Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 149413 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ambar Rahmagari
"ABSTRAK
Penelitian ini mencoba untuk melihat dari adanya perbedaan yang ada antara
system pada sekolah formal dengan sekolah informal apakah juga terdapat perbedaan
prestasi belajf pada siswaii homeschooling jika dihubungan dengan tanggung jawab
siswali peserta homeschooling yang duduk di kelas tinggi (kelas 4 & 5) Sekolah
Dasar denganj berdasarkan pada teori tanggung jawab Sukiat (1993) yang mencoba
memahami is ilah tanggung jawab dalam dua konteks yang berbeda yaitu konteks
"kepada" dan konteks "untuk". Konteks kepada yaitu individu mempertanggung
jawabkan tingkah laku dan keputusannya kepada sesuatu di dalam dan di luar
dirinya, sedan~kan konteks untuk artinya individu memiliki kebebasan menentukan
sikap dan Piliiannya dan untuk menanggung konsekuensi dari penentuan sikap dan
pilihannya itu.1 Selanjutnya melihat dimensi-dimensi dari tanggung jawab siswa yang
dikemukakan Sukiat (1993) dihubungkan dengan prestasi belajar siswa SO kelas 4
I
dan 5 peserta rr:': Prestasi belajar sendiri di peroleh melalui tes formatif
dan sumatif yang diadakan secara berkala pada masing-masing homeschooling.

ABSTRACT
This research is to seek the relation between student responsibilty and homeschooling
student aChiefement within range grade 4-5 on elementary stage. Based on Sukiat
(1993) who tried to define the term of responsibility in two different contect. The
"who" contect and the "for" contect. More over student responsibility contect need to
be related to hrmeschooling student achievement (within 4-5 grade). Contect "who"
has the meaning that people/student will responsiblility of all behavior dan decision
they made to I omething inside and outside of themselves, meanwhile contect "for"
has a meaning that people/student has had their freedom to made the decision of their
own choices. his research is quantitative with non-experimental design research.
The result of this research is no significant correlation or there is no relationship
between stud1ent responsibility with student achievement of homeschooling
elementary sCiool student grades 4 and 5. Researcher suggest that need additional
qualitative questions for the next research."
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
S57210
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sudjana
"Penelitian ini berawal dari ketidaktertarikan siswa SMU terhadap pelajaran fisika. Ketidaktertarikan siswa SMU terhadap pelajaran fisika sebagai ujung tombak teknologi merupakan salah satu penyebab ketertinggalan bangsa Indonesia. Rendahnya mutu pendidikan nasional dan rendahnya daya saing dikarenakan tidak memadainya akan pengetahuan, keterampilan serta profesionalisme membuat bangsa Indonesia sulit untuk berkompetisi dan berdiri sejajar dengan negara-negara lain. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Lembaga Riset yang berkedudukan di Singapura bahwa pendidikan nasional Indonesia menduduki urutan ke 16 di Asia Pasifik. Kurikulum berbasis kompetensi yang ditawarkan oleh pemerintah bertujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia serta ahli di bidangnya dengan menguasai Iptek (Ilmu Pengetahuan dan teknologi) khususnya fisika. Keberhasilan untuk dapat berdiri sejajar dengan negara-negara lain tidak terlepas dari proses belajar yang dilakukan siswa sehari-hari dikelas. Penggunaan strategi belajar yang terdapat pada self regulated learning diharapkan perlahan-lahan dapat mengubah cara belajar dari recalling danr recognition dan menggantikannya menjadi siswa belajar aktif.
Hasil penelitian dari Meichenbaum (1985) dan Zimmerman (1989) menunjukkan bahwa siswa yang menggunakan serta mempraktekkan self reguleted learning dalam belajarnya akan memiliki prestasi yang tinggi. Hal ini didukung oleh Schunk & Zimmerman (1989) yang mengatakan bahwa self regulated learning sangat cocok dan banyak digunakan dalam konseling yang bertujuan untuk menyelesaikan masalah belajar siswa dalam iklim situasi sosial, dalam hal ini di lingkungan sekolah. Berdasarkan pertimbangan diatas, penelitian ini dilakukan untuk melihat hubungan antara self regulated learning dengan prestasi belajar fisika pada siswa kelas 2 SMU.
Penelitian dilakukan pada 82 siswa kelas 2 SMU Negeri 5 Jakarta. Para siswa diberikan kuesioner self regulated learning dalam bentuk skala dan dilihat nilai ulangan harian fisika (formatif). Pengambilan sampel dilakukan dengan metode nonprobability dan teknik yang digunakan pada penelitian ini adalah accidental sampling. Data dalam penelitian ini dianalisa dengan memakai teknik bentuk Alpha Coeffisien Cronbach dan teknik korelasi Pearson Product Moment yang terdapat pada program SPSS versi 10.00.
Dari penelitian yang telah dilakukan, tampak bahwa ada hubungan yang positif dan signifikan antara self regulated learning dengan prestasi belajar fisika. Dapat diambil kesimpulan bahwa individu yang memiliki self regulated tinggi akan memperoleh skor yang tinggi. Semakin sering siswa menggunakan strategi-strategi self regulated learning dalam belajar fisika maka prestasinya akan tinggi.
Saran untuk penelitian selanjutnya adalah karena belum banyak yang melakukan penelitian pada pelajaran fisika disarankan menggunakan sampel penelitian dari sekolah lain agar dapat dilihat perbedaan dalam menggunakan strategi-strategi self regulated learning."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2003
S3296
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Djunaha Widyawati
"Sekolah sebagai suatu sistem menekankan pada proses belajar mengajar yang merupakan proses membelajarkan subyek didik/pembelajar yang direncanakan atau didesain, dilaksanakan, dan dievaluasi secara sistematis agar subyek didik/pembelajar dapat mencapai tujuan-tujuan secara efektif dan efisien.
Dengan demikian, belajar mengajar sebagai suatu system, terdiri dari sejumlah komponen yang terorganisir antara lain tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, strategi dan metode pembelajaran, media pembelajaran/alat peraga, pengorganisasian kelas, evaluasi pembelajaran, dan tindak lanjut pembelajaran.
Mutu pendidikan salah satunya diukur dengan pencapaian prestasi belajar. Prestasi belajar merupakan suatu bukti keberhasilan belajar atau kemampuan seorang siswa dalam melakukan kegiatan belajarnya sesuai dengan bobot yang dicapainya.
Prestasi belajar yang datanya diperoleh dari hasil penilaian, merupakan informasi yang sangat berguna sebagai umpan balik dalam proses kegiatan belajar mengajar lebih lanjut. Tinggi rendahnya prestasi belajar yang diperoleh siswa dapat dipandang sebagai ukuran untuk menentukan keberhasilan studinya.
Penelitian ini berusaha mencari variabel-variabel yang diuraikan dalam determinan yang secara dominan yang berkaitan maupun berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa dengan menganalisis hubungan antara determinan dalam proses pembelajaran. Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 85 Jakarta Selatan.
Hasil penelitian menunjukkan dari determinan-determinan dalam variabel gender, status sosial ekonomi, biaya pendidikan, dan kepala sekolah, guru, pola asuh, dan motivasi terdapat determinan-determinan yang berkorelasi positif dan berkorelasi negatif dengan prestasi belajar. Dari hasil penelitian tersebut dapat dikatakan bahwa ketujuh variabel penelitian pada dasarnya mempunyai kaitan dan pengaruh terhadap prestasi belajar siswa.

School as a system focuses on learning and teaching process which is planned, designed, carried out and evaluated systematically to reach efficient and effective goals. Therefore, learning and teaching as a system consists of seceral organized components such as learning goals, stategy and methods visual aid,class organization, learning evaluation and learning follow up.
Education quality is measured by learning achievement. Learning achievement is a proof of a student in doing his or her learing activities according to quality that he or she reaches.
Learning achevement, whose data is obtained from assessment, is a very useful information as a feedback for advanced learning and teaching activities.
The level of learning achievement a student gains is considered a standard to measure student`s success.
This research is an explorative research that tries to find out dominant determinants that affect students`learning achievement by analyzing the correlation those determinants to learning process. This reserach was held at 85 State Junior High School South Jakarta.
The research shows that determinants which covered in gender, status economic social, school finance, and principals, teacher, patterns of parentcare and motivation, have positively and negatively correlation with learning achievement.The research results that 7 variables have correlation and influence with learning achievement."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2010
T28155
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Diba Nurharyati
"
ABSTRAK
Seiring dengan perubahan jaman ke arah era globalisasi dan era
perdagangan bebas, maka usaha peningkatan sumber daya manusia mutlak
diperlukan. Diklat SPAMEN adalah salah satu wadah yang ditujukan untuk
mengembangkan sumber daya manusia seiring dengan perubahan jaman tersebut,
khususnya bagi para pegawai negeri yang akan menduduki jabatan tingkat eselon
dua.
Proses pembelajaran adalah hal yang kompleks. Apalagi bila peserta
program belajar adalah para manusia dewasa yang telah memiliki berbagai Iatar
belakang pendidikan yang berbeda-beda. Suatu strategi pengajaran yang tepat perlu
dikembangkan sehingga proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik.
Salah satu ahli yang telah berhasil menyusun teori tentang pembelajaran
adalah David A. Kolb (1985). Dalam teorinya Kolb menekankan peran pengalaman
individu dalam proses beIajar. Hal ini sangat relevan dengan peserta program
pembelajaran dewasa yang telah memiliki cukup banyak pengalaman. Menurut
Kolb, gaya belajar adalah hal yang sangat mempengaruhi keberhasilan suatu proses
belajar. Gaya belajar yang dimaksud oleh Kolb ini adalah gaya belajar yang terukur
melalui Learning Style Inventory (LSI) Kolb (1976). Gaya belajar ini terdiri dari
empat macam: gaya belajar akomodasi, gaya belajar asimilasi, gaya belajar divergen
dan gaya belajar konvergen
Pada awal Diklat SPAMEN, peserta telah diberikan materi mengenai Gaya
Belajar dan diharapkan mereka dapat mengembangkan kemampuan belajar mereka
sehingga dapat mencapai prestasi tinggi. Penelitian ini ditujukan untuk meneliti
perbedaan gaya belajar aktual antara peserta Diklat SPAMEN yang berprestasi
tinggi dengan peserta yang berprestasi rendah sehingga dapat diperoleh gambaran
gaya belajar aktual yang dapat membawa peserta Diklat SPAMEN kepada
keberhasilan belajar. Dalam penelitian ini yang diteliti bukan hanya sekedar gaya
belajar yang terukur melalui LSI Kolb melainkan perilaku belajar yang dilakukan
peserta Diklat SPAMEN selama mengikuti Diklat SPAMEN.
Metode pengumpulan data yang digunakan adalah dengan mengirimkan
kuesioner kepada peserta Diklat SPAMEN yang berprestasi tinggi dan yang
berprestasi rendah masing-masing bejumlah 40 subyek. Kuesioner dikirimkan
melalui pos karena subyek tinggal di berbagai daerah. Namun setelah sampai batas
waktu yang ditentukan, ternyata kembali 31 kuesioner dari subyek yang berprestasi
tinggi dan 23 dari subyek yang berprestasi rendah.
Hasil pengujian signifikansi perbedaan mean menunjukkan bahwa tidak ada
perbedaan yang signifikan antara subyek yang berprestasi tinggi dengan subyek
yang berprestasi rendah pada perilaku belajar asimilatif; divergen dan konvergen.
Perbedaan yang signifikan terjadi pada perilaku belajar akomodatif. Perilaku inilah
yang diduga mempunyai pengaruh pada keberhasilan peserta Diklat SPAMEN
mencapai prestasi tinggi selama mengikuti Diklat SPAMEN.
Pada dasarnya, seperti dinyatakan oleh Kolb (1985), perilaku belajar
akomodatif sama baiknya dengan ketiga perilaku belajar lainnya. Perbedaan yang
mungkin ada adalah bahwa perilaku belajar akomodatif merupakan perilaku belajar
yang membutuhkan waktu relatif lebih banyak dibandingkan dengan perilaku
belajar lainnya. Bila dihubungkan dengan padatnya jadwal pada Diklat SPAMEN,
perilaku belajar akomodatif menjadi tidak efisien. Selain itu, ada kemungkinan
perilaku belajar akomodatif menjadi tidak terlalu penting dalam mengikuti Diklat
SPAMEN karena yang lebih penting dalam proses belajar pada Diklat SPAMEN
adalah pemahaman materi yang sebenarnya dapat diperoleh dengan membaca
buku-buku wajib dan mengikuti semua kuliah yang telah dijadwalkan.
Untuk penelitian selanjutnya disarankan penelitian mengenai gaya belajar
dengan jumlah sampel yang Iebih banyak. Selain itu, bila ingin meneliti tentang
gaya belajar aktual, disarankan agar item-itemnya dibuat lebih mendekati situasi
belajar yang sebenarnya. Penelitian mengenai hubungan antara gaya belajar peserta
dengan gaya mengajar pengajar akan dapat memperkaya hasil penelitian yang telah
diperoleh dalam penelitian.
"
1998
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maya Irvina
"Pemilihan terhadap jurusan/bidang studi tertentu biasanya disesuaikan dengan minat seseorang Siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) program studi Manajemen Bisnis dan Akuntansi diasumsikan memilih sekolah tersebut karena minatnya di bidang ekonomi (minat ekonomi). Begitu juga dengan siswa yang mengikuti pendidikan di Sekolah Perawat Kesehatan dan Sekolah Pengatur Rawat Gigi, karena minatnya di bidang kesehatan (minat kesehatan).
Dalam membicarakan masalah pendidikan, yang menjadi topik utama adalah mutu siswa atau prestasi belajar siswa. Hal ini disebabkan karena sekalipun keberhasilan pendidikan tidak dapat dipisahkan dari variabel-variabel lain yang mempengaruhi proses pendidikan itu, namun yang menjadi terminal penilaian adalah prestasi belajar yang dicapai siswa pada akhir pendidikan atau pada saat ujian, baik pengetahuan maupun keterampilan.
Tinggi rendahnya prestasi yang dicapai siswa di sekolah dipengaruhi oleh berbagai faktor, salah satunya adalah minat (Suryabrata, 1983). Menurut Horrocks (1976) minat adalah kumpulan sikap yang tampil dalam bentuk perhatian selektif pada suatu obyek atau aktivitas tertentu.
Dalam kaitannya dengan prestasi belajar siswa, sejumlah penelitian menunjukkan adanya hubungan antara minat dengan prestasi belajar, seperti penelitian Fredericksen & Melville, 1954; Barrileaux, 1961; Barak & Rabbi, 1982; serta Wiley & Magnon, 1982 (dalam Brown & Lent, 1984). Namun beberapa penelitian yang dilakukan oleh peneliti lain menunjukkan tidak ada hubungan antara keduanya (Super & Crites, 1962 dan Stanley & Hopkins, 1978 dalam Brown & Lent, 1984).
Perbedaan hasil-hasil penelitian itu mendorong penulis untuk meneliti hubungan antara minat dengan prestasi belajar siswa SMK. Penelitian ini dilakukan di Jakarta pada tahun 1997. Teknik yang digunakan untuk mengambil sampel dalam penelitian ini adalah Incidental Sampling. Subyek penelitian adalah siswa-siswa kelas 1 dari dua jurusan SMK, yaitu SMK jurusan/bidang ekonomi (program studi Manajemen Bisnis dan Akuntansi) serta SMK bidang kesehatan (Sekolah Perawat Kesehatan/SPK dan Sekolah Pengatur Rawat Gigi/SPRG). Penelitian ini memperoleh 158 orang subyek penelitian, yang terdiri dari 84 orang siswa SMK bidang kesehatan dan 74 orang siswa SMK bidang ekonomi.
Alat pengumpul data pada penelitian ini adalah inventori minat dan tes formatif. lnventori minat digunakan sebagai alat ukur minat siswa dan tes formatif digunakan untuk mengukur prestasi belajar siswa.
Analisis data dilakukan dengan menghitung persentase (deskriptif statistik) dan Partial Correlation untuk melihat ada tidaknya hubungan antara minat dengan prestasi belajar, dengan mengontrol variabel kecerdasan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa hubungan antara minat dengan prestasi belajar tidak terbukti secara signifikan pada penelitian ini. Walaupun tidak terdapat hubungan yang signifikan, ada dimensi-dimensi minat ekonomi dan minat kesehatan yang berhubungan dengan prestasi belajar, yaitu 'melakukan pekerjaan yang berhubungan dengan bilangan' dan 'menjalankan standar kesehatan'.
Dari penelitian ini memang tidak dapat dilihat kaitan antara minat dengan prestasi belajar. Namun masih banyak aspek lain yang berhubungan dengan minat. Masalah minat siswa SMK ini penting untuk ditelaah, karena akan berkaitan dengan pembinaan siswa itu sendiri."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1998
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Herlina Indrawati
"ABSTRAK
Salah satu tujuan pendidikan adalah mendorong pertumbuhan dan
perkembangan kreativitas peserta didik (Utami Munandar, 1999). Belajar piano
menipakan salah satu cara mengembangkan aktivitas dan kreativitas anak. Karena
selain dibutuhkan keterampilan membaca not balok, anak juga dilatih dalam ketepatan
koordinasi jari, tangan, dan lengan (latifah Kodijat, 1993).
Dengan adanya berbagai faktor keterampilan yang diperlukan dalam
pembelajaran piano, maka penguasaan terhadap suatu alat musik (dalam hal ini
piano), diperlukan motivasi guna menunjang prestasi anak dalam belajar piano.
Dengan adanya motivasi dalam diri seseorang, diprediksi memudahkan orang tersebut
dalam melakukan pekeijaannya (Pintrich & Schunk, 1996).
Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat peran motivasi intrinsik dan
motivasi ekstrinsik terhadap prestasi siswa yang belajar piano.
Subyek penelitian adalah siswa di sekolah Musik Modem Kawai Jakarta yang
berusia 8-10 tahun, yang telah belajar piano selama dua hingga tiga tahun. Jumlah
sampel sebanyak 30 orang yang terdiri dari 22 orang perempuan dan 8 orang laki-laki.
Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah incidental sampling. Alat yang
digunakan untuk mengukur motivasi adalah kuesioner yang disusun sendiri oleh
peneliti melalui penilaian beberapa ahli motivasi. Sedangkan alat untuk mengukur
prestasi adalah hasil ujian siswa yang memiliki beberapa kriteria penilaian, yakni
scales, compulsory, selection, dan aural.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa menunjukkan bahwa skor skala motivasi
ekstrinsik berkorelasi negatif dengan skor prestasi belajar piano Dengan demikian
maka ada peran yang negatif dan signifikan antara motivasi ekstrinsik dan prestasi
belajar piano siswa.
"
2003
S2848
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Haniva Az Zahra
"Prestasi akademik sebagai salah satu prediktor kesuksesan siswa di sekolah dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Konstruk yang menjelaskan faktor internal dan eksternal yang memengaruhi prestasi akademik ini adalah school well being, dikembangkan oleh Konu & Rimpelä (2002). Penelitian ini dilakukan untuk melihat hubungan antara school well-being dengan prestasi akademik bagi siswa berbakat akademik. Penelitian dilakukan pada siswa kelas XI SMA program akselerasi di Jakarta. Sebanyak 52 siswa menjadi sampel penelitian ini. Penelitian dilakukan menggunakan kuisioner untuk mengukur school well-being siswa dan tes prestasi akademik yang menggunakan soal Ujian Akhir Nasional pada mata pelajaran Matematika dan Bahasa Indonesia.
Hasil analisis menunjukkan bahwa school well-being memiliki hubungan positif yang signifikan dengan prestasi akademik pada siswa berbakat akademik. Hasil analisis tambahan, menunjukkan bahwa dimensi having memiliki hubungan positif yang signifikan dengan prestasi akademik pada siswa berbakat akademik. Selain itu, dalam penelitian ini ditemukan perbedaan yang signifikan pada prestasi akademik siswa berdasarkan latar belakang pendidikan ibu. Ditemukan pula perbedaan yang tidak signifikan antara school well-being dengan jenis kelamin, school well-being dengan latar belakang pendidikan orang tua, prestasi akademik berdasarkan jenis kelamin, dan prestasi akademik berdasarkan latar belakang pendidikan ayah.

Academic achievement is predictor of student success in school, affected by internal and external factor. One construct that describes internal and external factor that affects academic achievement is a school well being by Konu & Rimpelä (2002). This research was conducted to examine the relationship between school well-being of academic achievement for students with academic gifted. The research was conducted on the students of class XI Acceleration Program in high school. Total sample comprised 52 students.
Result indicated that school well-being has a significant positive correlation with academic achievement in academic gifted students. In comparison, it was found thas just only having dimension of school well-being that has a significant positive correlation with academic achievement in academic gifted students. In addition, there was a significant difference in the academic achievement of students based on maternal education. Moreover, there are no significant differences between the school wellbeing by gender, school well-being based on parental education, academic achievement by gender, and academic achievement based on father's education.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
S45439
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"lndeks prestasi mahsiswa FIK-UI Program Ekstensi Pagi 2004 pada semester Il 79%
mengalami penurunan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan cara dan
kesiapan belajar terhadap prestasi belajar mahasiswa Ekstensi FIK-UI, 2005. Penelitian
ini dilakukan di kampus FIK-UI dengan jumlah responden 61 orang. Desain penelitian
yang digunakan adalah deskriptif korelasi. Alat pengumpul data yang digunakan yaitu
kuesioner. Analisis data yang digunakan adalah distribusi frekuensi, distribusi proporsi,
dan uji chi-kuadrat untuk menganalisis hubungan antar variabel. Hasil penelitian ini
menyimpulkan tidak ada hubungan bermakna antara cara belajar dengan prestasi belajar
(p value 0,062; a = 0,05). Tidak ada hubungan yang bermakna antara kesiapan belajar
dengan prestasi belajar (p value 2,07; a = 0,05). Penelitian ini merekomendasikan pada
mahasiswa untuk lebih mengenali karakteristik cara belajar yang dimiliki secara benar
dan meningkatkan belajar agar diperoleh prestasi belajar yang maksimal."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2005
TA5459
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nyoman Sudimahayasa
"Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata diklat Menginterpretasikan Gambar Teknik dan sekaligus mengetahui keaktifan siswa sebagai akibat penerapan pembelajaran tipe Teams-Games Tournament (TGT) pada proses pembelajaran mata diklat tersebut. Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilakukan dalam 2 siklus dengan subyek penelitian adalah siswa kelas X TSM1 SMKN 3 Singaraja pada tahun ajaran 2013/2014. Sumber data diambil dari tes di akhir setiap siklus, observasi kelas dan angket pendapat siswa tentang implementasi TGT. Data dianalisis secara deskriptif untuk menjelaskan peningkatan hasil belajar serta keaktifan siswa dalam proses pembelajaran serta tanggapan siswa terhadap pembelajaran yang menerapkan tipe TGT. Hasil penelitian ini menunjukan adanya peningkatan hasil belajar siswa dari sebelum dan setelah menerapkan model pembelajaran TGT pada mata diklat Menginterpretasikan Gambar Teknik, dimana nilai rata-rata siswa yang sebelumnya 52,19 pada pra siklus meningkat menjadi 69,84 pada akhir Siklus 1 dan menjadi 76,41 pada akhir Siklus 2. Hasil penelitian juga menunjukan partisipasi aktif dan tanggapan positif siswa dalam implementasi TGT di kelas TSM1."
Singaraja: Lembaga pendidikan tenaga kependidikan Universitas pendidikan Ganesha, 2015
370 JPP 48 (1-3) 2015
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Rizky Susanty
"Kecurangan akademik telah menjadi masalah utama dalam pendidikan hingga saat ini. Penelitian ini mencoba untuk meneliti kecurangan akademik pada mahasiswa pascasarjana. Terdapat dua macam faktor yang mendorong mahasiswa pascasarjana untuk menyontek. Pertama, faktor-faktor yang dapat dikendalikan oleh siswa, seperti kurangnya persiapan sebelum ujian, kelelahan, atau kurangnya waktu untuk belajar. Kedua, faktor-faktor yang berada di luar kendali siswa, seperti
masalah kesehatan, tugas atau ujian yang terlalu sulit, atau kecurangan akademik yang dilakukan teman sesama mahasiswa. Peneliti menduga bahwa self-regulated learning dan muraqabah dapat menjadi solusi untuk menghadapi faktor-faktor ini. Dalam self-regulated learning, siswa dapat mengatur pembelajaran mereka secara efektif sehingga terhindar dari masalah kurangnya persiapan sebelum ujian,
kelelahan, atau kurangnya waktu belajar. Jadi, dengan self-regulated learning, mahasiswa semestinya dapat mengatasi faktor kecurangan akademik yang dapat dikendalikan tersebut. Sementara itu, muraqabah, yang didefinisikan sebagai kesadaran akan pengawasan Tuhan, diduga dapat mengatasi faktor kecurangan akademik yang di luar kendali mahasiswa. Meskipun mengalami kesulitan selama ujian atau melihat temannya menyontek, mahasiswa yang percaya bahwa mereka sedang diawasi oleh Tuhan semestinya menahan diri untuk tidak melakukan kecurangan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Responden yang
terlibat adalah mahasiswa pascasarjana Muslim yang dipilih melalui teknik convenience sampling. Empat instrumen digunakan dalam penelitian ini: Kuesioner Self-Regulated Learning, Kuesioner Muraqabah, Kuesioner Kecurangan
Akademik, dan adaptasi Social Desirability Scale. Data dianalisis dengan teknik analisis statistik deskriptif dan korelasi parsial. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat korelasi negatif yang signifikan antara self-regulated learning dengan kecurangan akademik pada mahasiswa pascasarjana. Sementara itu, tidak ada korelasi yang signifikan antara muraqabah dengan kecurangan akademik mahasiswa pascasarjana.

Academic dishonesty has become a major problem in education to date. This recent study tries to examine the academic dishonesty on graduate students. The factors encouraging graduate students to cheat can be classified into two types. The first one is the factors that can be controlled by students, such as lack of preparation, fatigue, or lack of study time. The second type is the factors that are beyond the students control, such as health problems, complicated tasks or exams, or seeing other students cheat. Researcher predicts that self-regulated learning and muraqabah can be solutions to deal with these factors. In self-regulated learning, students can manage their learning effectively so as to avoid problems of lack of preparation, fatigue, or lack of study time. Thus, by improving their self-regulated learning, students should overcome the controllable factors of academic dishonesty. Meanwhile, muraqabah, defined as awareness of God's supervision, should be able to overcome the uncontrollable factors of academic dishonesty. Despite having difficulties during the exam or seeing other students cheat, the students who believe that they are being watched by God should refrain from cheating. This study used quantitative approach. The participants were Muslim graduate students who were selected through convenience sampling technique. Four instruments were used in this study: self-regulated learning questionnaire, muraqabah questionnaire, academic dishonesty questionnaire, and social desirability scale. The data was analyzed using descriptive statistics and partial correlation analysis technique. This study found that there is a significant negative correlation between self- regulated learning and academic dishonesty in graduate students. Meanwhile, there is no significant correlation between muraqabah and academic dishonesty in graduate students."
Depok: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2018
T52120
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>