Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 174062 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"[Penelitian ini dilakukan untuk melihat hubungan antara harga diri dan
gratitude pada remaja putus sekolah yang bekerja. Penelitian ini menggunakan
pendekatan kuantitatif dengan menggunakan alat ukur Rosenberg Self Esteem
Scale (RSES) yang diciptakan oleh Rosenberg pada tahun 1965 dan kemudian
sudah diterjemahkan serta divalidasi oleh Ariyani pada penelitiannya tahun 2004.
Untuk variabel kedua, alat ukur gratitude yang digunakan adalah The Gratitude
Questionnaire-Six Item Form (GQ-6) yang diciptakan oleh McCullough, Emmons,
dan Tsang pada tahun 2002 untuk melihat kualitas atau kondisi bersyukur dalam
kehidupan sehari-hari. Data penelitian diolah dengan menggunakan teknik
statistika deskriptif, Pearson Product-Moment Correlation, Independent Sample
T-Test, dan One-Way Analysis of Variance (ANOVA). Partisipan dalam penelitian
ini berjumlah 68 orang remaja putus sekolah yang bekerja dengan rentang usia
11-22 tahun dan belum menikah. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak
terdapat hubungan yang signifikan antara harga diri dan gratitude pada remaja
putus sekolah yang bekerja., This research was conducted to find the correlation between self esteem
and gratitude in school drop out adolescents who worked. This research used a
quantitative approach using a measuring instrument Rosenberg Self Esteem Scale
(RSES) developed by Rosenberg in 1965 and then it was translated and validated
by Ariyani on her research in 2004. For the second variable, measuring
instruments of gratitude used was The Gratitude Questionnaire-Six Item Form
(GQ-6) which was created by McCullough, Emmons, and Tsang in 2002 to see
the quality or condition of grateful in everyday life. Data were analyzed by using
the techniques of descriptive statistics, Pearson Product-Moment Correlation,
Independent Sample T-Test, and One-Way Analysis of Variance (ANOVA).
Participants in this research were 68 school drop out adolescents who worked
with the age range of 11-22 years old and unmarried. The results of this research
showed that there were not significant correlation between self-esteem and
gratitude in school drop out adolescents who later worked.]"
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
S58340
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Winda Chiquita Astana
"Fenomena mengenai kehamilan yang tidak diinginkan KTD menjadi sebuah isu yang dihadapi secara global, tidak terkecuali di Indonesia. Beberapa studi telah menemukan bahwa KTD berdampak negatif terhadap gejala depresi perempuan yang mengalaminya. Ditemukan juga bahwa rasa syukur dapat menjadi faktor protektif terjadinya gejala depresi karena dapat meningkatkan harga dirinya.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah harga diri berperan sebagai mediator hubungan antara rasa syukur dan gejala depresi pada perempuan yang pernah mengalami KTD. Penelitian ini bersifat korelasional yang dilakukan pada 88 perempuan berusia 17 tahun keatas yang mengalami KTD selama lima tahun terakhir.
Pada penelitian ini, gejala depresi diukur menggunakan Beck Depression Inventory BDI Beck, Ward, Mendelson, Mock, Erbaugh, 1961 , rasa syukur diukur dengan The Gratitude Questionnaire-Six Item Form GQ-6 McCullough, Emmons, Tsang, 2002 dan harga diri menggunakan Rosenberg Self-Esteem Scale RSES Rosenberg, 1965 .
Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang negatif dan signifikan antara rasa syukur dan gejala depresi B = -1,09, p 0,05 . Hasil tersebut menunjukkan bahwa rasa syukur berfungsi sebagai faktor protektif terjadinya gejala depresi melalui peningkatan harga diri, khususnya pada perempuan yang pernah mengalami KTD.

Unintended pregnancy has become a global phenomenon, and Indonesia is no exception. Previous research studies found that unintended pregnancy affects depressive symptoms among women who experience it. It has also been suggested that gratitude acts as a protective factor against depression because gratitude increases self esteem.
The purpose of this research is to study the role of self esteem in mediating the relationship between gratitude and depressive symptoms among women with unintended pregnancy. This is correlational study involved 88 Indonesian women who have experienced unintended pregnancy in the past five years.
In this research, depressive symptoms measured by Beck Depression Inventory BDI Beck, Ward, Mendelson, Mock, Erbaugh, 1961, gratitude measured with The Gratitude Questionnaire Six Item Form GQ 6 McCullough, Emmons, Tsang, 2002 dan self esteem measured with Rosenberg Self Esteem Scale RSES Rosenberg, 1965.
Results of the statistical analysis showed that there's a significant relationship between gratitude and depressive symptoms B 1,09, p 0,05 . These results show the role of gratitude as a protective factor in reducing depressive symptoms among women who experienced unintended pregnancy through self esteem.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Azizah
"Nilai-nilai ajaran Islam mempromosikan koping adaptif serta harga diri positif yang merupakan determinan dari kesejahteraan psikologis pada remaja. Penelitian deskriptif korelasi dengan pendekatan potong lintang ini dilakukan untuk mengetahui hubungan religiusitas Islam dengan harga diri pada remaja. Sebanyak 90 responden pelajar MTs dan MA berusia 12 hingga 18 tahun berpartisipasi dengan mengisi kuisioner The Revised Muslim Religiosity Personality Index (RMRPI) dan Coopersmith Self-Esteem Inventory (SEI). Hasil penelitian ini menunjukkan ada hubungan signifikan antara religiusitas Islam dengan harga diri remaja (p=0,000). Hasil penelitian ini semakin memperkuat pentingnya religiusitas dalam mempromosikan harga diri positif, sehingga diharapkan dapat memotivasi perawat untuk mengimplementasikan asuhan keperawatan spiritual pada kasus harga diri rendah.

Islamic values promote adaptive coping and positive self-esteem that is an important determinant of psychological well-being among adolescents. This descriptive correlational study using crosssectional design was conducted to determine the association between Islamic religiosity and self esteem among adolescents. A total 90 Junior and senior high school students aged 12-18 years old participated and completed The Revised Muslim Religiosity Personality Index (R-MRPI) and Coopersmith Self-Esteem Inventory (SEI). The results showed that there was moderate positive correlation between Islamic religiosity and self esteem among adolescents (p=0,000). The results of this research confirmed the importance of religiosity in promoting positive self-esteem, so nurse should become motivated to practice spiritual nursing care in low self-esteem problem.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
S55407
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adinda Rizkiany Sutjijoso
"Obesitas adalah kelebihan berat badan yang jauh dari normal. Pada remaja, bentuk tubuh yang tidak sesuai dengan harapan masyarakat dapat berpengaruh pada harga diri dan prestasi belajar mereka. Harga diri dan prestasi belajar saling berhubungan, dimana harga diri mempengaruhi prestasi belajar dan prestasi belajar mempengaruhi harga diri (Coopersmith, 1967 dalam Frey & Carlock, 1984; Trautwein et al., 2006). Remaja yang obesitas sering diasosiasikan dengan memiliki harga diri yang rendah (French et al., 1995; Pesa, Syre, & Jones, 2000). Lebih lanjut, obesitas juga berpengaruh pada prestasi belajar. Penelitian terdahulu menemukan bahwa remaja yang obesitas cenderung memiliki prestasi yang lebih rendah bila dibandingkan dengan remaja dengan berat badan normal (Datar, Sturm, & Magnabosco, 2004; Pyle et al., 2006). Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan harga diri dan prestasi belajar tersebut pada remaja obesitas.
Hipotesis penelitian ini adalah adanya hubungan yang signifikan antara harga diri dan prestasi belajar pada remaja yang obesitas. Subyek berjumlah 31 orang, terdiri dari 18 laki-laki dan 13 perempuan, berusia antara 14 tahun hingga 18 tahun. Seluruh subyek merupakan siswa SMA dari 3 sekolah di Jakarta. Skala harga diri disusun berdasarkan Coopersmith Self-Esteem Inventory (1967) dan prestasi belajar dilihat berdasarkan nilai rata-rata ulangan harian. Korelasi Pearson menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara harga diri dengan prestasi belajar pada remaja yang obesitas.
Hasil ini dapat disebabkan adanya faktor lain yang terkait dengan harga diri dan prestasi belajar serta kemampuan lain yang dimiliki subyek. Penelitian selanjutnya sebaiknya lebih memperhatikan variabel-variabel lain yang berkaitan dengan prestasi belajar dan harga diri, mengikut sertakan semua mata pelajaran, dan tingkat inteligensi subyek.

Obesity is a condition where there is excess body weight due to an abnormal accumulation of fat. Disturbance in physical appearance during adolescents could influence adolescents' self-esteem and later affected their academic achievement at school. There is a reciprocal correlation between self-esteem and academic achievement (Coopersmith, 1967 dalam Frey & Carlock, 1984; Trautwein et al., 2006). Obese adolescents are associated with low self-esteem (French et al., 1995; Pesa, Syre, & Jones, 2000). Obesity is also affected adolescents' academic achievement, where obese adolescents tend to have lower academic achievement than normal weight adolescents (Datar, Sturm, & Magnabosco, 2004; Pyle et al., 2006). Therefore, the current study was conducted to examine the relationship of self-esteem and academic achievement on obese adolescents.
It was hypothesized that there is a relationship between self-esteem and academic achievement on obese adolescents. Subjects were consisted of 31 adolescents, 18 of them were males and 13 were females between the age of 14 and 18 years old. All subjects were high school students in Jakarta. Subjects were asked to fill out self-esteem scale which designed based on Coopersmith Self-Esteem Inventory (1967). Subject's academic achievements were seen based on their examination results. The Pearson?s product moment correlation did not show any significant relationships between self-esteem and academic achievement on obesity adolescent.
This result could be explained that there were other factors related to self-esteem and academic achievement that did not take account of in this study. Further research should consider other variables that related to self-esteem and academic achievement, include all academic subjects in school.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Hifza
"Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui bagaimana hubungan antara gratitude dan teacher well-being pada guru Sekolah Luar Biasa (SLB) dengan beragam ketunaan. Jumlah subjek dalam penelitian ini adalah 117 guru SLB. Metode pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner dengan dua alat ukur, yaitu skala gratitude yang disusun oleh Listiyandini et al. (2015) dan Teacher Subjective Well-being Questionnaire (TSWQ) milik Renshaw et al. (2015) Hasil penelitian ini menunjukkan tidak adanya hubungan positif yang signifikan antara gratitude dan teacher well-being pada guru SLB (r = -0.155, p = 0.095; p < 0,05), sehingga hipotesis dalam penelitian ini tidak diterima.

This research aims to find out the relationship between gratitude and teacher well-being in Special School (SLB) teachers with various disabilities. The number of subjects in this research was 117 SLB teachers. The data collection method was carried out using a questionnaire with two measuring tools, namely the gratitude scale compiled by Listiyandini et al. (2015) and Renshaw et al.'s Teacher Subjective Well-being Questionnaire (TSWQ). (2015) The results of this study show that there is no significant positive relationship between gratitude and teacher well-being in special school teachers (r = -0.155, p = 0.095; p < 0.05), so the hypothesis in this study is not accepted."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fitri Octaviani Putri
"Penelitian ini dilakukan untuk melihat apakah terdapat hubungan antara gratitude dan psychological well-being pada mahasiswa. Variabel gratitude diukur dengan SS8 (Skala Syukur 8) yang divalidasi dan diterjemahkan oleh Oriza dan Menaldi (2010), dari GQ6 (Gratitude Questionaire 6) yang diciptakan oleh McCullough, Emmons, dan Tsang (2001). Variabel psychological well-being diukur dengan alat ukur self-report yang diadaptasi dari penelitian sebelumnya oleh Hapsari (2011), yang menggunakan Ryff's Scale of Psychological Well-Being (RPWB) (1989). Penelitian ini melibatkan 340 responden yang berusia 17 sampai 25 tahun dari seluruh fakultas di Universitas Indonesia.
Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan positif yang signifikan antara gratitude dan psychological well-being. Selain itu, dalam penelitian ini ditemukan bahwa mean skor kedua variabel tersebut tidak signifikan berbeda antara responden yang tergabung dalam perkumpulan keagamaan dan yang tidak tergabung dalam perkumpulan keagamaan.

The aim of this research is to investigate the correlation between gratitude and psychological well-being among college students of. Gratitude measurement used SS8 (Skala Syukur 8) which is validated and translated by Oriza and Menaldi (2010), from GQ6 (Gratitude Questionaire 6) which is created by McCullough, Emmons, and Tsang (2001). Psychological well-being measurement used self-report scale which is adopted by Hapsari (2011) from Ryff's Scale of Psychological Well-Being (RPWB) (1989). Respondents of this research are 340 college students of Universitas Indonesia aged 17 to 25 years old.
Finding shows that gratitude and psychological well-being are significantly and positively correlated. Furhtermore, this research found there is no significant difference among respondents who are involved in religious group and who aren't involved in religious group.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Hayati Rahmah
"Kegiatan ekstrakurikuler di sekolah dan harga diri pada remaja. Harga diri didefinisikan sebagai evaluasi individu terhadap dirinya dan menghasilkan perasaan keberhargaan yang diasosiasikan dengan konsep dirinya (Atwater, 1999).
Ada dua komponen penting yang mempengaruhi tingkat harga diri seseorang, yaitu perasaan dicintai oleh orang lain dan perasaan bahwa individu berharga dan memiliki kemampuan terhadap sesuatu (Felker, dalam Isnasari, 1992). Remaja dengan harga diri tinggi lebih percaya diri, berani menghadapi tantangan, dan mandiri. Sedang remaja dengan harga diri rendah menunjukkan gejala kecemasan. Mereka cenderung berada di luar lingkungan sosial, tidak berpartisipasi di kelas maupun kegiatan sosial. Mereka cenderung merasa terisolasi dan kesepian (Rice, 1990).
Sekolah merupakan salah satu lingkungan sosial remaja dan memiliki pengaruh besar dalam perkembangan remaja. Dari berbagai macam kegiatan yang dilakukan di sekolah, salah satunya adalah kegiatan ekstrakurikuler.
Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara partisipasi dalam kegiatan ekstrakurikuler sekolah dan harga diri pada remaja. Hasil tambahan menunjukkan bahwa alasan utama remaja mengikuti kegiatan ekstrakurikuler adalah karena faktor minat/hobi. Selain itu, tiga jenis kegiatan ekstrkurikuler yang paling diminati adalah kegiatan seni, olahraga, dan kerohanian.

The research aimed to find how is the relationship between participation in extracurricular activity and self esteem on adolescence. Self esteem is defined as personal evaluation to the self and produce the feeling of worth that associated with self concept (Atwater, 1999).
There are two important components that influence level of self esteem. They are the feeling to be loved by others and the feeling that person has ability toward something (Felker, in Isnasari 1992). Adolescence with high self esteem more confident, dared to challenge, and independent. Whereas, adolescence with low self esteem show the anxiety simptom. They tend to stay outside of social environment, do not participate in any activity in class, nor social activity. They feel isolated and loneliness.
School is one of social environment and has big influence in adolescence development. From many activities in the school, one of them is extracurricular activity.
The result of research found that there is a significant relationship between participation in extracurricular activity and self esteem on adolescence. The additional result indicate that the main reason for the participation in extracurricular activity is interest/hobby. Beside that, the most favorite extracurricular activity are art, sport, and spritual activities."
Depok: Universitas Indonesia, 2007
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Farah Rania Wiraatmadja
"Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara kecemburuan dan harga diri pada emerging adults usia 18 hingga 25 tahun. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif kepada 1451 emerging adults. Instrumen yang digunakan adalah Multidimensional Jealousy Scale dan Rosenberg Self-Esteem Scale. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan negatif yang signifikan antara dimensi kognitif kecemburuan dan harga diri r=-.161; p

This study was conducted to determine the relationship between jealousy and self esteem among emerging adults ages 18 to 25 years. This research uses quantitative method to 1451 emerging adults. The instrument used are Multidimensional Jealousy Scale and Rosenberg Self Esteem Scale. The results showed that there was a significant negative relationship between the cognitive dimension of jealousy and self esteem r .161 p
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2017
S67017
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anselma Prasti Keishani
"Latar Belakang Masa remaja perempuan krusial untuk persiapan kehamilan di kemudian hari, namun isu gizi tetap persisten, terutama keterbatasan variasi dan keberagaman. Kualitas diet yang buruk, yang terkait dengan kebiasaan makan yang tidak sehat, dapat memengaruhi kesehatan mental, termasuk harga diri remaja putri Meskipun demikian, hubungan antara kualitas diet dan harga diri masih belum terungkap. Metode Penelitian ini melibatkan 340 remaja putri bersekolah dari tiga kabupaten terpilih di Provinsi Jawa Barat di Indonesia. Peserta melengkapi pengumpulan data tentang asupan makanan menggunakan 2-days repeated 24-hour recall. Data mengenai asupan makanan dimasukkan kedalam NutriSurvey versi 2007, program yang menyediakan analisis nutrisi terperinci. Hasil analisis digunakan untuk menghitung skor Healthy Eating Index-2015 (HEI-2015), sebuah penilaian yang mengukur sejauh mana asupan makanan peserta mengikuti pedoman diet. Rosenberg Self-Esteem Scale (RSES), merupakan instrument pengukur harga diri yang terdiri dari sepuluh item. Hasil Analisis regresi berganda dilakukan untuk menilai hubungan antara skor HEI-2015 dan skor RSES, dengan menyesuaikan faktor perancu. Skor median HEI-2015 adalah 26.9(26.2-25.6)yang jauh dibawah skor yang direkomendasikan ≥ 80, sementara skor rata-rata RSES adalah 16.72 ± 2.88. Uji linear berganda menunjukkan tidak ada hubungan signifikan antara skor HEI-2015 dan RSES pada remaja putri (β = -0.03; 95%CI = -0.07 – 0.03; p = 0.54). Kesimpulan Penelitian ini menampilkan tidak adanya hubungan antara kualitas diet dan harga diri pada remaja putri yang bersekolah di Jawa Barat, tahun 2018. Temuan ini menegaskan pentingnya mengatasi kualitas diet yang buruk dan menyoroti perlunya penelitian lebih lanjut.

Introduction The adolescence period for girls is crucial for maternal preparation, yet nutritional issues persist in the limited variety and diversity of dietary intake. Poor dietary quality, associated with unhealthy eating habits, may impact mental health, including self-esteem of adolescent girls. Though the relationship between dietary quality and self-esteem remains unclear. Methods A total of 340 school going adolescent girls from 3 chosen district sin West Java province in Indonesia, in the year 2018 was analysed in this study. Participants completed a 2-days repeated 24-hour dietary recall, and the results were entered into Nutrisurvey2007, before used to calculate dietary quality score using HEI-2015, to measure how well dietary intake follow dietary guidelines. Measure of self-esteem was conducted using the Rosenberg Self-Esteem Scale, consisting of 10 items. Results A multiple regression analysis was performed to assess the association between the HEI- 2015 score and RSES score, adjusting for potential confounders. The median HEI-2015 score was 26.9(26.2-25.6), which was far below the recommended score of ≥ 80, while the mean RSES score was 16.72±2.88. Multiple linear regression testing showed no statistically significant association between HEI-2015 and RSES in adolescent girls (β = -0.03; 95%CI = -0.07 – 0.03; p = 0.54). Conclusion The study features no association between dietary quality and self-esteem among adolescent girls in West Java, in 2018 These findings underscore the importance of addressing poor dietary quality and highlight the need for further research to elucidate the underlying factors and potential interventions."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Sahda Febi Wilendari
"Penelitian ini bertujuan untuk membahas hubungan antara dukungan sosial dari orangtua dan self-esteem pada remaja awal anak buruh migran. Metode penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif dengan desain korelasional. Untuk mengukur dukungan sosial dari orangtua dan self-esteem penulis menggunakan alat ukur Child and Adolescent Social Support Scale (CASSS) subskala dukungan orangtua dan Rosenberg's Self-Esteem Scale (RSES). Penelitian ini melibatkan 164 remaja usia 11-16 tahun dengan orangtua buruh migran di Kabupaten Karawang, Jawa Barat.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara self-esteem dan dukungan sosial dari orangtua pada remaja anak buruh migran dengan r=0,264; p=0,000. Dengan demikian dukungan sosial dari orangtua sangat dibutuhkan dalam perkembangan self-esteem yang baik pada remaja awal anak buruh migran.

The purpose of this research is to discusses the relationship between social support from parents and self-esteem among early adolescent with migrant worker parents. This research methodhology using a quantitative study with a correlational design. To measure self-esteem and social support from parents, the author using Child and Adolescent Social support Scale (CASSS) parental support subscale and Rosenberg's Self-Esteem Scale (RSES). Respondents in this research were 164 adolescent, age 11-16 years old in Cilamaya, Karawang, West Java.
The result showed there is a significant positive correlation between self-esteem and social support from parents with r=0,264; p=0,000. In conclusion, social support from parents needed for a good development of self-esteem on early adolescent migrant worker's children.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2015
S59759
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>