penelitian ini dilakukan untuk memberikan masukan mengenai fasilitas penyeberangan yang tersedia bagi pemerintah daerah Kota Depok untuk memperhatikan ketersediaan dari fasilitas pejalan kaki yang ada pada kawasan bisnis, yaitu jalan Margonda.

Transportation is a mean of supporting human activities to carry out routine activities, business, educational, social and others. As a supporting infrastructure, transportation should get good service so an effective and efficient system of movement for users of transport would be obtained Transportation systems improvement require a comprehensive measures considering that transport occurs due to the movement of people and goods. The increasing movement is in the need of provision of supporting facilities for the movement of people and goods that meet the requirements of safety for pedestrians, where the pedestrian is one of the very crucial traffic component especially in urban areas Jalan Margonda Raya is a Central Business district, provides ample facilities for pedestrians because many people do their daily activities in this area such as workers, students, merchants and others, because this area is main access to the shopping centers, schools, banks, offices and campuses.
The purpose of this study was to determine the relationship between the vehicles and pedestrians volume in the determination of the road crossing facilities, case study Jalan Margonda This study was conducted to provide input on the pedestrian facilities available to local governments to pay attention about the availability of pedestrian facilities in Kota Depok that exist in the business district, Jalan Margonda."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S1508
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sheila Aryntha
"ABSTRAK
Jembatan penyeberangan orang (JPO) merupakan fasilitas yang cukup penting dalam perencanaan transportasi perkotaan, khususnya bagi pejalan kaki. Perencanaan JPO idealnya harus memenuhi standar dan juga kebutuhan penggunanya. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kondisi fisik JPO dengan standar, menganalisa tingkat pelayanan jembatan, serta menganalisa jembatan penyeberangan berdasarkan kebutuhan pengguna JPO. Komponen JPO di Jalan Ahmad Yani, Bekasi dilakukan pengukuran dan pengamatan kondisi fisik eksistingnya untuk disesuaikan dengan standar, perhitungan volume dan waktu perjalanan pengguna JPO untuk ditentukan tingkat pelayanan dari JPO tersebut, serta penyebaran kuesioner kebutuhan pengguna terkait dengan komponen JPO. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa sebanyak 41,47% pengguna menggunakan JPO untuk menyeberang dari Mall Metropolitan ke Mega Bekasi Hypermall atau sebaliknya. Tingkat pelayanan JPO berdasarkan kecepatan pejalan kaki bernilai E, sedangkan tingkat pelayanan berdasarkan modul dan volume arus pejalan kaki bernilai C hingga E. Sebagian besar komponen JPO di Jalan Ahmad Yani, Bekasi belum memenuhi standar walaupun telah memenuhi kebutuhan penggunanya. Pengguna JPO Jalan Ahmad Yani, Bekasi menginginkan adanya atap pada tangga jembatan dan juga penertiban pengemis dan pedagang disekitar JPO. Tingkat kepatuhan pejalan kaki terhadap JPO Jalan Ahmad Yani, Bekasi yaitu sebesar 79,045%.

ABSTRAK
Pedestrian crossing bridge (JPO) is a facility that is important in urban transportation planning, especially for pedestrians. Pedestrian crossing bridge planning ideally should meet the standards and needs of its users. The purpose of this study is to evaluate the physical condition of the JPO with the standards, analyzes level of service (LOS) of the bridge, and analyzing pedestrian bridge based on JPO?s user needs. Observations and measurements have been done in JPO components on Jalan Ahmad Yani, Bekasi to conform with the standards, the calculation of users? volume and travel time to determined the level of service (LOS) of the bridge, and the distribution of the JPO users? need questionnaire relating to components of JPO. The results of this study show that as much as 41.47% of users use the JPO to cross from Metropolitan Mall to Mega Bekasi Hypermall or otherwise. JPO?s level of service is E based on the speed of the pedestrian, while the level of service is worth C to E based on modules and pedestrian traffic volume. Most of the JPO components on Jalan Ahmad Yani, Bekasi does not conform to the standards although it has been fulfilling the needs of its users. JPO users on Jalan Ahmad Yani, Bekasi wanted a roof on a bridge ladder and also controlling beggars and traders around the JPO. The pedestrians? level of obedience against JPO on Jalan Ahmad Yani, Bekasi is equal to 79.045%."
[;, ]: 2016
S64229
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Simanjuntak, Windy Aprilia
"Pelican Crossing adalah penyeberangan dengan alat pemberi isyarat yang dioperasikan oleh pejalan kaki dan akan menghentikan arus lalu lintas kendaraan. Pejalan kaki harus menekan tombol untuk meminta waktu hijau pada pengendara kendaraan sehingga pengendara kendaraan berhenti dan pejalan kaki dapat menyeberang jalan. Sebagai kota metropolitan, Jakarta Pusat padat akan aktivitas. Peningkatan jumlah kendaraan bukanlah menjadi faktor utama penyebab terjadinya kemacetan. Ada faktor lain seperti pergerakan pejalan kaki yang menyeberang jalan menggunakan pelican crossing sehingga menyebabkan antrian dan tundaan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pejalan kaki yang menyeberang pada pelican crossing terhadap panjang antrian kendaraan, menganalisis karakteristik arus lalu lintas dan pejalan kaki akibat adanya pelican crossing dan mengaplikasikan model yang menghubungkan antara karakteristik arus lalu lintas dan pejalan kaki pada pelican crossing. Penelitian dilakukan dengan melakukan survei kondisi eksisting lalu lintas. Analisis dilakukan dengan menggunakan aplikasi Vissim untuk membangun model simulasi mikro. Model dibuat berdasarkan data survei kemudian dilakukan kalibrasi dan validasi agar mendekati kondisi di lapangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa fasilitas pedestrian crossing berdasarkan perbandingan skenario penanganan dan kondisi eksisting, performa terbaik ditunjukkan oleh skenario ke 2 dengan menghilangkan pelican crossing pada wilayah studi, dengan rata-rata total panjang antrian adalah 164 meter dan rata-rata delay adalah 45,27 detik. Namun secara keseluruhan, total panjang antrian dan delay pada skenario 1 dan skenari 2 memberikan hasil yang baik. dan throughput yang dihasilkan meningkat dari kondisi eksisting, untuk arah utara ke selatan, skenario 2 menunjukkan volume kendaraan keluar yang tertinggi diantara lainnya yaitu 5552.05 smp/jam, naik   2655.92 smp/jam (47.83%). Lalu untuk arah selatan ke utara, skenario 2 menunjukkan volume kendaraan keluar tertinggi yaitu 6944.99 smp/jam, naik  2246.76 smp/jam (32.35%).

Pelican Crossing is a crossing with a signaling device that is operated by pedestrians and will stop the flow of vehicle traffic. Pedestrians must press a button to ask vehicle drivers for green time so that vehicle drivers stop and pedestrians can cross the road. As a metropolitan city, Central Jakarta is busy with activity. The increase in the number of vehicles is not the main factor causing traffic jams. There are other factors such as the movement of pedestrians crossing the road using Pelican Crossing, causing queues and delays. This research aims to analyze the influence of pedestrians crossing at the pelican crossing on the length of the vehicle queue, analyze the characteristics of traffic and pedestrian flow due to the presence of the pelican crossing and apply a model that connects the characteristics of traffic flow and pedestrians at the pelican crossing. The research was carried out by surveying existing traffic conditions. The analysis was carried out using the Vissim application to build a micro simulation model. The model is created based on survey data and then calibrated and validated to approximate conditions in the field. The research results show that based on a comparison of handling scenarios and existing conditions, the best performance is shown by the second scenario by eliminating pelican crossings in the study area, with an average total queue length of 164 meters and an average delay of 45.27 seconds. . However, overall, the total queue length and delay in scenario 1 and scenario 2 provide good results. and the resulting throughput increases from existing conditions, for the north to south direction, scenario 2 shows the highest outgoing vehicle volume among the others, namely 5552.05 pcu/hour, an increase of 2655.92 pcu/hour (47.83%). Then for the south to north direction, scenario 2 shows the highest outbound vehicle volume, namely 6944.99 pcu/hour, an increase of 2246.76 pcu/hour (32.35%)."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>