Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 150612 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Diny Kamilah
"Jamur penyebab mikosis tertinggi di dunia dan di Indonesia adalah Candida spp. yang selanjutnya disebut sebagai kandidiasis. Tanaman johar merupakan salah satu sumber altenatif pencarian senyawa yang berkhasiat sebagai anti Candida spp. Sampai saat ini, belum ada penelitian menyeluruh aktivitas antijamur Candida spp. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi ekstrak, fraksi dan isolat paling aktif dari tanaman johar serta mengkarakterisasi senyawa aktif tersebut. Ekstraksi dilakukan secara bertingkat (n-heksan, etil asetat, metanol) dan dilanjutkan uji aktivitas anti Candida spp. Ekstrak teraktif yang di dapat difraksinasi dengan kromatografi kolom dan diuji aktivitas anti Candida spp. Pada fraksi teraktif dilakukan pemurnian isolat dengan kromatografi kolom dan rekristalisasi, serta uji aktivitas antijamur. Isolat teraktif yang didapat diidentifikasi menggunakan spektrometri FTIR, GCMS, 1H-NMR, 13C-NMR dan DEPT. Evaluasi anti Candida albicans dan Candida krusei menunjukan diameter hambat 2,20 cm; 1,36 cm untuk ekstrak n-heksan (ENH), 1,76 cm; 1,16 cm untuk ekstrak etil asetat (EEA) sedangkan ekstrak metanol tidak menunjukkan aktivitas. Hasil uji aktivitas anti Candida spp. dari 6 fraksi ENH menunjukkan adanya 2 fraksi teraktif yaitu fraksi 1 dan 2. Sedangkan dari 7 fraksi dari EEA, didapatkan fraksi teraktif adalah fraksi 1. Selanjutnya dilakukan isolasi terhadap semua fraksi teraktif dan didapat hanya 1 isolat aktif dari fraksi 2 ENH dengan nilai penghambatan 100 ppm pada C.albicans. dan 50 ppm pada C.krusei. Hasil karakterisasi dari isolat teraktif menunjukkan adanya stigmasterol. Penambatan molekuler antara senyawa stigmasterol dengan protein CYP51 menunjukkan nilai binding afinitas -11,44 untuk CYP51 C.albicans dan -10,84 untuk CYP51 C.krusei.

The highest number of mycosis-causing fungi in the world and in Indonesia are Candida spp. hereinafter referred to as candidiasis. Johar plant is an alternative source of compounds that are efficacious as anti-Candida spp. To date, there has been no thorough study of the antifungal activity of Candida spp. This study aims to identify the most active extracts, fractions and isolates from the johar plant and to characterize these active compounds. Extraction was carried out in stages (n-hexane, ethyl acetate, methanol) and continued with anti-Candida spp. The most active extract could be fractionated by column chromatography and tested for anti-Candida spp. The most active fraction was purified by column chromatography and recrystallization, as well as antifungal activity test. The most active isolates obtained were identified using FTIR, GCMS, 1H-NMR, 13C-NMR and DEPT spectrometry. Evaluation of anti Candida albicans and Candida krusei showed an inhibition diameter of 2.20 cm; 1.36 cm for n-hexane extract (ENH), 1.76 cm; 1.16 cm for ethyl acetate extract (EEA) while the methanol extract showed no activity. The results of the anti-Candida spp. activity test. of the 6 ENH fractions showed the presence of 2 of the most active fractions, namely fractions 1 and 2. Meanwhile, of the 7 fractions from EEA, the most active fraction was obtained was fraction 1. Further isolation of all the most active fractions was carried out and only 1 active isolate was obtained from ENH fraction 2 with an inhibition value of 100 ppm in C.albicans. and 50 ppm on C. krusei. The characterization results of the most active isolates showed the presence of stigmasterol. Molecular binding between the stigmasterol compound and the CYP51 protein showed a binding affinity value of -11.44 for CYP51 C.albicans and -10.84 for CYP51 C.krusei. "
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aes Dei Sandia
"ABSTRAK
Agen pencerah kulit yang berasal dari bahan alam kini banyak diteliti karena dinilai
lebih aman. Salah satu tanaman yang memiliki potensi sebagai agen pencerah kulit
adalah Cassia fistula L. Penelitian ini dilakukan untuk menguji secara in vitro
aktivitas antioksidan dan penghambatan tirosinase oleh fraksi air daun Cassia fistula
L. serta uji manfaat fraksi tersebut dalam sediaan gel. Penetapan antioksidan dengan
metode DPPH dan uji penghambatan tirosinase dengan microplate reader. Uji
manfaat dilakukan pada 33 orang wanita dengan penggunaan gel dengan konsentrasi
2% selama 28 hari yag dibandingkan dengan kontrol negatif. Uji aktivitas antioksidan
didapatkan hasil IC50 118,05.1 μg/ml dibandingkan dengan vitamin C dengan nilai
IC50 2,51 μg/ml. Sedangkan aktivitas inhibisi tirosinase oleh fraksi air didapatkan
nilai IC50 165,27 μg/ml yang dibandingkan dengan asam kojat sebagai kontrol positif
dengan nilai IC50 7,12 μg/ml. Uji kinetika menunjukkan fraksi air daun trengguli
menginhibisi tirosinase secara unkompetitif. Uji manfaat dengan analisis bivariat, gel
yang mengandung fraksi air daun trengguli dengan uji T-test berpasangan terbukti ada
penurunan yang signifikan secara statistik didapati p 0,000 (p<0,05), dengan rata-rata
penurunan indeks melanin kulit sebesar 4,54 sampai dengan 5,03. Berdasarkan hasil
tersebut dapat disimpulkan fraksi air daun trengguli memiliki kemampuan sebagai
agen pencerah kulit.

ABSTRACT
Skin-lightening agent derived from natural materials widely researched now because
it is more secure than syntetic agent. One of the plants that have potential as a skin
lightening agent is Cassia fistula L. This researches was conducted to examine the in
vitro antioxidant activity and inhibition of tyrosinase by a water fraction of Cassia
fistula L. leaves and the efficacy test of trengguli water fraction in gel formulation.
Determination of antioxidant with DPPH and tyrosinase inhibition test with a
microplate reader. Efficacy test conducted on 33 women used the gel for 28 days with
2% concentration compared with negative controls. Antioxidant activity assay
showed IC50 118,05 μg/ml compared with vitamin C with IC50 value 2,51 μg/ml.
Activity of tyrosinase inhibition by water fraction obtained IC50 value 165,27 μg/ml
compared with kojic acid as positive control with IC50 value of 7,12 μg/ml . Enzyme
kinetics assay showed that water fraction of trengguli leaves extract inhibited
tyrosinase with uncompetitive inhibition type. Efficacy test using bivariate analysis,
gel formulation containing 2% water fraction of trengguli leaves with paired T-test
proved there was a statistically significant decrease, p- value 0,000 ( p < 0,05 ), with
an average decrease in skin melanin index of 4,54 to 5,03. Based on these results can
be concluded trengguli leaves water fraction has the ability as a skin lightening
agent ."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2014
T39232
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kusmardi
"Ketepeng Cina (KC) (Cassia alata L.) telah dilaporkan memiliki potensi untuk merangsang respon imun. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak etanol KC terhadap aktivitas dan kapasitas makrofag. Duapuluh empat ekor mencit Swiss dibagi ke dalam 6 kelompok. Kelompok kontrol pertama (Group I) mendapatkan phytohemaglutinin, kontrol kedua (group II) mendapatkan CMC Na 0,5%, kontrol ketiga (group III) mendapatkan akuades. Sedangkan kelompok perlakuan: group IV mendapatkan 42 mg ekstrak etanol KC/20 g BB, group V 84 mg/20 BB dan dan group VI 168 mg/20 g BB. Ekstrak diberikan sejak hari pertama hingga ketujuh. Pada hari kedelapan, kepada masing-masing mencit diinjeksikan intraperitoneal bakteri Staphylococcus aureus (SA). Aktivitas dan kapasitas sel makrofag dihitung dari sediaan apus cairan peritoneum dengan menghitung persentase fagosit yang melakukan fagositosis dari 100 fagosit. Kapasitas fagositosis ditetapkan berdasarkan jumlah SA yang difagositosis oleh 50 fagosit aktif. Aktivitas fagositosis meningkat seiring dengan peningkatan dosis ekstrak etanol KC. Aktivitas dan kapasitas terendah terjadi pada kelompok kontrol (Kelompok II dan III), meningkat pada kelompok IV, V, kontrol positif (Kelompok I) dan Kelompok VI.

The Effect of Ethanol Extract of Ketepeng Cina (Cassia alata L.) on the Macropages Activities and Capacyties. Ketepeng cina (KC) (Cassia alata L.) has already been reported to stimulate the immune response. The current study investigates the role of KC on mice macrophages activities and capacyties. Twenty four Swiss mice were divided into 6 equal groups. The first control group (Group I), received phytohemaglutinin. The second control group (Group II), was given CMC Na 0,5%. The third control group (Group III), was given aquadest. The cases group: group IV received 42 mg ethanol extract of KC/20 g BW, group V received 84 mg/20 BW, and group VI received 168 mg/20 g BW. These were admonished orally on day 1 until 7. On day 8, Staphylococcus aureus (SA) were injected intraperitoneally. The macrophages activities and capacyties were counted on slide smears of mice peritoneal fluid. According to enhancement of dose, either the macrophages activities or capacyties were found. The lowest activity encounter on the negative control (group II and III) followed by Group IV, V, positive control (group I) and group VI."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; Fakultas Farmasi Universitas Pancasila, 2007
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Pudjiastuti
"Penelitian tentang aktivitas antibakteri dan antijamur dari infus kulit batang trengguli (Cassia fistula Linn.) terhadap bakteri Sta.phylococcus aureus, Pseudomonas aeruginosa, Proteus vulgaris dan jamur Candida al bicans, Trichophyton men tagrophytes, Trichophyton rubrum dan Microsporum canis telah dilakukan di Laboratorlum Mikrobiologi, Jurusan Farmasi, FMIPA-UI, Depok.
Tujuan dari penel i tian ini adalah untuk mengetahui efek antibakteri dan antijamur infuslkulit batang Cassia fistula Linn. terhadap Staphylococcus aureus, Pseudomonas aeruginosa, Proteus vulgaris, Candida al bicans, Trichophyton mentagrophytes, Trichophyton rubrum dan Microsporum canis dengan menentukan zona hambatan pertumbuban dengan metode cakram dan kadar hambat minimal dengan metode dilusi.
Hasil penelitian menunjuk~an bahwa infus kulit batang Cassia fistula Linn. memberikan zona hambatan pertumbuhan dan kadar hambat minimal terhadap Staphylococcus aureus, Pseudomonas aeruginosa dan Proteus, vulgaris; memberikan kadar hambat minimal terhadap Trichophyton rubrum dan Microsporum canis; akan tetapi tidak memberikan efek terhadap Candida albicans dan Trichophyton mentagrophytes."
Depok: Universitas Indonesia, 1994
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erwan
"ABSTRAK
Turunnya nilai rupiah sejak pertengahan 1997, mendorong peningkatan nilai ekspor komoditas perkebunan, seperti tembakau meningkat, 46,07%, rempah-rempah meningkat 16,43% dibanding tahun 1997, sementara itu nilai ekspor kayumanis, salah komoditas perkebunan justru mengalami penurunan sebesar 11,83%. Demikian pula bila dilihat dari segi harga komoditas perkebunan di dalam negeri (dalam rupiah), tahun 1998 mengalami peningkatan yang relatif besar, seperti harga lada putih mengalami peningkatan 347,68%, harga kopi robusta meningkat 264,78%, harga karet meningkat 84,94%. Harga kayumanis mengalami peningkatan yang paling kecil, yaitu hanya 20,76%.
Berdasarkan kenyataan yang diuraikan di atas, menimbulkan beberapa pertanyan yang menjadi pokok permasalah penelitian ini, yakni faktor-faktor apa yang mempengaruhi daya saing kayumanis Indonesia di pasar intemasional, bagaimapula posisi kayu manis Indonesia dalam persaingan di pasar intemasional, bagaimana strategi bersaing kayumanis Indonesia dalam menghadapi persaingan yang makin ketat, serta bagaimana peluang pengolahan kayumanis di Indonesia.
Untuk menjawab pertanyaan penelitian, mengenai pengkajian ekspor kayumanis Indonesia, dan peluang pengolahan kayumanis di Indonesia, dilakukan dengan menggunakan kerangka manajemen strategik. Untuk menentukan posisi kayumanis Indonesia dalam persaingan di pasar internasional dan untuk menentukan strategi bersaing kayumanis Indonesia di pasar Internasional dilakukan dengan menggunakan Internal-External (IE) matrix, SWOT matriks.
Dari analisis dengan mengunakan IE matrix ditemukan bahwa posisi kayumanis Indonesia berada pada kuadran V yaitu posisi bertahan, sedangkan dari analisis SWOT matriks ditemukan faktor yang menjadi penyabab utama Iemahnya daya saing kayumanis Indonesia di pasar intemasional yaitu kuatnya posisi pembeli dan meningkatnya persaingan, sementara itu strategi yang digunakan Indonesia selama ini tidak efektif baik dalam bidang pemasaran, produksi maupun sumber daya manusia.
Untuk meningkat daya saing ekspor kayumanis Indonesia di pasar intemasional dilakukan dengan strategi penetrasi pasar, strategi aliansi, untuk mendukung strategi tersebut diperlukan strategi pemasaran, strategi sumber daya manusia dan strategi produksi. Strategi ini juga harus didukung dengan pembenahan kelembagaan dengan meningkatkan peranan Asosiasi Eksportir Cassia Indonesia dan Koperasi para petani kayumanis."
1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Prisnu Tirtanirmala
"Emodin, salah satu senyawa bioaktif daun ketepeng cina (Cassia alata L.), memiliki efek farmakologis pada penyakit Alzheimer. Diperlukan suatu metode ekstraksi daun ketepeng cina untuk meningkatkan rendemen emodin yang tersari, menggunakan natural deep eutectic solvents (NaDES). Penelitian ini bertujuan mengetahui efek NaDES sebagai pelarut ekstraksi daun ketepeng cina dalam meningkatkan rendemen emodin serta pengaruhnya terhadap aktivitas penghambatan enzim asetilkolinesterase. Dari lima kombinasi NaDES dilakukan evaluasi untuk dipilih satu NaDES yang dapat memberikan rendemen tertinggi terhadap kadar emodin dan total antrakuinon tersari. Untuk menentukan kondisi ekstraksi yang optimal, digunakan metode permukaan respon dengan Desain Box Behnken. Uji aktivitas penghambatan enzim asetilkolinesterase in vitro dilakukan menggunakan kit, sedangkan untuk in silico dilakukan menggunakan metode penambatan molekuler. Hasil penelitian menunjukkan bahwa NaDES terpilih adalah asam laktat:kolin klorida (2:1) dengan kondisi optimal ekstraksi pada suhu ekstraksi 53°C, waktu ekstraksi 19 menit, dan rasio serbuk terhadap pelarut 1:20 g/mL. Ekstraksi menggunakan NaDES terpilih dapat menghasilkan rendemen emodin tersari sebesar 55,911 µg/mL dan total antrakuinon sebesar 161,568 µg/mL sehingga diperoleh rendemen kadar emodin sebesar 1.3 kali dan kadar total antrakuinon tersari sebesar 1.5 kali lebih tinggi dibandingkan dengan ekstraksi menggunakan etanol 96%. Uji aktivitas menghasilkan data inhibitory concentration (IC50) ekstrak NaDES sebesar 56,293 µg/mL, sedangkan ekstrak etanol 96% pada konsentrasi 500 µg/mL mampu memberikan persentase penghambatan sebesar 45,468%. Kesimpulannya, NaDES asam laktat:kolin klorida (2:1) dapat dimanfaatkan sebagai pelarut alternatif dalam ekstraksi daun ketepeng cina yang lebih efektif dan efisien dalam meningkatkan rendemen emodin dan menghambat enzim asetilkolinesterase dibandingkan dengan pelarut etanol 96%.

Emodin, a bioactive compound found in Cassia alata L. leaves, has pharmacological effects on Alzheimer's disease. A method is needed to extract Cassia alata leaves to increase the yield of emodin, using natural deep eutectic solvents (NaDES). This study aims to determine the effects of NaDES as a solvent for extracting Cassia alata leaves to enhance emodin yield and its effect on acetylcholinesterase enzyme inhibition activity. Five NaDES combinations were evaluated to select the one that provides the highest yield of emodin and total anthraquinones. The optimal extraction conditions were determined using response surface methodology with a Box-Behnken design. Acetylcholinesterase inhibition activity was tested in vitro using a kit and in silico using molecular docking. The results showed that the selected NaDES was lactic acid:choline chloride (2:1), with optimal extraction conditions at 53°C, 19 minutes, and a powder-to-solvent ratio of 1:20 g/mL. Extraction with the selected NaDES yielded 55.911 µg/mL of emodin and 161.568 µg/mL of total anthraquinones, resulting in emodin yields 1.3 times and total anthraquinones 1.5 times higher than extraction with 96% ethanol. The inhibitory concentration (IC50) of NaDES extract was 56.293 µg/mL, while the 96% ethanol extract showed 45.468% inhibition at 500 µg/mL. In conclusion, NaDES (lactic acid:choline chloride 2:1) can be used as an effective and efficient alternative solvent for extracting Cassia alata leaves, improving emodin yield and inhibiting acetylcholinesterase compared to conventional 96% ethanol solvent."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fadel Lukman Hakim
"Sintesis nanopartikel ZnO, Bi2Sn2O7, dan nanokomposit ZnO/Bi2Sn2O7 berhasil dilakukan menggunakan ekstrak daun ketepeng cina (Cassia Alata) dalam sistem dua fasa (heksana- air) dengan metode pengadukan kecepatan tinggi. Senyawa metabolit sekunder yaitu alkaloid pada fasa heksana digunakan sebagai agen penghidrolisa (sumber basa lemah –OH), sedangkan saponin dan steroid digunakan sebagai agen penstabil (capping agent). Hasil sintesis selanjutnya dikarakterisasi menggunakan instrumentasi spektrofotometer UV-Vis, UV-Vis DRS, spektroskopi FTIR, XRD, PSA, SEM-EDX, dan TEM. Hasil karakterisasi UV-Vis DRS menunjukkan bahwa nanopartikel ZnO, Bi2Sn2O7, dan nanokomposit ZnO/Bi2Sn2O7 memiliki nilai band gap berturut-turut 3,14; 2,79; dan 3,02 eV. Aktivitas fotodegradasi nanokomposit ZnO/Bi2Sn2O7 terhadap rhodamin B lebih baik daripada nanopartikel ZnO dan Bi2Sn2O7 dengan persentase berturut-turut sebesar 76,58; 64,43; dan 57,07% dibawah sinar tampak selama 120 menit penyinaran. Kinetika fotodegradasi rhodamin B menggunakan nanokomposit ZnO/ Bi2Sn2O7 mengikuti reaksi orde satu semu
Synthesis of ZnO nanoparticle, Bi2Sn2O7 nanoparticle, and ZnO/Bi2Sn2O7 nanocomposites have been done by Cassia Alata leaf extract in two phases system with high speed stirring method. Alkaloid, a secondary metabolite compound, is used as hydrolysis agent (base source -OH), and saponin is used as capping agent. The synthesized product is characterized by UV-Vis spectrophotometer, UV-Vis DRS spectrophotometer, FTIR spectroscopy, XRD, PSA, SEM-EDX, and TEM. UV-Vis DRS characterized product shows that ZnO nanoparticle, Bi2Sn2O7 nanoparticle, and ZnO/Bi2Sn2O7 nanocomposites have band gap value at 3,14; 2,79; and 3,02 eV, respectively. Photodegradation activity of rhodamine B using ZnO/Bi2Sn2O7 nanocomposites is better than ZnO and Bi2Sn2O7 nanoparticles under visible light for 120 minutes of radiation. Degradation percentage of rhodamine B using ZnO/Bi2Sn2O7 nanocomposites is better than ZnO and Bi2Sn2O7 nanoparticles for about 76.58; 64.43; and 57.07% respectively. Photodegradation kinetics of rhodamine B using ZnO/Bi2Sn2O7 nanocomposites follows a pseudo first order reaction."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yoga Arif Syah Hidayat
"ABSTRACT
Demam berdarah dengue (DBD) memiliki prevalensi yang tinggi di daerah subtropis dan tropis, khususnya di kawasan Asia Pasifik. Di Indonesia sebagai salah satu negara di kawasan tersebut, angka kesakitan DBD mencapai 49,5 per 100.000 penduduk di tahun 2015. Terapi suportif masih menjadi standar tata laksana kasus DBD karena terapi spesifik terhadap dengue virus (DENV) belum ditemukan hingga kini walaupun angka kematian penyakit terkait dapat mencapai 20% bila terjadi komplikasi dengue shock syndrome (DSS). Penelitian ini merupakan studi eksperimental untuk mengetahui aktivitas ekstrak daun trengguli dalam menghambat replikasi DENV dengan menggunakan sel Huh7it-1 dan DENV. Tingkat toksisitas ekstrak diperoleh melalui uji MTT dalam bentuk nilai half-cytotoxic consentration (CC50), sedangkan kemampuan penghambatan replikasi DENV diperoleh melalui uji fokus dalam bentuk nilai half-inhibitory concentration (IC50). Nilai indeks selektivitas (SI) didapatkan dari kedua nilai tersebut. Hasil menunjukkan bahwa ektrak daun trengguli memiliki nilai CC<50, IC50 dan SI sebesar 81,25 µg/mL, 23,66 µg/mL  dan 3,43. Nilai IC50 yang didapatkan menunjukkan adanya efek antiviral ekstrak daun trengguli, akan tetapi nilai CC50 yang rendah menyebabkan nilai SI sangat rendah. Nilai SI yang rendah memerlukan penelitian lebih lanjut dengan fraksinasi ektrak untuk menurunkan efek toksik terhadap sel.

ABSTRACT
Dengue fever has high prevalence in subtropical and tropical area, especially in Asia Pacific region. In Indonesia as one of the country in the region, the incidence rate of dengue fever reached 49,5 per 100.000 person in 2015. Supportive treatment is still the standard of dengue fever therapy because the specific therapy against dengue virus (DENV) has not been found yet although the mortality rate of the disease reached 20% in the incidence of its complication, dengue shock syndrome (DSS). This is an experimental study to measure the activity of the Cassia fistula leaves extract in inhibiting the replication of DENV using Huh7it-1 cell and DENV. The toxicity level of the extract was obtained from MTT assay test as half-cytotoxic concentration (CC50) score, while the DENV replication inhibitory level was obtained from focus assay test as half-inhibitory concentration (IC50). From both scores, the score of selectivity index (SI) was obtained. From the experiment, the scores of CC50, IC50 and SI were 81,25 µg/mL, 23,66 µg/mL and 3,43. The score of IC50 acquired shown that there are antiviral activity of Cassia fistula leaves extract, but the low score of CC50 reduced the SI score. The low score of SI needed further research with extract fractination to reduce the toxicity level to the cell."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adilla Nityasari Nugroho
"

Indonesia masih menjadi negara  dengan penyebaran kasus demam berdarah dengue (DBD) yang tinggi yaitu tercatat 100.347 kasus demam berdahar dengan angka kematian sebesar 907 orang pada tahun 2014. Hingga saat ini belum ditemukan antivirus spesifik untuk penyakit DBD sehingga penanganan yang dilakukan berupa tata laksana suportif. Cassia alata yang biasa disebut dengan daun ketepeng Cina memiliki potensi pengobatan yang besar dan telah digunakan sebagai bahan obat tradisional. Tumbuhan ini menghasilkan berbagai macam molekul bioaktif sehingga dapat digunakan sebagai bahan dasar obat untuk berbagai macam penyakit. Pada tumbuhan ini terdapat berbagai zat kimia seperti fenol,tanin, alkaloid, steroid, flavonoid, saponin, karbohidrat, dan glikosida anthraquinon. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui ekstrak daun Cassia alata dengan fraksi heksana terhadap replikasi DENV-2 in vitro dengan mencari nilai IC50, CC­50, dan Indeks Selektivitas (SI) pada sel Huh7it-1 yang terinfeksi dengan DENV. Ekstrak diberikan pada konsentrasi 2,5μg/ml, 5μg/ml, 10μg/ml, 20μg/ml, 40μg/ml dan 80μg/ml. Nilai IC50 didapatkan dengan menggunakan metode Foccus Assay, sedangkan nilai CC50 didapatkan dengan uji MTT. Hasil yang didaptakn menunjukan nilai IC50, CC­50, dan Indeks Selektivitas (SI) secara berurutan yakni 0.005 mg/mL, 47,469 mg/ml, dan 9246,311. Kesimpulan yang didapatkan dari nilai tersebut adalah ekstrak daun Cassia alata dengan fraksi heksana memili potensi untuk menginhibisi replikasi DENV dan tidak bersifat toksik terhadap sel pada konsentrasi inhibisi, dan dapat dikembangan sebagai antiviral.


Indonesia is still one of the country with the highest disease of dengue hemmorrhagic fever with records of 100.347 cases of dengue hemorrhagic fever and mortality of 907 cases at 2014. Until now, the spesific antiviral of dengue hemmorhagic fever has not been established and only supportive care is used for dengue hemorrhagic fever management. Cassia alata is known to have a potential as a cure and has been used as a material for traditional medicine. This plant has lots of bioactive molecule that can be used as a cure to infection disease. Cassia alata extract some chemical molecule such as fenole, tanine, alcaloid, steroid, flavonoid, saponine, etc. This study shows the effect of Cassia alata Linn extract using hexane fraction to DENV-2 replication in vitro in Huh7it-1 that has been infected by DENV by searching for IC50, CC50, and Selectivity Index (SI) value. Extract is given in concentration 2,5μg/ml, 5μg/ml, 10μg/ml, 20μg/ml, 40μg/ml, and 80μg/ml. The value of IC50is determined using Focus Assay, while the CC50 value is determined trough MTT assay. The result showed the value of IC50, CC50, and Selectivity Index (SI) consecutively is 0.005133866 μg/mL, 47,4693 μg/ml, and 9246,311. Those value showed that extract of Cassia alata Linn using hexane fracton has inhibition potential against DENV replication and was not toxic to cells, thus conclude that it could be developed as antivirals."
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2018
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>