Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 15179 dokumen yang sesuai dengan query
cover
MUL 9 (1-2)2010
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Ritonga, Noah Chrisella Gabriel
"Makian atau umpatan merupakan sebuah perilaku bahasa yang lazim dalam budaya tutur lisan. Makian seringkali juga ditemukan dalam sketsa komedi atau sketch comedy. Dalam sebuah sketsa, seringkali menggunakan berbagai variasi kata makian beserta fungsinya yang juga beragam. Fungsi kata makian yang beragam dalam dialog muncul secara kontekstual yang dapat dilihat dari unsur nonverbal, seperti ekspresi wajah, suara, dan gerak tubuh. Menurut Andersson dan Trudgill serta Burridge dan Stebbins, kata makian memiliki empat fungsi, yakni abusive, expletivestylistic atau auxiliary, dan social atau humorous. Penelitian ini akan membahas bentuk makna dan fungsi kata makian dalam  tiga video sketsa komedi Slupschutters tahun 2019 dengan menggunakan metode desktriptif kualitatif serta penghitungan data. Hasil analisis menunjukkan beberapa temuan baru seperti kata tunggal yang bermakna positif bisa berfungsi sebagai kata makian dan terdapat variasi penggunaan interjeksi dalam tuturan lisan.

Pursing or swearing is a language behavior that is common in oral speech culture. Swearing can also be found in a sketch comedy. In a sketch, there are various swearwords with their own functions. Contextually, the variations of swearwords` function can be seen from nonverbal elements, such as facial expression, voice, and gesture. According to Andersson and Trudgill and Burridge and Stebbins, there are four functions of swearwords (expletive, abusive, stylistic/auxiliary, social/humorous). This journal focuses on the analyzing the swearwords` form of meaning functions in the three episodes of sketch comedy Sluipschutters (2019) based on context and speech situations they are spoken. This research uses qualitative descriptive method, supported by calculation of datas. Analysis` results show that there are several new findings, such as a single word that has a positive meaning can be used as a swear word and there are some variation in the use of interjection in oral speech.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2020
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Wilis Putri Andreasti
"Skripsi ini membahas fungsi bahasa Roman Jakobson yang muncul pada ujaran dalam film Fack Ju Göhte yang mengandung kata Arsch dalam berbagai bentuk. Film Fack Ju Göhte dipilih karena merupakan film komedi remaja yang menjadi film tersukses di Jerman pada tahun 2013. Teori yang digunakan, yaitu fungsi bahasa, makna kata, dan morfologi dalam bahasa Jerman. Hasil dari penelitian ini adalah kalimat yang mengandung kata Arsch memiliki fungsi referensial, emotif, konatif, dan puitis. Selain itu, kalimat yang mengandung kata Arsch lebih banyak muncul bukan sebagai makian.

This thesis discusses Roman Jakobson?s functions of language in a statement uttered in a film called Fack Ju Göhte, which contains the word Arsch in various forms. The Fack Ju Göhte film is chosen because it is a young adult comedy that became the most successful film in Germany in the year 2013. The theories being used are language function, the meaning of a word, and morphology in Germany language. The result from this research is the finding that sentences that contain the word Arsch have the functions of referential, emotive, conative, and poetic. Furthermore, sentences that contain the word Arsch appear more often not as a swearing."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2015
S61896
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Odin Rosidin
"Tesis ini merupakan laporan penelitian tentang klasifikasi dan deskripsi bentuk, kategori, dan sumber makian, serta alasan penggunaan makian oleh responden lakilaki dan oleh responden perempuan. Responden penelitian ini terdiri atas 43 orang laki-laki dan 43 orang perempuan. Melalui kuesioner diperoleh sebanyak 95 buah makian yang digunakan oleh responden laki-laki dan sebanyak 143 buah makian yang digunakan oleh responden perempuan. Analisis data makian dilakukan berdasarkan sudut pandang bentuk, kategori, dan sumber makian, serta alasan penggunaan makian.
Temuan penelitian ini menunjukkan (1) tidak terdapat perbedaan klasifikasi bentuk makian antara makian yang digunakan oleh responden laki-laki dan oleh responden perempuan, (2) tidak terdapat perbedaan klasifikasi kategori makian antara makian yang digunakan oleh responden laki-laki dan oleh responden perempuan, (3) tidak terdapat perbedaan klasifikasi sumber makian antara makian yang digunakan oleh responden laki-laki dan oleh responden perempuan, dan (4) tidak terdapat perbedaan klasifikasi alasan penggunaan makian antara alasan responden laki-laki dan alasan responden perempuan.

This thesis is a research report on the clasification and description of forms, categories, and sources of swearing, as well as the reason of using swearing performed by the male and female students as the respondents. There are 86 taken as the sample that consist of 43 male and 43 female. Based on the questionnaire, there are 95 kinds of swearing performed by male students and 143 by female.
Based on the findings of the research, it shows that: (1) there is no difference between the forms of swearing performed by male and female respondents; (2) there is no difference between the categories of swearing perfomed by male and female respondents; (3) there is no difference between the sources of swearing performed by male and female respondents; and (4) there is also no difference between the reasons of using swearing performed by male and female respondents."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2010
T27827
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Rahmawanto
"Skripsi ini membahas tentang satuan lingual -ing dalam Bahasa Jawa Laras Pedalangan Gaya Surakarta. Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi fungsi satuan lingual -ing dalam Bahasa Jawa Laras Pedalangan Gaya Surakarta. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif analisis. Data dalam penelitian ini berupa kalimat yang mengandung satuan lingual -ing yang terdapat dalam buku pakem pedalangan gaya Surakarta. Teori penelitian ini mengacu pada Sudaryanto (1978), A. Chaedar (1990), J.W.M. Verhaar (1999), Sudaryanto (1991), Harimurti (2002), dan Wedhawati (2006). Hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa terdapat fungsi-fungsi satuan lingual -ing dalam Bahasa Jawa Laras Pedalangan Gaya Surakarta.

This thesis discusses about lingual unit of -ing in Javanese Surakarta's Style Wayang Language. This research aims to identifies function of lingual unit -ing in Javanese Surakarta's style Wayang Language. The research method that used in this research is descriptive method of analysis. The data research is a sentences that contain a lingual unit of -ing in Surakarta's style puppetry grip. This research theory referenced to Sudaryanto (1978), A. Chaedar (1990), J.W.M. Verhaar (1999), Sudaryanto (1991), Harimurti (2002) and Wedhawati (2006). The research show that there are several function of lingual unit -ing in Javanese as Surakarta's Style Wayang Language.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2014
S54284
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fina Haryanti Azzahra
"Satuan lingual -e bahasa Jawa memiliki dua variasi (alomorf), yaitu -e dan -ne. Berdasarkan buku Tata Bahasa Jawa Mutakhir, secara umum, alomorf -e dapat melekat pada kata berakhiran fonem konsonan dan alomorf -ne dapat melekat pada kata berakhiran fonem vokal. Akan tetapi, dalam data bahasa Jawa di Cirebon, terdapat alomorf -e dan -ne yang sama-sama dapat melekat pada kata berakhiran fonem vokal. Berdasarkan latar belakang tersebut, penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan pengaruh fonem akhir kata terhadap alomorf -e dan -ne dalam bahasa Jawa di Cirebon dengan ragam sumber data yang berbeda. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang bersifat deskriptif. Sumber data ragam tulis yang digunakan adalah buku (BK) Kumpulan Jogregan dan Demang Karang Kletak (Naskah Drama Cerbonan). Sumber data ragam lisan yang digunakan berupa wawancara (WR) dan obrolan WhatsApp (WA) berbahasa Jawa di Cirebon. Pengumpulan data BK dilakukan dengan cara memindai teks dalam bentuk digital. Data WR dikumpulkan dengan melakukan perekaman dan wawancara yang kemudian ditrankripsi menggunakan ELAN. Data WA dikumpulkan menggunakan fitur ekspor riwayat obrolan. Penyediaan data diproses menggunakan Antconc. Data pada penelitian ini adalah kata-kata berakhiran satuan lingual -e. Analisis dilakukan berdasarkan fonem akhir kata, suku kata, dan kategori. Penelitian ini menunjukkan bahwa -e bahasa Jawa di Cirebon tidak dipengaruhi oleh fonem akhir kata yang dilekati, sedangkan -ne mendapat pengaruh. Satuan lingual -e yang melekat pada fonem vokal mempengaruhi fonotaktik bahasa Jawa dan membentuk deret vokal baru.

Lingual constituents -e Javanese in Cirebon has two variations (allomorphs), there are -e and -ne. Based on Tata Bahasa Jawa Mutakhir book, the -e allomorph generally can be attached to words ending by consonant phoneme, while the -ne allomorph can be attached to words ending by vowel phoneme. However, data from the Javanese language in Cirebon, there are -e and -ne allomorphs which can be attached to words ending by vowel phonemes. Based on this background, this research aims to explain the influence of phonemes in the ending of words towards -e and -ne allomorphs Javanese in Cirebon using a variety of different data sources. This research uses a descriptive qualitative approach. The written variety data sources are books (BK) Kumpulan Jogregan dan Demang Karang Kletak (Naskah Drama Cerbonan). The verbal data sources are interviews (WR) and WhatsApp chats (WA) that used Javanese in Cirebon. BK data collection is carried out by scanning text in digital form. WR data was collected by recording and interviewing which was then transcribed using ELAN. WA data is collected using the chat history export feature. Data provision is processed using AntConc. The data in this study are words ending by the lingual constituents -e. Analysis was carried out based on phonemes in the end of words, syllables, and categories. This research shows that -e in the Javanese language in Cirebon is not influenced by the phoneme of words ending that attached to, while -ne is influenced. The lingual constituents -e that attached to the vowel phoneme, influences the phonotactics of the Javanese language and forms a new vowel series."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Sudaryanto
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 1994
499.222 SUD p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Abdillah A. Rahim
Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1998
499.221 5 ABD t (1)
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Starry Leticia Virtue
"Dalam pembelajaran bahasa, seseorang cenderung diajarkan untuk berbahasa dengan santun. Namun, pada kenyataannya penggunaan kata-kata kasar seperti umpatan kerap kali ditemui dalam interaksi sehari-hari. Umpatan juga dapat ditemui dalam media hiburan, anime atau animasi Jepang merupakan salah satunya. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan bagaimana tuturan umpatan dalam bahasa Jepang itu direalisasikan. Berdasarkan pencermatan terhadap tuturan dengan kata umpatan bermakna ‘bodoh’ yakni baka dan aho pada anime Bungo Stray Dogs, ditemukan 5 variasi dari kata baka, yakni (i) baka, (ii) bakayarou, (iii) bakamegane, (iv) oobaka, dan (v) oobakayarou. Sedangkan pada kata aho, ditemukan 2 variasi, yakni (i) aho dan (ii) doaho. Variasi-variasi kata umpatan tersebut menunjukkan adanya perbedaan intensitas makna yang dikandung. Cara penyampaian umpatan tersebut pun beragam, menjadikan tiap-tiap tuturan yang diujarkan penutur memiliki maksud yang berbeda bergantung pada bagaimana umpatan tersebut dikomunikasikan.

When studying language, people tend to be taught to speak politely. Even so, swearing, which considered rude, can be found in nearly every daily situation. Swearing can also be found in entertainment, including anime or Japanese animation. Thus, the purpose of this study is to explain the realization of swearing in Japanese. Based on the observation of utterances with swear words containing the meaning ‘stupid’ such as baka and aho in the anime Bungo Stray Dogs, there are 5 variations of the word baka, namely, (i) baka, (ii) bakayarou, (iii) bakamegane, (iv) oobaka, and (v) oobakayarou. Whereas for the word aho, there are 2 variations, (i) aho and (ii) doaho. These variations showed that there are differences in the intensity of the meaning from each swear word. The way those swear words are delivered also varies. Depending on how the swear word is communicated, each utterance uttered by the speaker can have a different meaning"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>